A. Pendahuluan
B. Pembahasan
Penyakit dekompresi tipe 2 jauh lebih serius dibandingkan dengan dekompresi tipe 1 (Hadi,
1991). Gejala-gejala dekompresi tipe 2 adalah:
1. Gejala neuorolgis, Kulit terasa tebal seperti ditusuk jarum yang kadang hilang atau menurun.
Kelumpuhan otot anggota gerak hingga terjadi kebutaan.
2. Gejala paru-paru, Hal ini ditandai dengan rasa nyeri dan berat di dada, sesak napas hingga
pucat disertai batuk kering.
3. Gejala sistem kardiovaskuler (Bends shock), Bends shock merupakan tanda gawat darurat
yang perlu ditangani dengan segera dan intensif.
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Mata – defek lapangan pandang, perubahan pada pupil, ada tidaknya gelombang udara
pada pembuluh darah retina, atau nystagmus
Mulut – tanda Liebermeister (daerah pucat yang berbatas tegas pada lidah)
Gastrointestinal – muntah
Pemeriksaan laboratorium
Pada penderita yang dicurigai mengalami penyakit dekompresi yang disertai dengan
perubahan status mental, maka hal-hal yang pelu dievaluasi adalah kadar glukosa darah, darah
lengkap, kadar natrium, magnesium, kalsium, dan fosfor, saturasi oksigen, kadar etanol dan
skrining obat-obatan lainnya, level karboksihemoglobin. Pada penderita yang dicurigai
mengalami penyakit dekompresi yang disertai dengan syok, maka hal-hal yang perlu dievaluasi
adalah kadar glukosa darah, darah lengkap, elektrolit dan ureum kreatinin, asam laktat,
PT/aPTT/INR, level karboksihemoglobin.2
Darah rutin
Analisis gas darah
Creatine phosphokinase
3. Pemeriksaan Radiologi
MRI, untuk melihat ada tidaknya lesi fokal medulla spinalis, atau kerusakan jaringan otak
akibat embolisasi gas arterial.2
Kesimpulan
1. Sukmajaya, Ali. Faktor yang berhubungan dengan penyakit dekompresi pada penyelam
professional dan penyelam tradisional di Gili Matra Kab. Lombok Utara Provinsi
NTB.2010. [disitasi 26 Mei 2021]. Terdapat di
http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/45449
2. U.S. Navy Diving Manual. Diagnosis and treatment of Decompression Sickness and
Arterial Gas Embolism. Chapter 20.