Anda di halaman 1dari 40

Pemulihan Setelah Melahirkan |

Pampers (ID)
Melahirkan adalah proses fisiologis normal, tapi selama beberapa hari dan minggu
setelah kelahiran bayi, tubuh Anda memerlukan waktu untuk pemulihan. Bahkan,
bisa memakan waktu satu tahun bagi tubuh Anda benar-benar kembali ke masa
sebelum hamil. Walaupun ada beberapa pasangan yang memiliki perbedaan dalam
pemulihan setelah persalinan normal versus persalinan caesar, proses pemulihan
secara umum berlaku pada kedua jenis persalinan. Beberapa faktor dapat
mempengaruhi pemulihan ini, termasuk kesehatan Anda pada umumnya, kondisi
gizi, dan tingkat kelelahan atau stres. 

Kontraksi Uterus dan Involusi 


Sesaat setelah bayi dilahirkan, placenta terpisah dengan dinding uterus dan keluar.
Tempat di mana plasenta dulu menempel terlihat seperti luka terbuka yang harus
disembuhkan. Untungnya, tubuh Anda akan bekerja cepat. Dalam beberapa menit
setelah lahir, rahim Anda akan mengkerut dengan cepat untuk menutup pembuluh
darah yang terbuka pada dinding rahim di lokasi plasenta. Kontraksi rahim ini
kadang-kadang disebut "setelah sakit," mungkin terasa sebagai kram yang kuat
untuk beberapa hari, tetapi kemudian akan berkurang. Anda mungkin mengalami
sensasi tersebut selama menyusui, karena stimulasi puting mendorong terjadinya
kontraksi rahim. Anda dapat mengonsumsi obat analgesik (pereda nyeri) jika
kram ini membuat tidak nyaman.

Segera setelah kelahiran Anda bisa merasakan rahim di bagian 


pusar . Kontraksi setelah melahirkan akan membuat rahim terasa seperti bola
keras di perut 
. Setiap hari itu akan berkurang jadi lebih kecil dan lebih kecil sampai tidak bisa
lagi 
dirasakan melalui dinding perut. Sejalan dengan mengecilnya ukuran, itu bergerak
ke dalam 
panggul di belakang tulang kemaluan Anda. Ini disebut proses involusi dan
menunjukkan bahwa pemulihan sedang terjadi. Saat masih di rumah sakit,
perawat secara teratur akan memeriksa rahim Anda untuk memantau proses
involusi. Jika rahim tidak berkontraksi sebagaimana mestinya, dia akan
memijatnya untuk menstimulasi kontraksi. 

Lokia 
Butuh waktu selama 10 hari bagi dinding plasenta untuk benar-benar sembuh, dan
selama itu Anda akan menyadari keluarnya cairan darah yang disebut lokia. Lokia
akan terlihat merah terang selama satu atau dua hari setelah melahirkan, terlihat
mirip seperti menstruasi. Cairan itu akan berkurang dan menjadi berwarna
kecokelatan, kemudian berwarna merah muda, dan selama 10 hari berwarna
keputihan. Ketika sampai pada poin itu, Anda akan tahu bahwa dinding plasenta
Anda sudah pulih. Proses ini akan terasa lebih cepat jika Anda menyusui, karena
ketika bayi menghisap puting ibunya, itu menstimulasi rahim untuk berkontraksi,
dan pemulihan akan cepat selesai. Hingga lokia menghilang, Anda harus
menghindari melakukan aktivitas seksual dan harus menjaga kebersihan perineum
(area antara anus dan vulva) selama beberapa hari untuk mencegah masuknya
bakteri ke dalam vagina.

Pemulihan luka robekan kulit 


Apakah kelahiran berlangsung normal atau dengan operasi caesar, ada
kemungkinan terdapat sayatan yang membutuhkan penyembuhan. Dengan
kelahiran normal, Anda mungkin akan memiliki episiotomi. Sayatan kecil ini
dibuat untuk memperbesar lubang vagina sebelum kepala bayi muncul, kemudian
dipulihkan dengan jahitan. Seperti luka sayatan apapun, penyembuhan episiotomi
butuh waktu beberapa minggu. Tubuh akan menyatu dengan jahitan, tapi robekan
ini akan menjadi lembut atau bengkak selama minggu pertama setelah persalinan.
Infeksi bisa terjadi, tapi dengan perawatan perineal (lihat di bawah ini), hal ini
bisa dihindari. 
Jika melahirkan secara caesar, robekan pada perut akan memakan waktu yang
lebih lama untuk sembuh. Jika operasi caesar tidak terencana dan terjadwal, tapi
terjadi setelah Anda berada di ruang persalinan, pemulihan yang diperlukan sama
dengan melahirkan normal. Sebagai tambahan pada komkilogramen kesembuhan
sudah dibahas di kelahiran normal (kontraksi rahim dan lokia), prosedur
pemulihan luka operasi harus ditangani. Pemulihan ini membutuhkan waktu yang
lebih lama, kurang lebih empat sampai enam minggu. 
Sayatan bedah caesar cenderung menyakitkan setelah biusnya menghilang. Obat
penghilang rasa sakit dapat diberikan sesuai kebutuhan; pada awalnya ini
mungkin itu akan menjadi obat analgesik narkotik kuat yang bisa jadi membuat
Anda merasa pusing dan mengantuk. Jika bekas jahitan tidak menyatu, benangnya
akan diambil setelah lima hari dari persalinan. Beberapa dokter mungkin
menggunakan staples logam yang bukan jahitan untuk menutup sayatan; ini juga
akan diambil beberapa hari setelah lahir. Jahitan atau staples dapat menyebabkan
sensasi seperti kulit ditarik-tarik saat masa pemulihan. Karena kateter untuk
kencing harus dimasukkan ke dalam kandung kemih sebelum operasi, setelah
operasi dan kateter diambil sangat penting untuk minum banyak cairan dan sering
buang air kecil untuk mencegah infeksi kandung kemih.

Pendorong Sirkulasi 
Untuk membantu sirkulasi yang baik setelah operasi, Anda akan diminta untuk
menggerakkan kaki Anda, 
melemaskan kaki Anda, dan menggoyangkan jari-jari kaki Anda segera setelah
biusnya menghilang. Anda juga akan diminta untuk duduk di sisi tempat tidur,
duduk di kursi, dan kemudian berjalan di hari pertama setelah melahirkan; Anda
mungkin akan diminta untuk mengenakan kaus kaki elastis untuk menjaga
sirkulasi darah yang baik dan mencegah pembekuan darah. Karena proses
penyembuhan lebih kompleks untuk kelahiran dengan proses caesar, Anda akan
tinggal di rumah sakit untuk waktu yang lama, mungkin tiga sampai lima hari. 

Tips Penyembuhan di Rumah 


Berikut adalah beberapa tips untuk membantu proses penyembuhan dan memberi
kenyamanan:
 Bernapaslah secara perlahan dan pijatlah jika rasa sakitnya
mengganggu. Jika hal ini tidak membantu, konsumsi obat pereda
nyeri yang diresepkan dokter bagi Anda. Ingatlah bahwa rasa sakit
ini menunjukkan bahwa involusi dan pemulihan sedang terjadi, dan
ini merupakan pertanda bagus.

 Untuk mencegah infeksi luka episiotomi, gunakan pembalut bersih


kurang lebih setiap empat sampai enam jam. Selalu lepas pembalut
dari arah depan ke belakang untuk mencegah bakteri terbawa dari
anus ke vagina. Bersihkan perineum setelah buang air kecil atau
bersihkan dengan air hangat di sekitar area tersebut dan tepuk
perlahan dengan kain kasa. Ingatlah untuk selalu membilas dari
depan ke belakang. Duduk dalam bak mandi hangat (“sitz bath”)
atau gunakan kompres hangat untuk membantu pemulihan luka.
Melakukan kontak lantai dengan panggul atau senam Kegel akan
melancarkan sirkulasi di sekitar area dan membantu proses
pemulihan.

 Ikuti petunjuk yang diberikan rumah sakit untuk perawatan luka


bedah caesar. Selalu memakai pakaian yang kering dan bersih.

 Makan makanan yang sehat untuk mendukung proses pemulihan.


Pastikan Anda mendapatkan protein, vitamin, dan banyak cairan

 Jangan melakukan hubungan seksual sampai lokia telah


menghilang dan luka episiotomi telah sembuh; Anda mungkin akan
merasa tidak ingin melakukannya saat itu karena rasa sakit dan
kelelahan. Tapi dengan memberi perhatian lain akan menunjukkan
bahwa Anda masih mencintai pasangan Anda, di samping fakta
bahwa energi emosional Anda akan tercurah pada bayi saat ini.

 beristirahat! Ini adalah komkilogramen terpenting untuk proses


penyembuhan. Cobalah untuk tetap di tempat tidur atau di sofa
untuk minggu pertama setelah melahirkan. Jangan banyak
melakukan kegiatan terlalu cepat, meskipun Anda mungkin merasa
baik-baik saja. Satu-satunya kegiatan yang Anda lakukan adalah
hal yang berhubungan dengan perawatan bayi. Biarkan orang lain
mengurus rumah, memasak, mencuci, dan melakukan pekerjaan
rumah tangga lainnya. Rencanakan agar bantuan ini bisa
terlaksana.

 TTidurlah saat bayi Anda tidur. Karena tidur malam Anda akan
banyak diganggu, Anda akan membutuhkan pelampiasan dengan
tidur saat siang hari. Anda harus menargetkan seberapa banyak
waktu tidur Anda selama 24 jam (walaupun terbagi dalam beberapa
waktu) seperti sebelum melahirkan. Pasang penerima pesan pada
telkilogram Anda dan pasang tanda “Jangan Ganggu!” pada pintu.

Kapan Harus Menghubungi Perawatan Kesehatan Anda 


Hubungi perawat jika Anda mengalami tanda-tanda ini, karena hal tersebut bisa
menunjukkan 
pemulihan yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau jika Anda mengalami
infeksi:

 suhu tubuh di atas 100 derajat Fahrenheit yang terjadi selama lebih
dari satu hari.

 Darah warna merah terang atau pendarahan hebat (lokia) setelah


empat hari dari melahirkan, atau penggumpalan darah dalam
jumlah besar pada lokia.

 Lokia yang berbau tidak sedap. Lokia yang normal akan memiliki
sedikit bau apek, seperti bau darah menstruasi normal.

 Sakit pada perut bagian bawah setelah beberapa hari setelah


melahirkan. < / li>

 tanda-tanda infeksi (kemerahan, panas, bengkak, keluar cairan


mengalir) di bagian episiotomi atau bekas luka bedah caesar.
Jika Anda mengikuti arahan ini, Anda akan kagum seberapa cepat Anda
merasa seperti kembali ke "masa normal" setelah lahir. Karena memiliki
bayi adalah proses yang normal, bukan penyakit, tubuh Anda akan sembuh
dengan cepat. Dan beberapa hari rasa ketidaknyamanan ketika proses
pemulihan akan tergantikan oleh sukacita memiliki bayi baru di dekat
Anda!
Masa nifas
1. 1. Adalah pulih kembali,mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan
kembali sebelum hamil ,lamanya 6-8 minggu atau 40 hari setelah melahirkan.
Dimulai setelah kelahiran plasenta danberakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-
2. 2. 1. Purperium Dini Kepulihan di mana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. 2. Purperium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yanmg lamanya 6-8 minggu. 3. Remote Puerperium Waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi
3. 3. 1. Involusi yaitu perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterius dan jalan lahir setelah bayi lahir hingga mencapai
keadaan sebelum hamil.
4. 4. 2. Lokhea Yaitu sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim terutama
luka plasenta dan keluar melalui fagina . Lokhea dibedakan sesuai tingkat
penyembuhan luka, yaitu: 1) Lokhea Rubra 2) Lokhea sanguilenta 3) Lokhea
Serosa 4) Lokhea Alba
5. 5. Berwarna merah segar seperti darah haid karena banyak mengandung
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban ,sel-sel decidua,vernix
caseosa,lanugo meconium.pengeluarannya segera setelah persalinan
sampai 2hari post partum.
6. 6. Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena pengaruh plasma
darah,penggeluarannya pada hari ke 3-7 hari post partum
7. 7.  Lokhea Alba Berupacairan putih kekuningan pengeluran Setelah 2 minggu
hari port partum kadang-kadang Bila lokhea tetap berwarna merah setelah2
minggu post partum kemungkinantertinggal sisa plasenta atau selaput
amnion.Berwarna kuning kecoklatan atau serum,pengeluarnnya pada hari
7-14 post Partum.
8. 8. 3. Laktasi adalah proses pembentukan dan pengeluaran ASI.fisiologi
laktasi itu sendiri adalah pada saat persalinan hormone estrogen dan
progesteronmenurun sedangkan prolaktin meningkat.hisapan bayi pada
putting susu memacu atau merangsang kelenjar hipofise anterior untuk
mempruduksi atau melepaskan proklatin sehingga terjadi sekreksi ASI
9. 9. 1) Faktor anatomi payudara 2) Faktor fisilogis nutrisi ibu 3) Faktor istirahat
4) Faktor isapan bayi 5) Obat-obatan 6) Psikologis
10. 10. 1. Suhu badan 2. Rasa nyeri 3. Urine 4. Darah 5. Penurunan berat badan
6. Defekasi
11. 11. Pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan atau keluhan
nyeri. Demam pada masa nifas menunjukkan adanya infeksi, yang tersering
infeksi kandungan dan saluran kemih. ASI yang tidak keluar, terutama pada
hari ke 3-4, terkadang menyebabkan demam disertai payudara membengkak
dan nyeri. Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 jam
12. 12. Perempuan yang pertama kali melahirkan akan mengalami kontraksi
rahim yang cenderung bersifat tonik menimbulkan nyeri perut seperti “kram”,
apalagi bila ada sisa- sisa bekuan darah dalam rahim. Kadangkala nyeri ini
sangat hebat dan membutuhkan obat pereda nyeri. Nyeri perut ini juga dapat
timbul saat bayi mengisap payudara. Biasanya keluhan nyeri menghilang
dengan sendirinya
13. 13. Darah nifas atau lokia adalah lapisan rahim yang lepas. Proses ini mirip
dengan yang terjadi pada menstruasi. Pada awal masa nifas lokia berwarna
merah. Setelah 3-4 hari warnanya makin pudar, dan pada hari ke-10
berwarna putih-kekuningan. Bila warna lokia merah melanjut sampai 2
minggu, ada kemungkinan plasenta tersisa dalam rahim, gangguan
pemulihan rahim yang semula merupakan tempat perlekatan plasenta, atau
keduanya. Lokia yang berbau kemungkinan ada infeksi
14. 14. Pada masa nifas terjadi perubahan pada komponen darah, misalnya
jumlah sel darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah merah dan
hemoglobin akan berfluktuasi, namun dalam 1 minggu pasca persalinan
biasanya semuanya akan kembali ke keadaan semula. Curah jantung atau
jumlah darah yang dipompa oleh jantung akan tetap tinggi pada awal masa
nifas dan dalam 2 minggu akan kembali ke keadaan normal
15. 15. Pascapersalinan wanita akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang
berasal dari bayi, plasenta, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg
lagi melalui air kemih sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan cairan yang
dahulu diretensi pada waktu hamil. Rata-rata perempuan kembali ke berat
idealnya setelah 6 bulan, walaupun sebagian besar tetap akan lebih berat
daripada sebelumnya
16. 16. Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang
dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan,
segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat dan lebih baik.
Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi.
17. 17. Vulva (bibir kemaluan) harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang.
Tidak perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak
dibersihkan akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
18. 18. Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk berkemih, tetapi
usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena kandung kemih yang
penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi rahim, yang dapat
menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim.
19. 19. Perempuan pascamelahirkan kadang mengalami depresi yang disebut
postpartum blues. Depresi dapat disebabkan oleh berbagai factor seperti
perubahan emosional, senang dan takut pada saat melahirkan, kelelahan,
perasaan asing tinggal di rumah sakit, kecemasan akan kemampuannya
merawat bayi, dan perasaan kurang menarik lagi di mata suami.
20. 20. Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada pantangan diet.
Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh minum dan makan seperti
biasa bila ingin. Namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu
menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak
menyusui bayinya.
21. 21. Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas.
Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus
menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI.
22. 22. 1. Apa yang di maksud dengan masa nifas? 1 2. Apa yang di maksud
dengan involusi? 1 3. Ada berapakah jenis lokhea?sebutkan! 2 4. Ada
berapakah fase nifas? Sebutkan! 1 5. Apasajakah yg mempengaruhi
produksi ASI?1 6. Sebutkan masalah – masalah dalam masa nifas! 1 7.
Sebutkan minimal 3 catatan penting dalam masa nifas!! 3 DILARANG
MENCONTEK!!!!!
ethseva
Kamis, 27 September 2012

Masa Nifas

A. Pengertian Masa Nifas


  

1.  Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya


plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
2.  Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu Bari,2000:122).
3.  Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah
kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu
saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal.
(F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).
4.  Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang
dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
5.  Nifas adalah Perubahan yang terjadi pada ibu hamil setelah
melahirkan. Biasanya masa nifas ini adalah masa dimana rahim
mengeluarkan darah yang terus menerus saat kontraksi agar perut
dapat mengecil seperti keadaan semula. Semakin rahim
berkontraksi, maka rahim akan terus mengeluarkan darah. Hal
ini akan dialami oleh ibu setelah melahirkan. Keluarnya darah
pada ibu setelah melahirkan ini banyak sekali, tetapi hal ini sudah
lumrah terjadi pada ibu setelah melahirkan. Keadaan ini
biasanya terjadi 2 jam setelah melahirkan sampai 40 hari setelah
melahirkan yang disebut masa nifas.
6.  Keadaan seperti ini akan terus diobservasi dan dipantau selama 2
jam setelah melahirkan agar perdarah yang keluar dapat
diketahui. selain mengobservasi keluarnya darah, bidan juga
akan terus mengobservasi kandung kemih( kantong kencing ),
makan dan minum ibu, kontrakasi uterus ( rahim ), tanda-tanda
vital ( mengukur tekanan darah ibu, mengukur suhu tubuh ibu,
megukur nadi ibu, dan pernafasan ibu ), pergerakan ibu ( miring
kanan dan miring kiri ) dan berjalan gunanya agar perdarahan
dapat berkurang karena rahim akan terus berkontraksi.
                                              

7.     Setelah 2 jam mengobservasi keadaan ibu, bidan pasti akan


mencatat keadaan ibu gunanya untuk melakukan rencana
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan pada ibu. jika keadaan
ibu baik-baik saja dan rahim berkontraksi dengan baik maka
tindakan selanjutnya akan dilakukan, tetapi jika keadaan ibu
semakin melemah dan perdarahan tidak berhenti dan rahim
tidak berkontraksi, anjurkan ibu untuk BAK ( Buang Air kecil ),
agar darah yang akan keluar tidak tehambat, tetapi jika msh
tetap terjadi, maka bidan akan melalukan tindakan seperti
mengeluarkan urin dengan mamasukan selang kencing melalui
lubang kencing, sehingga darah tidak terhambat untuk keluar,
setelah itu bidan akan membersihkan dengan memasukan
tampon (kasa steril ) agar darah bisa diserap oleh kasa steril.
Setelah dibersihkan bidan akan mengobservasi lanjut keadaan
pasien. jika perdarah sudah berhenti maka bidan akan
melanjutkan observasi 6 jam setelah melahirkan.
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
 

Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :


1.  Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologis.
2.  Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayi.
3.  Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian
imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.
4.  Memberikan pelayanan keluarga berencana.
5.  Mendapatkan kesehatan emosi.

C. Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa


   

Nifas
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam
masa nifas antara lain :
1.  Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan
fisik dan psikologis selama masa nifas.
2.  Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
3.  Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
4.  Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan
administrasi.
5.  Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
6.  Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga
gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
7.  Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi
selama priode nifas.
8.  Memberikan asuhan secara professional

 D.Tahapan Masa Nifas


Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
1.  Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
2.  Puerperium intermedial
Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi
selama kurang lebih enam minggu.
3.  Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam
keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.

E. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


   

Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit


empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan
untuk :
1.  Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2.  Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan
adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
3.  Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada
masa nifas.
4.  Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Masa nifas: mulai setelah persalinan selesai dan berakhir


setelah kira-kira 6 minggu. Seluruh alat genitalia baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Perubahan-perubahan pada alat genitalia (dalam & luar) secara
keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi terjadi juga
hemokonsentrasi dan laktasi. Laktasi terjadi karena pengaruh
Lactogenic Hormone dari kelenjarhipofise (klik ‘tuk lihat
gambar) terhadap kelenjar-kelenjar payudara. Setelah janin
lahir, besar rahim kira-kira setinggi pusat ibu, segera setelah
plasenta lahir, tinggi besar rahim lk (lebih kurang) 2 jari di
bawah pusat.Pada hari ke-5 paska melahirkan rahim lk setinggi 7
cm diatas tulang kemaluan atau setengah jarak tulag kemlauan –
pusat, sesudah 12 hari rahim tidak dapat diraba lagi di atas tulng
kemaluan.
F.    Hemokonsentrasi
Hemokonsentrasi artunya darah ibu mulai mengental lagi
setelah sebelumnya pada waktu kehamilan megalami hemodilusi
(pengenceran). Pada kehamilan terdapat hubungan antara
sirkulasi ibu & plasenta. Setelah melahirkan, hubungan tersebut
hilang tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif bertambah.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan
timbulnya hemokonsentrasi yang terjadi pada hari-hari ke 3-15
hari post partum.
G. Laktasi
Perubahan yang terdapat pada kedua payudara
sejak kehamilan muda: meningkatnya jumlah jaringan
payudara terutama kelenjar-kelenjar dan lemak,
dtemukan colostrum (ASI awal) pada saluran di
payudara, pembuluh darah yang bertambah. Pengaruh
hormon-hormon hipofisis kembali muncul, antara lain
lactogenic hormone. Pengaruh oksitosin mengakibatkan
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga terjadi
pengeluaran ASI. Umumnya produksi asi yang
sebetulnya hari ke 2-3. Pada hari-hari I ASI hanya
berupa colostrums Rangsangan psikis merupakan refleks
dari mata ibu ke otak, mengakibatkan oksitosin
dhasilkan, sehingga ASI dapat dikeluarkan dan sebagai
efek sampingan rahim menajdi semakin keras
berkontraksi                         
Dengan memberi ASI akan bertambah rasa kasih sayang
antara ibu dan anak. ASI juga dapat melindungi bayi terhadap
infeksi seperti: usus, paru2 dan telinga karena ASI mengandung
lactoferin, lysozyme & imunogbulin A.
a                     = sekret yang berasal dari rongga rahim dan vagina dalam masa nifas.

ari I                     = lokia nigra/ lokia kruenta: darah segar + sisa-sisa selaput ketuban, sisa-sisa vernix
caseosa (lemak2 bayi), lanugo (bulu bayi) & mekonium (pub bayi).

    Hari 2 – 6 hari       = lokia sanguilenta (merah kental)

    Minggu 1 – 2         = lokia serosa (bening)

    > 2 mg                   = lokia alba (putih)

Biasanya lokia berbau sedikit amis, jika terdapat infeksi, akan


berbau busuk.
H. Perawatan Post Partum
Dimulai sejak kala ini dengan menghindarkan
kemungkinan perdarahan & infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir/
luka bekas episiotomi, lakukan penjahitan & perawatan luka
sebaik-baiknya 8 jam post partum wanita harus tidur telentang
untuk mencegah terjadinya perdarahan sesudah 8 jam, badan
miring kiri dan kanan untuk mencegah trombosis. Ibu dan bayi
bisa diletakkan dalam 1 kamar (rooming in) atau terpisah. Pada
hari ke-2 bila perlu dapat dilakukan latihan-latihan senam. Hari
ke-3 duduk, ke-4 berjalan, ke-5 dapat dipulangkan. Diet yang
diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori, cukup
protein, cairan serta buah-buahan karena wanita mengalami
hemokosentrasi. Miksi atau berkemih harus cepat dapat
dilakukan sendiri. Bila kandung kencing penuh & wanita tidak
dapat berkemih sendiri, sebaiknya dilakukan kateterisasi dengan
memperhatikan jangan sampai infeksi.Umumnya partus lama,
yang kemudian diakhiri dengan ekstraksi valcum/ cunam, dapat
mengakibatkan hal-hal yang demikian sampai terjadi retensio
urin. Bila perlu, sebaiknya dipasang dawer catheter/ indwelling
catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung
kencing.
 Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada
otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga
tugasnya cepat pula kembali. Defekasi (boker) harus ada 3 hari
paska melahirkan. Bila ada obstipasi, dapat diberikan pencahar
seperti SOLAC (sponsor). Bila terdapat after pain/ mules dapat
diberikan analgetika/ sedativa supaya dapat tidur. Delapan jam
paska melahirkan ibu disuruh menyusui bayi untuk merangsang
laktasi.
Ibu tidak boleh menyusukan bayi jika menderita:
     Penyakit typus
     TBC aktif
     Kelainan jantung berat
     Keracuna tiroid
     Diabetes berat
     Gangguan jiwa
     Puting yang masuk kedalam
     Morbus hansen (lepra)

I.     Perawatan payudara
Cuci areola payudara & puting susu dengan teratur dengan
sabun dan beri minyak/ cream agar tetap lemas. Jangan sampai
kelak mudah lecet/ pecah-pecah. Sebelum menyusui payudara
harus dibiarkan lemas dengan melakukan message secara
menyeluruh. Bersihkan sebelum menyusui. Jika bayi meninggal,
laktasi harus dihentikan dengan cara mengadakan pembalutan
kedua mamma hingga tertekan & dapat pula diberi obat penekan
laktasi bromocryptin sehingga lactogenic hormon tertekan.

J. Pemeriksaan Paska Melahirkan


  

1.  Keadaan umum
2.  Keadaan payudara & putingnya
3.  Dinding perut, apakah ada hernia
4.  Keadaan perineum
5.  Kandung kencing, ada sistokel/ uretrokel atau tidak.
6.  Rektum, ada rektokel & pemeriksaan tonus. M. sfingerani.
7.  Adanya fluor albus (keputihan)
8.  Keadaan serviks, uterus & adnexanya.
Perdarahan yang mungkin terjadi dalam masa 40 hari biasa
disebabkan oleh adanya subinvolusi uteri (rahim yang lambat
mengecil) terhadap penderita tidur dan diberi tablet ergometrin.
Bila perdarahan tetap ada, lakukan kuretase untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya sisa-sisa plasenta. Bila
curiga ada keganasan, lakukan pemeriksaan sitologi & eksisi
percobaan untuk menyingkirkan keganasan
K.  Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan
perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa
nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas,
maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein,
membutuhkan istirahat yang cukup dsb. Kebutuhan-kebutuhan
yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

1.     Kebutuhan nutrisi dan cairan

          Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan


kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta
untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifasdianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:

1.     Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500kalori tiap


hari
2.     Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi
kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, danmineral
3.     Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4.     Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
5.     Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit
Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1.       Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-
500kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari.
Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena
akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan
ASI rusak.
2.     Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari.
Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima
putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram
ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai
kacang.
3.     Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulangdan
gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu
rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada
masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara
dengan 50-60 gram keju, satucangkir susu krim, 160 gram ikan
salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.
4.    Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerakotot,
fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium
didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

 5.     Sayuran hijau dan buah


Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu
porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkirbrokoli,
½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu
tomat. 

6.    Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleksdiperlukan
enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½cangkir nasi,
¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti
dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering
atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang
koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.
7.     Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsilemak (14
gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemaksama dengan 80
gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat
sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua
sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak,
sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan
mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.
8.     Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan.
Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau
acar.

9. Cairan
  

Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3


liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih,
sari buah, susu dan sup.                                          

10.Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat
dibutuhkan.Vitamin yang diperlukan antara lain:
 Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta
mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah
yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
 Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan
fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per
hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian,
kacang polong dan kentang.
 Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina
dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat,
kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.
11.    Zinc (Seng)
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka
dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur
dan gandum. Enzim dalam pencernaan
dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari
sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan
daging.
(10)
12.  DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mentalbayi.
Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungandalam ASI.
Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.
2.   Kebutuhan Ambulasi

Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera


setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi
semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah
trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu
dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat
dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas
dan istirahat.

3.    Kebutuhan Eliminasi : BAB/BAK

Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan


dalam 8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi
peningkatan ektraseluler 50%. Setelah melahirkan cairan ini
dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang
kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam, dapat
mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang
dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung
kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada
otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga
fungsinya cepat pula kembali.Buang air besar (BAB) biasanya
tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah melahirkan karena
enema prapersalinan, diit cairan, obat-obatan analgesik selama
persalinan dan perineum yang sakit. Memberikan asupan cairan
yang cukup, diet yang tinggi serat serta ambulasi secara teratur
dapat membantu untuk mencapai regulasi BAB.

4.   Kebersihan diri/perineum
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi
dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu
unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur
minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur
serta lingkungan dimana ibu tinggal.. Perawatan luka perineum
bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman
dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat
dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan
sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci
bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan
sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang
dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai
kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan
disetrika.

5.    Kebutuhan Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur


yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari.

6.  Hubungan Seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika


luka episiotomi telah sembuh dan lokea telah berhenti.
Hendaknya pula hubungan seksual dapat ditunda sedapat
mungkin sampai 40 hari setelah persalinan, karena pada waktu
itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. Ibu
mengalami ovulasi dan mungkin mengalami kehamilan sebelum
haid yang pertama timbul setelah persalinan. Untuk itu bila
senggama tidak mungkin menunggu sampai hari ke-40,
suami/istri perlu melakukan usaha untuk mencegah kehamilan.
Pada saat inilah waktu yang tepat untuk memberikan konseling
tentang pelayanan KB.
7.   Latihan senam nifas
Pada saat hamil otot perut dan sekitar rahim serta vagina
telah teregang dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan
untuk membantu mengencangkan otot-otot tersebut. Hal ini
untuk mencegah terjadinya nyeri punggung dikemudian hari dan
terjadinya kelemahan pada otot panggul sehingga dapat
mengakibatkan ibu tidak bisa menahan BAK.

Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :

1.     Senam otot dasar panggul (dapat dilakukan setelah 3 hari pasca


persalinan)

Langkah-langkah senam otot dasar panggul:


o  Kerutkan/ kencangkan otot sekitar vagina, seperti kita menahan
BAK selama 5 detik, kemudian kendorkan selama 3 detik,
selanjutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10 kali 5 detik
pengencangan otot 3 kali sehari
o  Secara bertahap lakukan senam ini sampai mencapai 30-50 kali 5
detik dalam sehari.

2.     Senam otot perut ( dilakukan setelah 1 minggu nifas)


Senam ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut tertekuk
pada alas yang datar dan keras. Mulailah dengan melakukan 5
kali per hari untuk setiap jenis senam di bawah ini. Setiap minggu
tambahkan frekuensinya dengan 5 kali lagi, maka pada akhir
masa nifas setiap jenis senam ini dilakukan 30 kali.
Langkah-langkah senam otot perut :
a.     Menggerakkan panggul
o   Ratakan bagian bawah punggung dengan alas tempat berbaring.
o   Keraskan otot perut/panggul, tahan sampai 5 hitungan, bernafas
biasa.
o   Otot kembali relaksasi, bagian bawah ounggung kembali ke posisi
semula.
b.     Bernafas dalam
o  Tariklah nafas dalam-dalam dengan tangan diatas perut.
o  Perut dan tangan diatasnya akan tertarik keatas. Tahan selama 5
detik.
o  Keluarkan nafas panjang.
o  Perut dan tangan diatasnya akan terdorong kebawah.
o  Kencangkan otot perut dan tahan selama 5 detik.
c.      Menyilangkan tungkai
o   Lakukan posisi seperti pada langkah A
o   Pada posisi tersebut, letakkan tumit ke pantat.
o   Bila hal ini tak dapat dilakukan, maka dekatkan tumit ke pantat
sebisanya.
o   Tahan selama 5 detik, pertahankan bagian bawah punggung tetap
rata.

d.     Menekukkan tubuh
o   Lakukan posisi seperti langkah A
o   Tarik nafas dengan menarik dagu dan mengangkat kepala.
o   Keluarkan nafas dan angkat kedua bahu untuk mencapai kedua
lutut.
o   Tahan selama 5 detik.
o   Tariklah nafas sambil kembali ke posisi dalam 5 hitungan.
e.      Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih
sulit.
o   Dengan kedua lengan diatas dada
o   Selanjutnya tangan di belakang kepala
o   Ingatlah untuk tetap mengencangkan otot perut
o   Bagian bawah punggung tetap menempel pada alas tempat
berbaring.

Catatan :
Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas yang
keluar bertambah banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan
senam nifas. Mulai lagi beberapa hari kemudian dan membatasi
pada latihan senam yang dirasakan tidak terlalu melelahkan.

L. Perubahan Fisik Yang Terjadi Saat Nifas


 

KEADAAN UMUM:
1.     Beberapa parturien menggigil segera setelah melahirkan namun
suhu tubuh tidak berubah.
2.     Frekuensi nadi melambat, normal atau menjadi cepat akan tetapi
tidak diatas 100 dpm
3.     Tekanan darah bervariasi, dalam keadaan normal tidak melebihi
140 / 90 mmHg
4.     Berat badan menurun rata-rata 8 kg pasca persalinan, penurunan
berat badan lebih lanjut merupakan akibat involusi uterus,
diuresis dan tergantung apakah memberikan ASI atau tidak.
2. KULIT:
1.     Peningkaan pigmentasi didaerah wajah, dinding abdomen dan
vulva mereda namun biasanya areola mammae menjadi semakin
berwarna gelap dibandingkan sebelum kehamilan.
2.     Setelah terjadi diuresis, edema mulai menghilang dalam beberapa
hari.
3.     Beberapa hari setelah melahirkan terjadi pengeluaran keringat
yang berlebihan.
(14)
3. DINDING PERUT:
1.     Dinding abdomen menjadi lembek (kendor dan keriput) dan
terjadi divarikasi otot abdomen.
2.     Striae gravidarum, bila ada maka gambaran ini tidak lenyap akan
tetapi berubah menjadi merah.
4. TRAKTUS GASTRO INTESTINAL
1.     Sering merasa haus.
2.     Nafsu makan bervariasi dari anoreksia sampai ‘rakus’
3.     Perut sering kembung dan buang angin (flatus).
4.     Beberapa pasien mengeluh terjadinya sembelit akibat penurunan
tonus usus selama hamil, berkurangnya asupan makanan selama
persalinan dan pemberian enema saat persalinan. Konstipasi ini
sering terjadi pada pasien episiotomi atau wasir yang hebat.
5. TRAKTUS URINARIUS:
1.     Sering terjadi retensio urine yang merupakan akibat penurunan
tonus kandung kemih selama kehamilan dan edema urethra
akibat persalinan. Disuria dan kesulitan pasase urine
menyebabkan retensio urine total atau terjadi rentensio dengan
inkontinensia. Kandung kemih penuh mengganggu kontraksi
uterus.
2.     Diuresis terjadi pada hari kedua dan ketiga masa nifas. Pada
penderita edema, diuresis terjadi segera setelah persalinan.
3.     Inkontinesia (kebocoran urine) sering terjadi saat pasien tertawa
atau batuk. Inkontinensia dapat terjadi sejak saat kehamilan dan
berlanjut sampai masa nifas. Inkontinensia urine dapat menjadi
semakin berat namun biasanya dapat diatasi dengan latihan otot
dasar panggul.. .
6. DARAH:
1.     Nilai kadar Hb stabil dalam jangka waktu 4 hari.
2.     Kadar trombosit meningkat dan trombosit menjadi lebih
bergerombol dari hari ke 4 sampai 10 pasca persalinan. Keadaan
ini dan gangguan pembekuan darah lain mempermudah
terjadinya tromboemboli pada masa nifas.

(15)
7. PAYUDARA:
Terjadi perubahan menonjol saat nifas adalah akibat proses
menghasilkan ASI.

8.    TRAKTUS GENITALIS:
Selama masa nifas terjadi perubahan traktus genitalis yang jelas:

1.     VULVA: vulva membengkak dan terbendung pasca persalinan,


namun keadaan ini dengan cepat akan hilang. Robekan jalan lahir
dan luka episiotomi biasanya mudah sembuh

2.    VAGINA: sesaat setelah persalinan, vagina dalam keadaan lebar,


dindingnya lebih rata, edematous dan terbendung. Ukuran dan
ruggae vagina akan kembali normal dalam jangka waktu 3
minggu. Dinding vagina lebih kendor dibandingkan sebelumnya
dan kadang-kadang mengalami prolapsus vaginae sehingga terjadi
sistokel atau rektokel. Robekan kecil pada vagina sembuh dalam
jangka waktu 7 – 10 hari.

3.     SERVIK: Setelah persalinan pervaginam pertama, ostium uteri


eksternum primipara memperlihatkan gambaran terbelah.
Beberapa hari pertama pasca persalinan, servik praktis masih
dalam keadaan terbuka dan dalam jangka waktu 7 hari ostium
servik seharusnya sudah menutup kembali.

4. UTERUS: Perubahan
  terpenting adalah involusi uterus. Segera
setelah persalinan, ukuran uterus adalah sebesar kehamilan 20
minggu. Pada akhir minggu pertama ukuran uterus kira-kira
setara dengan kehamilan 12 – 14 minggu dan setelah 14 hari,
uterus tidak lagi dapat diraba. Berkurangnya ukuran uterus
dsebabkan oleh kontraksi dan retraksi otot uterus. Desidua
mengalami nekrosis akibat iskemia dan terkelupas dalam bentuk
lochia. Lochia rubra (merah) berlangsung sekitar 24 hari dan
kemudian menjadi lochia alba (putih). Lochia yang berbau busuk
menunjukkan adanya abn  

M. Permasalahan Terkait Nifas

Mengeluarkan darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas.
Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya
deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan
khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.

Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang
selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya
terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu
segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemahenindaklanjuti jika ada keluhan-
keluhan setelah melahirkan.

Infeksi nifas
Selama nifas, ibu akan mengeluarkan cairan yang berasal dari rahim, cairan ini disebut“lokia”.
Pada hari pertama dan kedua ibu akan mengeluarkan lokia rubra atau lokia kruenta, berupa
darah segar bercampur sisa selaput ketuban dan lain-lain. Hari berikutnya keluar lokia
sanguinolenta, berupa darah bercampur lendir. Setelah satu pekan, keluar lokia serosa yang
berwarna kuning dan tidak mengandung darah. Setelah dua pekan, keluar lokia alba yang
hanya berupa cairan putih. Biasanya lokia berbau agak amis. Bila berbau busuk, mungkin
terjadi lokiostasis (lokia tidak lancar keluar) dan infeksi.

Salah satu kelainan yang dapat ditemukan setelah melahirkan (selama nifas) adalah “infeksi
nifas” atau dalam istilah medis disebut juga “infeksi
puerperalis”.                                        

Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada saluran genital (kemaluan) yang terjadi setelah
melahirkan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh sampai 38°C atau lebih selama dua hari,
terjadi dalam sepuluh hari setelah melahirkan tapi dengan mengecualikan 24 jam
pertama.Setelah melahirkan, organ reproduksi ibu berangsur-angsur akan pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Suhu badan setelah melahirkan dapat naik lebih dari 0,5°C dari
keadaan normal (36-37°C) tapi tidak lebih dari 39°C. Sesudah 12 jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C, harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya infeksi nifas.

Tanda-tanda infeksi nifas sangat bervariasi tergantung bagian yang terinfeksi dan
keparahannya. Jika ditemui tanda-tanda berikut ini, segeralah membawa ibu ke tempat
pelayanan kesehatan untuk mendapat penanganan yang sesuai:
     Demam tinggi (38°C atau lebih), kadang disertai menggigil.

     Rasa panas dan nyeri pada tempat infeksi

     Kadang-kadang terasa perih saat buang air kecil.

     Ibu terlihat sakit dan sangat lemah

Tidak setiap ibu yang melahirkan mengalami infeksi nifas. Kondisi tiap ibu yang melahirkan
memang bisa berbeda, ada yang baik-baik saja tanpa masalah, namun ada pula yang
mengalami berbagai masalah terkait dengan kondisi kesehatannya. Beberapa faktor risiko
yang memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi nifas, antara lain:

         Setiap keadaan yang menurunkan daya tahan tubuh ibu,seperti perdarahan, kelelahan, gizi
buruk, preeklamsi, eklamsi, infeksi lain yang diderita ibu, penyakit jantung, TBC paru,
pneumonia, dan lain-lain.

         Ibu dengan proses persalinan lama, persalinan yang tidak terduga (mendadak) sehingga
kurang tertangani dengan baik

         Kemungkinan infeksi panggul setelah melahirkan yang serius, berhubungan dengan lamanya
ketuban pecah sebelum melahirkan.

         Luas serta banyaknya luka guntingan atau robekan ketika proses persalinan

         Ibu yang menjalani tindakan operasi, baik lewat jalan lahir maupun perut.

         Tertinggalnya sisa ari-ari, selaput ketuban, atau bekuan darah dalam rahim.

Setelah mengetahui bahaya infeksi nifas yang mungkin saja terjadi, alangkah lebih baik jika
kita menempuh cara-cara untuk mencegahnya. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya infeksi nifas, antara lain :

       Sebaiknya ibu memperhatikan kondisi kesehatannya selama hamil, segera periksa ke bidan
atau dokter jika ada keluhan.

       Minum suplemen zat besi secara teratur untuk mencegah terjadinya anemia.

       Konsumsi makanan yang bersih, sehat, cukup kalori, protein, dan serat (sayur, buah).

       Minum air dalam jumlah yang cukup.

       Ibu hendaknya memilih tenaga penolong persalinan yang terlatih, supaya proses persalinan
terjamin kesterilannya.

       Harus menjaga kebersihan dan memberi perawatan khusus jika terjadi perlukaan seperti di
tempat jahitan pada jalan lahir maupun perut (operasi cesar)

7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa
nifas 2.1.1 Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta
keluar dari rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil berlangsung sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu yang merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya kembali organ
reproduksi pada keadaan normal (Ambarwati, 2010). Periode masa nifas (puerperium)
adalah periode waktu selama 6 sampai 8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai
setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil atau tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis
dan psikologis karena proses persalinan (Saleha, 2009). Menurut hitungan awam masa
nifas merupakan masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Masa ini
penting untuk terus dipantau karena merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya
seperti masa haid (Saleha, 2009). Pada fase ini terdapat 3 tahapan masa nifas yaitu,
Puerperium dini yang merupakan pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Kemudian, Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6 sampai 8 minggu, serta Remote puerperium yaitu waktu
Universitas Sumatera Utara 8 yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin ibu mengalami komplikasi (Suherni dkk, 2009). 2.1.2.
Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas Masa pasca persalinan adalah fase khusus
dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang mengalami persalinan untuk pertama
kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan yang sangat bermakna dalam hidupnya.
Keadaan ini ditandai dengan terjadinya perubahan fisik dan psikologis pada ibu
(Prawirohardjo, 2008). Salah satu perubahan fisik yang terjadi pada ibu masa nifas yaitu
perubahan pada uterus, lokia, vagina dan vulva. Pada masa nifas, uterus akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Segera setelah lahirnya plasenta,
pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan
antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Korpus uteri pada masa ini
sebagian besar terdiri dari miometrium yang dilapisi oleh serosa dan desidua basalis.
Dua hari kemudian, uterus masih tetap pada ukuran yang sama dan kemudian
mengerut. Pada hari kelima post partum, uterus kurang lebih setinggi 7 cm diatas
simfisis atau pertengahan antara simfisis dan umbilikus, dan dalam dua minggu uterus
telah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat lagi diraba diatas simfisis
(Rukiyah, 2011). Berikut tabel perubahan uterus setelah melahirkan (Saleha, 2009).
Tabel 2.1.2. Perubahan uterus setalah melahirkan Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat
Uterus Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jari dibawah pusat 1.00 gram 1 minggu Pertengahan
pusat simfisis 750 gram Universitas Sumatera Utara 9 2 minggu Tidak teraba diatas
simfisis 500 gram 6 minggu Normal 50 gram 8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30
gram Uterus mengeluarkan cairan sekret yang disebut lokia. Warna lokia berubah seiring
waktu, mula-mula berwarna merah sampai putih. Perubahan warna dan jumlah lokia
yang dikeluarkan memberikan informasi apakah involusi uterus terjadi secara normal
atau tidak (Murray & McKinney, 2007). Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari
kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Awalnya, lokia adalah berwarna merah,
umumnya disebut dengan lokia rubra. Lokia rubra muncul pada hari ke 1-2 pasca
persalinan, mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban. Berwarna merah dan
kuning berisi darah lendir, disebut dengan lokia sanguinolenta, lokia ini muncul pada
hari ke 3-7. Pada hari ke 7-14 pasca persalinan, cairan menjadi berwarna kuning hingga
kecoklatan serta cairan ini tidak berdarah lagi, umumnya disebut lokia serosa. Cairan
berwarna putih kekuningan disebut dengan lokia alba, mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan mati, lokia ini muncul sejak 2-6 minggu pasca
persalinan. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat
dan volumenya berbeda pada setiap wanita. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia
sekitar 240 hingga 270 ml. Lokia dimulai sebagai suatu pelepasan cairan dalam jumlah
yang banyak pada jam-jam pertama setelah melahirkan. Lokia biasanya berlangsung
kurang lebih selama 2 minggu setelah bersalin, namun penelitian terbaru
mengindikasikan bahwa lokia menetap hingga Universitas Sumatera Utara 10 4 minggu
dan dapat berhenti atau berlanjut hingga 56 hari setelah bersalin (Rukiyah, 2011). Vulva
dan vagina saat masa nifas mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses persalinan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur, vagina dan pintu keluar vagina
pada bagian pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak (Rukiyah, 2011).
Ukuran vagina akan kembali seperti ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah
melahirkan dan rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) akan kembali terlihat pada
minggu keempat (Bobak, Lodermilk, Jensen & Perry, 2005). Perubahan peran seorang
ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani. Ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik
namun juga psikologisnya yang mengakibatkan gangguan emosional. Kesejahteraan
emosional ibu selama periode postpartum dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti
kelelahan, peran barunya sebagai ibu, cemas dengan kesehatannya sendiri atau bayinya
serta tingkat dukungan yang diberikan untuk ibu (Rukiyah, 2011). Dorongan serta
perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu. Dalam
menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami beberapa fase meliputi,
taking in, taking hold, dan letting go. Fase taking in, yaitu periode ketergantungan
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah persalinan. Pada fase ini ibu
sangat bergantung pada orang lain dan fokus utama ibu hanya pada dirinya sendiri, ibu
akan berulang kali menceritakan proses persalinannya dari awal sampai akhir (Saleha,
2009). Kemudian fase taking Universitas Sumatera Utara 11 hold, yaitu periode yang
berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Bagi petugas
kesehatan fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan penyuluhan
dan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu nifas. Seperti mengajarkan cara
merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, memberikan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat, dan kebersihan diri
(Suherni, 2009). Selanjutnya, fase letting go, yaitu masa dimana ibu sudah menerima
tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Ibu sudah mulai secara penuh menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada dirinya (Saleha, 2009).
2.2. Perawatan masa nifas Perawatan nifas adalah perawatan terhadap ibu yang baru
melahirkan sampai alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perawatan nifas merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan karna pada masa
nifas wanita akan banyak mengalami perubahan pada dirinya, baik fisik maupun
psikologis. Perawatan diri pada masa nifas bertujuan untuk mempercepat proses
pemulihan kesehatan umum ibu dengan cara penyediaan makanan bergizi, melakukan
pergerakan otot agar tonus otot menjadi lebih baik, melancarkan peredaran darah serta
meningkatkan kualitas hidup ibu dan bayi (Ibrahim, 1996; Wulandari, 2011). Universitas
Sumatera Utara 12 Menurut Giddes & Grosset (2000) massage (kusuk) merupakan salah
satu perawatan diri ibu nifas, karena kusuk dapat mengurangi kuatnya ketegangan pada
otot, sehingga mendorong relaksasi dan meredakan rasa sakit saat melahirkan. 2.3.
Masase nifas Secara umum praktek tradisional selama pasca salin banyak dilakukan
masyarakat Asia untuk mengembalikan keseimbangan berbagai elemen tubuh. Praktek
tradisional ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi normal organ reproduksi,
meningkatkan pemulihan dan tenaga ibu, mendukung penyembuhan luka, dan untuk
alasan menurunkan berat badan dan kecantikan. Di antara praktek tradisional dalam
masa nifas adalah masase (MaHTAS, 2015). Begitu pula di Indonesia khususnya di
Medan, Sumatera Utara, banyak ibu pascasalin yang melakukan masase nifas. Masase
dilakukan untuk mengembalikan kebugaran tubuh ibu setelah melewati proses
persalinan yang banyak menghabiskan tenaga. Masase merupakan teknik penyembuhan
dalam bentuk sentuhan langsung dengan tubuh. Kata pijat atau massage berasal dari
“mash”, kata dalam bahasa Arab yang berarti ditekan pelan, atau “massein”, kata dalam
bahasa Yunani, yang berarti “meremas” (Mangoenprasodjo, 2005). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa massage adalah sentuhan langsung dengan tubuh dan termasuk
tekanan lembut dan meremas. Masase merupakan terapi yang bersifat holistik. Manfaat
masase terasa pada tubuh, pikiran dan jiwa. Masase kini digunakan di Unit Perawatan
Intensif (ICU) untuk menangani keluhan pada anak-anak (termasuk panyandang autisme,
Universitas Sumatera Utara 13 ADD/ADHD), manula, bayi dalam inkubator, pasien
kanker, penderita AIDS, sakit jantung, dan stroke. Demikian juga pusat-pusat rehabilitasi
ketergantungan dan klinik nyeri. Berbagai bentuk masase juga telah digabungkan ke
metode terapi komplementer lain, seperti aromaterapi, refleksologi, dan osteopati
(Hadibroto, 2006). Ibu yang merasakan sakit akibat proses persalinan merasakan bahwa
rasa sakit yang dialami selama melahirkan dapat berkurang jika bokong dan
punggungnya di masase. Masase dapat mengurangi kuatnya ketegangan pada otot,
sehingga mendorong relaksasi dan meredakan rasa sakit saat melahirkan (Giddes &
Grosset, 2000). 2.4. Pelaksanaan masase nifas Pada penelitian sebelumnya mengatakan
bahwa ibu melakukan masase setelah melahirkan pada hari ke-2, dilakukan 3 kali
seminggu setiap 2 hari sekali. Tujuannya untuk mengeluarkan darah kotor dan
menyehatkan ibu. Sedangkan ibu lainnya melakukan masase sekali 2 hari selama 1
minggu (3 kali masase). Masase di lakukan pada seluruh badan. Saat di masase, rahim
ibu juga diraba untuk mengetahui bengkaknya rahim. Jika ibu merasa sakit maka masase
terus di lakukan hingga 10 hari setiap 2 atau 3 hari. Manfaatnya untuk melancarkan
keluarnya darah kotor, serta menghilangkan sakit pinggang ibu. Masase dilakukan oleh
pemijat. (Safriyanti, 2015). Hasil penelitian oleh Sugita (2016), di Desa Candirejo
Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten, dikatakan bahwa sebanyak 6 responden memulai
masase pada hari pertama setelah bersalin, 1 responden pada hari ke- 2, 1 responden
pada hari Universitas Sumatera Utara 14 ke-3 dan 1 responden lainnya memulai masase
pada hari ketujuh setelah bersalin. Sebanyak 3 responden melakukan masase nifas
sebanyak 5 kali, 5 responden melakukan masase nifas sebanyak 3 kali dan 1 responden
melakukan masase nifas sebanyak 2 kali selama masa nifas. Bagian yang di masase
adalah seluruh tubuh kecuali perut. Secara umum masase atau pijatan yang dilakukan di
daerah punggung dapat membuat seluruh tubuh menjadi santai. Melakukan pijatan di
bagian kiri dan kanan tulang belakang pada bagian atas dapat membantu mengatasi
berbagai persoalan pernapasan. Masase atau pijatan yang sama pada punggung bagian
bawah dapat meredakan sembelit dan rasa meriang saat menstruasi (Giddes & Grosset,
2000). Pijat punggung juga dapat dilakukan oleh ibu pascasalin karena pijat punggung
merupakan salah satu alternatif intervensi untuk membantu meningkatkan kelancaran
produksi ASI (Yohmi & Roesli, 2009). Pijat punggung adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) dimulai dari batas bawah leher sampai tulang costae ke-5-
ke-6 dan merupakan usaha untuk merangsang pengeluaran hormon oksitosin setelah
melahirkan (Biancuzzo, 2003). Oksitosin yang dilepaskan oleh hipofifis posterior akan
dialirkan ke dalam darah dan sampai pada organ tujuan yaitu sel mioepitel di sekitar
alveoli dan sel mioepitel di uterus. Kemudian hormone oksitosin merangsang sel
mioepitel sehingga kantung alveolus tertekan, tekanan meningkat dan duktus
memendek dan melebar. Kemudian diejeksikanlah ASI dari puting susu. Diharapkan
dengan dilakukannya pemijatan tulang belakang ini, ibu akan merasa rileks dan
kelelahan Universitas Sumatera Utara 15 setelah melahirkan akan segera hilang. Jika ibu
rileks dan tidak kelelahan dapat membantu pengeluaran hormon oksitosin
(Mardiyaningsih, 2010). Pijatan pada tulang belakang ini dapat juga dilakukan oleh suami
ataupun anggota keluarga lainnya. 2.5. Bagian-bagian tubuh manusia Gambar 2.5.1.
Permukaan anatomi tubuh Caput Collum Thorax Abdomen Pelvis Truncus Brachium
Antebrachium Manus Membrum superius Femur Crus Pes Membrum inferius Caput
Collum Crus Brachium Brachium Manus Membrum superius Femur Pes Membrum
inferius Truncus, Dorsum Universitas Sumatera Utara 16 Terminologi anatomi umumnya
merujuk pada posisi tegak dengan wajah menghadap ke depan, lengan berada di
samping, telapak tangan mengarah ke badan atau ke depan, tungkai diletakkan
berdampingan dengan menghadap ke depan. Tubuh dibagi menjadi kepala (caput), leher
(collum), torso (truncus) dengan dada (thorax), perut (abdomen), panggul (pelvis),
punggung (dorsum), dan ekstremitas atas (membrum superius) dan bawah (membrum
inferius). Ekstremitas dibagi menjadi lengan atas (brachium), lengan bawah
(antebrachium), tangan (manus) dan tungkai atas (femur), tungkai bawah (crus), kaki
(pes). 2.5.1. Regio-regio tubuh manusia Gambar 2.5.1.2. Regiones corporis; dilihat dari
ventral Universitas Sumatera Utara 17 Gambar 2.5.1.3. Regiones corporis; dilihat dari
dorsal Universitas Sumatera Utara

PERAWATAN PASCA
PERSALINAN ( MASA NIFAS)
Dr. Suparyanto, M.Kes
PERAWATAN PASCA PERSALINAN ( MASA NIFAS)

DEFINISI MASA NIFAS

 Masa nifas (Puerperium) adalah mulai partus selesai, dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Prawirohardjo, 2005)
 Masa nifas (Puerperium) adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali
kepada keadaan sebelum hamil, lama masa nifas ini 6 minggu. (Farrer, 1999)
PEMBAGIAN NIFAS

 Nifas dibagi dalam 3 periode :


1. Puerperium Dini
 Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 minggu.
2. Puerperium Intermedial
 Yaitu kepulihan yang menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerperium
 Yaitu waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sempurna bisa
berminggu-minggu, atau bulanan atau tahunan.
PERUBAHAN-PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lokia
3. Perubahan sistem tubuh lainnya
4. Perubahan psikis. (Sarwono, 2002)
4) PERAWATAN PASCA PERSALINAN

1. Mobilisasi
2. Mobilisasi
Karena habis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri untuk mencegah
terjadinya Trombosis dan Tromboemboli. Pada hari Ke 2 diperbolehkan duduk,
haari ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4dan 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisaasi
di atas mempunyai variasi, bergantung pada komplikaasi persalinan, nifas dan
sembuhnya luka-luka
 Ibu yang melahirkan secara normal bisa melakukan mobilisasi 6 jam setelah
melahirkan dan 8 jam setelah melahirka untuk ibu yang menjalani operasi cesar
kemudian ibu dianjurkan melaksanakan mobilisasi dini, misalnya ibu miring
kanan-miring kiri, turun dari tempat tidur, belajar duduk, dan berjalan sendiri.
Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke3 diperbolehkan jalan-jalan, dan hari
ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi ini bertujuan agar sirkulasi
darah menjadi lancar, menghindari pembengkakan, dan mencegah trombosis.
 Mobilisasi diatas mempunyai variasi, tergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka. (Sinsin, 2009).
 Mobilisasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis vena. Setelah proses
persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus,
atau kateter dan tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan
untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu satu atau 2 jam setelah melahirkan
secara normal. Sebelum waktu ini, ia harus diminta untuk melakukan latihan
menarik napas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk
serta mengayunkan tungkainya dari tepi ranjang. Pasien sectio caesarea biasanya
mulai mobilisasi dini 24–36 jam sesudah melahirkan. Jika pasien menjalani
analgesia epidural, pemulihan sensibilitas yang total harus dibuktikan dahulu
sebelum mobilisasi dimulai. (Farrer,1999)
2. Diet
 Diet untuk ibu masa nifas harus banyak mengandung protein, besi, serta kalsium,
vitamin serta serat makanan dan harus mencakup 3000 ml cairan yang 1000 ml
diantaranya berupa susu. Asupan kalori per hari harus di tingkatkan sampai 2700
kalori (11.500 kilojoule). (Farrer,1999)
3. Miksi
 Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Bila kandung kemih
penuh wanita sulit kencing. Sebaiknya dilakukan kateterisasi.
 Stres inkontinensia dapat terjadi hanya sementara dan akan menghilang setelah
tonus otot dasar panggulnya membaik.
4. Defikasi
 Buang air besar harus dilakukan 3–4 kali setelah melahirkan
5. Perawatan payudara
 Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk mengurus bayinya.
Perubahan-perubahan terjadi pada kelenjar payudara :

1. Poliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah


2. Keluar cairan susu jolog dari duktus laktiferus disebut kolostrum berwarna
kuning-putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah persalinan pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang, maka timbul
pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu.
6. Cuti hamil dan bersalin
 Menurut undang-undang bagi wanita pekerja berhak mengambil cuti hamil dan
bersalin selama 3 bulan, yaitu 1 bulan sebelum bersalin ditambah 2 bulan setelah
bersalin.
7. Pemeriksaan pasca persalinan
 Pemeriksaan post natal antara lain meliputi :
1. Pemeriksaan umum : TTV, keluhan dan sebagainya.
2. Keadaan umum : kesadaran, selera makan dan lain-lain
3. Payudara, ASI, putting susu
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum
5. Sekret yang keluar misalnya lokia, flour albus
6. Keadaan alat-alat kandungan
8. Nasehat untuk ibu post natal
1. Sebaiknya bayi segera disusui
2. Untuk kesehatan ibu, bayi dan keluarga sebaiknya melakukan KB untuk mengatur
jarak kelahiran berikutnya
3. Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi. (Mochtar, 1998)
5) TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi. Melakukan
skrining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
2. Memberikan pedidikan kesehatan tentang kesehatan diri, nutrisi, keluarga
berencana, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
3. Memberikan pelayanan keluarga berencana. (Mochtar, 1998).
DAFTAR PUSTAKA

1. Alimul, A. (2007), Metode Penelitian Penulisan Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika.


2. Alimul, H. A, dan Musrifatul, U. (2004), Buku Saku Pratikan Kebutuhan Dasar
Manusia, Jakarta: EGC.
3. Arikunto, S. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
4. Cambridge, C. L. (1998) Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia dan System
Reproduksi, Jakarta: EGC.
5. Desiyati, D. (2008) Fisiologi Nifas, from Http://we-littlefairy. blogspot.com
6. Fizari, S. (2009) Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas, From
Http://sekuracity/blogspot.com
7. Hincliff, S. (1999) Kamus Keperawatan, Jakarta: EGC.
8. Ibrahim, C.S. (1996) Perawatan Kebidanan, Jakarta: Bhratara.
9. Manuaba, I. B. G. (1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
10. Mochtar, R. (1998) Sinopsis Obstetric, Jakarta: EGC.
11. Notoadmodjo, S. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
12. Nursalam, (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
13. Nursalam, dan Pariani, S. (2001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset
Keperawatan, CV, Info Medika.
14. Prawirohardjo, S. (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
15. ___________, (2002) Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
16. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. (2001) Post Partum, Jakarta: MNH
17. Ramali, A. (2003) Kamus Kedokteran, Jakarta: Djambatan.
18. Rambey, R. (2008) Tetap Sehat Setelah Bersalin, from Http://
nursingwear/wordpress.
19. Roper, N. (2002) Prinsip-Prinsip Keperawatan, Yogyakarta: Yayasan Essentia
Medika.
20. Sinsin, L. (2009). Masa Kehamilan dan Persalinan. PT. Elex Media Komputindo,
from Http:// http://www.elexmedia.co.id, 118-119.

Manfaat Ambulasi dini atau Mobilisasi dini Pada Ibu Nifas

 Pengertian Mobilisasi
Ambulasi dini atau mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk untuk

berjalan (Sulistyawati, 2009).

Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan mobilisi ddini. Yang

dimaksud mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari

tempat tidur dan bergerak,agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan

buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada

komplikasi persalinan,nifas atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan,

lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna

untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina. Karena sehabis

bersalin, ibu istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh

miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan troboemboli. Pada

hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan, hari ke 4 atau ke 5 sudah

diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi

persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka ( Anggraini Yetty,2010).

Mobilisasi setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus

istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifasnya dan

sembuhnya luka. Mobilsasi dini adalah mobilisasi segera setelah melahirkan dengan

membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan

bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai

mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan (Nugroho Taufan,2014).

Mobilisasi dini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu paska bersalin karena hal ini

akan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah resiko terjadinya tromboflebitis,

meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah

konstipasi dan retensi urine serta ibu akan merasa sehat. Pelaksanaan mobilisasi

dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Setelah persalinan

selesai ibu bisa mengawali ambulasi dengan latihan maenarik nafas dalam dan latihan

tungkai secara sederhana. Kemudian bisa dilanjutkan dengan duduk dan menggoyang-
goyangkan tungkainya ditempat tidur. Jika ibu merasa pusing, ibu bisa melanjutkan

berjalan (Sujiatini,2010).

2.      Tujuan Mobilisasi

            Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.

Mobilisasi yang dilakukan meliputi :

a.         Hari ke 1 sampai dengan ke 3

Lakukan miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita

atau ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini

mungkin setelah sadar.

Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam lalu

menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunannya untuk melonggarkan

pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada ibu bahwa ia mulai pulih.

Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.

Rasa letih dan rasa nyeri pada luka jahitan usai persalinan membuat ibu enggan

turun dari tempat tidur. Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap dan secepatnya

begitu ibu pulih.

Mobilisasi harus segera mungkin bergerak begitu kekuatanya pulih, supaya fungsi

aliran darahnya juga cepat kembali normal. Aliran darah yang normal akan

mempercepat pemulihan, mencegah infeksi yang ditimbulkan oleh gangguan pembuluh

darah balik, dan mencegah perdarahan lebih lanjut.

Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan

dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada

hari ke 3 sampai 5 hari. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan

istirahat dapat membantu peyembuhan ibu.  

b.        Hari ke 4 sampai dengan ke 7


Ibu nifas setelah hari ke tujuh boleh mandi sendiri, syarat melahirkan dengan

persalinan alami. Setelah 4 hari boleh dirapikan kamar mandi dan beres-beres rumah

yang ringan. Tidak mengangkat beban yang dirasa terlalu berat. Boleh jalan-jalan keliling

rumah. Syarat : hati-hati tidak boleh lari-lari dulu.

c.         Minggu ke 2 dan ke 3

Boleh mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan. Tidak mengangkat

beban yang terlalu berat.

d.      Minggu ke 4-6

Setelah satu bulan ibu nifas yang, sudah boleh bekerja seperti biasa melakukan

aktivitas di kantor maupun aktivitas yang lain.

e.       Minggu ke 7-8

Setelah 7-8 minggu ibu dapat melakukan pekerjaan rutin seperti biasa dan

olahraga. Kondisi fisik wanita yang berolahraga rutin dengan takaran yang benar tentu

lebih jauh lebih baik dari pada yang tidak pernah olahraga.

Terkait dengan mobilisasi, ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini :

1)      Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh.

Khususnya jika kondisi ibu lemah atau memiliki jantung, meski begitu, mobilisasi yang

terlambat dilakukan juga buruknya, karena  bisa menyebabkan gangguan fungsi organ

tubuh, aliran darah tersumbat, terganggunya fungsi otot dan lain-lain.

2)      Yakinkan ibu bisa melakukan gerakan-gerakan secara bertahap.

3)      Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.

Tidakcuma itu, bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan-gerakan

segera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa

menyebabkan terjadinya trombloflebisis vena dalam dan bisa menyebabkan infeksi.

4)      Jangan melakukan mobilisasi yang berlebihan karena bisa membebani jantung.


5)      Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam

postpartum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dilakukan

paling tidak 12 jam postpartum setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).

6)      Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu,

kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk

berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih).

7)      Banyak keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para wanita

menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal (Sari

Eka,2014).

3.       Manfaat  Mobilisasi

Manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini adalah :

a. Dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena

puerperalis, dan emboli pulmonal (Bahiyatun, 2009).

b.  Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat.

c.  Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.

d.  Lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia (lebih ekonomis)

e. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan pada ibu mengenai cara merawat

bayinya (Sulistyawati, 2009)

4.  Keuntungan Mobilisasi

 Keuntungan mobilisasi dini adalah :

a.       Ibu merasa lebih sehat dan kuat.

b.      Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan  perkemihan lebih baik.

c.       Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.


d.      Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai.

e.       Sesuai dengan keadaan indonesia, sosial ekonomis (Nugroho Taufan,2014).

Ambulasi dini di lakukan secara perlahan namun meningkat secara namun

meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai

hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga

tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi (Sari Eka,2014).

Anda mungkin juga menyukai