Anda di halaman 1dari 6

Nama : A.

Rezky Pratama

Nim : 1871041075

Kelas : B

Judul PENATALAKSANAAN PADA TN. R USIA 38 TAHUN DENGAN


SKIZOFRENIA PARANOID MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA

Jurnal Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Tahun 2021

Penulis Nabila Ayuningtyas, RE Rizal Effendi, Desmayanti Bahri

Reviewer A.Rezky Pratama

Tanggal 24 Februari 2022

Pokok Skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
masalah pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar. Berdasarkan Riskesdas pada 2019
menunjukkan prevalensi skizofrenia di Indonesia sebanyak 6,7% per 1000 rumah
tangga.

Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan prinsip pendekatan dokter keluarga secara
Penelitian holistik dan komprehensif dalam mendeteksi faktor risiko internal dan eksternal serta
menyelesaikan masalah berbasis EBM (Evidence Based Medicine) yang bersifat family
focused, patient centered dan community based.

Subjek Pasien Tn. R, laki-laki berusia 38 tahun


Penelitian

Metode Studi ini merupakan studi deskriptif tentang laporan kasus.


Penelitian
Cara dan Data yang diperoleh meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui
Alat anamnesis (secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu dan anak pasien),
Pengumpulan pemeriksaan fisik dan melakukan kunjungan rumah, mengisi family folder, dan mengisi
Data berkas pasien yang didapatkan dengan wawancara mendalam untuk melengkapi data
keluarga, data psikososial dan lingkungan. Penilaian dilakukan berdasarkan diagnosis
holistik dari awal, proses, dan akhir studi.
Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan selama 14 hari mulai tanggal 4 – 18 November dan tempat
Penelitian penelitian di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penegakan diagnosis pada pasien berdasarkan
Penelitian temuan gejala psikotik berupa riwayat halusinasi auditorik, visual, dan taktil disertai
waham paranoid yang menetap. Tidak ditemukan riwayat gangguan organik. Terdapat
beberapa faktor internal maupun eksternal pemicu terjadinya gangguan mental
skizofrenia pada pasien, yaitu sifat pendiam, jarang mendiskusikan masalah yang
sedang dihadapinya, dan pengetahuan pasien kurang mengenai penyakit yang dialami.
Faktor eksternal pada pasien antara lain orang-orang di sekitar pasien menganggap
pasien gila, teman-teman pasien sering menilai buruk tentang pasien dan ibunya, dan
pengetahuan keluarga mengenai penyakit pasien masih kurang. Tatalaksana yang
diberikan pada pasien mencakup medikamentosa berupa antipsikotik generasi kedua,
antikolinergik, dan antipsikotik golongan fenitiazin, serta non-medikamentosa yang
mencakup patient-centered, family focused, dan community oriented.

Kesimpulan Evaluasi pada pasien didapatkan hasil berupa keluhan berkurang, peningkatan
pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit pasien, cara pengobatan pasien,
dan cara mendukung proses penyembuhan pasien. Penatalaksanaan pasien skizofrenia
dengan pendekatan kedokteran keluarga pada kasus ini berhasil membantu proses
penyembuhan penyakit pasien dan menghilangkan stigma buruk di komunitas.
Dinamika Emosi Remaja Perempuan Yang Sedang Mengalami Kkerasan Dalam Pacaran
Asa Ilma Wishesa & Veronika Suprapti
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Judul Dinamika Emosi Remaja Perempuan Yang Sedang Mengalami Kkerasan Dalam
Pacaran

Jurnal Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan

Tahun 2014

Penulis Asa Ilma Wishesa & Veronika Suprapti

Reviewer Andi Nurul Ghina

Tanggal 11 September 2020

Pokok Fenomena kekerasan yang dilakukan oleh salah satu pihak yang kini tengah marak
masalah terjadi dalam masyarakat tidak hanya terjadi pada pasangan yang telah berumah tangga
namun juga banyak dijumpai pada pasangan yang masih berpacaran.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat dinamika emosi remaja perempuan yang sedang
Penelitian mengalami kekerasan dalam pacaran.

Subjek Penelitian ini melibatkan 3 partisipan perempuan yang sedang mengalami kekerasan
Penelitian dalam pacaran dan 3 orang significant other. Subjek I merupakan seorang mahasiswi
(21 tahun), subjek II merupakan mahasiswi (21 tahun), dan subjek III baru saja
menyelesaikan pendidikan SMA (18 tahun). Ketiga subjek diatas memiliki pengalaman
dalam pacaran namun ketiganya memiliki pengalaman yang berbeda. Subjek I
mengalamai kekerasan verbal emosional dan kekerasan seksual. Subjek II mengalami
kekerasan verbal emosional. Subjek III mengalami kekerasan verbal emosional.
Ketiganya memiliki alasan yang berbeda-beda ketika memutuskan memilih
mempertahankan hubungan pacaran.

Metode Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif studi kasus intrinsic dengan
Penelitian analisis tematik theory driven.

Cara dan Penelitian ini menggunakan grand theoy feedback loops untuk melihat dinamika emosi
Alat dari teori Plutchik (2003) dan Cycle of violence menggunakan teori dari Brown (1997).
Pengumpulan
Data

Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiap subjek mengalami fluktuasi dinamika
Penelitian emosi sesuai dengan siklus kekerasan dalam hubungan berpacaran.

Kesimpulan Alasan remaja perempuan mempertahankan hubungan pacaran karena sudah dekat
dengan keluarga pacarr, pacar berjanji akan berubah, merasa kasihan dengan pacar,
takut dengan pacar dan karena prinsip yang dianut. Dinamika emosi yang bergejolak
pada remaja perempuan yang sedang mengalami kekerasan dalam pacaran disebabkan
karena tahap perkembangan remaja itu sendiri berkaitan dengan adnaya konsep gender,
konsep diri, dan lingkungan, yaitu faktor keluarga dan faktor sosial.
Keterlibatan Ayah dan Kecenderungan Menjadi Korban Kekerasan dalam Konflik
Berpacaran Remaja Perempuan
Anna Armeini Rangkuti & Adjeng Hayu Herningtyas
Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Jakarta

Judul Keterlibatan Ayah dan Kecenderungan Menjadi Korban Kekerasan dalam


Konflik Berpacaran Remaja Perempuan

Jurnal Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi

Tahun 2016

Penulis Anna Armeini Rangkuti & Adjeng Hayu Herningtyas

Reviewer Andi Nurul Ghina

Tanggal 11 September 2020

Pokok Salah satu permasalahan dalam berpacaran adalah kekerasan yang dilakukan kepada
masalah pasangan. Catatan Tahunan (CATAHU) 2016 Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mununjukkan angka kekerasan dalam
pacaran pada tahun 2015 cukup tinggi.

Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh keterlibatan ayah terhadap
Penelitian kecenderungan menjadi konflik dalam hubungan pacaran.

Subjek Subjek penelitian ini adalah 350 orang remaja perempuan berusia 15-20 tahun yang
Penelitian berpacaran dan tinggal bersama ayah kandung.

Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif


Penelitian

Cara dan Teknik pengumpulan data dilakukan secara random dan pengumpulan data
Alat menggunakan kuesioner untuk variabel kekerasan dalam pacaran mengadaptasi alat
Pengumpulan ukur Conflict in Adolescent Dating Relationship Inventory (CADRI) yang diciptakan
Data oleh David A. Wolfe. Instrument keterlibatan ayah yang digunakan pada penelitian ini
adalah mengadopsi Nurturant Fathering Scales dan Reported Father Involvement Scale
yang disusun oleh Finley dan Schwartz, yang telah diterjemahkan oleh Zakirah (2016)
dari Universitas Negeri Jakarta dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Keterlibatan Ayah Terhadap Motivasi Berprestasi Atlet”
Hasil Hasil penelitian ini besarnya keterlibatan ayah berpengaruh negatif terhadap
Penelitian kecenderungan menjadi korban kekerasan dalam pacaran, yaitu 2,4%. Kecilnya peranan
keterlibatan ayah terhadap kekerasan dalam pacaran didukung oleh penelitian Savitri
(2015) yang menyatakan bahwa kelekatan dengan teman sebaya lebih memberikan
pengaruh terhadap gaya berpacaran pada remaja.

Kesimpulan Satu upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kekerasan dalam pacaran
adalah dengan melibatkan orang tua. Jika anak sudah memiliki hubungan yang dekat
secara psikologis dengan kedua orang tuanya, maka kecenderungan menjadi korban
kekerasan dalam pacaran akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai