BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari kehidupan itu sendiri, sifatnya mutlak baik dalam kehidupan seseorang,
keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa banyak
ditentukan oleh Pendidikan bangsa tersebut. Dalam Q.S al-Nah/16 ayat 125
َض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد ْين
َ
biallatii hiya ahsanu inna rabbaka huwa a’lamu biman dhalla’an sabiilihi wahua
a’lamu bialmuhtadiina”
Terjamahan :
“Serulah (manusia) kepada jalan tuhan-mu dengan hikma dan pelajaran yang baik
dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
1
Departemen Agama RI, Al-Hidaya: Al-Quran Tafsir Perkata Tajwid Kode Angka (Baten: kalim, 2011),
hlm.282
2
tersebut dikembangkan dalam kurikulum yang diterapkan saat ini yaitu kurikulum
2013.
harus dicapai, adapun kompetensi yang dimaksud adalah sikap spiritual (KI-1),
dan penting, yaitu dalam membentuk siswa maupun sikap dalam berperilaku
antara gum dan siswa sehingga terjalin komunikasi banyak arah yang terjadi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan masyarakat
metode dan media mengajar dengan tujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.
2
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20
3
Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik(Yokyakarta: Diva Press,2013),hlm.
219.
3
Menurut Prastowo pada dasarnya pembelajaran tematik adalah salah satu model
dapat mendorong siswa untuk belajar dengan memaknai apa yang dipelajarinya.
interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu pengajaran
4
Ibid,hlm.117
5
Abdul Madjid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 2011.
4
Metode mengajar adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat
penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
oleh siswa dengan baik. Semakin baik metode mengajar, makin efektif pula
pencapaian tujuan dan peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan
banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat. Metode
6
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Rosdakarya, 2012),hlm. 3
7
Anita Lie. Cooperative Learning (Jakarta: Gramadia Widiasarana Indonesia,
2002),hlm.85.
8
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovati (Jakarta: Grasindo,2007),hlm.49.
5
masalah kepada siswa kemudian siswa yang memberikan pendapat serta komentar
sehinggah masalah itu menjadi sebuah masalah baru yang dapat menimbulkan ide
ide baru.
Penggunaan metode ini siswa akan merasa senang karena dapat belajar
pembelajaran yang diberikan oleh guru tersebut belum tercapai hasil yang
teknik mengajar yang menarik dan variatif sehingga dapat menggugah minat dan
pembelajaran tematik proses yang ada seperti: mengamati masalah, yang dimana
9
Dra. Roestiyah N.K. Strategi Balajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,2008).hlm.74.
6
seorang guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang
dan kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran. Maka guru harus lebih
rendahnya motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas siswa
langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini juga berdampak pada rendahnya
minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru.
dengan simulasi karena metode ini cocok dipadukan dengan pendekatan saintifik
Makassar"
7
B. Rumusan Masalah
penelitian yaitu
dengan simulasi terhadap hasil belajar ipa siswa pada pembelajaran tematik di
C. Tujuan Penelitian
dengan simulasi terhadap hasil belajar ipa siswa pada pembelajaran tematik di
D. Manfaat Penelitian
8
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
9
TINJAUAN PUSTAKA
sejauh mungkin.
pada proses untuk menghasilkan ide-ide baru atau proses untuk memecahkan
masalah.
oleh guru didalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh
dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari
Tujuan penggunaan teknik ini ialah untuk menguras habis, apa yang
dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru ke kelas
mereka menanggapi, dan guru tidak boleh mengomentari bahwa pendapat siswa
itu benar/salah ; juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua
10
Menurut Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,(Bandung:Sinar Dunia,2007) hlm 10
11
Dra. Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta :Rineka Cipta,2008) hlm.21
10
melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa
yang kurang aktif perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut
berpartisipasi aktif, perlu dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut
seperti:
5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai
Namun demikian teknik ini masih juga memiliki kelemahan yang perlu
diatasi ialah :
11
1. Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berfikir
dengan baik.
saja.
struktur/faktor-faktor lain.
12
Ibid,hlm 73-75
12
diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun
B. Pengertian Simulasi
sesuatu (bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau melalui
proses tingkah laku imitasi atau bermain peranan mengenai suatu tingkah laku
tiruan atau perbuatan yang berpura-pura saja15 . Jadi siswa itu lebih berlatih
role playing.
13
Abdul, Karim, Penerapan Metode Brainstroming Pada Mata Pelajaran IPS Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kelas VII, Jurnal Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Vol 5 No
1 Tahun 2017 ISSN : 2337-652x.
14
Sudjana, Anas. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Badung: Sinar Dunia, 1989),hlm
89.
15
Hasibun dan Moedjiono,Proses Belajar-Mengajar,(Bandung:Remaja
Rosdakarya,2010)h.27
13
1) Menyenangkan siswa
sebenarnya.
Walaupun Teknik ini baik dan memiliki keunggulan, tetapi masih juga
a) Efektivitas dalam memajukan brlajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
batas.
14
simulasi
1. Persiapan simulasi
perhatian siswa muda diterima siswa dan kelas menjadi hidup, Slameto dalam
dengan simulasi. Siswa dapat belajar secara aktif baik mental maupun fisik
dengan menggunakan dua metode ini sehingga siswa juga dapat mengembangkan
dengan simulasi.
D. Hasil Belajar
dengan objeknya asalah siswa. Hasil belajar mempunyai peran pnting dalam
Pendidikan, bahkan menentukan kualitas belajar yang dicapai oleh siswa pada
bidang studi yang dipelajari. Siswa yang cerdas dapat dengan cepat menciptakan
belajar itu datang dari dalam diri individu bukan datang dari luar individu” 17.
Dimyati dan Mudijono menyatakan bahwa, hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar 18. Dari sisi guru, tindak
Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak.
17
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky, 2018 Http://Valmband. multiply. com (Accessed
12 September 2013).
18
Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT Rineke Cipta,2006), hlm.
58.
17
yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek
yang nilainya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar berwujud kemahiran. Pasca
Hasil belajar terjadi karena penilaian dari pengajar. Hasil belajar berwujud akibat
pengajaran dan akibat pengiring. Kedua akibat tersebut bermanfaat bagi pengajar
dan pebelajar”. Oleh sebab itu, hasil belajar yakni suatu perilaku yang
belajar19. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
seperti telah di jelaskan di muka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang
berisi rumusan masalah kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai
siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses
dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam
penilaian ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai
tujuan pengajaran atau perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian
hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan
mengaitkan beberapa konsep, karena hanya berdasarkan dari satu tema untuk
F. Kerangka Pikir
pembelajaran yang digunakan guru sehingga rasa jenuh untuk belajar timbul pada
diri siswa, terlebih lagi dalam mata pelajaran Tematik. Metode Brainstorming
masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru
belajar. Secara konseptual, hasil belajar berkaitan erat dengan prestasi belajar
siswa atau perolehan belajar. Pembelajaran yang tinggi, umumnya hasil belajarnya
akan baik. Sebaliknya, pembelajaran yang rendah, rendah pula hasil belajarnya.
dijadikan sebagai objek, dan guru sebagai subjek. Sehingga tampak bahwa siswa
kurang semangat dalam belajar. Hal inilah yang menjadi dasar melakukan
perbaikan terhadap pembelajaran yang dilakukan. Jika hari ini guru kurang puas
masalah. Masalah tersebut muncul dari lingkungan kelas. Hal itu dirasakan sendiri
ceramah, dimana guru lebih dominan akan diubah, dengan pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan siswa, untuk lebih aktif. Salah satu metode yang banyak
G. Hipotesis
ataupun sub masalah yang diajukan oleh peneliti dari landasan teori serta kajian
teori yang harus diuji kebenarannya hipotesis digunakan sebagai acuan dalam
berdasarkan pada teori yang belum menggunakan fakta. Oleh karna itu penelitian
penelitian yang akan dilakukan dari hipotesis tersebut akan dilakukan penelitian
2) Hipotesis nol yang disingkat Ho hipotesis nol juga disebut hipotesis statistik
karna bersifat statistic yaitu uji yang dicoba dengan perhitungan statistik. Ho
BAB III
METODE PENELITIAN
22
Latiup, Psikologi Eksperimen Edisi Kedua, Malang, UMM Pres, 2004, h.38.
23
untuk menguji ada tidaknya pengaruh suatu perlakuan tertentu terhadap perubahan
kondisi tertentu atau ada tidaknya hubungan sebab akibat antara suatu perlakuan
segala sesuatu memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru
di kelas digunakan Teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara
pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi
Penelitian ini bersifat menguji, maka semua variabel yang diuji harus diukur
eksperimen adalah adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenal eksperimen
dan ikut mendapatkan pengamatan. Ciri utama dari quasi eksperimen design
23
Khathwohl, Metode Pembelajaran,https://www.scribd.com/document/469066647/Penelitian-
Eksperimen-dan-Quasi-Eksperimen-1. 4 Agustus 2020, 16:38.
24
adalah menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk
acak atau random. Adapun pola eksperimen yang digunakan adalah pola pre-test
post-test control group design seperti pada gambar 3.1 sebagai berikut.
E O1 X O2
C O1 O2
Keterangan
E = Kelompok Eksperimental
C = Kelompok Kontrol
B. Variabel Penelitian
Variable terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas V
C. Definisi Operasional
penelitian, maka perlu diberikan penjelasan beberasa istilah yaitu sebagai berikut.
proses tingkah laku imitasi atau bermain peranan mengenai suatu tingkah
pembelajaran kemudian dikaji sehingga dapat dilihat pada selisih skor yang
dihasilkan pada pre-test dan post test yang telah diberikan oleh guru.
1. Populasi
26
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada diwilayah tertentu dan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas V dengan
jumlah 40 orang yang berjumlah dua kelas yaitu kelas VA 20 orang dan kelas
VB sebanyak 20 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian contoh yang diambil dari populasi. Sampel penelitian
adalah kelas VA dengan jumlah sampling 20 orang peserta didik dan kelas
standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi dalam penelitian ini yaitu
kurikulum 2013.
langsung kepada informan dengan cara tanya jawab terhadap guru yang
24
Riduwan, Belajar Mudah Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti ( Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 54.
27
terlewatkan.
4) Tes, tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Data
data Tes. Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat
kelompok.
valid apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Uji
validasi penelitian ini dilakukan dengan uji validasi isi hasil belajar peserta didik
tubuhnya.
2. Gerakan pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun
dalam…
28
Reliability Statistics
C ronbach's Alpha N of Items
.734 30
Dari hasil kriteria pengujian diatas dapat menghasilkan data relative sama
menguji hipotesis.
digunakan analisis statistic deskriptif dan inferensial. Data yang terkumpul berupa
nilai pretest dan nilai posttest kemudian dilihat seberapa besar hasil belajar
1. Uji Prasyarat
a. Uji Homogenitas
SPSS. Persyaratan homogeny adalah jika probabilitasnya (sig) > 0,5 dan
jika probabilitasnya (sig) < 0,05 maka data tersebut tidak homogeny.
b. Uji normalitas
2. Uji Hipotesis
Uji Paired Sampel t-test digunakan untuk menguji apakah dua sampel yang
dependen atau sampel berpasangan berasal dari populasi yang mempunyai mean
yang sama. Pengujian hipotesis untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara hasil tes kemampuan awal (pre-test) dan tes kemampuan akhir
(post-test).
Hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) yang dirumuskan adalah
sebagai berikut:
a) Hipotesis pertama
belajar siswa..
31
BAB IV
A. Hasil Penelitian
adalah siswa kelas VB sebagai kelas ekperimen dengan jumlah siswa 20 orang
awal siswa pada pembelajaran Tematik . Waktu yang digunakan untuk pretest
sekitar 45 menit dengan jumlah soal sebanyak 20 butir soal pilihan ganda. Siswa
penelitian menjelaskan prosedur eksperimen yang akan dilakukan pada hari senin,
terdiri dari 5 orang kelompok. Jumlah keseluruhan siswa pada kelas VB ialah
guru menjelaskan metode dan pokok permsalahn setiap kelompok yang harus di
memasuki kelas, penelitian meminta siswa untuk duduk di dalam kelompok yang
a) Nilai Awal
sebagai pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi
a) Kelas Eksperimen
Pelaksanaan perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu pada kelas VB.
hasil belajar siswa pada pembelajaran Tematik . Hal-hal yang dilakukan sebelum
Setekah itu menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran dan
berlangsung.
