Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Ny.

’’S’’ USIA 50 TH
DENGAN DIABETES MILITUS DI DUSUN PURWOREJO RT/RW 002/003 DESA
TUNJUNGTIRTO

Oleh :
Ira marifatillaili
2015740052

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan IV (Komunitas)


Program Diploma III kebidanan

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan IV
salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madyah Kebidanan (Amd.Keb)
Di
Akademi Kebidanan
Wira Husada Nusantara-Malang

Oleh:
Ira marifatillaili
2015740052

Tanggal Pengesahan: Maret 2019

Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing Institusi Dosen Pembimbing Klinik

Novi Budiningrum, S.ST.,M.Keb Anis Sulistyorini,Amd.keb


NIP: NIP: 19830418201012007

Mengetahui

Pembantu Direktur I Akademi Kebidanan

Wira Husada Nusantara-Malang

Sayuti, S. Pd, SST. Mkes

NIP : 2013220483
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Ira marifatillaili

Tempat/Tanggal Lahir : Bima, 09-09-1997

NIM : 2015740052

Program studi : D III Kebidanan

Menyatakan bahwa ASKEB yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada


Ny”S” Dengan Asma Di Dusun Purworejo RT/RW 002/003 Desa ” yang ditulis adalah
benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiad atau saduran dari ASKEB
orang lain.
Apabila dikemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi akademis yang berlaku.
Demikian peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untk dapat digunakan bila
diperlukan.

Malang. 2019

Ira marifatillaili

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberir ahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyusun Laporan Asuhan
Kebidanan pada Ny”S” dengan Asma di Dusun Purworejo Kec. Singosari

Selama penyusunan dan observasi dalam ASKEB ini, penulis berterima kasih atas
batuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih sebesar-sebesarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr. H.Waego Hadi Nugroho Ph.D selaku ketua yayasan Akademi
Kebidanan Wira Husada Nusantara Malang.
2. Ibu Donna Dwinita Adelia,MMRS selaku Direktur Akademi Kebidanan Wira Husada
Nusantara Malang.
3. Ibu Novi Budiningrum.S.ST.M Keb selaku pembimbing Institusi Akademi Kebidanan
Wira Husada Nusantara Malang.
4. Teman-teman AKBID Wira Husada Nusantara angkatan 2016.

Penulis menyadari sepenuhnya ASKEB ini masih jauh dari sempurna, namun harapan
kami semoga ASKEB ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Dengan segala
kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada pada tugas akhir ini

Malang, 2018

Penulis,
DAFTAR IS

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS.............................................................. ii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
2.1 Konsep Diabetes militus......................................................... 2
2.2 Penyebab Diabetes......................................................................
2.3 Gejala Diabetes..........................................................................
2.4 Jenis-jenis Diabetes......................................................................
2.5 Diagnosa Diabetes......................................................................
2.6 Pengobatan Diabetes
2.7 Pencegahan Diabetes.............................................................. 5
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................... 12
3.1 Pengkajian Data...................................................................... 12
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah......................................... 17
3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial.............................................. 17
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera................................................ 17
3.5 Intervensi................................................................................ 17
3.6 Implementasi........................................................................... 18
3.7 Evaluasi................................................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 21

BAB V PENUTUP..................................................................................... 22

5.1 Kesimpulan............................................................................. 22
5.2 Saran ...................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relative (Suyono, 1995). DM merupakan
penyakit yang menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu DM
tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit
degenerative setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatic dan katarak
(Tjokroprawiro,2001)
Diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan
meningkat jumlahnya dimasa mendatang. Diabetes merupakan salah satuancaman utama
bagi kesehatan umat manusia abad 21. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000
jumlah pengidap diabetes diatas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah itu akan membengkak menjadi
300 juta orang (Suyono, 2006) Diabetes mellitus tipe II merupakan tipe diabetes yang
lebih umum, lebih banyak penderitanya dibandingkan Diabetes Mellitus tipe I. Penderita
diabetes mellitustipe II mencapai 90-95 % dari keseluruhan populasi penderita DM
(Anonim,2005).Laksmanan (1986) memberitahukan alasan masuk rumah sakit yang
disebabkan oleh penyakit iatogrenik (akibat dari pengobatan) dimana sebanyak 4712
kejadian iatogrenik yang muncul, ditemukan 35 kasus drug related illness. Kasuskasus
tersebut diantaranya terjadi pada antihipertensi 8 kasus, antikonvulsan 4 kasus,
pengobatan jantung 2 kasus, antibiotik 2 kasus dan miscellaneous 1 kasus
(Cipolleetal.,1998).Orang lanjut usia mengalami kemunduran dalam system fisiologisnya
seperti kulit yang keriput, turunnya tinggiba dan, berat badan,
kekuatanotot,dayalihat,daya dengar, kemampuan berbagai rasa (senses), dan penurunan
fungsi berbagai organ termasuk apa yang terjadi terhadap fungsi homeostatis
glukosa,sehingga penyakit degeneratif seperti DM akan lebih mudah terjadi
(Rochmah,2006).
Umur secara kronologis hanya merupakan suatu determinan dari perubahan yang
berhubungan dengan penerapan terapi obat secara tepat pada orang lanjut usia.Terjadi
perubahan penting pada respon terhadap beberapa obat yangterjadiseiring dengan
bertambahnya umur pada sejumlah besar individu (Katzung,2004).

Diabetes Mellitus (DM) pada geriatri terjadi karena timbulnya resistensi insulin pada
usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor : pertama adanya perubahan komposisi tubuh,
komposisi tubuh berubah menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak30%, sedangkan tulang
dan mineral menurun 1% sehingga tinggal5%.Faktoryang kedua adalah turunnya
aktivitas fisik yang akan mengakibatkan penurunan jumlah reseptor insulin yang siap
berikatan dengan insulin sehingga kecepatan transkolasi GLUT-4 (glucosetransporter-4)
juga menurun.Faktor ketiga adalah perubahan pola makan pada usia lanjut yang
disebabkan berkurangnya gigi geligi sehingga prosentase bahan makanan karbohidrat
akan meningkat.Faktor 3 keempata dalah perubahan neurohormonal, khususnya Insulin
Like Growth Factor1 (IGF1) dan dehy droepan drosteron (DHtAS) plasma
(Rochmah,2006).
Prevalensi DM pada lanjut usia (geriatri) cenderung meningkat, hal ini
dikarenakan DM pada lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dipengaruhi faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Umur ternyata merupakan salah satu faktor yang bersifat
mandiri dalam pengaruhnya terhadap perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa.Dari
jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60 tahun (Gustaviani,2006).
Pada sebuah penelitian oleh Cardiovascular Heart Study (CHS) di Amerika dari
tahun 1996-1997 didapati hanya 12 % populasi lanjut usia dengan DM yang mencapai
kadar gula darah di bawah nilai acuan yang ditetapkan American Diabetes Association.
Pada penelitian tersebut juga diketahui 50% dari lanjut usiadengan DM mengalami
gangguan pembuluh darah besar dan 33% darijumlahtersebut aktif mengkonsumsi
aspirin. Disisi lain banyak dari populasi lanjut usiadengan DM memiliki tekanan darah >
140/90 mmHg, hanya 8% lanjut usiadengan kadar kolesterol LDL < 100 mg/dl (Anonim,
2004). Banyaknya obat yang diresepkan untuk pasien usia lanjut akan menimbulkan
banyak masalah termasuk polifarmasi, peresepan yang tidak tepat dan ketidakpatuhan.
Setidaknya 25% obat yang diresepkan untuk pasien usia lanjut tidak efektif (Prest,2003).
Penelitian ini mengambil subjek pasien Diabetes mellitus dan diambil dari kalangan
geriatri. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kota Surakarta
karena di rumah sakit ini penyakit Diabetes Melitus masuk dalam10 penyakit terbesar
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut,maka penulis merumuskan


“Bagaimana asuhan keperawatan Ny.w dengan gangguan DM

C.Tujuan

a) Tujuan umum
Mempelajari dam memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan pada
Ny.w dengan gangguan Diabetes Melitus
b) Tujuan Khusus
1) Melakukan penkajian pada pasien Diabetes melitus
2) Merumuskan diagnosa yang muncul pada Diabetes melitus
3) Menentukan intervensi keperawatan pada pasien Diabetes melitus
4) Melakukan implementasi keperawatan pada pasien Diabetes melitus
5) Mengevaluasi tindakan keperawatan pada pasien Diabetes melitus
BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya
kenaikan kadar guladarah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia kroniktersebut
dapat mengenai banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh dunia
(Waspadji, 1995).
Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan metabolism
karbohidrat, lemak dan protein yang bertalian dengan defisiensi absolute atau relativ
aktivitasdanatausekresiinsulin.Karenaitumeskipun
diabetesasalnyamerupakanendokrin,manifestasipokoknyaadalah
penyakit metabolic(Anonim,2000).
Diabetes mellitus seperti juga penyakit menularlainnya akan berkembang sebagai
suatu penyebab utama kesakitan dan kematiandiIndonesia. Penyakit ini akan merupakan
beban yang besar bagi pelayanankesehatan dan perekonomian di Indonesia baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui komplikasi-komplikasinya.
Definisi lain menyebutkan diabetes mellitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang 7 terjadi kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungandengankerusakan jangka panjang, disfungsi, atau kegagalan
beberapaorgantubuh,terutamamata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. World
Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan
sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam suatu jawaban yang jelas dan singkat tetapi
secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
akibat dari sejumlah factor dimana dapat defisiensi insulin absolut atau relativ dan
gangguan fungsi insulin(Gustaviani,2006).

2.2 Gejala Diabetes Mellitus


Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan, sering
kencing terutama malam hari dan berat badan yang turun dengan cepat.
Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari
tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, gairah
seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering melahirkan
bayi dengan berat badan diatas 4kg (Anonim,2000).
Diabetes dapat pula bermanifestasi sebagai satu atau lebih penyulit yang
bertalian. Diabetes mellitus terutama NIDDM (NonInsulin Dependent Diabetes
Mellitus),bisa tanpa gejala, sehingga sering di diagnosis berdasarkan ketidak normalan
hasil pemeriksaan darah rutinatauujiglukosadalam urin. Secara epidemiologic diabetes
seringkali tidakterdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah 7
tahun sebelumdiagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitasdiniterjadipada
kasus yang tidak terdeteksi. Faktor resiko yang berubahsecaraepidemiologi diperkirakan
adalah bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak
tubuh, kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia.Semua faktor ini berinteraksi
dengan beberapa faktor genetik yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2
(Gustaviani,2006)
2.3 Klasifikasi Diabetes Mellitus
1) Diabetes Mellitus mencakup 3 sub kelompok diagnostik, yaitu :
a) Diabetes Mellitus tipe I (Insulin dependent)
DM jenis ini paling gsering terdapat pada anak-anak dan dewasa muda,
namun demikian dapat juga ditemukan pada setiap umur. Destruksi sel-sel
pembuat insulin melalui mekanisme imunologik menyebabkan
hilangnyahampir seluruh insulin endogen. Pemberian insulin
eksogenterutama tidak hanya untuk menurunkan kadar glukosa plasma
melainkan juga untuk menghindari ketoasidosis diabetika (KAD) dan
mempertahankan kehidupan
b) Diabetes Mellitus tipe II (non-insulin dependent
DM jenis ini biasanya timbul pada umur lebih 40 tahun. Kebanyakan
pasien DM jenis ini bertubuh gemuk, dan resistensi terhadap
kerjainsulindapat ditemukan pada banyak kasus. Produksi insulin biasanya
9 memadai untuk mencegah KAD, namun KAD dapat timbul bila ada
stress berat. Insulin eksogen dapat digunakan untuk mengobati hiperglikemia
yang membandel pada para pasienjenisini.
c) Diabetes Mellitus lain (sekunder)
Pada DM jenis ini hiperglikemia berkaitan dengan penyebab lain yang
jelas,meliputi penyakit-penyakit pankreas, pankreatektomi, sindroma
cushing,acromegaly dan sejumlah kelainan genetik yang tak lazim.
2) Toleransi Glukosa yang terganggu merupakan klasifikasi yang cocok untuk
para penderita yang mempunyai kadar glukosa plasma yangabnormal namun
tidak memenuhi kriteria diagnostik.
3) Diabetes Mellitus Gestasional : istilah ini dipakai terhadap pasien yang
menderita hiperglikemia selama kehamilan. Ini meliputi 2-5% dariseluruh
diabetes. Jenis ini sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin
kurang baik bila tidak ditangani dengan benar (Suyono,2006). Pada pasien-
pasien ini toleransi glukosa dapat kembali normal setelah persalinan
(Anonim,1995).
2.4 Komplikasi Diabetes Mellitus
1. KomplikasiAkut
a) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal rendah) terjadiapabila kadar
glukosa darah turun dibawah 50 mg/ dl. Keadaan inidapat terjadi akibat
pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang
terlalu sedikit atau karena10 aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat
terjadi setiap saat pada siang atau malam hari. Hipoglikemia merupakan
komplikasi-komplikasi yang tersering dan paling serius pada
terapiinsulin.Keparahan dan lamanya hipoglikemia bisa
diperkirakandaridosis,aktivitas puncak dan lama aksi jenis insulin yang
diberikansecaraS.C (Anonim,1995).
b) Hipoglikemia ringan Ketika kadar glukosa darah menurun,system saraf simpatis
akan terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala
seperti perspirasi, tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.
c) Hipoglikemia Sedang Penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-selotak
tidak mendapatkan cukup bahan bakaruntuk bekerjadengan baik. Tanda-tanda
gangguan fungsi pada system saraf pusat mencakup ketidak mampuan
berkonsentrasi, sakitkepala,vertigo, confuse, penurunan daya ingat, mati rasa
didaerah bibir serta lidah, bicara rero, gerakan tidak terkoordinasi, perubaha
nemosional, perilaku yang tidak rasional, penglihatan ganda, dan perasaan ingin
pingsan.
d) Hipoglikemia Berat Fungsi sitem saraf pusat mengalami gangguan yang sangat
berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain 11 untuk mengatasi
Hipoglikemia yang dideritanya. Gejala dapat mencakup perilaku yang
mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan, atau bahkan
kehilangan kesadaran
2. Diabetes Ketoasidosis KAD timbul sebagai akibat insufisiensi insulin yang berat
(biasanya dengan bertambah buruknya kebutuhan dasar) dan karena adanya
kelebihan hormone yang pengaruhnya berlawanan dengan insulin (misalnya
glucagon). Predisposisi KAD merupakan cirri khas pada DM tipe 1 dan dapat
merupakan gejala yang mendorong pasien konsultasi ke dokter. Meskipun
demikian KAD dapat terjadi padasetiap pasien DM yang mengalami stress cukup
berat. Bila pasien di diagnosis KAD maka perlu dicari penjelasannya, misalnya
penghentian terapi insulin, terkena stress yang menaikkan dasarinsulin.
3. Terapi KAD hendaknya mencakup juga:
a) Pemulihan cairan tubuh, dengan pengelolaan elektrolit yang tepat
b) Penormalan kembali asidosis dan ketosis yang parah,dan 3.Pengedalian
glukosa plasma.KAD sering timbul denagan didahului oleh penurunan berat
badan, poliuria dan polidipsia. Gejalanya meliputi muntah-muntahdan nyeri
perut yang khas samar-samar dan tanpa menunjukkan tempatnya
(Anonim,1995).
c) 12 Sindrom Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik (SHHNK) Sindrom ini
timbul terutama pada pasien dengan DM tipe 2 atau jenis lain. Pada pasien
dengan sindroma ini maka hiperglikemia berat dan dehidrasi dapat timbul
tanpa disertai ketoasidosis.SHHNK dapat terjadi sebagai gejala sisa terhadap
stress berat dan dapat terjadisetelah “stroke” atau pemasukan hidrat arang
yang berlebihan.Patogenesis SHHNK biasanya meliputi gangguan
ekskresiglukosa oleh ginjal jadi pada umumnya didahulukan oleh insufisiensi
ginjal azotemia prerenal. Karena kebutuhan insulin dasar tidak
terganggumaka tidak terjadi produksi keton yang berlebihan (Anonim,1995)
4) Komplikasi kronik dari diabetes melitus dapat menyerang semua sistem
organ tubuh. Kategori komplikasi kronik diabetes yang lazim digunakan
adalah penyakit makro vaskuler, mikrovaskuler, dan neurologis.
5) Komplikasi Makrovaskuler
Perubahan aterosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi pada
diabetes. Perubahan aterosklerotik ini serupadegan pasien-pasien non
diabetik, kecuali dalam hal bahwa perubahan tersebut cenderung terjadi
pada usia yang lebihmudadengan frekuensi yang lebih besar pada pasien-
pasien diabetes. Berbagai tipe penyakit makrovaskuler dapat terjadi
tergantung pada lokasi lesiaterosklerotik. 13 Aterosklerotik yang terjadi
pada pembuluh darah arteri koroner, maka akan menyebabkan penyakit
jantung koroner. Sedangkan aterosklerotik yang terjadi pada pembuluh
darah serebral,akan menyebabkan strokeinfark dengan jenis TIA
(TransientIschemicAttack).Selain itu aterosklerotik yang terjadi pada
pembuluh darah besar ekstremitas bawah, akan menyebabkan penyakit
okluisif arteri perifer atau penyakit vaskulerperifer.
6) Komplikasi Mikrovaskeler
a) Retinopati Diabetik Disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh-
pembuluhdarah kecil pada retina mata, bagian ini mengandung banyak
sekali pembuluh darah dari berbagai jenis pembuluh darah arteriserta
vena yang kecil, arteriol, venula dan kapiler.
b) NefropatiDiabetikBila kadar gluoksa darah meninggi maka
mekanismefiltrasi ginjal akan mengalami stress yang
mengakibatkankebocoran protein darah ke dalam urin. Sebagai
akibatnyatekanan dalam pembuluh darah ginjal meningkat. Kenaikan
tekanan tersebut diperkirakan berperan sebagai stimulus untuk terjadinya
nefropati
c) .Neuropati Diabetikum Neuropati adalah komplikasi kronik yang paling
umum pada diabetes mellitus lanjutusia. Mekanisme yang mendasari 14
perkembangan neuropati adalah hiperglikemia yang disebabkan
metabolik yang jalur polyol dari saraf tepi (Prabhu,2009)
2.5 Penatalaksanaan Terapi Diabetes Mellitus
1. Terapi NonFarmakologi Terapi gizi medis merupakan salah satu terapi non
farmakologi yang sangat direkomendasikan bagi penyandang diabetes.
Terapi gizimedis ini pada prinsipnya adalah melakukan pengaturan pola makan
yang didasarkan pada status gizi diabetes dan melakukan modifikasi diet
berdasarkan kebutuhan individual.Beberapa manfaat yang telah
terbuktidariterapigizimedisiniantara lain : menurunkan berat badan, menurunkan
tekanan darahsistolik dan diastolik, menurunkan kadar glukosa darah,
memperbaiki profil lipid, meningkatkan sensitivitas resseptor insulin,memperbaiki
system koagulasi darah. Adapun tujuan dari terapi gizi medis ini adalah untuk
mencapai dan mempertahankan Kadar glukosa darah mendekati normal,
a) Glukosa puasa berkisar 90-130mg/dl
b) Glukosa darah 2 jam setelah makan < 180 mg/dl
c) KadarHbAlC<7%2)Tekanan darah < 130/80 mmHg
d) Profillipid(1)KolesterolLDL<100mg/dl(2)Kolesterol HDL > 40
mg/dl15(3)Trigliserida<150mg/dl4)Berat badan senormal mungkin Pada
tingkat individu target pencapaian terapi gizi medis ini lebih difokuskan pada
perubahan pola makan yang didasarkan pada gaya hidup dan pola kebiasaan
makan, statusnutrisidanfaktorkhusus lain yang perlu diberikan
prioritas.Beberapa factor yang harus diperhatikan sebelum melakukan
perubahan pola makan diabetes antara lain, tinggi badan,berat badan,status
gizi,status kesehatan, aktivitas fisik, dan faktorusia (Soebardi,2006)
2) Terapi Farmakologia)
Terapi dengan Insulin Terapi farmakologi untuk pasien diabetes mellitus
geria tidak berbeda dengan pasien dewasa sesuai dengan algoritma,dimulai dari
monoterapi untuk terapi kombinasi yang digunakan
dalam mempertahankan kontrol glikemik. Apabila terapi kombinasi
oral gagal dalam mengontrol glikemik maka pengobatan diganti
menjadi insulin setiap harinya. Meskipun aturan pengobatan insulin
pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien dewasa,
prevalensi lebih tinggi dari faktor-faktor yang meningkatkan risiko
hipoglikemia yang dapat menjadi masalah bagi penderita diabetes
pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis
insulin yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin
premixed atau predrawn yang dapat digunakan dalam terapi insulin.
16 Lama kerja insulin beragam antar individu sehingga
diperlukan penyesuaian dosis pada tiap pasien. Oleh karena itu, jenis
insulin dan frekuensi penyuntikannya ditentukan secara individual.
Umumnya pasien diabetes melitus memerlukan insulin kerja sedang
pada awalnya, kemudian ditambahkan insulin kerja singkat untuk
mengatasi hiperglikemia setelah makan. Namun, karena tidak mudah
bagi pasien untuk mencampurnya sendiri, maka tersedia campuran
tetap dari kedua jenis insulin regular (R) dan insulin kerja sedang
(Anonim,2000).
A. Jika dimulai dengan pemberianin sulin kerja panjang (NPH) bukan Insulin
longacting/Glargine10 U sebelum tidur
1. 5 U pada keadaan yang dikhawatirkan terjadi hipoglikemia.
2. 15 U pada dan pasien DM tipe2, obesitas, infeksi, luka terbuka, dalam terapi
steroid,pascaCABGInsulinShort/Rapidacting0,1U/kgtiapmakan Sesuaikan
atau berikan setelah makan pada pola makan yang tidak teratur Periksa
glukosa saat makan dan sebelum makan –insulin tambahan 200-299 mg/dl
Tambah insulinrapidacting 0,075 U/kgBB>300 mg/dl Tambah insulin rapid
acting 0,1U/kg BB Sesuaikan dosis glargine untuk mempertahankan glukosa
darah puasa80-110mg/dlJika tercapai sesuaikan insulin rapid acting untuk
mencapai kadar glukosadarah sebelum makan dan sebelum tidur 120-
200mg/dl17glargine/detemir, maka dosis yang diberikan 0,25 U/kgBB NPH
saatmakan pagi dan sebelum tidur (0,15 U/kgBB bila takut terjadi
hipoglikemia ; 0,35 U/kg untuk kondisi dengan peningkatan kebutuhan
insulin basal). Selain itu, tetap diberikan 0,1 U/kgBB rapid acting insulin
sebelum makan. Insulin analog kerja panjang digunakan 2-4 kali sehari.
Sementara itu, kebutuhan insulin prandial dapat dipenuhi dengan insulin
kerja cepat (insulin regular atau rapid acting insulin analog). Insulin
tersebut diberikan sebelum makan atau setelah makan (hanya untuk
penggunaan rap idactinginsulinanalog) Idealnya insulin digunakan sesuai
dengan keadaan fisiologis tubuh,terapi insulin diberikan sekali untuk
kebutuhan basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah
makan.Namundemikian,terapiinsulin yang diberikan dapat divariasikan sesuai
dengan kenyamanan penderita selama terapi insulin mendekati kebutuhan
fisiologis (Anonim,2009)
B. Obat Antidia betic Oral
1. SulfonilureaPada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan
OADgenerasi kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi
lebihcepat,karena adanya non ionic-binding dengan albumin sehingga resiko
interaksi obat berkurang demikian juga resiko hiponatremi dan
hipoglikemia lebih rendah. Dosis dimulai dengan dosis rendah.
Glipizid lebih dianjurkan karena metabolitnya tidak aktif sedangkan
18metabolit gliburid bersifat aktif (Djokomoeljanto, 1999). Glipizide
dan gliklazid memiliki sistem kerja metabolit yang lebih pendek atau
metabolit tidak aktif yang lebih sesuai digunakan pada pasien
diabetes geriatri. Generasi terbaru sulfoniluera ini selain merangsang
pelepasan insulin dari fungsi sel beta pankreas juga memiliki
tambahan efek ekstrapankreatik (Chau dan Edelman, 2001)
2. Golongan Biguanid
Metformin pada pasien lanjut usia tidak menyebabkan
hipoglekimia jika digunakan tanpa obat lain, namun harus digunakan
secara hati-hati pada pasien lanjut usia karena dapat menyebabkan
anorexia dan kehilangan berat badan. Pasien lanjut usia harus
memeriksakan kreatinin terlebih dahulu. Serum kretinin yang rendah
disebakan karena massa otot yang rendah pada orangtua. Metformin
tidak boleh diberikan bila klirens kreatinin <60mg/dl (Chau dan
Edelman,2001).
3. Penghambat Alfa Glukosidase/Acarbose
Obat ini merupakan obat oral yang menghambat alfaglukosidase,
suatu enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
karbohidrat kompleks. Sehingga mengurangi absorpsi karbohidrat dan
menghasilkan penurunan peningkatan glukosa postprandial (Soegondo, 1995).
Walaupun kurang efektif dibandingkan golongan obat yang lain, obat tersebut
dapat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang mengalami diabetes19
ringan. Efek samping gastrointestinal dapat membatasi terapi tetapi juga
bermanfaat bagi mereka yang menderita sembelit.,
4. Thiazolidinediones
Thiazolidinediones memiliki tingkat kepekaan insulin yangbaik dan
dapat meningkatkan efek insulin dengan mengaktifkan PPARalphareseptor.
Rosiglitazonetelah terbukti aman dan efekt ifuntuk pasien lanjut usia dan tidak
menyebabkan hipoglekimia.Namun, harus dihindari pada pasien dengan gagal
jantung. Thiazolidinediones adalah obat yang relatif mahal tetapi obat tersebut
sangat berguna bagi pasien lanjut usia (Chau dan Edelman,2001).

5. Glinid
Repaglinide (Prandin) adalah obat oral glukosa baru yang
dapat digunakan dalam penggunaan monoterapi atau kombinasi
dengan metformin untuk diabetes tipe 2. Serupa dengan sulfonilurea
utama yaitu dapat meningkatkan sekresi insulin pankreas tapi sistem
kerjanya terpisah pada sel β pancreas dan memiliki sistem kerja lebih
pendek, dan lebih cepat bereaksi daripada golongan sulfonilurea.
Seperti sulfonilurea, repaglinide dapat menyebabkan hipoglikemia
yang serius dan berhubungan dengan kadar insulin yang meningkat
dan juga berat badan. Tetapi obat ini bermanfaat bagi pasien lanjut
20usia dengan pola makan yang tidak teratur atau mereka yang rentan
terhadap hipoglikemia .Megtilinida harus diminun cepat sebelum makan dan
karena resorpsinya cepat, maka mencapai kadar puncak dalam 1 jam. Insulin
yang dilepaskan menurunkan glukosa darah secukupnya. Ekskresinya juga
cepat sekali, dalam waktu 1 jam sudah dikeluarkan tubuh
(TjaydanRaharja,2007).
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA Ny”S” USIA 50 TH
DENGAN DIABETES MELITUS
3.1 PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 2-3-2019
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Desa Tunjungtirto RT 002/003

A. Data Subyek
Nama KK :Tn”A”
Jenis kelamin :Laki-laki
Umur : 45 Tahun

Nama Ibu : Ny”S” Nama Suami : Tn “A”


Usia :50 Tahun Usia :45Tahun
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SD Pendidikan :SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :swasta
Penghasilan : Penghasilan :>1.000.000/bln
Alamat : Dusun purworejo Alamat : Dusun Purworejo
RT.002 RW.003 RT.002 RW.003

1. Keluhan Utama
Ny “S” Mengatakan , BB menurun, lemah, dan merasa kesemutan pada kedua kaki
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Ny”S” mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti (Hepatitis,HIV/AIDS),Menurun (Hipertensi,Asma),menahun
(jantung, ginjal, dan paru-paru)
3. Penyakit Sekarang
Ny”S” mengatakan tidak sedang mengalami penyakit menular seperti (TBC, hepatitis,
HIV/AIDS), dan saat ini mengalami penyakit Diabetes melitus (menurun), penyakit
menahun (jantung, ginjal, dan paru-paru)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny”S” mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menahun dan menurun
5. Riwayat Perkawinan
a. Status pernikahan : Menikah
b. Menikah : 2 kali
c. Lama pernikahan : 15 tahun
d. Umur pertama kali menikah : a. Suami : 20 tahun b. Istri : 25 tahun
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
N Pola kebiasaan Keterangan
O

1 Nutrisi Makan 3x dalam sehari (nasi,sayur,lauk


pauk)habis satu porsi

2 Istirahat Malam 6-7 jam


Siang 1 jam

3 Aktivitas Ny”S”mengerjakan pekerjaan rumah tangga

4 Eliminasi BAB 1 kali dalam sehari BAK 2-3 kali


sehari

5 Personal hygene Mandi kadang 2x/hari sekali, keramas dan


menganti pakyan setiap kali selesai mandi

6 Kebersihan lingkungan Anggota rumah tangga menggunakan air


bersih,menggunakan jamban yang baik,
membuang sampah di bak sampah dan
ventilasi yag cukup

9. Riwayat psikologis, sosial budaya, dan spiritual


a. Psikologi
Ibu mengatakan keluarga memiliki komunikasi yang baik, baik antara keluarga
maupun tetangga
b. Sosial budaya
Ibu mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
c. Spiritual
Ibu mengatakan beragama Islam dan rajin beribadah
B.Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan darah : 130/80 mmHg
d. Nadi : 84 x/menit
e. Suhu : 36,5 0C
f. Respirasi :24x/menit
g. Berat badan : 65 kg
h. Tinggi badan : 150 cm
i. Lingkar lengan atas : tidak terkaji
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
a) Rambur : bersih, rambut berwarna hitam dan beruban
b) Muka : simetris, tidak pucat, tidak ada odema
c) Mata : simetris, konjungtiva merah mudah, sclera
putih
d) Hidung : tidak ada polip, lubang hidung simetris, tidak
ada Secret
e) Telinga : simetris, tidak ada serumen
f) Mulut dan gigi : simetris,stomatitis tidak ada, caries gigi (-)
g) Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-),vena jungularis
(-)
h) Dada : datar, tidak ada retraksi dinding dada
i) Genetalia : tidak ada pengeluaran cairan yang berbau
j) Anus : terdapat lubang anus,terdapat atresia anni
k) Ekstermitas atas :simetris, odema(-), kelainan jari (-)
l) Ekstermitas bawah: simetris, odema(-), kelainan jari(-)
b. Palpasi
a) Kepala : tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal
b) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
venajungularis, dan kelenjar limfe
c) Dada : tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal
d) Abdomen : tidak ada nyeri tekan
e) Ekstermitas atas : turgor kulit normal, tidak ada odema
f) Ekstermitas bawah: turgor kulit normal, tidak ada odema pada
pretibia Sirkumaleoulus, dan dorsal pedis
g) Genetalia : tidak ada cairan berbauh,labia mayira minora
simetris
c. Auskultasi
a) Dada : Tidak ada bunyi, whezzing dan ronchi
b) Abdomen : bunyi usus normal
d. Perkusi
a) Dada : irama jantung regular
b) Abdomen : tidak ada kembung
c) Reflex patella : positif
3. Pemeriksaan penunjang
1. TTV
2. Pemeriksaan Gula Dara (Hasil:170 mg)
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
DS :Ibu mengatakakan sering mengalami kesemutam pada
kaki dan lemah
Ibu mengatakan tidak mengetahui diet makanan untuk
penyakit diabetes melitus
DO : keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : TD:
130/80 mmHg, N: 88x/menit, S: 36,50c, RR : 24x/mnt,
BB: 65 kg, TB : 150 cm
DX : Asuhan kebidanan komunitas pada Ny”S” Usia 50 Th dengan
Diabetes Melitus
Masalah : Ibu dan suami belum mengetahui tentang bahaya Diabetes melitus
Ibu mengatakan gangguan rasa nyaman (kesemutan)
karena menderita penyaki Diaabetes melitus
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Identifikasi diagnosa :
- Ny”S”Usia 50 Th dengan Dibetes Melitus,mengatakan sering mengalami
kesemutan,lemah dan napfsu makan berkurang , TD : 130/80 mmHg
- kurangNya pengetahuan ibu tentang diet makanan untuk penyakit Diabetes
melitus
masalah potensial
- Hipertensi
- Stroke
- Jantung
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Menjelaskan tentang penyakit Diabetes melitus yang diderita ibu dan melakukan
pemeriksaan gula dara dan memberitahu ibu diet makanan rendah gula untuk
penyakit Diabetes melitus
- Observasi tekanan darah
3.5 INTERVENSI
Tanggal : 02 maret 2019
Jam : 12.00 WIB
Dx : Ny “S” dengan Diabetes Melitus
Tujuan :
1. Setelah diberi asuhan kebidanan (KIE ) kondisi ibu membaik
2. BB Membaik
3. Pusing berkurang
4. Kesemutan pada kaki berkurang
Kriteria Hasil :
Ku : BAIK
TD : 130/80mmHg-130/90 mmHg
S : 36,5-37,50c
RR : 21 x/mnt-24x/mnt
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/Menjalin hubungan baik dengan klien dan rasa percaya
2. Observasi keadaan umum ibu
R\ mengetahui kondisi klien
3. Lakukan pemeriksaan TTV pada ibu
R/Menilai kondisi klien
4. Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan
R/mengurangi kecemasan klien
5. Jelaskan tentang penyakit Diabetes melitus yang diderita ibu dan diet makan rendah
gula
6. Berikan dukungan moral pada ibu
7. Kontrol rutin ketenaga kesehatan terdekat
8. Minum obat secara teratur

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 02 maret 2019
Jam : 12 .00 WIB
Dx : Ny”S” dengan Diabetes Melitus
Implementasi :
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/Agar ibu dan keluarga kooperatif
2. Mengobservasi keadaan umum ibu
R/untuk mengetahui keadaan umum Ibu
3. Memberitahu hasil pemeriksaan yang dilakukan
R/agar ibu tidak cemas dengan kondisi kesehatanya
4. Menjelaskan tentang penyakit Diabetes Melitus yang diderita ibu dan diet makanan
rendah gula
5. Memberikan konseling penyebab penyakit Diabetes melitus dan konseling untuk
diet rendah gula
R/Dengan ibu mengetahui penyebab penyakit diabetes melitus,maka ibu
menyiapakan diri untuk menerima keadaanya dan ibu bisa tentukam program diet
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol rutin ketenaga kesehatan terdekat
R/Agar ibu sehat kembali
3.7 EVALUASI
Tanggal :02 maret 2019
Jam : 12.00 WIB
Dx : Ny”S” dengan Diabetes Melitus
Evaluasi :
S :
- Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang sedang dideritaNya
- Ibu mengatakan berat badan ibu membaik
- Ibu mengatakan pusing berkurang
- Ibu mengatakan kesemutan pada kaki suda mulai berkurang
O :
Keadaan umum : baik,
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50c
RR : 24x/menit
A : Ny “S” dengan Diabetes Melitus
P :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
2. Observasi keadaan umum ibu
3. Lakukan pemeriksaan TTV pada pasien
4. Beritahu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
5. Jelaskan tentang penyakit Diabetes melitus yang diderita pasien dan diet makanan
rendah gula
6. Berikan konseling penyebabkenaikan tekanan darah dan berikan konseling adiet
rendah garam
7. Berikan dukungan moril pada pasien
8. Control ketenaga kesehatan terdekat
9. Minum obat secara teratur
I :
1. melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
2. mengobservasi keadaan umum pasien
3. melakukan pemeriksaan TTV pada pasien
4. memberitahu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
5. menjelaskan tentang penyakit Diabetes Melitus yang diderita pasien dan diet makanan
rendah gula
6. memberikan konseling penyebab Diabetes Melitus dan berikan konseling untuk diet
rendah gulamemberikan dukungan moril pada pasien
7. mengajarkan pasien untuk control rutin ketenaga kesehatan terdekat
8. menganjurkan pasien untuk minum obat secara teratur
E :
1. Pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan
2. Pasien berjanji akan diet rendah gula
R :
LAMPIRAN
Tabel 1. Skala prioritas
NO KRITERIA NILAI BOBOT
1 Sifat masalah :
Skala :
Ancaman kesehatan 2 1
Tidak atau kurang sehat 3
Situasi krisis 1
2 Kemungkinana masalah untuk diubah
Skala :
Dengan mudah 2 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah
3 Skala :
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
Potensi masalah untuk diubah
Skala :
Masalah berat harus segera ditangani 2 1
Masalah tidak harus segera ditangani 1
Masalah harus dirasakan 0

Scoring :
a. Tentukan skor setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi
BAB IV
PEMBAHASAN

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai


oleh adanya kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) kronik. Keadaan hiperglikemia
kronik tersebut dapat mengenai banyak orang pada semua lapisan masyarakat di seluruh
dunia (Waspadji, 1995).
Diabetes Mellitus ditandai oleh hiperglikemia serta gangguan-gangguan
metabolism karbohidrat, lemak dan protein yang bertalian dengan defisiensi absolute
atau relativ aktivitas dan atau sekresi insulin. Karena itu meskipun
diabetes asalnya merupakan endokrin, manifestasi pokoknya adalah
penyakit metabolic(Anonim,2000).
Pembahasan merupakan analisis dari penulisan mengenai kesenjangan yang
terjadi antara teori dan kasus. Dimana setelah dianalisis pada kasus Ny’’S’’dengan
diabetes melitus, penulis tidak menemukan kesenjangan-kesenjangan tersebut. Dalam
kasus ini, dari keluhan sampai penatalaksanaanya hampir semua memiliki kesamaan
dengan teori. Penanganannyapun dalam teori maupun dalam kasus harus segera
dilakukan bedtres total dan observasi yang ketat karena tindakan tersebut merupakan
tindakan yang paling tepat untuk masalah ancaman diabetes melitus .

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu gangguan kesehatan,diabetes memberikan beban besar sebagai
masalah kesehatan dengan melihat bahwa:
1. Gejala –gejala DM sendiri cukub banyak dan benar masing-masing gangguan
cukup memberi tantangan dalam dalam mengatasinya.menghadapi gangguan
rasa lapar saja,mesalnya suatu bentuk gangguan yang cukub berat di hadapi
setiap pasien,dimana keinginan untuk menahan diri intuk tida makan
2. DM merupakan penyakit yang suda bekerja sama dengan penyakit lain.Jika
DM melakukan kerja sama antar sesame kelompok “high boold sugar “maka
mereka akan membentuk raja segitiga suatu penyakit
3. Jika DM memasuki tahap komplikasi ,komplikasi DM memasuki semua jalur
sistem tubuh manusia
B. Saran
Mahasiswa sebaiknya mengetahui segala hal yang berkaitan dengan DM
seperti sejarah ditemukan penyakit ini,hingga perkembanganya sampai sekarang
.Begitu pula dengan gejala,cara pencegahan dan cara

Anda mungkin juga menyukai