Anda di halaman 1dari 14

, LAPORAN HASIL

PERTEMUAN PEMBINAAN ASI EKSKLUSIF

TANGGAL 130 APRIL 2014

A. PENDAHULUAN.

Gambaran keadaan gizi masyarakat di Indonesia sampai saat ini belum memuaskan. Masalah gizi disebabkan oleh
banyak faktor yang saling terkait. Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh kecukupan asupan makanan dan
kesehatan individu. Oleh karena itu, masalah gizi harus dipecahkan melalui pendekatan keluarga dan melalui pendekatan
terpadu, tidak hanya dari masalah kesehatan saja, melainkan harus melibatkan sektor terkait.

Untuk menanggulangi masalah tersebut melalui Inpres 8 tahun 1999pemerintah mencanangkan Gerakan
Penenggulangan Masalah Pangan dan Gizi. Gerakan tersebut dilaksanakan melalui 4 strategi utama yaitu pemberdayaan
keluarga, pemberdayaan masyarakat, pemantapan kerjasama lintas sektor serta peningkatan mutu dan cakupan
pelayanan kesehatan.

Sejalan dengan gerakan tersebut, didalam undang-undang no 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan
Nasional (Propenas) dan didalam visi Mandiri Sadar Gizi (KADARZI), karena keluarga mempunyai nilai yang amat strategis
dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh masyarakat, serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia
seutuhnya.

Untuk mencapai Kadarzi diperlukan serangkaian kegiatan pemberdayaan diberbagai tingkat mulai dari keluarga,
masyarakat dan kader masyarakat melalui Gerakan Nasional sehingga dibuatlah Pertemuan Pembinaan Kadarzi.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tercapainya keadaan gizi yang optimal untuk seluruh anggota keluarga.

2. Tujuan Khusus.

 Meningkatkan pengetahuan dan prilaku anggota keluarga untuk mengatasi masalah gizi.

 Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi keluarga.

 Meningkatnya kemampuan dan keterampilan kader dalam memberdayakan masyarakat/keluarga dalam


mencegah dan mengatasi masalah gizi.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Aula Puskesmas Bone-Bone Pada Tanggal 30 April 2009

D. Peserta Pertemuan

Adapun peserta kegiatan pertemuan pembinaan Kadarzi terdiri dari :

 Kader Posyandu Desa Sukaraya

 Kader Posyandu Desa Sumberdadi

 Kader Posyandu Desa Sidobinangun


 Kader Posyandu Desa Poreang

E. Pemateri

Adapun Pemateri dalam Kegiatan Pertemuan Pembinaan Kadarzi terdiri dari :

- dr. Andi Muhammad Nasrum (Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara

- Purwantini, SKM (Pengelolah Program Perbaikan Gizi Masyarakat Kabupaten Luwu Utara

- dr. Sarah (Kepala Puskesmas Bone-Bone)

F. Penanggung Jawab.

- Kepala Dinas Kabupaten Luwu Utara

- Kepala Puskesmas Bone-Bone

G. Sumber Dana

Sumber dana Kegiatan Pertemuan Pembinaan Kadarzi dari DPA Dinas kesehatan Tahun anggaran 2009

H. Lampiran .

- Persuratan Kepala Desa Mengenai Pemanggilan Peserta

- Dokumentasi

- Notulen Pertemuan

Mengetahui Bone-Bone, 30 April 2009

Kepala Puskesmas Bone-Bone Pengelolah Gizi


NOTULEN PERTEMUAN

i di Puskesmas Bone-Bone dibuka pada pukul 09.00 wita oleh yang mewakili Kepala Kecamatan Pemerintahan Bone-Bone dan
dilanjutkan dengan pemateri dari Dinas kesehatan serta Kepala Puskesmas Bone-Bone dengan hasil / kesimpulan pertemuan adalah
sebagai berikut :

1. Yang mewakili Kepala Pemerintahan Kecamatan Bone-Bone.

Dengan adanya kegiatan pembinaan Kadarzi Pemerintahan Kecamatan Bone-Bone sangat mendukung dan
senantiasa dapat diterapkan atau dapat dilaksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas Bone-Bone serta sangat diharapkan
kepada peserta pertemuan ini terutama kepada para kader Posyandu dapat kiranya memperhatikan dengan seksama materi-
materi yang akan dibawakan oleh bapak Kepala Bidang Yankes Dinas Kesehatan Luwu Utara beserta staf pengelolah program
Perbaikan Gizi Masyarakat serta Ibu Kepala Puskesmas Bone-Bone sehingga setelah dilaksanakannya pertemuan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan para peserta tentang betapa pentingnya di lakukan Pembinaan Kadarzi untuk
meningkatkan status gizi masyarakat.

2. Yang Mewakili dari Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara.

Pertemuan Kegiatan Pertemuaan Pembinaan Kadarzi Pihak pemateri menerangkan dari pada Kadarzi adalah :

- Keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan prilaku gizi seimbang, mampu mengenali masalah kesehatan dan
gizi bagi setiap anggota keluarganya, dan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizi yang
dijumpai oleh anggota keluarganya dengan indicator sebagai berikut :

 Keluarga biasa mengkonsumsi aneka ragam makanan

 Keluarga selalu memantau kesehatan dan pertumbuhan anggota keluarganya khususnya balita dan ibu hamil
termasuk pemberian suplemen Vitamin.

 Keluarga hanya menggunakan garam beryodium untuk memasak makanannya

 Keluarga memberi dukungan pada ibu melahirkan untuk memberikan ASI Eksklusif

 Keluarga biasa sarapan / sarapan pagi

Dan untuk memaksimalkan pelaksanaan Pembinaan Kadarzi diajarkan teknis-teknis melakukan pembinaan Kadarzi di
masyarakat yang akan dilakukan oleh kader.

3. Kepala Puskesmas Bone-Bone.

Tingginya angka status gizi rendah atau dibawah garis merah bagi balita, rendahnya cakupan kunjungan balita ke
Posyandu, mencerminkan keadaan masyarakat yang hingga saat ini belum mampu mengenali masalah kesehatan dan gizi
serta mengatasi masalah gizi di keluarga. Tingginya ketergantungan masyarakat dalam mengharapkan bantuan pemerintah
untuk menyelesakan masalah gizi yang ada di keluarganya mengakibatkan makin tingginya kasus status gizi rendah.
Pembinaan Kadarzi ini diharapkan mampu mengubah paradigma masyarakat selama ini yang masih pasif dalam
menentukan tingkat kesejatraan dan mengatasi masalah gizi di keluarga, sehingga nantinya diharapkan program Desa sehat
akan tercapai dengan keadaan masyarakat yang telah menjadi Kadarzi.

NOTULEN

Riska Kurniati
Nip. 19800420 2005 02 2 007
DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL

PELAKSANAAN RAKOR TEKNIS BIDANG KEPEGAWAIAN

TANGGAL 25 S/D 26 NOVEMEBR 2009

I. PENDAHULUAN.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian merupakan bagian yang sangat penting
dalam rangka optimalisasi manajemen kepegawaian, karena itu berbagai upaya dilaksanakan antara lain melalui rapat
kootdinasi teknis bidang kepegawaian untuk membahas issu-issu aktual dan masalah-masalah teknis di bidang
kepegawaian.

Pentingnya Rakor Teknis dilaksanakan, karena setiap tahun ditingkat BKN regional IV Makassar dilaksanakan hal
yang sama.sehingga perkembangan masalah kepegawaian dapat dibahas secara terkoordinasi, sekaligus menjadi forum
konsultasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pengelola aministrasi kepegawaian dan PNS lainnya terhada
masalah teknis administrasi kepegawaian.

Melalui rakor teknis ini akan terjadi, akan terjadi komunikasi yang efektif dan interaksi timbal balik antara
narasumber dengan peserta rakor, hal ini sangat positif, karena peserta dapat pula secara langsung mengkoordinasikan
masalah-masalah yang dihadapi. Sekaligus merupakan sosialisasi melalui informasi yang didasarkan pada ketentuan
perundang-undangan yang ada.

II. DISKRIPSI PELAKSANAAN

A. Arah dan Tujuan

1. Menegaskan akan pentingnya koordinasi teknis dalam bidang kepegawaian untuk dilaksanakan setiap tahun.

2. Membangun komunikasi timbal balik yang efektif antara para pengelola administrasi kepegawaian masing-masing
unit kerja sampai pada tingkat kecamatan

3. Membahas secara mendalam berbagai masalah-masalah teknis serta mengidentifikasi masalah-masalah yang
terjadi.

4. Menginformasikan perkembangan masalah kepegawaian kepada para pengelola administrsi kepegawaian.

B. Output yang diharapakan

a. Peserta Rakor Teknis memiliki persepsi dan pandangan yang sama mengenai berbagai hal-hal yang berkaitan issu-
issu aktual dan masalah-masalah teknis dalam bidang kepegawaian.

b. Peserta Rakor Teknis secara efektif dapat mendalami dan mengindentifikasi permasalahan yang ada

c. Peserta teknis memiliki informasi yang akurat dan aktual mengenai perkembangan manejemen kepegawaian

C. Peserta Pertemuan Rakor Teknis

Peserta Rakor teknis sebanyak 40 orang terdiri dari :

a. SKPD Lingkup Dinas/Badan/Kantor = 25 orang

b. Cabang Dinas P & K = 4 orang

c. Puskesmas = 6 orang

d. SLTA/SLTP = 5 orang

D. Waktu dan Tempat

Rakor Teknis dilaksanakan selama 2 (dua) hari tanggal 25 November s/d 26 November 2009 di Wisma Yuniar Masamba.
E. Narasumber / Pemateri.

Narasumber / Pemateri terdiri dari :

1. Tim BKD Luwu Utara

2. Tim Inspektorat Luwu Utara

F. Metodologi Rakor Teknis

Metodologi Rakor Teknis meliputi :

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

G. Anggaran

Biaya penyelenggaraan Rakor Teknis bersumber dari APBD Luwu Utara T.A. 2009 pada Pos Anggaran BKD Luwu Utara.

Mengetahui Bone-Bone, 25 November 2009

Kepala Puskesmas Bone-Bone Pelaksana TU


PERTEMUAN PEMBINAAN KADARZI
TANGGAL , 30 APRIL 2009

“SELAMAT HARI
IBU”
TANGGAL 22 DESEMBER

Anda mungkin juga menyukai