KELOMPOK 10:
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
Identifikasi Anak Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Seorang anak penyandang ADHD cenderung bergerak terus secara konstan dan
tidak bisa tenang, sehingga mereka sering kesulitan untuk belajar di sekolah,
mendengar dan mengikuti instruksi orang tua dan bersosialisasi dengan teman
masalah untuk dapat berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Masalah ini termasuk
keluarga, dan perilaku melawan terhadap orang dewasa dalam hal hubungan
dengan orang lain, mereka sering kali bersikap bossy, dan agresif yang
2005).
emosi dan perilaku) yang bersifat kronis dan menetap. Priyatna (2010)
sering kali bertindak tanpa berfikir, hiperaktif, dan sulit untuk memusatkan
medis umum yang terjadi pada anak yang pada umumnya ditandai dengan
perilaku hiperaktif dan sikapnya tidak bisa ditebak. Suyanto dan Wimbarti (2019)
umumnya terjadi pada masa kanak-kanak dan mempegaruhi sebanyak 5-10% dari
anak usia sekolah yang seringkali bersifat kronis sehingga dapat mengganggu
Komorbiditas yang biasanya paling sering terjadi antara ADHD dengan dua
(ODD) merupakan sebuah gangguan yang terjadi pada masa kanak-kanak yang
ditunjukkan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial pada anak
ADHD mungkin saja paham dengan apa yang ia fikir atau harapkan dari dirinya
namun kesulitan untuk merealisasikan hal tersebut karena tidak mau untuk duduk
diam, menaruh perhatian atau menyimak hal detail dalam menyelesaikan tugas.
sepanjang masa kehidupan individu sejak masa anak-anak hingga dewasa dan
menentang, prestasi kinerja buruk, depresi, dan resiko bunuh diri serta berbagai
usia sekolah menderita ADHD yang membuat proses pembelajaran menjadi sulit.
Penelitian menunjukkan bahwa ADHD terdapat pada 3-5% dari populasi. ADHD
adalah masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada anak-anak.
ADHD lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan (Flanagen,
2005).
Responden dalam penelitian ini adalah anak dalam sebuah keluarga yang di
terstruktur dimana item pertanyaan mengacu pada instrumen yang dimiliki dengan
tujuan mendapatkan informasi yang spesifik dan jelas. Observasi dilakukan untuk
pengasuhan dan penerimaan serta dukungan orang tua kepada anak ditemukan.
Rumah Responden berada di Jl. Andi Tonro Lr. 4 B, Makassar yang berada di
lokasi perumahan warga pada sebuah gang kecil padat penduduk. Profesi ayah
dari responden sebagai guru di salah satu SMP Negeri di kota Makassar dan ibu
C. Anamnesa
1. Identitas Responden
pernikahan belum menikah dan menetap di jalan Andi Tonro lr.4B Makassar.
kontak mata dengan orang lain. Responden memiliki disiplin yang tinggi
Responden memiliki kualitas makan yang baik dengan kuantitas yang normal.
mulai mengucap suku kata pada usia 1 tahun 8 bulan namun mengalami
sebanyak 4 kali, pertama kali saat usia kurang lebih 1 tahun dan pada usia 3
D. Screening
1. Ciri-ciri Fisik
dengan berat badan kurang lebih 20 kg dan tinggi 110 cm. Rambut
berbicara yang masih lambat dan kurang jelas dalam menyebutkan sebuah
kata.
2. Kelebihan
Pola asuh yang diterapkan orang tua kepada responden adalah model
masih tetap dalam kontrol. Dariyo (Asiyah, 2013) mengemukakan bahwa pola
orang tua dan anak sejajar dalam pengambilan keputusan. Anak diberi kebebasan
dan tanggung jawab atas perilaku yang dilakukannya dengan tetap dalam
pengawasan orang tua. Orang tua responden mengasuh anak dengan cara
1. Kesimpulan
2. Saran