Nomor :
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Permohonan Program Listrik Pedesaan
Bagi Keluarga Miskin
Kepada Yth :
Bapak Gubernur Provinsi Papua
Cq Kepala Dinas ESDM Provinsi Papua
A. LATAR BELAKANG
Sudah umum dipahami bahwa listrik adalah kebutuhan pokok dalam kehidupan saat
ini. Sangat jauh perbedaan kehidupan mereka yang mendapat pelayanan listrik dengan yang
tidak, ibarat malam dengan siang. Maka sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
menyediakan pelayanan listrik bagi seluruh penduduknya, jika masyarakat yang aman, adil
dan sejahtera menjadi cita-cita bersama, ketidakmampuan penyediaan listrik kepada semua
penduduk sama artinya dengan membiarkan sebagai penduduk untuk hidup di masa lalu dan
melupakan masa depan, oleh sebab itu mestinya ada upaya besar untuk menyediakan listrik
bagi seluruh penduduk yang sampai saat ini belum terjangkau pelayanannya. Menurut data
potensi desa BPS tahun 2013, ada sebanyak 1350 desa di Indonesia yang belum berlistrik,
Presentase desa yang tidak berlistrik terbesar ada di Provinsi Papua dan Irian Jaya Barat,
dimana lebih dari 60% dari desa-desa disana tidak terlayani listrik, desa-desa tanpa listrik
banyak terdapat di NTT, Maluku, Maluku Utara dan Kalimantan Tengah. Kecuali beberapa
provinsi, seluruh provinsi lainnya juga mempunyai desa-desa yang belum berlistrik, di Jawa
Timur, misalnya masih terdapat 36 desa yang gelap gulita jika malam tiba, tidak jauh dari ibu
kota Negara, yaitu di Provinsi Banten, masih ada 27 Desa yang belum mengenal lampu
(listrik), terlayani karena ketidaksanggupan bayar, kesulitan teknis, dll. Diperkirakan ada
sebanyak 18 juta Rumah Tangga yang belum mendapat pelayanan listrik (BPPT, 2004), jika
dari jumlah ini, 60% diantaranya akan dapat terlayani PLN melalui perluasan jaringannya,
maka ada sejumlah 7,2 juta rumah tangga yang perlu mendapat layanan listrik non-jaringan.
Rumah tangga ini umumnya berada di pedalaman, pulau-pulau terpencil, perbatasan Negara,
dll.
Mungkinkah menyediakan listrik bagi seluruh rumah tangga tersebut dalam beberapa
tahun saja? Dengan asumsi bahwa listri bagi yang disediakan berupa system listrik rumah
tangga surya (solar home system) maka diperlukan biaya sekitar Rp. 32 triliun. Jika 60% dari
harga listrik surya ini sanggup dicicil oleh penduduk yang belum terlayani listrik itu,
sebagaimana yang telah diujicobakan oleh BPPT di berbagai daerah beberapa tahun yang lalu,
maka diperlukan biaya dari anggaran pemerintah sebanyak Rp. 12 triliun.
Selanjutnya jika pemerintah dapat mengupayakan dana hibah untuk pengadaan listrik
bersih ini dari lembaga-lembaga internasional, misalnya dari Global Environmental Facilities
(GEF), maka anggara pemerintah yang diperlukan menjadi lebih sedikit, jika sebagaian listrik
dapat diperoleh dari pembangkit listrik yang lebih murah, seperti tenaga mikro hidro, tenaga
bayu atau tenaga gelombang yang potensinya terbesar di berbagai daerah juga, maka biaya
penyediaan listrik untuk penduduk di desa-desa terpencil semakin sedikit. Sumber dana lain
untuk penyediaan listrik ini adalah dari anggaran sektoral (dana dekonsentrasi), dana hasil dan
dana dari daerah sendiri. Dana alokasi yang khusus untuk pengadaan listrik dapat
ditambahkan pendanaan tersendiri seperti jalan dan air bersih. Untuk Provinsi NAD dan
Papua (dan Irian Jaya Barat) ada dana tambahan dari dana otonomi khusus yang dapat
dimanfaatkan untuk pengadaan listrik non-PLN tadi, disamping itu dana-dana lain dapat
dialokasikan dari hasil pengurangan beberapa subsidi yang tidak efektif mencapai sasaran
yang dituju.
B. PERMASALAHAN
Tenaga Listrik adalah salah satu bentuk energy yang siap di pergunakan langsung oleh
Konsumen (Energi Final) sebagai sarana produksi atau sarana kehidupan sehari-hari yang
memegang peranan penting dalam upaya mendukung pembangunan nasional secara luas baik
ekonomi, sosial, maupun budaya, pembangunan ketenagalistrikan dihadapkan pada berbagai
tantangan antara lain kondisi geografis yang luas dan terdiri dari banyak kepulauan serta
kondisi demografis dengan densitas yang sangat variatif antar berbagai wilayah sehingga
sangat suliat untuk mengembangkan sistem ketenaga listrikan yang optimal dan efisien.
Begitu pula dengan kondisi energi primer untuk daerah pedalaman yang jauh dari pusat beban
sehingga untuk mengembangkannya memerlukan biaya yang cukup besar terutama untuk
pembangunan infrastruktur pendukungnya, tantangan lainnya sangat penting untuk di tangani
adalah kapasitas sumber daya manusia sebagai pelaku utama didalam pengembangan dan
penerapan iptek serta budaya usaha bidang ketenagalistrikan itu sendiri yang masing sangat
lemah.
e. Kesejahteraan Keluarga
Jumlah Keluarga Prasejahtera 54 Keluarga
Jumlah Keluarga Sejahtera I 26 Keluarga
Jumlah Keluarga Sejahtera II 10 Keluarga
Jumlah Keluarga Sejahtera III
Jumlah Keluarga Sejahtera III Pulus
Jumlah Total Kepala Keluarga 90 Keluarga
MARKUS P. ORMUSERAY
PEMERITAH KABUPATEN JAYAPURA
DISTRIK RAVENI RARA
KAMPUNG YONGSU DESOYO
Alamat : Jalan Utama II Yongsu Desoyo -
Pada hari ini JumatTanggal Dua Puluh Enam November Tahun Dua Ribu Dua Puluh
Satu. Kami yang bertanda tangan di bawah ini telah melaksanakan identifikasi calon penerima
bantuan Listrik Perdesaan (LISDES) Provinsi Papua, Tahun Anggaran 2021.
I. DATA LOKASI
1. Lokasi Kegiatan :
Kamp/ Kel : Yongsu Desoyo
Dis. : Raveni Rara
Kab/ Kota : Jayapura
Pernah menerima bantuan Lisdes : Tidak (Ya/ Tidak)
Berapa kali : 1 Kali Tahun 2011
Jumlah Total
MARKUS P. ORMUSERAY
Demikian Berita Acara ini dibuat dan ditandatangani untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui :
KEP. DESA/KEL : PETUGAS IDENTIFIKASI,
YONGSU DESOYO Ttd
KECAMATAN : RAVENI RARA
KAB/ KOTA :JAYAPURA 1. Nama :Salmon Tablaseray