Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan kesehatan yang terfokus pada
kesehatan ibu dan anak, tetapi tidak menutupi kemungkinan pada pelayanan
kesehatan secara umum. Pelayanan kebidanan ini perlu sekali ditingkatkan
mengingat angka kematian ibu dan anak di Indonesia masih cukup tinggi. Untuk
mengurangi semakin tingginya angka kematian tersebut maka diperlukan asuhan
kebidanan pada masa agar dapat segera diketahui secara dini sehingga dapat
ditangani dan mendapatkan pertolongan.
Asuhan ibu hamil sangat diperlukan bagi ibu yang hamil, karena merupakan
periode krisis baik bagi ibu maupun bayinya. Kurang lebih 60% kematian ibu akibat
kehamilan, terjadi setelah persalinan 40% yang terjadi selama 24 jam.
Dalam kasus ini penulis memilih ibu hamil pada trisemester ketiga
dikarenakan pada kehamilan tua ibu hamil banyak mengandung resiko dan
mengalami kecemasan menghadapi persalinannya.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian data ibu hamil.
b. Mengidentifikasi masalah dan diagnosa pada ibu hamil.
c. Mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dalam asuhan kebidanan.
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan dan melakukan asuhan kebidanan
selanjutnya.

1
1.3 Metode Penulisan
Metode penelitian ini adalah studi dalam bentuk studi kasus. Tehnik pengumpulan
data sebagai berikut:
- wawancara
- pemeriksaan fisik
- studi kepustakaan

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II : Tinjauan Pustaka
A. Landasan Teori
B. Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III : Tinjauan Kasus
A. Pengkajian Data
B. Identifikasi Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP PERSALINAN


A. Definisi
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang
dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain.
(Mochtar, 1998 : 91)

b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan (kekuatan sendiri).
(Manuaba, 1998 : 151
)
c. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
(Saifuddin, 2002 : 180)
B. Bentuk Persalinan
a. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan dari luar.
c. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan.

C. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan


a. Teori Penurunan Hormonal
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan

3
akan menyebabkan kesenjangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron turun.

b. Teori Plasenta Menjadi Tua


Akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebakan kekejangan pembuluh darah, hal itu akan menyebabkan
kontraksi rahim.
c. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.
d. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikalis (fleksus frankenhauser) bila
ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi Partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
1. Ganggang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser.
2. Amniotomi : pemecahan ketuban.
3. Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
(Mochtar, 1998 : 92)
D. Tanda-tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening/ setting/ dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada
primigravida – pada multi para tidak begitu terlihat.
b. Perut kelihatan makin melebar, fundus uteri menurun.
c. Perasaan sering-sering/ sudah kencing (pola kisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah rahim.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi.
Kontraksi lemah dari uterus disebut falselabot pains.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).

4
(Mochtar, 1998 : 93)

E. Tanda-tanda Inpartu
a. Rasa sakit adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

F. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Persalinan


a. Kekuatan mendorong janin keluar (power).
1. HIS (kontraksi uterus).
2. Kontraksi otot-otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma.
4. Ligamentum action terutama ligamentum retundum.
(Mochtar, 1998 : 93)
G. Mekanisme Persalinan
a. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala pembukaan dibagi dalam 2 fase :
1. Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3
cm berlangsung 7-8 jam.
2. Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
- Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
- Periode dilatasi maximal :selama 2 jam pembukaan berlangsung
sampai 9 cm.
- Periode deseleasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm/
lengkap.
b. Kala II

5
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul
sehingga terjadilah tekanan-tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflektonis menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu
merasa seperti mau BAB, dengan tanda anus membuka. Pada waktu his,
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum menegang.
Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh
seluruh badan bayi. Pada kala II primi : 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
c. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 1-2 menit seluruh plasenta terlepas terdorong
ke vagina dan lahir spontan/ dengan sedikit dorongan dari atas sympisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-
200 cc.
d. Kala IV (Observasi)
Adalah pengawasan selama 2 jam, selama 1 jam setelah bayi lahir dan cek
jalan lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
pendarahan post partum.(Mochtar, 1998 : 94-97)
H. Partograf
a. Definisi
Adalah alat yang dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam
pelaksanaan.
b. Fase aktif (pembukaan 4)
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
1. DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit).
2. Warna dan adanya air ketuban
U : ketuban utuh.
J : ketuban pecah dan jernih.

6
D : ketuban pecah dan bercampur darah.
M : ketuban pecah dan bercampur mekonium.
K : ketuban pecah dan tidak ada air ketuban.
3. Molase
 : sutura terpisah.
 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak).
 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki.
 : sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki.
4. Pembukaan serviks
Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x).
5. Penurunan.
Mengacu pada bagian kepala yang teraba diatas sympisis pubis.
6. Waktu.
7. Jam.
8. Kontraksi.
9. Oksitosin.
10. Obat yang diberikan.
11. Nadi, tekanan darah, suhu.
12. Protein, asetan dan volume urin.
(Saifuddin, 202 : N-12)

2.2 KONSEP DASAR PARTUS LAMA


A. Pengetian
a. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi
dan lebih dari 18 jam pada multi.
(Sinopsis Obstetri Jilid I, Hal 384).
b. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam.
( Kapita Selekta Rutin Pelaksanaan Obstetri. Hal 243).
B. Etiologi
a. Faktor-faktor penyebabnya antara lain:
b. Kelainan letak janin
c. Kelainan panggul

7
d. Kelainan his
e. Pimpinan partus yang salah
f. Janin besar atau ada kelainan konginetal
g. Primi tua
h. Perut gantung atau grandemulti
i. KPD
j. Respon stress

C. Patofisiologi

Nyeri kontraksi yang berlebihan


Tirah baring
Pembatasan gerak
Terapi Terjadi imobilisasi

Analgesik Stress

Oksitosin menurun Menyebabkan β endortin, ACTH,


kontisol, Epinoprin meningkat

Otot polos relaksasi Mengurangi kontraksi

Menghambat dilatasi servik


Kontraksi menurun

Persepsi nyeri meningkat


Terjadi kelambatan Partus lama
dalam persalinan

D. Faktor Predisposisi
a. Anemia
b. Ibu bertubuh kecil
c. Diabetes maternal
d. Bayi makrosomi
e. Panggul sempit, kelainan servik, vagina, tumor

8
E. Gejala klinik
a. Pada Ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, nadi cepat, pernafasan cepat. Di daerah
lokal sering dijumpai Ring v/d Bandl, oedema vulva, oedema serviks, cairan
ketuban berbau, terdapat mekonium.
b. Pada Janin
- Denyut jantung janin cepat atau tidak teratur bahkan negatif, air ketuban
hijau, kental, berbau.
- Kaput suksedenum yang besar
- Molage kepala yang hebat
- Kematian janin dalam kandungan
- Kematian janin intra partal.

F. Penanganan
a. Perwatan pendahuluan
 Suntikan corton acetat 100-200 mg intra muskular
 Penisilin prokain 1 juta IU intramuskular
 Streptomisin 1gr intramuskular
 Infus cairan glukose 5-10%
 Istirahat ijam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan harus
segera bertindak.
b. Pertolongan
Dapat dilakukan partus sepontan, ekstrasi vakum, ekstraksi forsep, manual
aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea,
dan lain-lain.

2.3 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien
atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : Bertahap dan sistematis,

9
melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan, manajemen Kebidanan
menurut Varney, 1997

1. Proses pemecahan masalah


a. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
b. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
c. Untuk pengambilan suatu keputusan
d. Yang berfokus pada klien.
2. Langkah-langkah
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien
secara keseluruhan.
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali
manajemen proses untukaspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Langkah 1: Tahap Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Yang
terdiri dari data subjektif data objektif. Data subjektif adalah yang
menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa. Yang termasuk data subjektif antara lain biodata,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas, biopsikologi, spiritual, pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang

10
dirumuskan dalam data fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan
fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi),
pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap diagnosa
atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV: Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi
klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi.
Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

11
mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII: Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar tetap terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “P” GIIP1001Ab000 UK 39-40 MINGGU
DENGANKALA II LAMA DI RSIA MARDI WALOEJA KAUMAN

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 16-02-2017 Tanggal MSR : 15-02-2017
Jam : 12.30 WIB JAM : 10.00
Tempat : RSIA MARDI WALOEJA KAUMAN
1. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny “P” Nama Suami : Tn “P”
Umur : 34 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : JL Duku 1/1 Tulangsuku-Turen

2. Alasan datang
Ibu datang ke rumah sakit rujukan bidan karena kala II lama dengan di pimpin
satu setengah jam tidak ada kemajuan.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 39-40 minggu.
Saat ini ibu mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 02.10 WIB
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun

13
Siklus : 28 hari
Lama : 8 hari

HPHT : 01-05-2016
HTP : 28-01-2017
5. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,HIV/
AIDS,penyakit menurun seperti hipertensi,DM,penyakit menahun seperti jantung.
6. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakiit menularr,menurun dan nenahun
7. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
asma, TBC, penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan penyakit menahun. Ibu
juga tidak mempunyai keturunan kembar
8. Riwayat Kehamilan ini
Trimester I : ANC 1 x, keluhan mual, muntah, suntik TT 1x dapat dan
vitamin
Trimester II : ANC 3x, keluhan (-), merasakan pergerakan janin saat UK 5
bulan
Trimester III : ANC 4x, keluhan sering kencing
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat
Sebelum sakit : Makan 3x sehari, 1 porsi (nasi, sayur dan lauk) Minum
6–7x/hari
b. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAK 4–7 x/hari, jernih, bau khas, BAB
1x/hari konsistensi lunak,warna kuning,bau khas.
c. Pola istirahat
Sebelum sakit : Ibu mengatakan istirahatnya tidak terganggu Istirahat
siang + 2 jam, istirahat malam + 8 jam

14
d. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan aktivitas rumah tangga
seperti biasa seperti biasa seperti memasak, menyapu dan
mengepel
e. Pola kebiasan lain
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman keras dan tidak
minum jamu
10. Keadaan psikologis, sosial dan spiritual
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya, begitu juga dengan suami dan
keluarganya, karena kehadiran bayi sangat diharapkan
Ibu menganut agama Islam dan menjalankan ibadah sesuai agamanya.

2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5oC
Djj : 126x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Rambut : Hitam,bersih,tidak rontok,tidak lembab
Kepala : Simetris,tidak ada bekas luka,tidak ada benjolan
Wajah : Pucat,bentuk ovale,terdapat cloasma gravidarum
Mulut : Bibir tidak kering,tidak ada caries gigi,tidak ada radang
pada tonsil
Telinga : Simetris,bersih tidak ada gangguan pendengaran
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe,pembesaran vena
jugularis (-), pembesaran kelenjar thyroid
Dada dan : Simetris, puting susu menonjol,terdapat hiperpigmentasi

15
payudara areola mamae dan papila mamae, colostrum +/+
Abdomen : Membesar,sesuai usia kehamilan,terdapat linea nigra,tidak
ada bekas luka.
Palpasi : Leopold I : teraba lunak, tidak melenting, melebar
(bokong).
Leopold II : teraba keras, panjang, ada tekanan pada
perut ibu sebelah kanan (PUKA).
Leopold III : teraba bagian terbawah keras,bulat,
melenting ( kepala).
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP.
Auskultasi : DJJ : 153x/ menit.
Pemeriksaan dalam : VT pembukaan lengkap, eff 100%, ketuban (-), presentasi
kepala, hogde II.
Genetalia : Varises (-)
Anus : Tidak ada haemorhoid, terdapat tekanan pada anus
Ekstremitas : Varises -/-, oedem -/-

3.2 ANALISA DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ny”P”GII P1001 Ab000 UK 39-40 Minggu dengan kala II lama
Ds : Ibu mengatakan ini hamil anak kedua,merasa kenceng-kenceng sejak jam 02.10
WIB dan ingin meneran pada jam 11 .00 WIB
Do : Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5oC
Inspeksi
Muka : Pucat
Genetalia :Keluar lendir dan darah
Palpasi
Abdomen : TFU 31 cm,letak kepala,His 3 x 30” 10 menit

16
Auskultasi
Abdomen : DJJ 153x/menit
Pemeriksaan dalam
VT  lengkap, efficement 100%, ketuban (-), presentasi kepala, Hodge II+

3.3 IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


- Gawat janin
- Asfeksia
- Infeksi
- Caput succedaneum

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Infus RL 500 cc 20 tpm
Kolaborasi dokter SpOG

3.5 INTERVENSI
Dx : GII P1001 Ab000 UK 40-41 Minggu dengan kala II lama
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi
Mengantisipasi agar tidak terjadi kegawat daruratan pada bayi
Kriteria hasil :
Keadaan Umum baik
TTV dalam batas normal
Keadaan ibu dan janin baik
Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Pasien dan keluarga lebih kooperatif
2. Obervasi keadaan umum ibu dan janin
R/ Parameter adanya infeksi dan komplikasi
3. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian advice
R/ Pemberian terapi obat yang tepat dapat membantu memperbaiki

17
kondisi ibu dan janin.
3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 15-02-2017
Jam : 12.30WIB
1) Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga agar mereka lebih kooperatif
2) Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan tentang keadaan ibu dan
janinnya juga menganjurkan keluarga untuk melakukan operasi.
3) Memberikan inform concent pada keluarga klien untuk ditandatangani sebagai
bukti persetuan terhadap tindakan medis yang akan dilakukan pada klien
4) Melakukan observasi tanda tanda vital dan keadaan umum
5) KIE ibu untuk puasa sebagai persiapan operasi SC
6) Melakukan kolaborasi dengan dokter Pua Libriana, SpOG untuk melakukan
operasi dan pemberian terapi:
Infus RL 500 cc 20 tpm IV
Ranitidin 1 amp IV
Drip oxytosin 1 ampul

18
3.7 EVALUASI
Tanggal : 16-02-2017 Jam : 15.00 WIB
S : Ibu mengatakanlega telah melahirkan bayinya dengan selamat
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 20 x/menit
Bayi lahir secaraSC jam 14.25 WIB
Jenis Kelamin : Laki- laki
BB : 3150 gram
PB : 50 cm
AS : 6-8
A : Ny “P”G1I P1001 Ab000dengan indikasi kala II lama
P :
1. Melakukan pemantauan 2 jam post partum (TTV, PPV, CU, )
2. Menganjurkan pasien untuk makan dan minum tanpa pantangan
3. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi :
Profenid 3x1/recta
Antasida syrup 4x10 cc PO
Cefodroxyl 2x1 PO
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga PH
5. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dini.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 17-02-2017
Jam : 08.00 WIB

S : ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi


O :

19
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TTV
TD : 120/80 mmHg
S : 36,4ºC
N : 82x/menit
RR : 20x/menit
TFU : 1 jari dibawah pusat
o Inspeksi
Abdomen : tampak luka bekas SC tertutup kassa, bersih, dan tidak
tampakdarah yang merabes.
o Palpasi
TFU : 1 jari dibawah pusat
Kontraksi :kuat, fundus teraba keras
A : Ny “P” P2002 Ab000Post SC hari 1 Dengan Indikasi Kala II Lama
P :
1. Melakukan pemantauan perdarahan post SC
2. Mengobservasi kontraksi
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital ibu
4. Menjelaskan pada ibu bahwa penyebab rasa nyeri karena luka jahitan yang
efek obat bius sudah mulai berkurang.
5. Ajarkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas
panjang apabila ibu merasa nyeri di daerah sekitar jahitan.
6. Menjelaskan pada ibu untuk lapor kepetugas jika ibu tidak kuat menahan
rasa sakit disekitar jahitan, terasa banyak darah yang keluar dari vagina dan
jika keluhan yang lainnya.
7. Menjelaskan pada ibu untuk lapor kepetugas jika cairan infus mau habis atau
kantong penampung urine penuh.
8. Memotivasi ibu untuk makan makanan bergizi tanpa pantangan.
9. Memotivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini di tempat tidur
10. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi:
Diazepan 2x1 PO

20
Asam Mefenamat 3x1

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan studi kasus yang membahas kesamaan yang ditemukan


antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus,untuk memudahkan dalam penyusunan bab
pembahasan,maka kami mengelompokkan sesuai langkah-langkah manajemen manajemen
kebidanan yang meliputi : pengkajian data,identifikasi diagnosa dan masalah,intervensi,
implementasi dan evaluasi.
Selama dalam menyusun laporan asuhan kebidanan ini tidak ditemukan adanya
kesenjangan teori dengan kasus. Pada kasus Ny “P” GII PI00I Ab000 UK 40-41 Minggu dengan
indikasi kala II lama,persalinan dilakukan secara SC.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Sebagai bidan harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi saat persalinan
berlangsung
2. Kala II pada multi normalnya 1 jam jika pada primi 2 jam,jika lebih dari itu maka
bisa kita sebut kala II memanjang dan harus segera dirujuk sebelum kondisi janin
terjadi kegawatan.

5.2 Saran
Dalam melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin hendaknya kita sebagai
petugas kesehatan harus benar-benar jeli dalam melakukan pengkajian sehingga kita
dapat menentukan intervensi dan dapat melakukan asuhan secara kompeherensif dalam
upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)dan Angka Kematian Bayi (AKB).

22
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba.1988. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.


EGC.Jakarta.

Mochtar Rustam, 1998. Synopsis Obstetric. EGC.Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan.Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Setjalilakusuma L. 2000. Induksi Persalinan, dalam Ilmu Bedah Kebidanan.


Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai