Kelompok 1 sampai 7
Kelas :B
A. SEJARAH
1) Pengertian sejarah
B. ILMU PENGETAHUAN
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu system pengetahuan dari berbagai
pengetahuan mengenai suatu lapangan pengalaman yang di susun
sedemikian rupa menurut asas – asas tertentu ,hingga menjadi
kesatuan atau system dari berbagai pengetahuan. Ilmu pengetahuan
juga bias merupakan upaya menyikap realitas secara tepat dengan
merumuskan objek material dan objek formal . Upaya penyikapan
realitas dengan memakai dua perumusan tersebut adalah menggunakan
rasio dengan empiris atau mensintesikan keduanya sebagai ukuran
sebuah kebenaran. Dewasa ini, ilmu pengetahuan yang becorak
empiristik dengan metode kuantitatif lebih dominan dan kehidupan
masyarakat.
2) Bentuk Ilmu Pengetahuan
Secara garis besar ,ilmu pengetahuan di bagi menjadi dua bentuk
yakni ilmu eksakta dan ilmu humaniora. Ilmu eksakta adalah
spesifikasi keilmuwan yang menitik beratkan pada hokum sebab
akibat, penilaian terhadap ilmu eksakta cenderung, menggunakan
metode observasi yang di gunakan sebagai cara penelitiannya dan
mengukur tingkat faliditasnya. Dari buku filsafat ilmu karya Amsal
Bakhtiar,ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa sumber ilmu
pengetahuan keluar dari 4 hal yaitu:
Empirisme,menurut aliran ini seseorang bias memperoleh
pengetahuan dengan pengalaman inderawinya . Dengan indera
manusia bias menghubungkan hal-hal yang bersifat fisik
kemedan intensional.
Rasionalisme,aliran ini menyatakan bahwa akal merupakan
satu-satunya sumber kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang
di akui benar-benar semata-mata hanya di ukur dengan rasio.
Intuisi,menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil evolusi dari
pemahaman yang tertinggi. Intuisi bisa di katakan hampir sama
dengan insting.
Wahyu, sumber ini hanya khusus di peroleh melalui para nabi
yang menerima pengetahuan langsung dari Tuhan semesta
alam.
3) Metode Pengetahuan
Metode ilmiah
Sesuatu yang di anggap ilmiah apabila memiliki patokan yang
merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah.
Ilmu pengetahuan di anggap alamiah apabila memenuhi 4
syarat yaitu:
Objektif,pengetahuan itu sesuai dengan objek
Metodik,pengetahuan itu di peroleh dengan cara-
cara tertentu dan terkontrol
Sistematika,pengetahuan itu tersusun dalam suatu
sistem, tidak berdiri sendiri, satu sama lain saling
berkaitan
Berlaku umum atau universal.
Ada 2 pokok untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
Empiris yaitu pengetahuan yang di susun berdasarkan
pengalaman
Rasionalisme yaitu pengetahuan yang di susun
berdasarkan rasio.
D. Ontologi
Menurut bahasa, Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada,
dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Sedangkan
menurut istilah Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada,
yang merupakan ultimatereality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
Sebuah ontologi juga dapat diartikan sebuah struktur hirarki dari istilah untuk
menjelaskan sebuah domain yang dapat digunakan sebagai landasan untuk sebuah
knowledgebase”.
Dengan demikian, ontologi merupakan suatu teori tentang makna dari suatu
objek, property dari suatu objek, serta relasi objek tersebut yang mungkin terjadi
pada suatu domain pengetahuan. Ringkasnya, pada tinjauan filsafat, ontologi
adalah studi tentang sesuatu yang ada.
a. Aliran-aliran Ontologi
Aliran Monoisme
Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu hanya satu, tidak mungkin
dua.Plato adalah tokoh filsuf yang bisa dikelompokkan dalam aliran ini,
karena ia menyatakan bahwa alam ide merupakan kenyataan yang
sebenarnya. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan
BlockUniverse. Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
materialisme dan idealisme.
Aliran Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat
sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda
dan roh, jasad dan spirit. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan
dalam alam ini.
Aliran Pluralisme
Aliran ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
kenyataan.Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa
segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
Aliran Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.
Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev pada tahun 1862 di
Rusia.
Aliran Agnostisisme
E. Epistemologi
Istilah “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani yaitu “episteme” yang
berarti pengetahuan dan ‘logos” berarti perkataan, pikiran, atau ilmu. Kata
“episteme” dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja epistamai, artinya
menundukkan, menempatkan, atau meletakkan. Maka, secara harafiah
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya intelektual untuk menempatkan
sesuatu dalam kedudukan setepatnya. Bagi suatu ilmu pertanyaan yang
mengenai definisi ilmu itu, jenis pengetahuannya, pembagian ruang
lingkupnya, dan kebenaran ilmiahnya, merupakan bahan-bahan pembahasan
dari epistemologinya. Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan
(theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna
pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria
pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
1) Ruang Lingkup Epistemologi
M. Arifin merinci ruang lingkup epistemologi, meliputi hakekat,
sumber dan validitas pengetahuan. Mudlor Achmad merinci menjadi
enam aspek, yaitu hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas, dan sasaran
pengetahuan. penyederhanaan makna epistemologi itu berfungsi
memudahkan pemahaman seseorang, terutama pada tahap pemula
untuk mengenali sistematika filsafat, khususnya bidang epistemologi.
2) Epistemologi dalam ilmu pengetahuan
Empirisme
menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman (empereikos = pengalaman).
Rasionalisme,
Aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian
dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta
empiris.
Intuisi,
Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba
tanpa melalui proses penalaran tertentu. Henry Bergson menganggap
intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi
bersifat personal.
Wahyu
Pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang
terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rasul). Melalui wahyu
atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik
yang terjangkau ataupun tidak terjangkau oleh manusia.
Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang
diperoleh melalui kepercayaan.
3) Aliran-aliran epistemologi
Empirisme
Kata empiris berasal dari kata yunani empieriskos yang berasal dari
kata empiria, yang artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia
memperoleh pengetahuan melalui pengalamannya. Dan bila
dikembalikan kepada kata yunaninya, pengalaman yang dimaksud
ialah pengalaman inderawi. Manusia tahu es dingin karena manusia
menyentuhnya, gula manis karena manusia mencicipinya.
Rasionalisme
Secara singkat aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar
kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur
dengan akal. Manusia, menurut aliran ini, menmperoleh pengetahuan
melalui kegiatan akal menangkap objek. Bapak aliran ini adalah
Descartes (1596-1650).
Positivisme
Tokoh aliaran ini adalah august compte (1798-1857). Ia menganut
paham empirisme. Ia berpendapat bahwa indera itu sangat penting
dalam memperoleh pengetahuan. Tetapi harus dipertajam dengan alat
bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera akan dapat
dikoreksi lewat eksperimen. Eksperimen memerlukan ukuran-ukuran
yang jelas. Misalnya untuk mengukur jarak kita harus menggunakan
alat ukur misalnya meteran, untuk mengukur berat menggunakan
neraca atau timbangan misalnya kiloan.
Intuisionisme
Henri Bergson (1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap
tidak hanya indera yang terbatasa, akal juga terbatas. Objek yang selalu
berubah, demikian bargson. Jadi, pengetahuan kita tentangnya tidak
pernah tetap. Intelektual atau akal juga terbatas.
Kritisme
Aliran ini muncul pada abad ke-18 suatu zaman baru dimana seseorang
ahli pemikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara
rasionalisme dengan empirisme. Seorang ahli pikir jerman Immanuel
Kant (1724-18004) mencoba menyelesaikan persoalan diatas, pada
awalnya, kant mengikuti rasionalisme tetapi terpengaruh oleh aliran
empirisme.
Pragmatisme.
Menurut kaum pragmatisme tidaklah dikatakan pengetahuan, jika tidak
membawa pada perubahan bagi kehidupan manusia. Jadi nilai
pengetahuan dilihat dari kadar instrumentalianya yang akan membawa
pada akibat-akibat, baik yang, setelah atau yang akan dihasilkan oleh
ide pikiran dalam dunia pengalaman nyata. Menurut kaum
pragmatisme, guru harus mengonstruksi situasi belajar dengan
menempatkan problem tertentu yang pemecahannya akan membawa
siswa pada pemahaman yang lebih baik akan lingkungan social dan
fisik mereka.
