TA.2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Pada Ny.X Diagnosis Medis Post Partum Sc Dengan
Masalah Nyeri Akut di RSUD Bangkinang” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Sari
Anggela pada mata kuliah Dokumentasi Keperawatan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien
Dengan Post Partum SC bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sari Anggela selaku dosen
Dokumentasi Keperawatan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................5
BAB III..................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS..............................................................................................13
3.1 Pengkajian....................................................................................................13
3.3 Intervensi......................................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................26
PEMBAHASAN....................................................................................................26
BAB V....................................................................................................................29
PENUTUP..............................................................................................................29
5.1 Kesimpulan...................................................................................................29
5.2 Saran.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................30
3
BAB I
PENDAHULUAN
Istilah sectio caesarea (SC) berasal dari bahasa latin caedere yang berarti
memotong atau menyayat. Dalam ilmu obstetrik, istilah tersebut mengacu pada
tindakan pembedahan yang bertujuan melahirkan bayi dengan membuka dinding
perut dan rahim ibu. Menurut Amru sofian, (2011) SC adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut.
Tindakan SC dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin seperti proses persalinan normal
lama atau kegagalan proses persalinan normal, plasenta previa, panggul sempit,
distosia serviks, pre eklamsi berat, ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini, janin letak lintang, letak bokong, fetal distres dan janin besar
melebihi 4.000 gram.
Masalah yang biasanya muncul setelah dilakukannya operasi SC antara lain:
terjadinya aspirasi (25-50%), emboli pulmonari, perdarahan, infeksi pada luka,
infeksi uterus, infeksi pada traktus urinarius, cedera pada kandung kemih,
tromboflebitis dan nyeri. Apabila masalah-masalah tersebut tidak segera diatasi,
maka masalahnya menjadi panjang dan dapat menimbulkan masalah baru seperti:
pembentukan adhesion (perlengkatan), obstruksi usus, kesulitan penggunaan otot
untuk sit-up, dan nyeri pelvik. Pada kasus post SC masalah yang sering muncul
setelah tindakan operasi SC adalah nyeri. Rasa nyeri adalah pengalaman sensori
tidak menyenangkan. Salah satu metode untuk mengatasi nyeri secara
nonfarmakologi adalah terapi relaksasi autogenik.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
kekurangan O2 mengakibatkan kelemahan dan menyebabkan defisit perawatan
diri (Prawiroharjo, 2018).
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada ibu dengan sectio caesarea adalah
sebagai berikut :
1. Infeksi puerperal (nifas).
2. Perdarahan disebabkan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan
terbuka.
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada klien dngn tindakan sectio caesarea adalah :
1. Hitung darah lengkap.
2. Golongan darah (ABO),dan pencocokan silang, tes Coombs Nb.
3. Urinalisis : menentukn kadar albumin/glukosa.
4. Pelvimetri : menentukan CPD.
5. Kultur : mengidentifikasi adanya virus heres simpleks tipe II.
6. Ultrasonografi: melokalisasi plasenta menetukan pertumbuha,kedudukan,
dan presentasi janin.
2.1.8 Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea
yaitu:
1. Perdarahan dari vagina harus dipantau dengan cermat.
2. Fundus uteri harus sering di palpasi untuk memastikan bahwa uterus
tetap berkontraksi dengan kuat.
3. Pemberian analgetik dan antibiotik.
4. Periksa aliran darah uterus paling sedikit 30 ml/jam
5. Pemberan cairan intra vaskuler, 3 liter cairan biasanya memadai untuk 24
jam pertama setelah pembedahan.
6. Ambulasi satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari
tempat tidur dengan bantuan orang lain.
6
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan,
pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya
(Muchtar, 2015).
1) Identitas klien
2) Keluhan Utama
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat perkawinan
5) Riwayat obsterti
6) Riwayat persalinan sekarang
7) Riwayat KB
8) Pola-pola fungsi kesehatan
9) Pemeriksaan Fisik
7
menunjukkan 3. Gunakan Teknik
Kontrol terhadap komunikasi terapeutik
nyeri meningkat untuk mengetahui
dengan kriteria hasil: pengalaman nyeri pasien
1. Mampu 4. Evaluasi pengalaman
menjelaskan nyeri masa lampau
penyebab nyeri 5. Kontrol lingkungan yang
(Skala 5) dapat mempengaruhi nyeri
2. Mampu 6. Pilih dan lakukan
Mengontrol nyeri penanganan nyeri (Teknik
3. Mampu nonfarmakologis,
mengenali skala, farmakologi)
intensitas, 7. Ajarkan teknik non
frekuensi dan farmakologis
tanda nyeri 8. Tingkatkan Istirahat
(Skala 5)
4. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang (Skala
5)
2. Hambatan NOC : NIC :
Mobilitas Fisik b.d Joint Movement : Exercise Therapy :
Gangguan Active Ambulation
neuromuscular,
nyeri Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
tindakan sebelum/sesudah latihan
keperawatan 2x24 dan lihat respon pasien
jam klien mampu saat latihan
menunjukkan 2. Konsultasikan dengan
Kontrol terhadap terapi fisik tentang
nyeri meningkat rencana ambulasi sesuai
dengan kriteria hasil: dengan kebutuhan
8
1. Klien meningkat 3. Bantu klien menggunakan
dalam aktivitas tongkat saat berjalan
fisik 4. Ajarkan pasien tentang
2. Mengerti tujuan teknik ambulasi
dari peningkatan 5. Kaji kemampuan pasien
mobilitas dalam mobilisasi
3. Memverbalisasik 6. Latih pasien dalam
an perasaan pemenuhan ADL secara
dalam mandiri
meningkatkan 7. Damping dan bantu pasien
kekuatan dan saat mobilisasi
kemampuan 8. Beri alat bantu jika
berpindah. memerlukan
4. Memperagakan 9. Ajarkan pasien bagaimana
penggunaan alat cara merubah posisi dan
bantu jalan. berikan bantuan jika
diperlukan
9
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Data Umum
Nama : Ny. F
Umur :38 Thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : Diploma I/II
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Sumber Biaya : Penghasilan Suami
Alamat : Jl. Lingkungan Bodi
Tanggal Masuk RS :02/10/2021
Kelas Rawat Inap : Kelas III
Tanggal Pengkajian : 02/10/2021
No. register : 43127
Diagnosa Medik : G3P2A0H2
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang:
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri pada luka pasca operasi, pasien
tampak meringis, kaki terasa berat untuk diangkat, aktivitas dibantu perawat
& keluarga, terdapat luka bekas SC, pasien tampak lemah, pasien terpasang
infus dan kateter.
P : Nyeri apabila bergerak
Q : Nyeri seperti disayat-sayat
R : Di perut (Abdomen), Luka SC
S : Nyeri Skala 4-5
T : Nyeri hilang timbul
b. Riwayat Kesehatan Dahulu:
10
Pasien mengatakan bahwa memiliki riwayat penyakit hipertensi
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada
C. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 27 hari
c. Banyaknya : 3x ganti ( pemakaian pembalut/hr)
d. Keteraturan : teratur
e. Lamanya : 7 hari
f. HPHT : pasien mengatakan tidak mengingat HPHT nya
b. Riwayat Perkawinan
a. Kawin / tidak kawin : kawin
a. Umur Ibu Menikah : 22 tahun
b. Umur Bapak Menikah : 24 tahun
c. Lama Pernikahan : 16 tahun
d. Berapa kali menikah : sekali
c. Riwayat Keluarga Berencana:
a. Melaksanakan keluarga berencana : Ya
b. Jenis kontrasepsi apa yang digunakan : Suntik
c. Sejak kapan menggunakan kontrasepsi : Setelah anak kedua lahir
d. Masalah yang terjadi : tidak ada
e. Rencana kontrasepsi yang akan digunakan : IUD
f. Alasan : tidak ingin steril
d. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas
Kehamilan persalinan Komplikasi nifas Anak
Jeni
Anak Umur s
Penyuli Jeni Penolo Penyul Lasera Infek B P Keadaan
ke kehami Perdarahan Kel
t s ng it si si B J fisik
lan ami
n
11
3 9 bulan Tensi SC Dokter, Hipert operas Tidak 200 cc LK 2, 5 Baik
tinggi perawa ensi i ada 7 2
(Hipert t, bidan k c
ensi) g m
12
- Bau : amoniak, pesing
b. BAB
- Frekuensi : 2-3 X/minggu, 1 X/minggu
- Warna : coklat, kuning kecoklatan
- Konsistensi : lunak, sedikit keras
- Keluhan : tidak ada, sembelit
4. Pola Personal Higiene
a. Penampilan secara umum
Pakaian baik, kuku dipotong rapi, tidak berbau
b. Mandi
Frekuensi 2 X/hari, Frekuensi 1 X/hari
c. Oral hygiene
Frekuensi 2 X/hari, Frekuensi 1 X/hari
d. Cuci rambut
Frekuensi 1 X/3 hari, Frekuensi 1 X/minggu
5. Pola Istirahat Dan Tidur
a. Lama tidur : 8 Jam/hari, 7 Jam/hari
b. Tidur siang : Tidak ada, 1 Jam/hari
6. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : Pekerjaan IRT, Tidur seharian
b. Waktu bekerja : Pagi, Setiap Saat
c. Olah – raga : Senam Ringan, Tidak Ada
d. Kegiatan waktu luang : menonton TV, menonton TV
e. Keluhan dalam aktivitas : di rumah sakit dibantu oleh keluarga
7. Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : Tidak
b. Minuman keras : Tidak
c. Ketergantungan obat : Tidak
E. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : sedang
13
2) Kesadaran : CM
3) BB sebelum Hamil : 54 Kg
4) BB Hamil : 70 kg
5) BB Sekarang : tidak ditimbang
6) TB : 160 cm
7) Tanda – tanda vital
- Tekanan darah : 148/90 mm/Hg
- Nadi : 85 x/menit
- Suhu : 36,7 ˚c
- Respirasi : 20X/menit
b. Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
- Rambut : hitam, lebat, distribusian rata, tidak rontok
- Kulit Kepala : warna kulit, tidak ada lesi, kebersihan baik.
- Bentuk Kepala : simetris
2. Muka
- Ekspresi : meringis
- Pigmentasi : pucat
- Kesimetrisan : simetris
3. Mata
- Posisi mata : Simetris
- Kelopak mata : Normal
- Pergerakan bola mata : Normal
- Konjungtiva : Ananemis
- Kornea : Normal
- Sklera : Ikterik
4. Hidung
- Pernafasan cuping hidung : tidak ada
- Mucosa : pucat, tidak ada oedema dan nyeri
- Penciuman : baik, tidak terpasang O2
5. Mulut
14
- Gigi : Normal
- Stomatitis : Normal
- Bau Mulut : Tidak berbau
- Lidah : Normal
- Kesulitan menelan : Tidak
6. Leher
- Pembesaran kelenjer Tyroid : tidak ada
- KGB : tidak ada
- JVP : tidak ada
7. Daerah Dada
- Bentuk dada : simetris kiri kanan.
- Jantung dan Paru – paru : normal, simetris kiri kanan
- Mammae : Warna sawo matang, nyeri saat
ditekan, Papilla Mammae menonjol, Areolla Mammae
kecoklatan, Colostrum sudah keluar, Kebersihan baik.
8. Abdomen
- Warna Kulit : sawo matang
- Turgor kulit : baik, elastis
- Striae : terdapat striae gravidarum
- Bising Usus : 12x/menit
- Ginjal : Palpasi
- Luka post operasi : 12 cm
9. Genitalia
- Labia Mayora dan Minora : bersih
- Kebersihan Vagina : bersih, dibersihkan oleh perawat
- Perineum : Utuh
- Lochea : Warna merah kehitaman, Bau
amis, Jenis rubra
- Pemakaian Pembalut : diapers sekali sehari
10. Ekstremitas
15
- Ambulasi : Ya
- Oedema / Tidak : terdapat oedema di kaki
- Varises : tidak ada
11. Anus:
- Pembesaran hemorroid : Tidak
- Kebersihan : baik
F. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. PEMERIKSAAN HB
HGB 14,1 g/dl, W 12,4 – 14,0
G. Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan nyeri pada luka - Klien tampak meringis
bekas operasi - Terdapat luka post SC
- Klien mengatakan nyeri hilang horizontal, panjang 12 cm
timbul dan seperti di sayat-sayat - Skala nyeri 4-5
- Klien mengatakan nyeri semakin - Nadi : 96x/menit, TD :
terasa apabila melakukan 152/92
pergerakan - Klien tampak lemah
- Klien mengatakan berat - Terdapat oedema
mengangkat kakinya - Klien terpasang infus
- Klien mengatakan aktivitasnya dan kateter
dibantu perawat dan keluarganya
H. Analisa Data
No MASALAH
DATA KLIEN ETIOLOGI
KEPERAWATAN
01 DS : Agen Cidera Fisik Nyeri Akut
- Klien
mengatakan nyeri pada
16
luka bekas operasi
- Klien
mengatakan nyeri
hilang timbul dan
seperti di sayat-sayat
DO :
- Klien
tampak meringis
- Terdapat
luka post SC
horizontal, panjang 12
cm
- Skala nyeri
4-5
1. Nadi :
96x/menit, TD :
152/92
02 DS : Hambatan Mobilitas
- Klien mengatakan Fisik
nyeri semakin terasa
apabila melakukan
pergerakan
- Klien mengatakan
berat mengangkat
kakinya
- Klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
perawat dan
keluarganya
Do :
- Klien tampak lemah
- Terdapat oedema
17
- Klien terpasang infus
dan kateter
3.3 Intervensi
18
Diagnosis Tujuan &
No. Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
skala,
intensitas,
frekuensi dan
tanda nyeri
(Skala 5)
3. Melaporkan
bahwa nyeri
berkurang
(Skala 5)
19
Diagnosis Tujuan &
No. Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
02 Hambatan NOC : NIC :
Mobilitas Fisik Joint Movement : Exercise Therapy :
b.d Gangguan Active Ambulation
neuromuscular,
nyeri d.d Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign
Keterbatasan tindakan sebelum/sesudah latihan dan
rentang keperawatan 2x24 lihat respon pasien saat
pergerakan sendi jam klien mampu latihan
menunjukkan 2. Ajarkan pasien tentang
Kontrol terhadap teknik ambulasi
nyeri meningkat 3. Kaji kemampuan pasien
dengan kriteria dalam mobilisasi
hasil: 4. Latih pasien dalam
1. Klien pemenuhan ADL secara
meningkat mandiri
dalam aktivitas 5. Damping dan bantu pasien
fisik saat mobilisasi
2. Mengerti 6. Ajarkan pasien bagaimana
tujuan dari cara merubah posisi dan
peningkatan berikan bantuan jika
mobilitas diperlukan
Tanggal/ Diagnosis
Implementasi Evaluasi
Jam Keperawatan
02/10/21 Nyeri Akut b.d S:
Agen Cidera O:
Fisik d.d A:
Pasien tampak P:
20
Tanggal/ Diagnosis
Implementasi Evaluasi
Jam Keperawatan
meringis
TTD
Perawat
02/10/21 Hambatan S:
Mobilitas Fisik O:
b.d Gangguan A:
neuromuscular, P:
nyeri d.d
Keterbatasan TTD
rentang Perawat
pergerakan
sendi
03/10/21 Hambatan S:
21
Tanggal/ Diagnosis
Implementasi Evaluasi
Jam Keperawatan
Mobilitas Fisik O:
b.d Gangguan A:
neuromuscular, P:
nyeri d.d
Keterbatasan TTD
rentang Perawat
pergerakan
sendi
22
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Kemampuan menidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini
akan menentukan diagnosis keperawatan oleh karena itu pengkajian harus
dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan perwatan pada
klien dapat diidentifikasi.
1. Identitas klien
2. Keluhan Utama
3. Riwayat kesehatan
4. Riwayat perkawinan
5. Riwayat obsterti
6. Riwayat persalinan sekarang
7. Riwayat KB
8. Pola-pola fungsi kesehatan
9. Pemeriksaan Fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan yang muncul.
a. Nyeri akut b.d agen cedera fisik d.d pasien tampak meringis,skala
nyeri 4-5
Diagnosa tersebut ditegakkan bila ada data mayor yang
mendukung yaitu pengungkapan tentang deskriptor nyeri, dan data
minor yaitu ketidakaktifan fisik atau imobilitas, perubahan pola
tidur, dan perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktifitas
sebelumnya. Alasan diagnose tersebut diangkat karena saat
pengkajian didapatkan data subjektif yaitu pasien mengatakan
23
merasakan nyeri bagian perut dibekas luka operasi, dan data
obyektif yaitu : Pasien meringis karena nyeri P: Nyeri dirasakan
apabila pasien beergerak Q: Nyeri seperti disayat-sayat, R: Letak
nyeri berada dibagian perut (abdomen) S: Skala nyeri 4-5, T: Nyeri
hilang timbul. Diagnosa tersebut penulis prioritaskan karena keluhan yang
dirasakan pasien saat itu dan apabila masalah itu tidak segera ditangani
akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Sedangakan
berdasarkan teori dengan kasus itu tidak ada kesejangan
b. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuscular,nyeri d.d
keterbatasan rentang pergerakan sendi, sulit mengangkat kaki
Alasan diagnosa tersebut diangkat karena ditemukan tanda-tanda yang
mendukung yaitu secara subyektif yaitu pasien mengatakan
aktivitas terbatas dan dibantu keluarga karena nyeri di luka jahitan
dan data obyektif yaitu pasien terlihat berbaring di tempat tidur,
aktivitas di bantu keluarga. Penulis tidak memprioritaskan masalah
tersebut karena tidak mengancam kehidupan klien. Tetapi jika tidak di
tegakan klien tidak dapat mandiri dalam beraktaktivitas. Sedangkan secara
teori tidak ada kesenjangan antara diagnosis teoritis dengan kasus
C. Intervensi Keperawatan
Penyusun merencanakan tindakan keperawatan yang bisa dilakukakan di
rumah sakit seperti pada diagnosa nyeri akut yaitu lakukan pengkajian nyeri
secara kompherensif, observasi reaksi nonverbal dari nyeri, kontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi nyeri, pilih dan lakukan penanganan nyeri (Teknik
nonfarmakologis, farmakologi), dan ajarkan teknik non farmakologis
Sedangkan pada hambatan mobilitas fisik rencana tindakannya adalah
Monitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan,
ajarkan pasien tentang teknik ambulasi, kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi,
latih pasien dalam pemenuhan ADL secara mandiri, damping dan bantu pasien
saat mobilisas. Dan ajarkan pasien bagaimana cara merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
24
Oleh karena itu, penyusun merencanakan beberapa tindakan terhadap
keluarga sesuai diagnosa yang muncul pada pasien, Sebagaimana sebelumnya,
pada tahap ini penyusun menemukan kesenjangan antara teoritis dan kasus. Pada
kasus rencananya disesuaikan dengan perawatan pasien Ny.F. Maksudnya adalah
pada teori itu intervensinya masih berdasarkan teoritis saja,sedangkan di kasus itu
intervensinya akan dipilih sesuai dengan keadaan klien,jadi penulis hanya
mengambil 5 intervensi dari 8 intervensi secara teoritis.
D. Implementasi Keperawatan
Adapun implementasi yang perawat lakukan untuk diagnosa nyeri akut b.d
agen cidera fisik d.d Pasien tampak meringis, yaitu melakukan pengkajian nyeri
secara kompherensif, mengobservasi reaksi nonverbal dari nyeri, mengontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri, memilih dan melakukan penanganan
nyeri (Teknik nonfarmakologis, farmakologi), dan mengaajarkan teknik non
farmakologis
Implementasi untuk diagnosa hambatan mobilitas fisik b.d gangguan
neuromuscular,nyeri d.d nyeri saat bergerak, berat mengangkat kaki, aktifitas
dibantu perawat dan keluarga, pasien lemah, terdapat oedema, terpasang infus dan
kateter yaitu Memonitor vital sign sebelum/sesudah latihan dan melihat respon
pasien saat latihan, mengaajarkan pasien tentang teknik ambulasi, mengkaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi, melatih pasien dalam pemenuhan ADL
secara mandiri, mendampingi dan membantu pasien saat mobilisas. Dan
mengajarkan pasien bagaimana cara merubah posisi dan memberikan bantuan jika
diperlukan
E. Evaluasi
Dari hasil tidakan keperawatan pada diagnosis pertama yaitu Nyeri Akut b.d
Agen cidera fisik d.d Pasien tampak meringis hasil evaluasi didapat data subjektif
pasien mengatakan jika nyeri bekas luka operasi mulai berkurang (skala 4), data
objektif pasien tampak tidak lagi meringis, analisa datanya nyeri akut dapat terasi,
tindakan selanjutnya intervensi dihentikan
25
Pada diagosis kedua yaitu Hambatan Mobilitas Fisik b.d Gangguan
Neuromuscular, nyeri d.d Keterbatasan Rentang pergerakan sendi Pasca Operasi
SC. Di dapat data subjektifnya pasien sudah bisa bepindah tempat dengan sendiri
tanpa dibantu keluarga, serta kakinya sudah mudah digerakkan, didapat evaluasi
dengan data objektif pasien melakukan aktivitas tidak lagi di bantu oleh keluarga,
analisa datanya gangguan mobilitas fisik teratasi, tindakan selanjutnya intervensi
dihentikan.
Dari hasil evaluasi dapat diambil kesimpulan bahwasannya dari dua
diagnosis yang di tegakkan pada Ny. F kedua intervensinya berhasil mencapai
kriteria hasil dan masalah keperawatan teratasi.
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sectio caesarea adalah suatu persalianan buatan di mana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan saraf rahim
dalam keadaan utuh serta berat badan di atas 500 gram. Seksio sesarea adalah
suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui
dinding depan perut. Seksio sesarea juga dapat didefinisikan sebagai suatu
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
Beberapa masalah keperawatan yang muncul pada kasus ini antara lain nyeri
akut, gangguan mobilisasi fisik, dan risiko infeksi. Telah dilakukan intervensi
yang tepat serta pendokumentasian evaluasi yang lengkap, sehingga perawat dapat
melihat tingkat kesehatan pasien serta menilai apakah intervensi yang dilakukan
harus dihentikan, dilanjutkan, ataupun dimodifikasi.
5.2 Saran
Diharapkan perawat dapat melatih kemampuan dan pengetahuannya agar
kualitas asuhan keperawatan dapat lebih terjamin.
27
DAFTAR PUSTAKA
28