Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NAWAL AZKIA

NIM : P07131119026
Mata Kuliah : IPTEK

RESUME SEMINAR DENGAN TEMA” MENDUKUNG PEMBERIAN MPASI YANG


BAIK DAN PENTINGNYA ASUPAN ZAT BESI YANG ADEKUAT UNTUK
MENDUKUNG TUMBUH KEMBANG OPTIMAL ANAK”.

Materi 1: Dukung Tumbuh Kembang Anak dengan Nutrisi yang Optimal hingga Masa
MPASI

Pemateri 1: dr. Moretta Damayanti, M.Kes, SpA(K)

MPASI (makanan pendamping ASI) adalah makanan yang diberikan saat bayi berumur 6
bulan/180 hari, karena pada usia tsb ASI tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan si bayi
(hanya mencukupi 25-30% kebutuhan saja). MPASI yang diberikan harus memenuhi
kecukupan energi, makronutrien, dam mikronutrien.

Tekstur Frekuensi Banyaknya


Usia Perkembangan anak
MPASI MPASI MPASI/porsi
0-6 bln  Menujukkan respon
membuka mulut
Ketika sendok
Kebutuhan energi dan nutrisi bayi dapat terpenuhi
didekatkan.
seluruhnya dari ASI.
 Dapat memindahkan
makanan dari sendok
ke mulut.
6-9 bln  Bayi dapat Puree/saring 2-3 kali makan 3 sdm – ½
memindahkan dan besar dan 1-2 mangkuk
makanan dari satu mashed/lunak makanan ukuran 250 ml
sisi mulut ke sisi selingan
lainnya.
 Gigi depan bayi
mulai tumbuh.
 Bayi dapat menelan
makanan dengan
tekstur yang lebih
kental.
9-12  Bayi dapat Cincang halus, 3-4 kali makan ½ mangkuk
bln merapatkan bibir saat cincang kasar, besar dan 1-2 ukuran 250 ml
disuapi untuk dam finger makanan
membersihkan sisa foods. selingan
makanan di sendok.
 Bayi dapat menggigit
makanan dengan
tekstur yang lebih
keras, sejalan dengan
tumbuhnya gigi.
12-23  Dapat beradaptasi Makanan 3-4 kali makan ¾ - 1 mangkuk
bln dengan segala keluarga besar dan 1-2 penuh ukuran
macam tekstur makanan 250 ml
makanan, namun selingan
belum dapat
mengunyah secara
sempurna.
 Mulai beradaptasi
dengan segala menu
makanan yang
diberikan, termasuk
makanan keluarga.
Catatan: energi yang dibutuhkan dari MPASI usia 6-9 bulan adalah 200 Kkal/hari, usia 9-
12 bulan adalah 300 Kkal/hari, usia 12-23 bulan adalah 550 Kkal/hari

Tanda anak siap makan adalah kontrol kepala (kepala tegak dan stabil saat didudukan),
refleks menjulurkan lidah, selera makan meningkat, dan ketertarikan pada makanan yang
sudah ada.
Keterlambatan pemberian makanan padat akan memengaruhi perkembangan sensori-
motor oral, penstabilan posisi badan, penyokong kepala tetap tegak, pergerakan tungkai.

MPASI harus aman dan higienis seperti utamakan kebersihan, pisahkan makanan mentah
dengan matang, jaga suhu makanan, dan gunakan air dan bahan baku yang aman.
Materi 2: Peran Zat Besi untuk Tumbuh Kembang Anak dan Bagaimana Mengoptimalkan
Asupannya

Pemateri 2: Nurfi Afriansyah, MScPH

Berdasarkan data riset, pada tahun 1990 masalah kekurangan zat besi berada pada posisi
14 dan pada tahun 2019 menduduki peringkat 7, berarti masalah kekurangan zat besi
meningkat tajam dan perlu dilakukan pencegahan.prevalensi anemia balita global sebesar
43% dan defiensi zat besi secara global pada anak < 2 tahun sebesar 9% dan anak usia 3-5
sebesar 4,5%. Sedangkan data hasil Riskesdas pada tahun 2013 jumlah balita yang terkena
anemia sebesar 28,1% dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 38,5%.

Apapun penyebab anemia, pada dasarnya anemia itu berdampak negatif terhadap kinerja
fisik akibat kekurangan transpor oksigen dan menurunnya proses oksidasi sel

Kadar hb untuk balita

1. Sehat > 11 g/dL


2. Anemia ringan: 10-10,9 g/dL
3. Anemia sedang: 7-9,9 g/dL
4. Anemia berat: < 7 g/dL

Zat besi merupakan komponen dasar dari hb dalam eritrosit dan dari mioglobin dalam
otot. Sekitar 1/3 zat besi tubuh (>65%) terkonsentrasi pada hb dan >10% sebagai mioglobin.
Sisanya (1-5%) ditemukan di dalam enzim dan 20% dijumpai di dalam darah.

Pada masa kehamilan janin hanya menyimpan 250 mg zat besi. Cadangan ini
dipergunakan selama menyusui, ASI hanya mampu memberikan sekitar 0,15 mg zat besi
sehari, sedangkan kebutuhan zat besi 0,55 mg perhari, jadi kekurangan zat besi dapat
terpenuhi dari cadangan zat besi ibu selama masa kehamilan. Jika bayi lahir BBLR, maka
akan berisiko terjadinya defisiensi besi selama masa menyusui.

Zat besi terdapat dalam dua bentuk yaitu heme dan nonheme. Heme terdapat banyak dalam
protein hewani dan nonheme terdapat dalam protein nabati. Heme lebih mudah diserap
daripada nonheme.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi nonheme yaitu gula, vitamin
C (asam sitrat, asam laktat, asam tartarat), daging, hati, unggas, ikan, dll. Faktor-faktor
penghambat penyerapan zat besi yaitu tannin, polifenol (turunan tannin), asam oksalat, asam
fitat, fosvitin, dll.

Menurut data kajian dari Cochrane Database, pada anak pengomsumsi protein hewani
berbasis daging TB/U atau PB/U nya meningkat secara signifikan, sedangkan pada anak
pengomsumsi protein hewani berbasis susu TB/U atau PB/U nya menurun secara signifikan.

Berdasarkan data kajian sistematis dan meta-analisis terhadap 56 studi intervensi zat besi
dan 20 studi observasi zat gizi menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara efek
intervensi suplementasi zat besi pada hb dan efeknya terhadap perkembangan motorik dan
mental. Untuk setiap peningkatan 1 SD hb, skor motorik dan mental meningkat masing-
masing 0,28 SD dan 0,24 SD.

Cara mengoptimalkan asupan zat besi adalah makanan yang dikonsumsi bukan hanya
perlu mengandung zat besi tinggi, tetapi juga berbioavaibilitas tinggi dan hindari
mengomsumsi penghambat zat besi.

Anda mungkin juga menyukai