Eksistensialisme.
Epistemologi Eksistensialisme adalah suatu eksistensi yang dipilih
dalam kebebasan. Bereksistensi berarti bereksistensi dalam suatu
perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap orang bagi dirinya sendiri.
Pilihan bukanlah soal konseptual melainkan soal komitmen total
seluruh pribasi individu. Berangkat dari kebebasan sebagai corak
bereksistensi, demikian tidak menempatkan individu ke dalam realitas
yang abstrak tetapi individu dilihat sebagai satu pribadi yang sungguh
hadir dan konkrit.
4) Pengaruh Epistemologi terhadap manusia
Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia.
Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya.
Epistemologi mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan
ilmu murni sampai ilmu sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang
memberikan kesatuan dan koherensi pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu
—suatu kesatuan yang merupakan hasil pengamatan kritis dari ilmu-
ilmudipandang dari keyakinan, kepercayaan dan sistem nilai mereka.
Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan teknologi.
Epistemologi menjadi modal dasar dan alat yang strategis dalam
merekayasa pengembangan-pengembangan alam menjadi sebuah
produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian
halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai
penerapan sains, tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi
sebagai akibat dari pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.
Epistemologi dalam ilmu filsafat akan terus mendorong manusia untuk
selalu berfikir dan berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu
yang baru.
F. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari dan mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi membahas tentang
etika dan estetika, dengan demikian Aksiologi adalah studi tentang pprinsip-
prinsip dan konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia.
Contonya tindakan membedakan benar atau salah menurut moral, apakah
kesenangan merupakan ukuran dapat dikatakan sebagai ukuran yang baik,
apakah putusan moral bertindak sewenang-wenang atauu sekehendak hati,
dan apakah sebuah seni itu indah atau tidak indah. Istilah aksiologi berasal
dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, dan logos yang berarti ilmu
atau teori. Jadi aksiologi adalah “ teori tentang nilai”.dapat dipahami bahwa
aksiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang nilai.
Pada tingkatan ini, aksiologi berperan sebagai sarana proses sosialisasi
manusia. Aksiologi mengajarkan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan, yang
berfungsi sebagai mengontrol sifat keilmuan manusia.
a. Pengertian Etika dan Estetika
Etika
Etika memiliki dua arti, yaitu sebagai kumpulan pengetahuan
mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat
yang digunakan untuk membedahkan nilai baik atau buruk perbuatan
manusia lainnya. Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti
“ethikos”yang berarti timbul dari kebiasaan. Artinya merupakan suatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari
tentang nilai atau kualitas yang menjadi studi atau standard dan
penilaian. Etika mencakup implementasi konsep terhadap penilaian
benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika adalah ilmu yang
menjelaskan tentang nilai baik atau buruk. Adapun etika adalah filsafat
yang memuat pendapat, norma dan istilah moral. Etika menilai
perbuatan manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa 0bjek formal etika
adalah norma-norma kesusilaan manusia. Dalam perkembangan
sejarah etika ada empat teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu
utiliterisme, eudemonisme, deontology, teleologis, dan hedonisme.
Estetika
Estetika subjektif adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian
yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. Maka
dapat dipahami nilai seni dan keindahan subjektif adalah yang
tergantung pada cara pandak subjek, yaitu manusia memiliki
pandangan tersendiri yang berbeda-beda pada sebuah objek sesuai
kadar perasaan dan intelektualitasnya. Karena subjek adalah sumber
penentu yang menyatakan indah atau tidak indah sebuah objek
sehingga objek bersifat tidak tetap dan akan berubah-ubah sesuai
pendangan subjek. Estetika adalah teori indah dan tidak indah yang
meliputi dua buah diskursus, yaitu subjektif dan objektif. Estetika
subjektif adalah yang tergantung pada cara pandang subjek, sedangkan
Estetika objekrif adalah seni dan keindahan yang bersifat pada objek,
yaitu bahwa manusi memandang seni tersebut indah atau tidakk
tergantung pada keadaan objek tersebut berdasarkan pada
kenyataannya.
Aksiologi merupakan salah satu penemuan penting dalam masa filsafat
dewasa ini. Aksiologi secara mendasar mangadakan perbedaan antara
hakikat ada (being) yang dibahas dalam Antologi dengan hakikat nilai
(value). Hakikat nilai mulai di bedakan dari permasalahan hakikat ada
sejak abad XIX. Pemikiran tentang masalah nilai-nilai keindahan,
kebaikan, dan religious sejak abad XIX telah muncul dalam
pembahasan sistematis yang bediri sendiri, yaitu dengan
melepaskannya dari bahasan antologi. Permasalahan tentang nilai-nilai
keindahan dan kebaikan, dan religious sebgai objek material di bahas
di Aksiologi dari sudut pandang objek formal pengertiannya yang
terdalam yaitu sampai pada hakikatnya.
Objek Material dan Formal
Pembahasan tentang objek material dan objek formal
Aksiologi Frondizi (1963:5). Objek material (bahan bahasan)
Aksiologi adalah nilai. Nilai-nilai Aksiologi terutama meliputi
kebenaran, kebaikan, keindahan, dan religius. Nilai kebenaran
dalam hubungan dengan pengetahuan di bahas oleh
epistemology. Nilai kebaikan dalam hubungannya dengan
moralitas dibahas oleh etika. Nilai keindahan dalam
hubungannya dengan seni dibahas ole estetika dan filsafat seni.
Nilai religius dalam hubungannya dengan keyakinan dibahas
oleh oleh filsafat ketuhanan.
Aksiologi membahas tentang nilai-nilai secara teoretis filsafat,
sehingga tidak langsung bersifat operasional. Faedah praktis
aksiologi akan tampak apabila dieksplistkan dengan
menghadapkannya kepada berbagai masalah kehidupan yang
dinamis atau selalu silih berganti melalui refleksi yang rasional
sehingga akan terungkap makna faeda praktisnya.
Struktur Ilmu pengetahuan merupakan suatu bagian yang sangat luas karena
Ilmu pada dasarnya memilki metode Induktif-Empiris untuk memperoleh
ilmu pengetahuan.
Ilmu itu bagaikan “bangunan yang tersusun dari batu bata” batu-batu itu
tersusun saru persatu dengan begitu baik dan rapi sehingga membentuk suatu
kesatuan yang sangat bagus, semakin banyak batu bata yang tersusun maka
semakin megah pula bangunan itu. Begitu pula dengan Illmu pengetahuan
jika semakin banyak dicari dan dipelajari maka akan semakin banyak dan
bertambah pula pengetahuan yang dapat sehingga berguna bagi bagi
kehidupan kita sendiri. Adapun beberapa kerangkah dasar procedure dalam
struktur ilmu pengetahuan :
Metode Ilmiah metode ilmiah merupakan suatu procedure untuk
mendapatkan pengetahuan yang disebut Ilmu. Jadi bisa dikatakan bahwa
Ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah. Tidak
semua pengetahuan disebut dengan ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan
yang didapatkan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Metode merupakan
suatu procedure atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-
langkah sistematis. Metode yang akan dipakai juga harus dikaji dan dipelajari
dengan baik peraturan dalam metode tersebut, sebab metode yang digunakan
untuk mencari sebuah ilmu juga mempunyai aturan-aturan atau yang biasa
disebut dengan Metodologi, setelah metode itu dikaji maka metode tersebut
akan dibahas mengenai bagaimanakah untuk mendapatkan pengetahuan atau
Epistimologi.
Hipotesis, adalah pernyataan sementara tentang hubungan antara variabel.
Hungna hipotesma berupa dugaan atau teori untuk menjelaskan kemungkinan
tersebu, dengan dasar coba-coba dengan fungsi untuk merangkum data sebaik
mungkin sehingga hubungan yang kita dugakan dapat tergambar dengan jelas
dan yang dugaan yang diajukan pun bersifat sementara.
Logika, atau berpikir membuahkan pengetahuan, bagaimana caranya agar
penalaran dapat menghasikan kebenaran? Sebab semau orang mampu untuk
berpikir dan melakukan penalaran tetapi tidak semua orang mampu berpikir
dan menghasilkan kebenaran bukan saja benar tetapi kebenaran itu bersifat
baik, untuk itu proses berpikir juga memilki cara-cara tertentu untuk menarik
suatu kesimpulan, proses penarikan kesimpulan inila yang disebut dengan
logika yang artinya “pengkajian berpikir secara valid” .
Data-informasi, tahapan ini dalam sangat dipakai dalam metode keilmuan,
sebab semua kegiatan keilmua berawal dari pengumpulan-pengumpulan data-
informasi lalu data-data tersebut akan dituangkan dalam bentuk pernyataan-
pernyataan, lalu semua pernyataan akan diidentifikasi, dianalisis,
dibandingakan, serta membedakan fakta-fakta yang tetap bergantung pada
klasifikasi yang disebut taksonomi dan ilmu modern terus berusaha umetode
keilmuan, sebab semua kegiatan keilmua berawal dari pengumpulan-
pengumpulan data-informasi lalu data-data tersebut akan dituangkan dalam
bentuk pernyataan-pernyataan, lalu semua pernyataan akan diidentifikasi,
dianalisis, dibandingakan, serta membedakan fakta-fakta yang tetap
bergantung pada klasifikasi yang disebut taksonomi dan ilmu modern terus
berusaha untuk menyempurnakan taksonomi untuk bidang keilmuan.
Pembuktian, segala yang kita lakukan yang belum kita katahui kepastian
maka kita akan berusaha untuk mencari suatu bukti untuk membenarkan suatu
masalah. Pembuktian yang didapatkan akan semakin membuktikan dan
membenarkan hal tersebut. Hipotesis yang telah ditentukan biasanya bersifat
sementara lewat pembuktian inilah hipotesis tersebut dicari kebenaranya.
Evaluasi,dalam hal ini yaitu melakukan penjelasan serta penilaian rangkaian
metode ilmiah apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterim.
Sekiranya dalam proses pengujian hipotesis tidak terdapat fakta-fakta yang
cukup maka hipotesis tersebut ditolak. Hipotesis yang diterima kemudia
diangap menjadi bagian dari penegtahuan ilmiah sebelumnya serta teruji
kebenarnya.
Paradigma, merupakan struktur ilmu pengetahuan yang terahir yang perlu
diketahui.Paradigma merupakan seperangkat kenyakinan atau dasar yang
menutut seseorang untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
menurut Guba paradigma ilmu pengetahuan mempunyai definisi bahwa
seperangakat kenyakinan mendasar yang memandu tindakan-tindakan
manusia dalam keseharian atau penyelidikan ilmiah.
Ilmu Murni (pure science), Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah
ilmu tersebut hanya murni bermanfaat untuk ilmu itu sendiri dan
berorientasi pada teoritisasi, dalam arti ilmu pengetahuan murni tersebut
terutama bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya.
Ilmu Murni (pure science), Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah
ilmu tersebut hanya murni bermanfaat untuk ilmu itu sendiri dan
berorientasi pada teoritisasi, dalam arti ilmu pengetahuan murni tersebut
terutama bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya.
Sedangkan dalam fungsi kerjanya (paradigmatic), ilmu juga dapat
dibedakan atas berikut ini: Ilmu teoritis rasional, Ilmu teoritis rasional
adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan , sangat dominan,
deduktif dan mempergunakan silogisme, misalnya dogmatis hukum. Ilmu
empiris praktis, Ilmu empiris praktis adalah ilmu yang cara
penganalisaannya induktif saja, dalam pekerjaan social atau dalam
mewujudkan kesejahteraan umum dalam masyarakat. Ilmu teoritis empiris,
Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir,
induktif-deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif.
H. Moralitas Ilmu Pengetahuan
Pengertian Ilmu dan Moral
Secara etimologi, kata ilmu merupakan kata serapan dari bahasa Arab
“ilm” yang berarti memahami, mengerti atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah
sosial dan lain sebagainya.
Istilah moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu
‘mos’ sedangkan bentuk jamaknya yaitu ‘mores’ yang masing-masing
mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat.