Anda di halaman 1dari 8

Standar Prosedur Operasional (SPO)

MK. Perawatan Pasca Hospital

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN
KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


INJEKSI INSULIN PEN DI RUMAH

PENGERTIAN 1. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolism dan


ketidaksesuaian kadar gula dalam darah yang berkaitan dengan
penurunan sekresi insulin atau kombinasi resistensi insulin.
2. Insulin merupakan hormon yang berfungsi mengubah gula darah
dalam tubuh yang diproduksi oleh pancreas
3. Insulin pen adalah alat kesehatan yang digunakan untuk pemberian
insulin buatan ke dalam jaringan subkutan
4. Injeksi insulin subkutan adalah tindakan untuk memberikan insulin
buatan secara subkutan pada pasien DM untuk mengontrol kadar
glukosa darah
TUJUAN 1. Mampu melakukan persiapan Injeksi Insulin
2. Mampu menyebutkan posisi – posisi tempat penyuntikan insulin
3. Mampu menjelaskan cara penyuntikan insulin
ALAT DAN BAHAN Alat:
1. Insulin Pen + Jarum
2. Alkohol 70%
3. Kapas

Prosedur Penyimpanan Insulin Pen (belum pernah dipakai) pada suhu 2-8
o
C (dalam lemari es), tetapi jangan dibekukan dalam freezer karena dapat
merubah bentuk partikel insulin menjadi kristal atau gumpalan sehingga
insulin rusak dan tidak bisa digunakan
Insulin Pen yang sedang dipakai, disimpan diruangan yang terlindung dari
cahaya matahari (15-20oC) dan sebaiknya tidak disimpan dalam lemari es.
Insulin pen yang sedang dipakai dapat digunakan sampai 4 minggu (30
hari).
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Persiapkan insulin, biarkan suhu insulin sama dengan suhu
ruangan
3. Periksa tanggal kadaluarsa, warna dan kejernihan insulin
4. Pastikan insulin tidak menggumpal dengan memutar mutar insulin
pen sampai gumpalan hilang secara perlahan (jangan dikocok)

B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada
klien / keluarga
Berikan penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan, lokasi penyuntikan, tujuan tindakan serta resiko yang
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

mungkin terjadi dan manfaat tindakan tersebut


3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum prosedur
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Tentukan lokasi tempat penyuntikan

2. Buka kertas penutup insulin pen, pasang jarum ke pen, lalu buka
penutup luar dan penutup dalam jarum.
Bila insulin baru pertama kali digunakan, putar ujungnya sebesar 2
unit, kemudian ketuk dan tekan tombol dosis untuk membuang
gelembung udara

3. Putar tombol dosis sesuai yang diinginkan, tahan insulin pen


kearah atas, tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati
keluarnya sekidit insulin, ulangi jika perlu sampai insulin terlihat
di ujung jarum, tombol pemutar harus kembali ke nol setelah
insulin terlihat.

4. Atur dosis sesuai anjuran.

5. Usapkan kapas alcohol pada bagian yang akan disuntik


Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

6. Pegang pena insulin dengan cara digenggam dengan 4 jari dengan


ibu jari pada tombol dosis.
7. Cubit kulit (bagian lemak) lokasi penyuntikan kemudian
injeksikan ke lokasi secara tegak lurus.
8. Tekan tombol dosis dengan ibu jari sehingga menunjukkan angka
0
9. Biarkan jarum ditempat suntikan / tahan selama minimal 6 detik
untuk mencegah insulin keluar dari tempat penyuntikan.

10. Tarik perlahan-lahan dengan posisi tetap tegak lurus.


11. Pasang penutup dalam jarum, kemudian pasang penutup insulin
pen
12. Mencuci tangan

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit
3. Mendokumentasikan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN
KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


SENAM KAKI DIABETIK

PENGERTIAN
Senam Kaki Diabetes adalah suatu kegiatan atau latihan yang dilakukan
oleh pasien diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu peredaran darah bagian kaki
TUJUAN 1. Mencegah komplikasi Diabetes pada kaki pasien DM di rumah
2. Membantu melancarkan aliran darah pada bagian kaki/ membantu
sirkulasi darah
3. Memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan pada otot paha, betis
5. Mengatasi keterbatasan dalam pergerakkan sendi
ALAT DAN Alat dan Bahan:
BAHAN 1. Kursi
2. Koran
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan peralatan dengan sistematis dan rapi

B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan, kontrak waktu dan prosedur tindakan pada
klien / keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum prosedur
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Pasien duduk tegak di bangku dengan kaki menyentuh lantai

2. Dengan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas


lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak
10 kali

3. Dengan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki ke atas,
kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkat ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

4. Tumit kaki diletakkan di lantai, kemudian bagian ujung jari


diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali

5. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan


buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali

6. Kemudian angkat salah satu lutut kaki dan luruskan. Lalu gerakan
jari-jari kaki ke depan kemudian turunkan kembali secara
bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali
7. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat
kaki tersebut, gerakkan ujung-ujung jari kaki kearah wajah lalu
turunkan kembali ke lantai
8. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada
langkah 7, namun gunakan kedua kaki kiri dan kanan secara
bersamaan. Ulangi gerakan sebanyak 10 kali
9. Angkat kedua kaki dan luruskan pertahankan posisi tersebut.
Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
10. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki
pada pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis diudara
dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian

11. Letakkan selembar Koran dilantai. Kemudian bentuk kertas Koran


tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka
kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula
menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya
sekali saja
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

12. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua


bagian koran tersebut
13. Sebagaian Koran disobek-sobek menjadi bagian kecil-kecil
dengan kedua kaki
14. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua
kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh
tadi
15. Lalu bungkus semua sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan
kiri menjadi bentuk bola

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. Menjelaskan bahwa tindakan sudah selesai dilakukan pada
klien/keluarga dan pamit dan menganjurkan klien untuk
melakukannya di rumah 3 kali dalam seminggu
3. Mendokumentasikan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN
KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PENGATURAN DIET PASIEN DIABETES

PENGERTIAN
Pengaturan Diet pada Pasien DM adalah pengaturan komposisi
makronutrien terutama karbohidrat pada pasien DM untuk menurunkan
gula darah yang meningkat pada pasien DM
TUJUAN 1. Melakukan pengaturan diet untuk pasien DM secara tepat dan
benar
2. Menjaga berat badan ideal
ALAT DAN Alat dan Bahan:
BAHAN 1. Food Model
2. Leaflet pengaturan diet pada pasien DM
PROSEDUR A. Tahap Pra-Interaksi
PELAKSANAAN 1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan peralatan dengan sistematis dan rapi

B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri sebagai
pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuanpengaturan diet pada pasien DM
3. Jelaskan tentang target yang diinginkan sesuai waktu yang
dibutuhkan
C. Tahap Kerja
1. Menentukan kebutuhan energi berdasarkan status gizi (IMT)
- 2100 – 2300 kkal untuk status gizi kurang
- 1700 – 1900 kkal untuk status gizi normal
- 1100 – 1500 kkal untuk status gizi overweight
2. Menentukan komposisi makronutrien dari kebutuhan energy
- Komposisi makronutrien dari karbohidrat : protein : lemah =
45-60% : 10-20% : <20-25%
- Asupan karbohidrat tidak boleh kurang dari 130 gram/hari
3. Menentukan kebutuhan karbohidrat, protein dan lemah dalam
gram
- Kebutuhan KH (kkal) = % komposisi x keb. Energy (kkal)
- Kebutuhan KH (gram) = Kebut KH (kkal) / 4 kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut KH dlm kkal = 45-65% x 1200 kkal= 600 – 660 kkal.
Maka, KH dlm gram = 600 – 660 kkal / 4 kkal = 150 – 165
gram.
- Kebutuhan Protein (kkal) = % komposisi x keb. Energy (kkal)
Kebutuhan Protein (gram) = Kebut Protein (kkal) / 4 kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut Protein (kkal) = 10-20% x 1200 kkal= 120 – 240 kkal.
Maka, Protein (gram) = 120 – 240 kkal / 4 kkal = 30 – 60
gram
- Kebutuhan Lemak (kkal) = %komposisi x keb.Energi(kkal)
Kebutuuhan lemak (gram)Kebut lemak (kkal) / 9kkal
Contoh:
Kebut energi =1200 kkal,
Kebut Lemak (kkal) = <20-25% x 1200 kkal= <240 – 300
kkal. Maka, Lemak (gram) = <240-300 kkal / 9 kkal = <27 –
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Perawatan Pasca Hospital

33 gram

4. Menentukan Kebutuhan KH, Protein dan Lemak dalam waktu


makan
- Makanan Utama: Pagi 20%, siang 30% dan soe 25%
- Makanan Selingan: Snak pagi 10%, Sore 15%
- Contoh:
Kebutuhan KH = 150 gram, berarti kebutuhan utama:
Pagi 20% x 150 gram = 30 gram
Siang 30% x 150 gram = 45 gram
Sore 25% x 150 gram = 37,5 gram
Kebutuhan selingan:
Snak Pagi 10% x 150 gram = 15 gram
Snak Sore 15% x 150 gram = 22,5 gram

5. Menentukan Jenis makanan yang dapat dikonsumsi setiap waktu


makan
- JenisMakanan berdasarkan Indeks Glisemis (GI) Rendah dan
Beban Glisemis (GL) rendah
- GI rendah <55, cth: Apel, wortel rebus, kacang-kacangan,
fruktosa, susu, yogurt rendah lemak.
GI intermediet (55-70), cth: Pasta, roti putih, pisang, sukrosa
GI tinggi (>70), cth: kentang panggang, madu,
- GL Rendah (<15), Cth: wortel rebus, madu,yogurt rendah
lemak, sukrosa, roti putih
GL Intermediet (15-20), Cth: spageti, pisang
GL Tinggi (> 20), Cth: jagung, kentang panggang

6. Melakukan Edukasi Gizi


- Waktu makan 5 – 6 kali sehari terdiri dari 3 kali makanan
utama serta 2 kali makanan selingan (snak pagi, sore)
- Asupan KH sederhana seperti gula pasir tidak boleh >10%
dari kebutuhan energy
- Makan sesuai porsi yang dianjurkan
- Makan sesuai dengan jenis makanan yang dianjurkan yaitu
Rendah Glisemis Indek dan rendah beban Glisemis (GI dan
GL rendah)

7. Bersama Keluarga Menyusun Tabel Jadwal dan Jenis makanan


setiap hari

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan dan respon klien
2. 3. Mendokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai