Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

D
DENGAN DIAGNOSA MEDIS MENINGITIS

DI RUANG KECAK RSD MANGUSADA

TANGGAL 14 S/D 17 PEBRUARI 2022

OLEH KELOMPOK 3

B14B

1. KADEK RISNA DWIPAYANTI 213221259


2. NI NYOMAN DINA SUGIRAHAYU 213221260
3. NI MADE WARDANI 213221261
4. NI KADEK WAHYUDI 213221262
5. NI WAYAN BUDI LESTARININGSIH 213221263
6. NI MADE CANDRI 213221264
7. IDA AYU PUTU RAHYUNI 213221265
8. NI KOMANG AYUNIARI 213221266
9. NI KOMANG SRI INDAYANI 213221267
10. NI LUH PUTU SISKA WIDANTI 213221268
11. NI NYOMAN YUNITA DEWI 213221269

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2022
A. Pengkajian

A. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2022

Jam Pengkajian : 09.00 WIB

1. Biodata
a. Pasien
Nama : Tn.D
Umur : 30 tahun
Pendidikan : S1
Agama : Hindu
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Badung
Tanggal Masuk RS : 14 Februari 2022
Jam MRS : 09.00 WIB
Diagnosa Medis : Meningitis
b. Penanggung
Nama : Ny. W
Umur : 28 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Badung
Hubungan dengan : Istri klien
2. Keluhan Utama :
Tn.D mengatakan merasa nyeri dibagian kepala
3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
Klien mengatakan bahwa sudah satu minggu mengalami nyeri
dibagian kepala (7/2/2022), selain itu juga terasa kaku dibagian leher
Klien juga sudah demam selama satu minggu. Sebelumnya klien sudah
minum obat untuk menurunkan demamnya tapi demamnya tidak mau
turun. Suhu klien saat diperiksa 38.90C. istri klien juga mengatakan
bahwa klien sering mengeluh sulit tidur karena nyeri yang sering ia
rasakan. Istri klien mengatakan bahwa di bagian leher kiri klien
terdapat benjolan yang sudah lama (± 1 bulan) awalnya klien merasa
biasa saja dengan benjolannya, namun lama kelamaan klien merasa
risih dengan benjolannya. Dari hari ke hari menjolan tersebut semakin
membesar. Ukuran benjolan ± 4 cm . akhirnya klien dibawa ke rumah
sakit untuk melakukan pemeriksaan. Klien dirawat di Ruang Kecak
RSD Mangusada dan mendapat terapi RL 500 ml (20 tpm)
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Istri klien mengatakan bahwa sewaktu berumur 28 tahun, klien pernah
mengalami Herpes Zoster selama satu minggu , dan sempat dirawat di
rumah sakit. Namun penyakitnya sudah sembuh
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Istri klien mengatakan bahwa di anggota keluarganya tidak ada yang
mengalami hal seperti Tn.D

4. Genogram
Keterangan :
Pria wanita Pasien yang teridentifikasi Meninggal

Menikah Anak kandung Tinggal serumah

5. Pengkajian Pola Gordon


a. Persepsi Kesehatan-pola manajemen kesehatan
Sebelum sakit Keluarga mengatakan belum mengetahui bahwa pasien
mengalami sakit meningitis. Keluarga mengatakan dirumah sakit
dirawat oleh perawat yang bertugas. Keluarga selalu melaporkan
kepada perawat ataupun dokter yang bertugas apabila ada masalah dari
pasien
b. Pola Nutrisi dan metabolik : Sebelum sakit Tn.D mengatakan untuk
makan, ia makan 3 kali sehari dengan teratur. Makanan yang biasa
dimakan yaitu: nasi, sayur dan juga daging. Makanan favorit klien yaitu
kerupuk dan juga gorengan. Selama sakit klien kurang nafsu makan
sehingga klien terlihat kurang bersemangat. Meskipun begitu, klien bisa
menghabiskan ½ porsi makan yang diberikan tim gizi. Pemeriksaan
status gizi berdasarkan antropometri A= BB: 70 kg, TB: 171 cm, IMT:
23 %, B, Leukosit 15.000 103/ul , lemah otot.
Cairan, Elektrolit dan Asam Basa : Nn.H mengatakan bahwa sebelum
sakit ia mengkonsumsi air 3-4 gelas sedang per hari ( ± 1000-1200 ml )
dengan jenis minuman yaitu air putih. Sejak dirumah sakit klien hanya
minum 3 gelas air sehari (± 1200 ml) Turgor kulit baik dan terpasang
cairan infus jenis RL 500 ml (20 tpm)
c. Pola Eliminasi
Bowel : Nn.H mengatakan bahwa sebelum sakit BAB-nya lancar, ±
1 kali sehari. Nn.H juga mengatakan tidak mengalami masalah saat
BAB seperti diare maupun konstipasi. Namun sejak sakit klien
mengatakan agak sulit BAB dan kadang sampai 2 hari sekali BAB
Eliminasi Urin : Sebelum sakit, klien mengatakan tidak mengalami
masalah pada saat BAK. Nn.H mengatakan ia BAK ± 4-5 kali dalam
sehari. Selama di rumah sakit klien juga tidak mengeluhkan mengenai
masalah BAK. Pada saat dikaji pasien terpasang kateter
d. Pola Aktivitas dan latihan : Sebelum sakit Tn.D mengatakan untuk
aktivitasnya dapat dilakukan dengan baik dan secara mandiri namun
sejak ia masuk rumah sakit aktivitasnya dibantu oleh keluarga karena
tubuh klien yang lemas. Pada saat dikaji pasien terlihat malaise
Tabel : Aktivitas klien selama di rumah sakit
No Jenis Aktivitas 0 1 2 3 4

1 Makan 

2 Minum 

4 Toileting 

5 Berpakaian 

6 Berpindah 

Keterangan :
0 : Dilakukan secara mandiri
1: Dilakukan dengan bantuan alat
2: dilakukan dengan bantuan keluarga
3: Dilakukan dengan bantu alat dan keluarga
4: Total ketergantungan
Oksigenasi : Klien mengatakan tidak ada masalah berkaitan dengan
pernapasan namun sejak sakit klien terkadang sesak napas jika
melakukan aktivitas berat seperti berlari atau menaiki tangga. RR klien
meningkat pada saat dikaji (28x/mnt). Klien terpasang oksigen 5 liter
menggunakan nasal canul
e. Pola persepsi kognitif : Keluarga mengatakan pasien mengalami
masalah nyeri dan pusing kepala, dan tidak mengalami masalah lainnya.
Saat diberikan pertanyaan mengenai nama, pasien langsung menjawab
dengan spontan dan mengatakan ingin cepat sembuh dari sakitnya. Di
rumah sakit Keluarga mengatakan pasien lebih sering mengatakan
kepalanya nyeri
f. Pola Tidur dan Istirahat : Sebelum sakit Tn.D mengatakan bahwa ia
biasanya tidur siang ± 30 menit – 1 jam , sementara untuk istirahat
malam ± 5-6 jam. Nn.H mengatakan tidak ada gangguan ketika hendak
istirahat. Namun sejak dirawat di rumah sakit ia mengatakan sulit tidur
karena merasa nyeri, sehingga pada siang hari pasien terlihat lemas.
Keluarga klien mengatakan suaminya sulit tidur ketika hendak tidur.
Konjungtiva pucat. Kenyamanan dan Nyeri: Klien mengatatakan bahwa
mengalami nyeri di bagian kepala (frontalis)
P : Tn D mengatakan nyerinya muncul sejak 1 mgg yg lalu
Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis
S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi ± 30 detik
g. Pola konsep diri dan persepsi diri : Sebelum MRS Keluarga mengatakan
pasien sebelum MRS tampak ceria dan aktif bermain bersama teman-
temannya. Saat MRS Keluarga mengatakan pasien lebih sering diam
menyendiri dan hanya berkomunikasi jika perlu.
h. Pola peran dan hubungan : Sebelum MRS Keluarga mengatakan tidak
mengalami masalah saat merawat pasien dirumah. Saat MRS Keluarga
pasien mengatakan tidak mengalami masalah dalam melaksanakan
perannya sebagai orangtua pasien. Saat ini istri dan anak pasien selalu
mendampingi pasien selama masa perawatan di RS
i. Pola reproduktif dan seksual Sebelum MRS Keluarga mengatakan tidak
ada masalah di alat reproduksi pasien.Pasien dapat BAK secara normal
dan alat genetalia di bersihkan setiap hari. Saat MRS Keluarga
mengatakan tidak ada masalah di alat reproduksi pasien. Pasien dapat
BAK secara normal dan alat genetalia di bersihkan setiap hari
j. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi : Sebelum MRS Keluarga
mengatakn pasien biasa dirawat dirumah. Saat MRS Keluarga
mengatakan pasien selalu ingin pulang kerumah.
k. Pola Keyakinan dan Nilai : Sebelum MRS Keluarga mengatakan selalu
berdoa dan melkukan persembahyangan menuru keyakinan untuk
proses kesembuhan pasien. Saat MRS Keluarga mengatakan selalu
mengimbangi proses perawatan medis di Rumah Sakit dengan berdoa
untuk proses penyembuhan.
6. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
Kesadaran : Apatis
GCS : E= 3 V= 5 M= 6 (Total 14 )
Vital Sign : TD : 150/80 mmHg
Nadi : Frekuensi : 60 x/mnt
Irama : Reguler
Kekuatan : lemah
Respirasi : Frekuensi : 28 x/mnt
Irama : Irreguler
Suhu : 38,90C
2) Kepala :
Kulit kepala : Bentuk kepala mesosepalus, terdapat pembengkakan di
daerah parietal
Rambut : Warna rambut hitam merata, rambut sedikit rontok

Muka : Bentuknya simetris, tidak ada kelainan bentuk wajah.

Mata : Konjungtiva anemis, sclera normal, pupil isokor, palpebra


normal

Hidung : Bentuk simetris, tidak ada septum deviasi, tidak terdapat


polip. Keadaan hidung bersih
Mulut : Keadaan mulut bersih, tidak ada karies gigi ataupun gigi yang
tanggal
Telinga : Simetris, tidak ada serumen dan luka

3) Leher : bentuk tidak simetris karena terdapat pembesaran kelenjar


limfe bagian dekstra
4) Dada : bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran liver atau
splenomegali
a) Pulmo : Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan ataupun bekas luka.
Palpasi : fremitus taktil tidak seirama seirama
Perkusi : bunyi sonor
Auskultasi : trakelal
b) Cor: Inspeksi : Tidak terdapat pembengkakan, bekas luka.
Palpasi : ictus cordis : ICS V midclavicle sinistra
Perkusi : suara pekak
Auskultasi : S1, S2 tunggal
5) Abdomen
Inspeksi : Warna kulit sama dengan warna kulit sekitar, tidak terdapat
lesi
atau namun terdapat splenomegali pada abdomen kuadran
III
Palpasi : Tidak terdapat asites, terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Bunyi timpani dan redup pada kuadran III
Auskultasi : Peristaltic usus 12x/mnt
6) Genetalia : Keadaan bersih, tidak terdapat inflamasi.
7) Rectum :Terdapat hemoroid grade II
8) Ektremitas : 4 4
4 4

Keterangan :

0. Tidak ada gerakan


1. Gerakan pasien terbatas dan hanya bisa melakukan gerakan kontraksi seperti
menggerakan jari
2. Gerakan pasien hanya dapat mengeser tangan ke kanan da ke kiri, namun
tidak dapat melakukan gerakan grafitasi
3. Pasien hanya dapat melakukan gerakan grafitasi
4. Pasien dapat melakukan gerakan grafitasi namun bila diberikan tekanan
kekuatan pasien terasa lemah
5. Kekuatan pasien sama dengan kekuatan pemeriksa

7. Psiko sosio budaya Dan Spiritual :


a) Psikologis :Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah : Ia
merasa cemas karena megalami penyakit ini. Ia takut jika hidupnya
tidak panjang siapa yang akan mengurus keluarganya.
b) Sosial :keluarga klien mengatakan klien sering mengikuti aktivitas di
lingkungan tempat tinggalnya. Klien juga dikenal sebagai orang yang
ramah di lingkungannya
c) Budaya :Budaya yang diikuti klien adalah budaya Jawa .Dari budaya
yang dianutnya tidak ada yang merugikan terutama bagi kesehatannya
d) Spiritual :Aktivitas Ibadah sehari-hari klien yaitu sholat 5 waktu.
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium tanggal 13 pebruari 2022 , Jam: 14.00
Hematologi

Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Interpret


asi Hasil

Haemoglobin P 9 g/gL g/dL 12-16 TN

Leukosit H 13,5 103/ul 4-10/ul TN

Hematokrit L 35 % 36-47% N

Eritrosit 4,5 106/ul 4,40 – 5, 90 N

Trombosit H 15 103/ul 150 – 400 TN


Eusinofil 250 % 1–4 N

Basofil 0,30 % 0–1 N

Netrofil 67,50 % 50 – 70 N

Limfosit L 36,17 % 22 – 40 N

Monosit H 10,90 % 4–8 N

Ureum 17 Mg/dl 10-50 N

Kreatinin L 0,70 Mg/dl 0,6-1,10 N

SGOT 45 u/L 0-50 N

SGPT 27 u/L 0-50 N

HbsAg Rapid Non Reaktif Non reaktif

b) Terapi medis

Jenis terapi Nama obat Dosis Implikasi


keperawatan
Cairan IV Ringer Laktat 500 ml/inj Tarapi untuk mengatasi
dehidrsi cairan tubuh
Dexametason 40 mg Membantu mengurangi
rasa gatal diakibatkan
oleh berbagai kondisi
alergi pada kulit dan
mukosa
. Diazepam 0,2-0,5 Obat untuk mengurangi
mgkgBB/dosis kejang-kejang
Oksigen 5 liter (canul Untuk mengurangi
nasal) hipoksia
Parasetamol 10 Terapi untuk
mg/kgBB/dosis menurunkan demam
Amfisilin 150-200 Antibiotik
mg/kgBB/24
jam
Ibuprofen 400 mg/6 j Mengurangi rasa nyeri
atau kram akibat
menstruasi
B. ANALISA DATA
Nama klien : Tn.D No. Register 274793

Umur :30 tahun Diagnosa Medis : Meningitis

Ruang Rawat : Kecak Alamat : Badung

No/Tgl Data Fokus Etiologi Problem

14 DS : klien mengatakan terasa nyeri di bagian Inflamasi Nyeri akut


Februari kepalanya yang sudah ia rasakan selama satu selaput
2022 minggu serebral

/ P : Tn .D mengatakan nyerinya kepala


Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti
12.00 WIB ditusuk tusuk
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian
frontalis
S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan
durasi ± 30 detik

DO : Klien tampak menahan nyeri . pada saat


berbicara klien sering menutup mata untuk
mengurangi nyeri, tanda krenik (+)

14 DS : Klien mengatakan suhu badan terasa Peningkatan Hipertermia


Februari panas demam 1 minggu yang lalu. laju
2022 metabolisme

/
DO : Suhu 38,9 0c, kulit terlihat kemerahan
12.00 WIB
dan terasa panas naat dipalpasi

14 DS : Klien mengatakan kaku pada bagian leher Resiko


Februari kedidak
2022 DO : pemeriksaan CT scen terdapat edema di efektifan
kepala (pariental), Tanda Brudzinski (+) perfusi
/ serebral
Bagian ekstrimitas klien terasa dingin
12.00 WIB

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi selaput serebral ditandai dengan klien mengatakan
terasa nyeri di bagian kepalanya yang sudah ia rasakan selama satu minggu, nyeri
klien tajam seperti ditusuk , Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis, Skala
nyeri 8 (antara 1-10), Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi
± 30 detik, klien tampak menahan nyeri . pada saat berbiacar klien sering menutup
mata untuk mengurangi nyeri, tanda krenik (+)
2. Hipertermi b.d proses infeksi ditandai dengan pasien mengatakan suhu badan
terasa panas demam 1 minggu yang lalu, Suhu 38,9 0c, kulit terlihat kemerahan
dan terasa panas naat dipalpasi
3. Resiko ketidak efektifan perfusi serebral b,d edema dikepala (pariental)
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn.D No RM : 274793
Umur : 30 thn Diagnosa Medis : Meningitis
Ruang : Kecak Alamat : Badung

N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi


O Keperawatan

1 Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kajian nyeri secara kompehrensif termasuk 1. Nyeri merupakan penglaman subjektif
berhubungan keperawatan selama 3x24 jam lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, yang harus dijelaskan oleh pasien.
dengan inflamasi level nyeri klien menurun kualitas dan faktor presipitasi Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor
selaput serebral dengan kriteria hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari yang berhubungan merupakan suatu hal
ketidaknyamanan yang sangat penting untuk memilih
1. Klien dapat mengontrol
3. Kontrol lingkungan yang dapat intervensi yang cocok bagi pasien.
nyerinya
mempengaruhi nyeri seperti suhu 2. Merupakan indikator atau derajat nyeri
2. Klien mampu menerapkan
ruangan,pencahayaan dan kebisingan. yang tidak langsung dialami.
teknik relaksasi secara mandiri
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 3. Lingkungan yang tidak kondisuf hanya
3. Non verbal klien tidak
untuk mereduksi nyeri seperti menggunakan akan memperparah rasa nyeri klien
menunjukan adanya nyeri
teknik napas dalam atau guided imaginary 4. Pasien dapan menggunakannya untuk
4. Skala nyeri klien berkurang
5. Lakukan kompres dingin di bagian yang menurunkan rasa nyeri secara mandiri
dari 8 ke 4
mengalami nyeri 5. Kompres dingin dapat mereduksi nyeri
Level: Pain Control 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam 6. Jenis obat analgetik dapat menurunkan
pemberian obat analgetik (ibuprofen) nyeri
7. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Level: Pain Management 7. Salah satu indikator mengetahui sejauh
mana keefektifan kontrol nyeri

2 Hipertermia b.d Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit klien 1. Memantau apakah ada terjadi
proses infeksi keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Kompres hangat pasien pada lipat paha dan peningkatan atau tidak
di harapkan Hipertermi pada aksila 2. Dengan kompres hangat dapat membuka
Klien dari level 1 (tidak pernah) 3. Tingkatkan sirkulasi udara menggunkan pori-pori sehingga terjadi evaporasi
ke level 3 (kadang kadang) kipas angin 3. Sirkulasi yang baik membantu
dengan kriteria hasil : 4. Anjurkan klien untuk minum banyak air menurunkan demam klien
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 4. Mencegah dehidrasi
1. Suhu tubuh dalam rentang
pemberian obat antipiretik (paracetamol) 5. Paracetamol dapat menurunkan deman
normal (36,50C – 37,50C)
Level: Fever Treatment
2. Nadi RR dalam rentang
normal
3. Warna kulit tidak kemerahan
4. Kulit tidak terasa hangat
Level: Thermoregulation

3 Resiko ketidak Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor TTV klien 1. Memantau keadaan klien
evektifan perfusi keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Monitor status neurologi klien menggunakan 2. Tindakan keperawatan yang diberikan
jaringan di harapkan peredaran darah GCS disesuaikan dengan tingkat kesadaran
Klien dari level 1 (tidak pernah) 3. Hindari gerakan fleksi maupun hiperekstensi klien
pada daerah leher 3. Perubahan kepala pada satu sisi dapat
menimbulkan penekanan pada vena
ke level 4 (sering) dengan 4. Berikan edukasi kepada keluarga dan pasien jugularis sehingga dapat menghambat
kriteria hasil : untuk memantau adanya suhu yang ekstrim aliran darah ke otak
pada daerah ekstremitas (dingin) 4. Suhu yang ekstrim mengindikasikan
1. Tekanan systole dan diastole
5. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien terjadinya kurang suplai oksigen yang
dalam rentang normal
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam parah
2. Nadi dalam rentang normal
pemberian obat sedasi (Diazepam) 5. Dapat menurunkan hipoksia otak
3. Tidak ada
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam 6. Obat sedasi merupakan jenis obat
ortostatikhipertensi
pemberian obat osmotik diuretik penenang
4. Tidak ada tanda tanda
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam 7. Menarik air dari sel-sel otak sehingga
peningkatan tekanan
pemberian obat steroid (dexametasone,) dapat menurunkan edema otak
intrakranial
Menurunkan inflamasi dan juga edema
Level: Tissue prefusion
Level: di otak
cerebral
- Cereberal Perfusion Promotion 8. Obat steroid merupakan obat untuk
menyembuhankan peradangan
Cereberal Edema Management
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn.D No RM : 274793


Umur : 30 thn Diagnosa Medis : Meningitis
Ruang : Kecak Alamat : Badung

No Hari/ Jam Implementasi Evaluasi TTD


Dx
Tanggal

Hari ke 1

1 Selasa 07.00 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00 Perawat
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor
15 S: klien mengatakan masih terasa
Februari presipitasi
nyeri di kepalanya.
2022 P : Tn D. mengatakan nyerinya muncul sejak ia
mengalami meningitis nyeri bertambah jika ia O: klien masih terlihat menahan nyeri
terlalu menggerakan kepalanya
A: Masalah keperawatan klien
Q : Kualitas nyeri klien tajam seperti ditusuk tusuk
berhubungan dengan nyeri belum
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis
teratasi
S : Skala nyeri 8 (antara 1-10)
07.05 T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi ± 30 P: intervensi dilanjutkan
detik
07.20 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan 1. Kajian nyeri secara kompehrensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
DS: -
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
DO: klien terlihat menahan nyerinya
2. Obserfasi reaksi nonverbal dari
3. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi untuk ketidaknyamanan
mereduksi nyeri seperti menggunakan teknik napas 3. Ajarkan tentang teknik non farmakologi

dalam atau guided imaginary untuk mereduksi nyeri seperti


menggunakan teknik napas dalam atau
08.00 DS: klien mengatakan paham dengan teknik yang
guided imaginary
diajarkan 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DO: klien mampu melakukannya secara mandiri pemberian obat analgetik
4. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri 5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.


09.00
DS: -
DO:- lingkungannya lebih tenang
5. Melakukan kompres dingin di bagian yang mengalami
nyeri

11.00 DS: klien mengatakan nyerinya agak berkurang


DO: -
6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
DS:-
14.00 DO: Klien minum obat
7. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna
meskipun tidak langsung menurunkan secara signifikan
DO:-
2 Selasa 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Jam : 14.00 Perawat
DS: -
15 S: istri klien mengatakan bahwa suhu
Februari DO: suhu tubuh 38,50C, kulit kemerahan dan teraba
tubuh suaminya masih panas
2022 hangat
2. Melakukan kompres hangat pasien pada lipat paha dan O: kulit terasa hangat, suhu: 38,50C
09.15
aksila
A: Masalah keperawatan klien
DS:klien mengatakan merasa sedikit nyaman
berhubungan dengan demam
DO: klien terlihat nyaman
09.20 belum teratasi
3. Meningkatkan sirkulasi udara menggunkan kipas angin
DS: klien mengatakan tidak suka menggunakan kipas P: Intervensi dilanjutkan :
angin
1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit
DO: kipas angin tidak digunakan
klien
09.20 4. Menganjurkan klien untuk minum banyak air 2. Kompres hangat pasien pada lipat paha
DS:- dan aksila

DO: klien minum air 1 gelas 3. Tingkatkan sirkulasi udara menggunkan


kipas angin
10.00 5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
4. Anjurkan klien untuk minum banyak air
pemberian obat antipiretik (paracetamol) 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DS: - pemberian obat antipiretik
DO: klien minum obat (paracetamol)
3 Selasa 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam: 14.00 Perawat
DS: -
15 S: Klien mengatakan masih terasa
DO: TD: 150/80, N: 60x/mnt, S: 38,50C, RR: 28x/mnt
Februari kaku kuduk di bagian leher.
2022 06.05 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan GCS
DS: istri klien mengatakan suaminya terlihat lemah O:
DO: E: 3 V:5 M: 6 (total 14 =apatis)
- Kesadaran klien apatis,
06.05 3. Mengindari gerakan fleksi maupun hiperekstensi pada
- Vital sign: TD: 150/80, N:
daerah leher
0
60x/mnt, S: 38,5 C, RR: 28x/mnt,
DS:-
- Tanda krenik (+)
07.00 DO: posisi kepala klien lurus
- Mendapat terapi 5 liter
4. Memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien untuk
- Hasil CT Scan menunjukan
memantau adanya suhu yang ekstrim pada daerah
adanya edema pada kepala
ekstremitas (dingin)
(pariental)
DS: keluarga dan pasien mengatakan mereka memahami
yang dijelaskan perawat A:Masalah keperawatan klien
DO: saat diberikan edukasi semuanya terlihat berhubungan dengan belum teratasi
memperhatikan
09.00 P: intervensi dilanjutkan :
5. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien
DS:- 1. Monitor TTV klien
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal 2. Monitor status neurologi klien

12.00 menggunakan GCS


6. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam 3. Hindari gerakan fleksi maupun
hiperekstensi pada daerah leher
pemberian obat sedasi (Diazepan)
12.00 4. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien
DS: keluarga klien menanyakan apa fungsi obat
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DO: klien meminum obat pemberian obat sedasi
7. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat osmotik diuretik pemberian obat osmotik diuretik


7. Kolaborasi dengan tim medis dalam
12.00 DS: -
pemberian obat steroid
DO: klien meminun obatnya
(dexametasone )
8. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat steroid (dexametasone )
DS: klien mengatakan obatnya akan diminum setelah
makan
DO: obat belum dimakan karena pada saat diberukan
klien masih makan nasi
Hari ke-2

2 Rabu 08.00 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00 Perawat
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor
16 S: klien mengatakan masih terasa
Februari presipitasi
nyeri di kepalanya. Istri klien
2022 P : TN D. mengatakan nyerinya muncul ketika ia
mengatakan suaminya sulit tidur
terlalu banyak menggerakan kepalanya
pada malam hari
Q : Kualitas nyeri klien tumptul
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis
S : Skala nyeri 6 (antara 1-10) O: skala nyeri 6, klien masih terlihat
T : Nyeri muncul secara tiba-tiba dengan durasi ± 15 menahan nyeri
detik
A: Masalah keperawatan klien
08.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
berhubungan dengan nyeri teratasi
DS: -
sebagian
DO: klien terlihat memegang kepalanya saat berbicara
08.05 3. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi untuk P: intervensi dilanjutkan
mereduksi nyeri seperti menggunakan teknik napas
1. Kajian nyeri secara kompehrensif
dalam atau guided imaginary
termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
DS: klien mengatakan paham dengan teknik yang frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
diajarkan 2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik
DO: klien mampu melakukannya secara mandiri
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
10.00 4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat analgetik (ibuprofen)
DS:-

14.00 DO: Klien minum obat


5. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna jika
klien mengalami nyeri lagi
DO:-
2 Rabu 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Jam : 14.00 Perawat
DS: -
16 DO: suhu tubuh 37,80C, kulit klien tidak terlihat merah S: istri klien mengatakan bahwa suhu
Februari dan teraba seperti suhu normal tubuh sudah mulai menurun
2022 09.00
2. Melakukan kompres hangat pasien pada lipat paha dan
O:, suhu: 37,80C ,kulit klien tidak
aksila
kemerahan dan tidak terasa hangat
DS:klien mengatakan merasa sedikit nyaman
09.00 lagi
DO: klien terlihat nyaman
3. Menganjurkan klien untuk minum banyak air A: Masalah keperawatan klien
DS:- berhubungan dengan demam
10.00
DO: klien minum air 1 gelas eratasi sebagian
4. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
P: Intervensi dilanjutkan :
pemberian obat antipiretik (paracetamol)
DS: - 1. Monitor suhu tubuh dan warna kulit

DO: klien minum obat klien


2. Anjurkan klien untuk minum banyak air

3 Rabu 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam 14.00 Perawat

16 DS: -
S: Klien mengatakan masih terasa
Februari DO: TD: 150/80, N: 70x/mnt, S: 37,80C, RR: 25x/mnt
2022 kaku kuduk di bagian leher, namun
06.15 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan GCS
sudah agak berkurang dari hari
DS: istri klien mengatakan suaminya terlihat lemah
kemarin
DO: E: 4 V:5 M: 6 (total 15 =CM)
06.15 3. Mengindari gerakan fleksi maupun hiperekstensi pada O:
daerah leher
DS:- - Kesadaran klien apatis,
DO: posisi kepala klien lurus - Vital sign: TD: 150/80, N:
09.00
4. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien 70x/mnt, S: 37,80C, RR: 25x/mnt
DS:- - Tanda krenik (+)
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal - Mendapat terapi 5 liter
12.00
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam - Hasil CT Scan menunjukan
pemberian obat sedasi adanya edema pada kepala sudah
DS: - agak berkurang
DO: klien meminum obat
A:Masalah keperawatan klien
12.00 6. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam
berhubungan dengan teratasi sebagian
pemberian obat osmotik diuretik
DS: - P: intervensi dilanjutkan :

12.00 DO: klien meminun obatnya


1. Monitor TTV klien
7. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
2. Berikan oksigen sesuai kondisi pasien
pemberian obat steroid (dexametasone) 3. Kolaborasi dengan tim medis dalam
DS: - pemberian obat osmotik diuretik

DO: klien minum obat 4. Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian obat steroid (dexametasone)

Hari ke-3

1 Kamis 06.10 1. Mengkajian nyeri secara kompehrensif termasuk Jam : 14.00


lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas dan faktor
S: klien mengatakan masih terasa
presipitasi
nyeri di kepalanya. Namun pada
17 P : Tn D mengatakan nyerinya muncul ketika ia terlalu malam hari klien bisa tidur
Februari banyak menggerakan kepalanya dengan baik
2022
Q : Kualitas nyeri klien tumpul
O: skala nyeri 5,
R : Nyeri dirasakan di area kepala bagian frontalis
S : Skala nyeri 5 (antara 1-10) A: Masalah keperawatan klien
12.00
T : Nyeri muncul tiba-tiba dengan durasi ± 15 detik berhubungan dengan nyeri teratasi
2. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam sebagian
pemberian obat analgetik (ibuprofen)
P: intervensi dilanjutkan
DS:-

14.00 DO: Klien minum obat 1. Kajian nyeri secara kompehrensif

3. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri 2. Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian obat analgetik
DS: klien mengatakan kontrol nyeri ini berguna jika
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
klien mengalami nyeri lagi

2 Kamis 06.00 1. Memonitor suhu tubuh dan warna kulit klien Sen mengatakan bahwa suhu tubuh

17 DS: - sudah mulai menurun


Februari DO: suhu tubuh 36,50C, kulit klien tidak terlihat merah
2022 O:, suhu: 36,50C
dan teraba seperti suhu normal
2. Menganjurkan klien untuk minum banyak air A: Masalah keperawatan klien
09.00
DS:- berhubungan dengan demam
DO: klien minum air 1 gelas eratasi sebagian

P: Intervensi dihentikan
3 Kamis 06.00 1. Memonitor TTV klien Jam 14.00 Perawat

17 DS: -
S: Klien mengatakan kaku kuduk di
Februari DO: TD: 130/80, N: 85x/mnt, S: 36,50C, RR: 21x/mnt
2022 bagian leher sudah agak
06.05 2. Memonitor status neurologi klien menggunakan GCS
berkurang,
DS: -
DO: E: 4 V:5 M: 6 (total 15 =CM) O:
09.00 3. Memberikan oksigen sesuai kondisi pasien
- Kesadaran klien CM
DS:-
- Vital sign: TD: 130/80, N:
DO: diberikan oksigen 5 liter dengan kanul nasal
85x/mnt, S: 36,50C, RR: 21x/mnt
12.00 4. Melaukan kolaborasi dengan tim medis dalam
- Tanda krenik (-)
pemberian obat osmotik diuretik
- Mendapat terapi 5 liter
DS: -
- Hasil CT Scan menunjukan masih
DO: klien meminun obatnya
terdapat edema pada kepala sudah
5. Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam
12.00 agak berkurang
pemberian obat steroid (dexametasone)
DS: - A:Masalah keperawatan klien
DO: klien minum obat berhubungan dengan teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan :

1. Monitor TTV klien


2. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat osmotik diuretik
F. EVALUASI

No Hari/ No. Jam Evaluasi Paraf


Tanggal Dx
1. Kamis, 1 Pukul S : Klien mengatakan nyeri dikepalanya sdh perawat
17 12.00 mulai berkurang dan sudah mulai bisa tidur
Pebruari wita pada malam harinya
2022 P: nyeri dirasakan saat klien menggerakkan
kepalanya

Q: Kualitas nyeri klien tumpul

R: Nyeri dirasakan diarea kepala bagian


Frontalis

S: skala nyeri 5 (0-10)

T: Nyeri muncul tiba – tiba dengan durasi


kurang lebih 15 detik

O : Klien tampak lebih tenang dan tidak memegang


kepalanya saat berbicara

TD : 130/80 mmHg
Suhu: 36,5 oC
Nadi: 85 xmenit
RR : 21 x/menit
SpO2 : 99
A : Tujuan tercapai sebagian
P : lanjutkan intervensi
-kaji skala nyeri pasien
-ajarkan tehnik relaksasa dan distraksi
- delegatif pemberian analgetik
2. Kamis, 2 Pukul S : Klien mengatakan badannya sudah tidak panas perawat
17 12.00 lagi
pebruari Wita O: kulit sudah teraba tidak panas lagi dan tidak
2022 tampak kemerahan
- TD :130/80,Suhu :36,5,Nadi 84 x /mnt

A :Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
Anjurkan pasien minum banyak

3. Kamis 3 Pukul S :Klien mengatakan kaku di daerah leher sdh perawat


,17 12.00 mulai berkurang
O: Hasil CT scan edema pada daerah kepala sdh
pebruari Wita
mulai berkurang
2022 - Tanda -tanda vital
- S:36,5 C
- TD :130/80 mmhg
- Nadi : 84 x/mnt
- RR :21 x /mnt
- Saturasi 99 persen

A : Resiko ketidak efektifan perfusi jaringan


cerebral tidak terjadi
P : Pertahankan lanjutkan intervensi
-kaji tanda-tanda peningkatan TIK

Anda mungkin juga menyukai