Pampers (ID)
Melahirkan adalah proses fisiologis normal, tapi selama beberapa hari dan minggu
setelah kelahiran bayi, tubuh Anda memerlukan waktu untuk pemulihan. Bahkan,
bisa memakan waktu satu tahun bagi tubuh Anda benar-benar kembali ke masa
sebelum hamil. Walaupun ada beberapa pasangan yang memiliki perbedaan dalam
pemulihan setelah persalinan normal versus persalinan caesar, proses pemulihan
secara umum berlaku pada kedua jenis persalinan. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi pemulihan ini, termasuk kesehatan Anda pada umumnya, kondisi
gizi, dan tingkat kelelahan atau stres.
Lokia
Butuh waktu selama 10 hari bagi dinding plasenta untuk benar-benar sembuh, dan
selama itu Anda akan menyadari keluarnya cairan darah yang disebut lokia. Lokia
akan terlihat merah terang selama satu atau dua hari setelah melahirkan, terlihat
mirip seperti menstruasi. Cairan itu akan berkurang dan menjadi berwarna
kecokelatan, kemudian berwarna merah muda, dan selama 10 hari berwarna
keputihan. Ketika sampai pada poin itu, Anda akan tahu bahwa dinding plasenta
Anda sudah pulih. Proses ini akan terasa lebih cepat jika Anda menyusui, karena
ketika bayi menghisap puting ibunya, itu menstimulasi rahim untuk berkontraksi,
dan pemulihan akan cepat selesai. Hingga lokia menghilang, Anda harus
menghindari melakukan aktivitas seksual dan harus menjaga kebersihan perineum
(area antara anus dan vulva) selama beberapa hari untuk mencegah masuknya
bakteri ke dalam vagina.
Pendorong Sirkulasi
Untuk membantu sirkulasi yang baik setelah operasi, Anda akan diminta untuk
menggerakkan kaki Anda,
melemaskan kaki Anda, dan menggoyangkan jari-jari kaki Anda segera setelah
biusnya menghilang. Anda juga akan diminta untuk duduk di sisi tempat tidur,
duduk di kursi, dan kemudian berjalan di hari pertama setelah melahirkan; Anda
mungkin akan diminta untuk mengenakan kaus kaki elastis untuk menjaga
sirkulasi darah yang baik dan mencegah pembekuan darah. Karena proses
penyembuhan lebih kompleks untuk kelahiran dengan proses caesar, Anda akan
tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama, mungkin tiga sampai lima hari.
TTidurlah saat bayi Anda tidur. Karena tidur malam Anda akan
banyak diganggu, Anda akan membutuhkan pelampiasan dengan
tidur saat siang hari. Anda harus menargetkan seberapa banyak
waktu tidur Anda selama 24 jam (walaupun terbagi dalam beberapa
waktu) seperti sebelum melahirkan. Pasang penerima pesan pada
telkilogram Anda dan pasang tanda “Jangan Ganggu!” pada pintu.
suhu tubuh di atas 100 derajat Fahrenheit yang terjadi selama lebih
dari satu hari.
Lokia yang berbau tidak sedap. Lokia yang normal akan memiliki
sedikit bau apek, seperti bau darah menstruasi normal.
Masa Nifas
Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam
masa nifas antara lain :
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
4. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama priode nifas.
8. Memberikan asuhan secara professional
ari I = lokia nigra/ lokia kruenta: darah segar + sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa vernix
caseosa (lemak2 bayi), lanugo (bulu bayi) & mekonium (pub bayi).
I. Perawatan payudara
Cuci areola payudara & puting susu dengan teratur dengan
sabun dan beri minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai
kelak mudah lecet/ pecah-pecah. Sebelum menyusui payudara
harus dibiarkan lemas dengan melakukan message secara
menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Jika bayi meninggal,
laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan
kedua mamma hingga tertekan & dapat pula diberi obat penekan
laktasi bromocryptin sehingga lactogenic hormon tertekan.
1. Keadaan umum
2. Keadaan payudara & putingnya
3. Dinding perut, apakah ada hernia
4. Keadaan perineum
5. Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.
6. Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. sfingerani.
7. Adanya fluor albus (keputihan)
8. Keadaan serviks, uterus & adnexanya.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa
disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri (rahim yang lambat
mengecil) terhadap penderita tidur dan diberi tablet ergometrin.
Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila
curiga ada keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi & eksisi
percobaan untuk menyingkirkan keganasan
K. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan
perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa
nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas,
maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein,
membutuhkan istirahat yang cukup dsb. Kebutuhan-kebutuhan
yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleksdiperlukan
enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½cangkir nasi,
¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti
dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering
atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang
koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsilemak (14
gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemaksama dengan 80
gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat
sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua
sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan
mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.
Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau
acar.
9. Cairan
10.Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat
dibutuhkan.Vitamin yang diperlukan antara lain:
Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta
mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah
yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per
hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian,
kacang polong dan kentang.
Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina
dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat,
kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
11. Zinc (Seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka
dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur
dan gandum. Enzim dalam pencernaan
dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari
sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan
daging.
(10)
12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mentalbayi.
Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungandalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
2. Kebutuhan Ambulasi
4. Kebersihan diri/perineum
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi
dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu
unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur
serta lingkungan dimana ibu tinggal.. Perawatan luka perineum
bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman
dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat
dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan
sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci
bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan
sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang
dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai
kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan
disetrika.
5. Kebutuhan Istirahat
6. Hubungan Seksual
d. Menekukkan tubuh
o Lakukan posisi seperti langkah A
o Tarik nafas dengan menarik dagu dan mengangkat kepala.
o Keluarkan nafas dan angkat kedua bahu untuk mencapai kedua
lutut.
o Tahan selama 5 detik.
o Tariklah nafas sambil kembali ke posisi dalam 5 hitungan.
e. Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih
sulit.
o Dengan kedua lengan diatas dada
o Selanjutnya tangan di belakang kepala
o Ingatlah untuk tetap mengencangkan otot perut
o Bagian bawah punggung tetap menempel pada alas tempat
berbaring.
Catatan :
Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas yang
keluar bertambah banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan
senam nifas. Mulai lagi beberapa hari kemudian dan membatasi
pada latihan senam yang dirasakan tidak terlalu melelahkan.
KEADAAN UMUM:
1. Beberapa parturien menggigil segera setelah melahirkan namun
suhu tubuh tidak berubah.
2. Frekuensi nadi melambat, normal atau menjadi cepat akan tetapi
tidak diatas 100 dpm
3. Tekanan darah bervariasi, dalam keadaan normal tidak melebihi
140 / 90 mmHg
4. Berat badan menurun rata-rata 8 kg pasca persalinan, penurunan
berat badan lebih lanjut merupakan akibat involusi uterus,
diuresis dan tergantung apakah memberikan ASI atau tidak.
2. KULIT:
1. Peningkaan pigmentasi didaerah wajah, dinding abdomen dan
vulva mereda namun biasanya areola mammae menjadi semakin
berwarna gelap dibandingkan sebelum kehamilan.
2. Setelah terjadi diuresis, edema mulai menghilang dalam beberapa
hari.
3. Beberapa hari setelah melahirkan terjadi pengeluaran keringat
yang berlebihan.
(14)
3. DINDING PERUT:
1. Dinding abdomen menjadi lembek (kendor dan keriput) dan
terjadi divarikasi otot abdomen.
2. Striae gravidarum, bila ada maka gambaran ini tidak lenyap akan
tetapi berubah menjadi merah.
4. TRAKTUS GASTRO INTESTINAL
1. Sering merasa haus.
2. Nafsu makan bervariasi dari anoreksia sampai ‘rakus’
3. Perut sering kembung dan buang angin (flatus).
4. Beberapa pasien mengeluh terjadinya sembelit akibat penurunan
tonus usus selama hamil, berkurangnya asupan makanan selama
persalinan dan pemberian enema saat persalinan. Konstipasi ini
sering terjadi pada pasien episiotomi atau wasir yang hebat.
5. TRAKTUS URINARIUS:
1. Sering terjadi retensio urine yang merupakan akibat penurunan
tonus kandung kemih selama kehamilan dan edema urethra
akibat persalinan. Disuria dan kesulitan pasase urine
menyebabkan retensio urine total atau terjadi rentensio dengan
inkontinensia. Kandung kemih penuh mengganggu kontraksi
uterus.
2. Diuresis terjadi pada hari kedua dan ketiga masa nifas. Pada
penderita edema, diuresis terjadi segera setelah persalinan.
3. Inkontinesia (kebocoran urine) sering terjadi saat pasien tertawa
atau batuk. Inkontinensia dapat terjadi sejak saat kehamilan dan
berlanjut sampai masa nifas. Inkontinensia urine dapat menjadi
semakin berat namun biasanya dapat diatasi dengan latihan otot
dasar panggul.. .
6. DARAH:
1. Nilai kadar Hb stabil dalam jangka waktu 4 hari.
2. Kadar trombosit meningkat dan trombosit menjadi lebih
bergerombol dari hari ke 4 sampai 10 pasca persalinan. Keadaan
ini dan gangguan pembekuan darah lain mempermudah
terjadinya tromboemboli pada masa nifas.
(15)
7. PAYUDARA:
Terjadi perubahan menonjol saat nifas adalah akibat proses
menghasilkan ASI.
8. TRAKTUS GENITALIS:
Selama masa nifas terjadi perubahan traktus genitalis yang jelas:
4. UTERUS: Perubahan
terpenting adalah involusi uterus. Segera
setelah persalinan, ukuran uterus adalah sebesar kehamilan 20
minggu. Pada akhir minggu pertama ukuran uterus kira-kira
setara dengan kehamilan 12 – 14 minggu dan setelah 14 hari,
uterus tidak lagi dapat diraba. Berkurangnya ukuran uterus
dsebabkan oleh kontraksi dan retraksi otot uterus. Desidua
mengalami nekrosis akibat iskemia dan terkelupas dalam bentuk
lochia. Lochia rubra (merah) berlangsung sekitar 24 hari dan
kemudian menjadi lochia alba (putih). Lochia yang berbau busuk
menunjukkan adanya abn
Mengeluarkan darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas.
Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya
deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan
khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang
selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya
terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu
segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemahenindaklanjuti jika ada keluhan-
keluhan setelah melahirkan.
Infeksi nifas
Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim, cairan ini disebut“lokia”.
Pada hari pertama dan kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau lokia kruenta, berupa
darah segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari berikutnya keluar lokia
sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir. Setelah satu pekan, keluar lokia serosa yang
berwarna kuning dan tidak mengandung darah. Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang
hanya berupa cairan putih. Biasanya lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin
terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.
Salah satu kelainan yang dapat ditemukan setelah melahirkan (selama nifas) adalah “infeksi
nifas” atau dalam istilah medis disebut juga “infeksi
puerperalis”.
Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah
melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama dua hari,
terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam
pertama.Setelah melahirkan, organ reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Suhu badan setelah melahirkan dapat naik lebih dari 0,5°C dari
keadaan normal (36-37°C) tapi tidak lebih dari 39°C. Sesudah 12 jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C, harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya infeksi nifas.
Tanda-tanda infeksi nifas sangat bervariasi tergantung bagian yang terinfeksi dan
keparahannya. Jika ditemui tanda-tanda berikut ini, segeralah membawa ibu ke tempat
pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan yang sesuai:
Demam tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.
Tidak setiap ibu yang melahirkan mengalami infeksi nifas. Kondisi tiap ibu yang melahirkan
memang bisa berbeda, ada yang baik-baik saja tanpa masalah, namun ada pula yang
mengalami berbagai masalah terkait dengan kondisi kesehatannya. Beberapa faktor risiko
yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:
Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu,seperti perdarahan, kelelahan, gizi
buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru,
pneumonia, dan lain-lain.
Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak) sehingga
kurang tertangani dengan baik
Kemungkinan infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya
ketuban pecah sebelum melahirkan.
Luas serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan
Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.
Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.
Setelah mengetahui bahaya infeksi nifas yang mungkin saja terjadi, alangkah lebih baik jika
kita menempuh cara-cara untuk mencegahnya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya infeksi nifas, antara lain :
Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan
atau dokter jika ada keluhan.
Minum suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.
Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).
Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan
terjamin kesterilannya.
Harus menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan seperti di
tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa
nifas 2.1.1 Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta
keluar dari rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil berlangsung sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu yang merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali organ
reproduksi pada keadaan normal (Ambarwati, 2010). Periode masa nifas (puerperium)
adalah periode waktu selama 6 sampai 8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai
setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis
dan psikologis karena proses persalinan (Saleha, 2009). Menurut hitungan awam masa
nifas merupakan masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Masa ini
penting untuk terus dipantau karena merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya
seperti masa haid (Saleha, 2009). Pada fase ini terdapat 3 tahapan masa nifas yaitu,
Puerperium dini yang merupakan pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Kemudian, Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6 sampai 8 minggu, serta Remote puerperium yaitu waktu
Universitas Sumatera Utara 8 yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin ibu mengalami komplikasi (Suherni dkk, 2009). 2.1.2.
Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas Masa pasca persalinan adalah fase khusus
dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama
kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan yang sangat bermakna dalam hidupnya.
Keadaan ini ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologis pada ibu
(Prawirohardjo, 2008). Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada ibu masa nifas yaitu
perubahan pada uterus, lokia, vagina dan vulva. Pada masa nifas, uterus akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Segera setelah lahirnya plasenta,
pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan
antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Korpus uteri pada masa ini
sebagian besar terdiri dari miometrium yang dilapisi oleh serosa dan desidua basalis.
Dua hari kemudian, uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan kemudian
mengerut. Pada hari kelima post partum, uterus kurang lebih setinggi 7 cm diatas
simfisis atau pertengahan antara simfisis dan umbilikus, dan dalam dua minggu uterus
telah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat lagi diraba diatas simfisis
(Rukiyah, 2011). Berikut tabel perubahan uterus setelah melahirkan (Saleha, 2009).
Tabel 2.1.2. Perubahan uterus setalah melahirkan Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat
Uterus Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat 1.00 gram 1 minggu Pertengahan
pusat simfisis 750 gram Universitas Sumatera Utara 9 2 minggu Tidak teraba diatas
simfisis 500 gram 6 minggu Normal 50 gram 8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30
gram Uterus mengeluarkan cairan sekret yang disebut lokia. Warna lokia berubah seiring
waktu, mula-mula berwarna merah sampai putih. Perubahan warna dan jumlah lokia
yang dikeluarkan memberikan informasi apakah involusi uterus terjadi secara normal
atau tidak (Murray & McKinney, 2007). Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Awalnya, lokia adalah berwarna merah,
umumnya disebut dengan lokia rubra. Lokia rubra muncul pada hari ke 1-2 pasca
persalinan, mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban. Berwarna merah dan
kuning berisi darah lendir, disebut dengan lokia sanguinolenta, lokia ini muncul pada
hari ke 3-7. Pada hari ke 7-14 pasca persalinan, cairan menjadi berwarna kuning hingga
kecoklatan serta cairan ini tidak berdarah lagi, umumnya disebut lokia serosa. Cairan
berwarna putih kekuningan disebut dengan lokia alba, mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan mati, lokia ini muncul sejak 2-6 minggu pasca
persalinan. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat
dan volumenya berbeda pada setiap wanita. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia
sekitar 240 hingga 270 ml. Lokia dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah
yang banyak pada jam-jam pertama setelah melahirkan. Lokia biasanya berlangsung
kurang lebih selama 2 minggu setelah bersalin, namun penelitian terbaru
mengindikasikan bahwa lokia menetap hingga Universitas Sumatera Utara 10 4 minggu
dan dapat berhenti atau berlanjut hingga 56 hari setelah bersalin (Rukiyah, 2011). Vulva
dan vagina saat masa nifas mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur, vagina dan pintu keluar vagina
pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak (Rukiyah, 2011).
Ukuran vagina akan kembali seperti ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah
melahirkan dan rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) akan kembali terlihat pada
minggu keempat (Bobak, Lodermilk, Jensen & Perry, 2005). Perubahan peran seorang
ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
namun juga psikologisnya yang mengakibatkan gangguan emosional. Kesejahteraan
emosional ibu selama periode postpartum dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
kelelahan, peran barunya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya sendiri atau bayinya
serta tingkat dukungan yang diberikan untuk ibu (Rukiyah, 2011). Dorongan serta
perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami beberapa fase meliputi,
taking in, taking hold, dan letting go. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah persalinan. Pada fase ini ibu
sangat bergantung pada orang lain dan fokus utama ibu hanya pada dirinya sendiri, ibu
akan berulang kali menceritakan proses persalinannya dari awal sampai akhir (Saleha,
2009). Kemudian fase taking Universitas Sumatera Utara 11 hold, yaitu periode yang
berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Bagi petugas
kesehatan fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan penyuluhan
dan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu nifas. Seperti mengajarkan cara
merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, memberikan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, dan kebersihan diri
(Suherni, 2009). Selanjutnya, fase letting go, yaitu masa dimana ibu sudah menerima
tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya (Saleha, 2009).
2.2. Perawatan masa nifas Perawatan nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru
melahirkan sampai alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perawatan nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan karna pada masa
nifas wanita akan banyak mengalami perubahan pada dirinya, baik fisik maupun
psikologis. Perawatan diri pada masa nifas bertujuan untuk mempercepat proses
pemulihan kesehatan umum ibu dengan cara penyediaan makanan bergizi, melakukan
pergerakan otot agar tonus otot menjadi lebih baik, melancarkan peredaran darah serta
meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi (Ibrahim, 1996; Wulandari, 2011). Universitas
Sumatera Utara 12 Menurut Giddes & Grosset (2000) massage (kusuk) merupakan salah
satu perawatan diri ibu nifas, karena kusuk dapat mengurangi kuatnya ketegangan pada
otot, sehingga mendorong relaksasi dan meredakan rasa sakit saat melahirkan. 2.3.
Masase nifas Secara umum praktek tradisional selama pasca salin banyak dilakukan
masyarakat Asia untuk mengembalikan keseimbangan berbagai elemen tubuh. Praktek
tradisional ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi normal organ reproduksi,
meningkatkan pemulihan dan tenaga ibu, mendukung penyembuhan luka, dan untuk
alasan menurunkan berat badan dan kecantikan. Di antara praktek tradisional dalam
masa nifas adalah masase (MaHTAS, 2015). Begitu pula di Indonesia khususnya di
Medan, Sumatera Utara, banyak ibu pascasalin yang melakukan masase nifas. Masase
dilakukan untuk mengembalikan kebugaran tubuh ibu setelah melewati proses
persalinan yang banyak menghabiskan tenaga. Masase merupakan teknik penyembuhan
dalam bentuk sentuhan langsung dengan tubuh. Kata pijat atau massage berasal dari
“mash”, kata dalam bahasa Arab yang berarti ditekan pelan, atau “massein”, kata dalam
bahasa Yunani, yang berarti “meremas” (Mangoenprasodjo, 2005). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa massage adalah sentuhan langsung dengan tubuh dan termasuk
tekanan lembut dan meremas. Masase merupakan terapi yang bersifat holistik. Manfaat
masase terasa pada tubuh, pikiran dan jiwa. Masase kini digunakan di Unit Perawatan
Intensif (ICU) untuk menangani keluhan pada anak-anak (termasuk panyandang autisme,
Universitas Sumatera Utara 13 ADD/ADHD), manula, bayi dalam inkubator, pasien
kanker, penderita AIDS, sakit jantung, dan stroke. Demikian juga pusat-pusat rehabilitasi
ketergantungan dan klinik nyeri. Berbagai bentuk masase juga telah digabungkan ke
metode terapi komplementer lain, seperti aromaterapi, refleksologi, dan osteopati
(Hadibroto, 2006). Ibu yang merasakan sakit akibat proses persalinan merasakan bahwa
rasa sakit yang dialami selama melahirkan dapat berkurang jika bokong dan
punggungnya di masase. Masase dapat mengurangi kuatnya ketegangan pada otot,
sehingga mendorong relaksasi dan meredakan rasa sakit saat melahirkan (Giddes &
Grosset, 2000). 2.4. Pelaksanaan masase nifas Pada penelitian sebelumnya mengatakan
bahwa ibu melakukan masase setelah melahirkan pada hari ke-2, dilakukan 3 kali
seminggu setiap 2 hari sekali. Tujuannya untuk mengeluarkan darah kotor dan
menyehatkan ibu. Sedangkan ibu lainnya melakukan masase sekali 2 hari selama 1
minggu (3 kali masase). Masase di lakukan pada seluruh badan. Saat di masase, rahim
ibu juga diraba untuk mengetahui bengkaknya rahim. Jika ibu merasa sakit maka masase
terus di lakukan hingga 10 hari setiap 2 atau 3 hari. Manfaatnya untuk melancarkan
keluarnya darah kotor, serta menghilangkan sakit pinggang ibu. Masase dilakukan oleh
pemijat. (Safriyanti, 2015). Hasil penelitian oleh Sugita (2016), di Desa Candirejo
Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, dikatakan bahwa sebanyak 6 responden memulai
masase pada hari pertama setelah bersalin, 1 responden pada hari ke- 2, 1 responden
pada hari Universitas Sumatera Utara 14 ke-3 dan 1 responden lainnya memulai masase
pada hari ketujuh setelah bersalin. Sebanyak 3 responden melakukan masase nifas
sebanyak 5 kali, 5 responden melakukan masase nifas sebanyak 3 kali dan 1 responden
melakukan masase nifas sebanyak 2 kali selama masa nifas. Bagian yang di masase
adalah seluruh tubuh kecuali perut. Secara umum masase atau pijatan yang dilakukan di
daerah punggung dapat membuat seluruh tubuh menjadi santai. Melakukan pijatan di
bagian kiri dan kanan tulang belakang pada bagian atas dapat membantu mengatasi
berbagai persoalan pernapasan. Masase atau pijatan yang sama pada punggung bagian
bawah dapat meredakan sembelit dan rasa meriang saat menstruasi (Giddes & Grosset,
2000). Pijat punggung juga dapat dilakukan oleh ibu pascasalin karena pijat punggung
merupakan salah satu alternatif intervensi untuk membantu meningkatkan kelancaran
produksi ASI (Yohmi & Roesli, 2009). Pijat punggung adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) dimulai dari batas bawah leher sampai tulang costae ke-5-
ke-6 dan merupakan usaha untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin setelah
melahirkan (Biancuzzo, 2003). Oksitosin yang dilepaskan oleh hipofifis posterior akan
dialirkan ke dalam darah dan sampai pada organ tujuan yaitu sel mioepitel di sekitar
alveoli dan sel mioepitel di uterus. Kemudian hormone oksitosin merangsang sel
mioepitel sehingga kantung alveolus tertekan, tekanan meningkat dan duktus
memendek dan melebar. Kemudian diejeksikanlah ASI dari puting susu. Diharapkan
dengan dilakukannya pemijatan tulang belakang ini, ibu akan merasa rileks dan
kelelahan Universitas Sumatera Utara 15 setelah melahirkan akan segera hilang. Jika ibu
rileks dan tidak kelelahan dapat membantu pengeluaran hormon oksitosin
(Mardiyaningsih, 2010). Pijatan pada tulang belakang ini dapat juga dilakukan oleh suami
ataupun anggota keluarga lainnya. 2.5. Bagian-bagian tubuh manusia Gambar 2.5.1.
Permukaan anatomi tubuh Caput Collum Thorax Abdomen Pelvis Truncus Brachium
Antebrachium Manus Membrum superius Femur Crus Pes Membrum inferius Caput
Collum Crus Brachium Brachium Manus Membrum superius Femur Pes Membrum
inferius Truncus, Dorsum Universitas Sumatera Utara 16 Terminologi anatomi umumnya
merujuk pada posisi tegak dengan wajah menghadap ke depan, lengan berada di
samping, telapak tangan mengarah ke badan atau ke depan, tungkai diletakkan
berdampingan dengan menghadap ke depan. Tubuh dibagi menjadi kepala (caput), leher
(collum), torso (truncus) dengan dada (thorax), perut (abdomen), panggul (pelvis),
punggung (dorsum), dan ekstremitas atas (membrum superius) dan bawah (membrum
inferius). Ekstremitas dibagi menjadi lengan atas (brachium), lengan bawah
(antebrachium), tangan (manus) dan tungkai atas (femur), tungkai bawah (crus), kaki
(pes). 2.5.1. Regio-regio tubuh manusia Gambar 2.5.1.2. Regiones corporis; dilihat dari
ventral Universitas Sumatera Utara 17 Gambar 2.5.1.3. Regiones corporis; dilihat dari
dorsal Universitas Sumatera Utara
PERAWATAN PASCA
PERSALINAN ( MASA NIFAS)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PERAWATAN PASCA PERSALINAN ( MASA NIFAS)
Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005)
Masa nifas (Puerperium) adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali
kepada keadaan sebelum hamil, lama masa nifas ini 6 minggu. (Farrer, 1999)
PEMBAGIAN NIFAS
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lokia
3. Perubahan sistem tubuh lainnya
4. Perubahan psikis. (Sarwono, 2002)
4) PERAWATAN PASCA PERSALINAN
1. Mobilisasi
2. Mobilisasi
Karena habis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah
terjadinya Trombosis dan Tromboemboli. Pada hari Ke 2 diperbolehkan duduk,
haari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4dan 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisaasi
di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikaasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka
Ibu yang melahirkan secara normal bisa melakukan mobilisasi 6 jam setelah
melahirkan dan 8 jam setelah melahirka untuk ibu yang menjalani operasi cesar
kemudian ibu dianjurkan melaksanakan mobilisasi dini, misalnya ibu miring
kanan-miring kiri, turun dari tempat tidur, belajar duduk, dan berjalan sendiri.
Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke3 diperbolehkan jalan-jalan, dan hari
ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi ini bertujuan agar sirkulasi
darah menjadi lancar, menghindari pembengkakan, dan mencegah trombosis.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka. (Sinsin, 2009).
Mobilisasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis vena. Setelah proses
persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus,
atau kateter dan tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan
untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu satu atau 2 jam setelah melahirkan
secara normal. Sebelum waktu ini, ia harus diminta untuk melakukan latihan
menarik napas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk
serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien sectio caesarea biasanya
mulai mobilisasi dini 24–36 jam sesudah melahirkan. Jika pasien menjalani
analgesia epidural, pemulihan sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu
sebelum mobilisasi dimulai. (Farrer,1999)
2. Diet
Diet untuk ibu masa nifas harus banyak mengandung protein, besi, serta kalsium,
vitamin serta serat makanan dan harus mencakup 3000 ml cairan yang 1000 ml
diantaranya berupa susu. Asupan kalori per hari harus di tingkatkan sampai 2700
kalori (11.500 kilojoule). (Farrer,1999)
3. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Bila kandung kemih
penuh wanita sulit kencing. Sebaiknya dilakukan kateterisasi.
Stres inkontinensia dapat terjadi hanya sementara dan akan menghilang setelah
tonus otot dasar panggulnya membaik.
4. Defikasi
Buang air besar harus dilakukan 3–4 kali setelah melahirkan
5. Perawatan payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk mengurus bayinya.
Perubahan-perubahan terjadi pada kelenjar payudara :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi. Melakukan
skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
2. Memberikan pedidikan kesehatan tentang kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
3. Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Mochtar, 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Mobilisasi
Ambulasi dini atau mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin
membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk untuk
dimaksud mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari
tempat tidur dan bergerak,agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan
buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada
komplikasi persalinan,nifas atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan,
lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina. Karena sehabis
bersalin, ibu istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh
miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan troboemboli. Pada
Mobilisasi setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus
istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifasnya dan
sembuhnya luka. Mobilsasi dini adalah mobilisasi segera setelah melahirkan dengan
membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan
bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai
Mobilisasi dini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu paska bersalin karena hal ini
meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah
konstipasi dan retensi urine serta ibu akan merasa sehat. Pelaksanaan mobilisasi
dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Setelah persalinan
selesai ibu bisa mengawali ambulasi dengan latihan maenarik nafas dalam dan latihan
tungkai secara sederhana. Kemudian bisa dilanjutkan dengan duduk dan menggoyang-
goyangkan tungkainya ditempat tidur. Jika ibu merasa pusing, ibu bisa melanjutkan
berjalan (Sujiatini,2010).
2. Tujuan Mobilisasi
Lakukan miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita
atau ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam lalu
pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada ibu bahwa ia mulai pulih.
Rasa letih dan rasa nyeri pada luka jahitan usai persalinan membuat ibu enggan
turun dari tempat tidur. Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap dan secepatnya
Mobilisasi harus segera mungkin bergerak begitu kekuatanya pulih, supaya fungsi
aliran darahnya juga cepat kembali normal. Aliran darah yang normal akan
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada
hari ke 3 sampai 5 hari. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan
persalinan alami. Setelah 4 hari boleh dirapikan kamar mandi dan beres-beres rumah
yang ringan. Tidak mengangkat beban yang dirasa terlalu berat. Boleh jalan-jalan keliling
c. Minggu ke 2 dan ke 3
d. Minggu ke 4-6
Setelah satu bulan ibu nifas yang, sudah boleh bekerja seperti biasa melakukan
e. Minggu ke 7-8
Setelah 7-8 minggu ibu dapat melakukan pekerjaan rutin seperti biasa dan
olahraga. Kondisi fisik wanita yang berolahraga rutin dengan takaran yang benar tentu
lebih jauh lebih baik dari pada yang tidak pernah olahraga.
1) Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.
Khususnya jika kondisi ibu lemah atau memiliki jantung, meski begitu, mobilisasi yang
3) Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.
segera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa
postpartum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dilakukan
6) Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu,
kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk
7) Banyak keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para wanita
menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal (Sari
Eka,2014).
3. Manfaat Mobilisasi
e. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan pada ibu mengenai cara merawat
4. Keuntungan Mobilisasi
meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai
hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga