Prosedur Penyimpanan Insulin Pen (belum pernah dipakai) pada suhu 2-8
o
C (dalam lemari es), tetapi jangan dibekukan dalam freezer karena dapat
merubah bentuk partikel insulin menjadi kristal atau gumpalan sehingga
insulin rusak dan tidak bisa digunakan
Insulin Pen yang sedang dipakai, disimpan diruangan yang terlindung dari
cahaya matahari (15-20oC) dan sebaiknya tidak disimpan dalam lemari es.
Insulin pen yang sedang dipakai dapat digunakan sampai 4 minggu (30
hari).
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Persiapkan insulin, biarkan suhu insulin sama dengan suhu
ruangan
3. Periksa tanggal kadaluarsa, warna dan kejernihan insulin
4. Pastikan insulin tidak menggumpal dengan memutar mutar insulin
pen sampai gumpalan hilang secara perlahan (jangan dikocok)
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada
klien / keluarga
Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan, lokasi penyuntikan, tujuan tindakan serta resiko yang
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital
2. Buka kertas penutup insulin pen, pasang jarum ke pen, lalu buka
penutup luar dan penutup dalam jarum.
Bila insulin baru pertama kali digunakan, putar ujungnya sebesar 2
unit, kemudian ketuk dan tekan tombol dosis untuk membuang
gelembung udara
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit
3. Mendokumentasikan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital
PENGERTIAN
Senam Kaki Diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu peredaran darah bagian kaki
TUJUAN 1. Mencegah komplikasi Diabetes pada kaki pasien DM di rumah
2. Membantu melancarkan aliran darah pada bagian kaki/ membantu
sirkulasi darah
3. Memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan pada otot paha, betis
5. Mengatasi keterbatasan dalam pergerakkan sendi
ALAT DAN Alat dan Bahan:
BAHAN 1. Kursi
2. Koran
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan peralatan dengan sistematis dan rapi
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada
klien / keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum prosedur
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Pasien duduk tegak di bangku dengan kaki menyentuh lantai
3. Dengan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas,
kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkat ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital
6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki dan luruskan. Lalu gerakan
jari-jari kaki ke depan kemudian turunkan kembali secara
bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali
7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat
kaki tersebut, gerakkan ujung-ujung jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali ke lantai
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada
langkah 7, namun gunakan kedua kaki kiri dan kanan secara
bersamaan. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali
9. Angkat kedua kaki dan luruskan pertahankan posisi tersebut.
Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki
pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis diudara
dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit dan menganjurkan klien untuk
melakukannya di rumah 3 kali dalam seminggu
3. Mendokumentasikan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital
PENGERTIAN
Pengaturan Diet pada Pasien DM adalah pengaturan komposisi
makronutrien terutama karbohidrat pada pasien DM untuk menurunkan
gula darah yang meningkat pada pasien DM
TUJUAN 1. Melakukan pengaturan diet untuk pasien DM secara tepat dan
benar
2. Menjaga berat badan ideal
ALAT DAN Alat dan Bahan:
BAHAN 1. Food Model
2. Leaflet pengaturan diet pada pasien DM
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan peralatan dengan sistematis dan rapi
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai
pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuanpengaturan diet pada pasien DM
3. Jelaskan tentang target yang diinginkan sesuai waktu yang
dibutuhkan
C. Tahap Kerja
1. Menentukan kebutuhan energi berdasarkan status gizi (IMT)
- 2100 – 2300 kkal untuk status gizi kurang
- 1700 – 1900 kkal untuk status gizi normal
- 1100 – 1500 kkal untuk status gizi overweight
2. Menentukan komposisi makronutrien dari kebutuhan energy
- Komposisi makronutrien dari karbohidrat : protein : lemah =
45-60% : 10-20% : <20-25%
- Asupan karbohidrat tidak boleh kurang dari 130 gram/hari
3. Menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemah dalam
gram
- Kebutuhan KH (kkal) = % komposisi x keb. Energy (kkal)
- Kebutuhan KH (gram) = Kebut KH (kkal) / 4 kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut KH dlm kkal = 45-65% x 1200 kkal= 600 – 660 kkal.
Maka, KH dlm gram = 600 – 660 kkal / 4 kkal = 150 – 165
gram.
- Kebutuhan Protein (kkal) = % komposisi x keb. Energy (kkal)
Kebutuhan Protein (gram) = Kebut Protein (kkal) / 4 kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut Protein (kkal) = 10-20% x 1200 kkal= 120 – 240 kkal.
Maka, Protein (gram) = 120 – 240 kkal / 4 kkal = 30 – 60
gram
- Kebutuhan Lemak (kkal) = %komposisi x keb.Energi(kkal)
Kebutuuhan lemak (gram)Kebut lemak (kkal) / 9kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut Lemak (kkal) = <20-25% x 1200 kkal= <240 – 300
kkal. Maka, Lemak (gram) = <240-300 kkal / 9 kkal = <27 –
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital
33 gram
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. 3. Mendokumentasikan