34
b) Kelas Kontrol
Pelaksanaan perlakuan pada kelompok kontrol, yaitu pada kelas VA
kegiatan pembelajaran mata pelajaran Tematik tentang Organ Gerak Hewan dan
berlangsung.
3. Pengamatan Observer
yang sudah direncanakan. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh guru kelas.
Guru kelas bertindak sebagai pengamat dan peneliti bertindak sebagai guru
mengajar.
a). Data Hasil Observasi Guru Kelas eksperimen dan kelas control
kelas kontrol. Data dari kelas eksperimen 75% dan data dari kelas kontrol 75%.
pembelejaran yang mudah dan dapat mudah dipahami oleh siswa, membimbing
siswa dan siswa menyimpulkan hasil belajar yang telah dipelajarai, mengevaluasi
membuat siswa nyaman dikelas aktif bertanya ketika ada materi yang kurang
dipahami oleh siswa. Dapat dilihat tabel lembar observasi guru kelas eksperimen
b). Data Hasil Observasi aktivitas siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
kelas kontrol. Data dari kelas eksperimen 93,75% dan data dari kelas kontrol
pembelajaran dan memperhatikan guru dengan baik. Mulai dari semua siswa
disampaikan oleh guru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan
pendapatnya masing-masing tanpa rasa tidak percaya diri dan malu. Dapat dilihat
tabel lembar observasi aktivitas siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilampiran.
36
Dengan Simulasi Hasil Belajar ipa Siswa Pada Pembelajaran tematik di SDI
tersebut. Kemudian dari data yang diperoleh tersebut di hitung rata-rata (mean),
Median, Modus, standar deviasi, varian, skor maksimun, skor minimum, rentang
table berikut:
Berdasarkan table 2.4 maka diperoleh bahwa nilai rata-rata tes awal
kelompok eksperimen adalah 69,25 dan kelompok Kontrol adalah 69,15 . Data
Tabel distribusi frekuensi untuk tes awal disajikan dengan jumlah kelas
K = 1+3,3 log 20
K = 1+ 3,3 x 1,30
Table 2.5 Deskripsi data nilai awal kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Statistik Kelas
Kontrol Eksperimen
1. N 20 20
4. Mode 70 75
6. Range 35 35
7. Minimun 50 50
8. Maximun 85 85
1) Kelas VB (Eksperimen)
Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal siswa 69,25. Dari skor ideal yang mungkin dicapai oleh siswa
berada pada kategori kurang eksperimen tersebar dari skor minimum 50 sampai
38
dengan skor maksimun 85 dengan rentang atau range 35 Mode yaitu 75 dan
median 70
dalam melihat penggambaran data. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
1. 50-55 3 15
2. 56-60 2 10
3. 61-65 3 15
4. 66-70 4 20
5. 71-75 5 25
6. 76-80 0 0
7. 81-85 3 15
∑ 20 100
Berdasarkan tabel 2.6 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes awal
dikelas eksperimen tertinggi berada pada kelas interval nomor 5 yang mempunyai
Agar terlihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
30
25
20
15
Frekuensi
Persen (%)
10
0
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
masing nilai. Terdapat 2 siswa yang dapat nilai 60 termasuk kategori sangat
kurang, 4 siswa yang mendapat nilai 70 termasuk kategori baik, 5 siswa yang
2) Kelas VA (Kontrol)
Berdasarkan tabel 2.5 dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal siswa 69,15 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh
siswa berada pada kategori kurang. Standar deviasi 10.970 hasil ini menunjukkan
distribusi hasil belajar nilai awal pada kelompok eksperimen tersebar dari skor
minimum 50 sampai dengan skor maksimun 85 dengan rentang atau range 35.
Untuk melihat hasil deskripsi kelas kontrol dan penelitian digunakan statistik
melihat penggambaran data. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
1. 50-55 4 20
2. 56-60 1 5
3. 61-65 4 20
4. 66-70 5 25
5. 71-75 0 0
6. 76-80 4 20
7. 81-85 2 10
∑ 20 100
Berdasarkan tabel 2.7 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes awal
di kelas kontrol tertinggi berada pada kelas interval nomor 5 yang mempunyai
Agar terlihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
30
25
20
15 Frekuensi
Persen %
10
0
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
masing nilai. Terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 55 termasuk kategori sangat
kurang 5 siswa yang dapat nilai 70 termasuk kategori cukup, 2 siswa yang
b) Nilai Pre-Test
Langkah yang dilakukan setelah meneliti data kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah memberikan pre-test kepada kedua kelas. Tes yang diberikan
adalah tes hasil belajar yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda
mencangkup materi organ gerak hewan dan manusia hewan yang dikerjakan
1. VA 20 66,50
2. VB 20 70,25
Total 40 136,75
Berdasarkan tabel 2.8 maka diperoleh bahwa nilai rata-rata tes pre-test
kelompok eksperimen adalah 70,25 dan kelompok kontrol adalah 66,50. Data
Tabel 2.9 deskriptsi data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Statistik Kelas
Kontrol Eksperimen
1. N 20 20
4. Mode 70 70
6. Range 35 35
7. Minimun 50 50
8. Maximun 85 85
1) Kelas VB (Eksperimen)
Berdasarkan tabel 2.9 dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal sisa 70,25 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa
berada pada kategori kurang. Standar deviasi 10.696, hasil ini menunjukkan
distribusi hasil belajar nilai awal pada kelompok eksperimen tersebar dari skor
minimum 50 sampai dengan skor maksimun 85 dengan rentang atau range 35.
dalam melihat penggambaran data. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
44
1. 50-55 2 10
2. 56-60 2 10
3. 61-65 4 20
4. 66-70 5 25
5. 71-75 0 0
6. 76-80 4 20
7. 81-85 3 15
∑ 20 100
Berdasarkan tabel 3.1 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes awal
di kelas eksperimen tertinggi berada pada kelas interval nomor 5 yang mempunyai
Agar telihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
30
25
20
15 Frekuensi
Persen (%)
10
0
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80 81-85
masing nilai terdapat 2 siswa yang mendapat nilai 50 termasuk kategori kurang, 4
siswa yang mendapat nilai 80 termasuk kategori baik ,3 siswa yang mendapat
2) Kelas VA (Kontrol)
Berdasarkan tabel 2.9 dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal siswa 66,50 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai siswa
berada pada kategori kurang. Standar deviasi 10.650, hasil ini menunjukkan
distribusi hasil belajar nilai awal pada kelompok eksperimen tersebar dari skor
minimum 50 sampai dengan skor maksimun 85 dengan rentang atau range 35.
Untuk melihat hasil deskripsi kelas kontrol dan penelitian digunakan statistic
melihat penggambaran data. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
1. 50-55 3 15
2. 56-60 5 25
3. 61-65 2 10
4. 66-70 6 30
5. 71-75 0 0
6. 76-80 2 10
Total 20 100
Berdasarkan tabel 3.2 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes pre-
test dikelas kontrol tertinggi dapat dua kelas interval yaitu nomor 4 yang
Agar terlihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
35
30
25
20
Frekuensi
15 Persen %
10
0
50-55 56-60 61-65 66-70 71-75 76-80
masing nilai. Terdapat 3 siswa yang mendapat nilai 50 termasuk kategori sangat
kurang, 6 siswa yang mendapat nilai 70 termasuk kategori cukup, 2 siswa yang
mendapat nilai 80 termasuk kategori baik, dan siswa 2 yang mendapat nilai 85
c) Nilai Post-Test
Pada tahap tes akhir ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas control
setelah diberikan perlakuan (treatment). Pelaksanaan tes akhir ini bertujuan untuk
hasil belajar siswa pada pembelajaran Tematik yang dicapai oleh kelas
Berikut ini adalah rangkuman hasil post-test kelas V.B eksperimen dan kelas
V.A kontrol.
kelompok eksperimen adalah 85,75 dan kelompok kontrol adalah 80,25 data
Tabel 3.4 deskripsi data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol
No Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
1. N 20 20
4. Mode 95 65a
6. Range 25 30
7. Minimun 70 65
8. Maximun 95 95
Berdasarkan tabel 3.7 dapat di lihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal siswa 85,75 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh
siswa berada pada kategori kurang. Standar deviasi 8.626, hasil ini menunjukkan
distribusi hasil belajar nilai awal pada kelompok eksperimen tersebar dari skor
minimum 70 sampai dengan skor maksimun 95 dengan tentang atau range 25.
dalam melihat penggambaran data. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
1. 61-70 2 10
2. 71-75 2 10
3. 76-80 3 15
4. 81-85 3 15
5. 86-90 4 20
6. 91-95 6 30
Total 20 100
Berdasarkan tabel 3.8 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes post-
test di kelas eksperimen tertinggi terdapat dua kelas interval yaitu nomor 5 yang
50
mempunyai rentang 86-90 dengan jumlah sebanyak 4 siswa dan nomor 6 yang
Agar terlihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
30
25
20
15 Frekuensi
Persen %
10
0
61-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95
masing nilai. Terdapat 2 siswa yang mendapat nilai 75 termasuk kategori baik, 3
siswa yang mendapat nilai 80 termasuk kategori baik, 3 siswa yang mendapat
nilai 85 termasuk kategori baik, 6 siswa yang mendapat nilai 95 termasuk kategori
sangat baik.
2) Kelas VA (Kontrol)
Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa mean atau rata-rata nilai hasil
belajar nilai awal siswa 80,25 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh
siswa berada pada kategori kurang. Standar deviasi 9.894, hasil ini menunjukkan
distribusi hasil belajar nilai awal pada kelompok eksperimen tersebar dari skor
51
minimum 65 sampai dengan skor maksimun 95 dengan rentang atau range 30.
dalam melihat penggambaran data. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
1. 61-70 5 25
2. 71-75 3 15
3. 76-80 3 15
4. 81-85 3 15
5. 86-90 2 10
6. 91-95 4 20
Total 20 100
Berdasarkan tabel 3.6 tersebut dapat diketahui distribusi frekuensi tes post-
test di kelas control tertinggi berada pada kelas interval nomor 1 yang mempunyai
Agar terlihat lebih jelas, maka data tersebut dapat disajikan dalam bentuk
histogram berikut:
30
25
20
15 Frekuensi
Persen %
10
0
61-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95
masing nilai. Terdapat 2 siswa yang mendapat nilai 70 termasuk kategori baik, 3
siswa yang mendapat nilai 75 termasuk kategori baik, 3 siswa yang mendapat
nilai 80 termasuk kategori baik, 3 siswa yang mendapat nilai 85 termasuk kategori
baik, 1 siswa yang mendapat nilai 93 kategori sangat baik dan 1 siswa yang
Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan
uji lipotesis
normal atau tidak. Data uji normalitas diperoleh dari hasil pre-test dan post-test
Statisticci pachage for social science (SPSS) Versi 24.0, dengan kriteria penguji
bahwa data berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh > 0,05.
Sebaliknya, di katakan bahwa data tidak terdistribusi normal jika signifikan yang
diperoleh < 0,05. Berikut hasil uji normalitas data pre-test dan post-test kelas
Tabel 3.7 hasil uji normalitas data pre-test dan post-test kelas
Tabel diatas menunjukkan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas
disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kontrol
berdistribusi normal.
X dan Y bersifat homogen atau tidak. Data yang akan di uji homogenitasnya
adalah hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen dan kontrol. Uji homogenitas
(SPSS) versi 24,0. Dengan kriteria pengajian bahwa data tidak homogen jika
jika signifikansi yang diperoleh <0,05. Berikut data hasil uji homogenitas pre-test
Tabel 3.8 Hasil uji homogenitas pre-test dan pos-test kelas eksperimen
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil uji homogenitas pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikatakan homogeny karena lebih besar dari 0,05.
Sampel T-Test digunakan untuk menguji dua sampel data yang tidak saling
pachage for social seience (SPSS) versi 24.0. Syarat data dikatakan signifikan
apabila nilai sig. (2-tailed) < 0,05. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan. Berikut ini adalah hasil sampel T-Test nilai Pre-test kelas
Tabel 3.9 Hasil Sampel T-Test nilai pretest dan postest kelas eksperimen
(derajat kebebasan) yaitu 19, yang menghasilkan t tabel sebesar 2.093 dimana Ho
diterima, jika –t tabel < t hitung< t tabel dan Ho ditolak, jika t hitung> t tabel atau
–t hitung < t tabel, berdasarkan hasil koefisien t hitung dengan t tabel maka
dengan kata lain H0 ditolak. Selanjutnya nilai hasil analisis kofarian untuk data
motivasi belajar siswa terlihat nilai sig (2-tailed)<0,05 diketahui bahwa ada
perbedaan yang dignifikan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
H1= Ada pengaruh penggunaan metode Brainstroming terhadap hasil belajar IPA
kompetensi, kompetensi dasar serta materi yang sama antara kelas eksperimen
tematik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diperoleh
nilai rata-rata sebesar 80,75 dengan nilai tinggi 95 dan nilai terendah 70,
sedangkan kelas kontrol memiliki nilai rata-rata sebesar 80,25 dengan nilai
tertinggi 95 dan nilai terendah 65. Dilihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen dan
kontrol untuk hasil belajar kognitif (pengetahuan) Tematik pada kedua kelas
eksperimen lebih besar dibandingkan dengan y ang terjadi pada kelas kontrol.
57
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada Meskipun diantara dua
kelas ini ada perbedaan hanya sedikit, tetapi siswa lebih mudah memahami kita
pembelajaran.
Selain itu berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh T hitung sebesar 0,006 dan nilai signifikasi 0,006. Nilai
signifikasi menyatakan lebih kecil 0,05, maka dapat dikatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kedua kelas tersebut. Meskipun
perbedaan diantara dua kelas tersebut hanya beberapa. Berdasarkan analisis data
dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan
belajar siswa, karena kalau strategi yang kita pakai selalu berulang-ulang maka
siswa juga akan cepat bosan. Dengan strategi yang berbeda maka tertinggi dapat
memacu meningkatkan hasil belajar yang tinggi pula. Maka dari itu, sangatlah
penting bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa dalam
penelitian ini adalah siswa kelas V tahun ajaran 2019/2020 dan siswa, yang
berjumlah 40 orang siswa. Hasil penelitian ini merupakan hasil kajian lapangan
yang diambil dengan observasi dan wawancara. Observasi digunakan untuk bisa
58
Kota Makassar.
banyak diminati oleh siswa. Siswa ketika bermain game banyak yang lupa waktu
belajar sampai mereka sadar sudah tengah malam. Akhirnya banyak yang ketika
berada disekolah mereka tidur dan tidak konsentrasi dalam belajar. Seperti
mempengaruhi tugas dan hasil belajar dengan nilai yang rendah. Tetapi ketika
siswa berdiskusi otak siswa akan lebih aktif berfikir, dan sebagai hiburan
temannya.
Dari hasil wawancara dengan siswa, beberapa siswa menyatakan bahwa ada
diskusi setiap hari, menghilangkan rasa bosan dan nada yang dipantau oleh orang
tuanya ketika bermain game. Keterlambatan orang tua dan guru dalam pendidikan
BAB V
A. Kesimpulan
masalah yang telah dijelaskan oleh guru lalu guru mensimulasi hasil
presentasi setelah itu guru membantu siswa untuk menarik kesimpulan dari
hasil diskusi.
hasil belajar siswa,ini terlihat dari nilai sig (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00.
kondusif dan menyenangkan bagi anak perlu diperhatikan. Anak akan merasa
orang tua dan guru, harus menyadari proses belajar anak-anak dirumah
ataupun di sekolah.
B. SARAN
berikut;
tertentu sesuai dengan informasi atau bahan ajar serta dapat mengaktifkan
metode setiap guru yang mengajar di sekolah serta srana dan prasarana
lagi.