Kasus 3
Kasus 3
A. Pendahuluan
Pengawalan dan pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran dilakukan untuk
mengetahui efektivitas dan keamanan penggunaan obat pada kondisi kehidupan nyata atau
praktik klinik yang sebenarnya. Banyak bukti menunjukkan bahwa sebenarnya efek samping
obat (ESO) dapat dicegah, dengan pengetahuan yang bertambah, yang diperoleh dari kegiatan
pemantauan aspek keamanan obat pasca pemasaran (atau yang sekarang lebih dikenal dengan
istilah Farmakovigilans). Sehingga, kegiatan ini menjadi salah satu komponen penting dalam
sistem regulasi obat, praktik klinik dan kesehatan masyarakat secara umum. Pengawalan atau
pemantauan aspek keamanan suatu obat harus secara terus menerus dilakukan untuk
mengevaluasi konsistensi profil keamanannya atau risk- benefit ratio-nya. Di mana kita harus
mempertimbangkan benefit harus lebih besar dari risiko, untuk mendukung jaminan
keamanan obat beredar. Pengawalan aspek keamanan obat senantiasa dilakukan dengan
pendekatan risk management di setiap tahap perjalanan atau siklus obat.
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan takaran tertentu dan dengan
penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa, mencegah penyakit,
menyembuhkan atau memelihara kesehatan. Oleh karena itu sebelum menggunakan obat,
harus diketahui sifat dan cara penggunaannya agar tepat, aman dan rasional. Informasi
tentang obat, dapat diperoleh dari etiket atau brosur yang menyertai obat tersebut. Apabila isi
informasi dalam etiket atau brosur obat kurang dipahami, dianjurkan untuk menanyakan pada
tenaga kesehatan. Pada saat dilakukan pengobatan dengan menggunakan dosis yang normal,
sering timbul efek samping yang tidak diinginkan. Efek samping ini terjadi setelah beberapa
saat minum obat.
Efek samping obat adalah setiap respons obat yang merugikan akibat penggunaan obat
dengan dosis atau takaran normal. Beberapa hal yang perlu diketahui tentang efek samping
obat, adalah sbb:
1. Biasanya efek samping obat terjadi setelah beberapa saat minum obat.
2. Perhatikan kondisi pasien, misalnya ibu hamil, ibu menyusui, lansia, anak-anak, penderita
gagal ginjal, jantung dan sebagainya. Pada penderita tersebut harus lebih berhati-hati
dalam memberikan obat.
3. Informasi tentang kemungkinan terjadinya efek samping obat, biasanya terdapat pada
brosur kemasan obat, oleh karena itu bacalah dengan saksama kemasan atau brosur obat,
agar efek samping yang mungkin timbul sudah diketahui sebelumnya, sehingga dapat
dilakukan rencana penanggulangannya.
Kasus 3
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ibu SS (BB 67 kg, TB 156 cm)
Ruang : Cempaka A2
Umur : 36 tahun
Tanggal MRS : 18 Mei 2019
Tanggal KRS :-
Diagnosis : Anemia, Hematochezia, diare
Keluhan Utama : Badan terasa lemas dan nyeri ulu hati kurang lebih selama 2 minggu,
BAB berwarna hitam kurang lebih 1 minggu, mual dan muntah selama 2 hari setelah minum
obat herbal Montalin.
Keluhan Tambahan : -
Riwayat Penyakit Dahulu
Artritis gout
Riwayat Pengobatan
Asam mefenamat, Amoxicillin sering diminum ketika serangan gout dan Allopurinol
hanya kadang-kadang.
Riwayat Keluarga/Sosial :
Bapak : Asma.
Alergi Obat :
Ciprofloxacin (baru diketahui selama dirawat tgl 24 Mei 2019).
Kondis 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25/5 26/5 29/5 30/5 01/6 02/6 03/6
i klinik
Mual, + + - - - - - - - - - - -
muntah
BAB √ √ √ - Normal N N N N N N N N
hitam
Nyeri + + - - - - - - - - - - -
ulu hati
Kondisi Lemah Sedang Sedang Bai Baik Baik Baik Baik Baik Sedang Sedan Sedang Sedang
Umum k g
(KU)
Kondisi Klinik
Tanda Vital
Para- Nilai Tanggal
meter norma 19/5 20/5 21/5 22/5 23/5 24/5 25/5 26/5 29/5 30/5 01/6 02/6 03/6
l/
target
TD 130/80 120/ 130/ 120/ 120/ 140/ 120/ 130/ 130/ 120/ 120/ 110/ 110/ 120/
(mmH mmHg 80 70 80 80 70 80 80 80 80 80 70 70 60
g)
36±0,5 36,6 39 38 38,2 38,6 37 38 39,3 38,6 39,6 37,4 36,8 37
Suhu ˚C
(0C)
Deny 60- 88 88 88 88 98 118 98 94 90 82 85 85 88
ut 80/mnt
nadi
(/mnt)
Kejadian ADR
Tiga hari setelah dirawat di RS pasien mengalami amenorea padahal pasien baru dua hari
menstruasi dan periode menstruasi biasanya 5-6 hari. Dokter menduga gangguan tersebut akibat
dari pendarahan dan stress yang dialami. Apoteker melakukan assessment untuk mengetahui obat
yang menyebabkan amenorea. Dari hasil wawancara, pasien mengaku belum pernah mengalami
amenorea setelah meminum obat.
Tugas:
1. Lakukanlah studi literatur untuk mengetahui apakah kejadian serupa pernah dilaporkan.
2. Lakukan analisis kasualitas menggunakan algoritma Naranjo.
3. Berikan rekomendasi kepada klinisi untuk mengatasi ADR pada pasien.
4. Buatlah laporan ESO menggunakan Form Kuning.