Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEKNIK KARAKTERISASI MATERIAL

C-V METER

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Yenni Darvina, M.Si

DISUSUN OLEH :

Abdul Maulub Hrp ( 01 )

Veni Wahyuni ( 13 )

Alifa Mahmudya Jasmine ( 02 )

Taufik Rahman ( 11 )

Triana Dwi Restika ( 12 )

Auzha Hira Asfaha ( 17 )

Nadia Raisa Aryani ( 21 )

Fauziyah Almunazar ( 03 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ C-V meter ”.

Tujuan dari penulisan makalah ini, adalah untuk pemenuhan Tugas diskusi dan
presentasi Mata Kuliah Teknik Karakterisasi Material.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra.Yenni Darvina, M.Si selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Teknik
Karakterisasi Material yang telah memberikan masukan dan saran terhadap penulisan
makalah ini.
2. Orang Tua yang telah memberikan dorongan serta motivasi dalam penyelesaian
makalah ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan dorongan, saran dan kritikan untuk makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran.

Padang, 20 februari 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................... ............................... ii
DAFTAR ISI................................................................................... .....................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................ ................................................................. 4


A. Latar Belakang................................. ....................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................. ................................................. 5
C. Tujuan........................................................................................... .......................... 5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................…....................… 6
A. Definisi dan kegunaan C-V meter………………………………………………… 6
B. Konsep fisika yang mendasar C-V meter………………………………………… 7
C. Bagian-bagian C-V meter……………………………….…………………………..8
D. Cara menggunakan C-V meter………………………………………………………9
E. Bentuk dan jenis sampel yang diujikan……………………………………………...11
F. Pengolahan dan analisis data…………………………………………………………12
G. Kelebihan dan kekurangan C-V meter………………………………………………13
BAB III PENUTUP....................................................................................... .......................14

A. Kesimpulan........................................................................................ .......................14
B. Saran................................................................................................. ........................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... .................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

C-V Meter merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur


karakteristik kapasitansi terhadap tegangan (C-V) dari suatu divais. C-V
Meter banyak digunakan untuk meneliti struktur bahan dari semikonduktor,
yaitu bagaimana kapasitansi sebuah divais berubah terhadap tegangan bias
yang diberikan. Karakteristik C-V dapat memberikan informasi tentang
komposisi, kualitas proses dan interaksi material, Akurasi dari pengukuran
CV sangat penting untuk perancangan dan pembuatan divais semikonduktor,
sehingga dibutuhkan pengukuran karakteristikC-V yang baik. Salah satu
metode pengukuran C-V yang baik adalah menggunakan metode pengukuran
quasi-statik.C-V meter ini dikendalikan oleh perangkat lunak yang bekerja
pada sistem operasi MS-DOS, dengan fasilitas yang minim. Selain alat ukur
ini harganya mahal, dengan keadaannya yang sekarang memiliki beberapa
kekurangan, yaitu:

a) perangkat lunak yang bekerja pada sistem operasi DOS dengan fasilitas
yang minim membuat C-V meter diatas kurang praktis dan menarik.

b) Komputer generasi sekarang sudah tidak dilengkapi dengan BUS ISA yang
kompatibel dengan perangkat antarmuka GPIB IEEE-488 bawaan Keithley
595 yang digunakan pada sistem yang ada sekarang, sehingga akan
bermasalah jika perangkat lunak dan sistem antarmukanya ingin di-
upgradeagar kompatibel dengan komputer generasi sekarang.

iv
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dan kegunaan dari C-V meter ?
2. Apa saja bagian-bagian dari C-V meter beserta fungsinya ?
3. Bagaimana cara menggunakan C-V meter ?
4. Bagaimana bentuk dan jenis sampel yang di ujikan ?
5. Bagaimana karakteristik dari C-V meter ?
6. Bagaimana cara mengolah dan menganalisis data dari C-V meter ?
7. Apa saja konsep fisika yang mendasari dalam kerja C-V meter ?
8. Apa kelebihan dan kekurangan dari C-V meter ?

C. TUJUAN
1. Mengidentifikasi definisi dan kegunaan C-V meter.
2. Mengetahui bagian-bagian beserta fungsi C-V meter.
3. Mengetahui cara penggunaan C-V meter.
4. Mengetahui bentuk dan sampel yang diujikan C-V meter.
5. Mengetahui karakteristik C-V meter.
6. Mempelajari pengolahan dan analisis data C-V meter.
7. Mengetahui konsep fisika dalam kerja C-V meter.
8. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan C-V meter.

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI DAN KEGUNAAN C-V METER

v
1. Definisi C-V Meter

C-V meter merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur karakteristik kapasitansi
teradap tegangan (C-V) dari suatu device. Kapasitansi tegangan (C-V) meter adalah teknik
untuk mengkarakterisasi bahan semikonduktor dan perangkatnya. Tegangan yang diterapkan
bervariasi, dan kapasitansi diukur dan diplot sebagai fungsi dari tegangan. Teknik ini
menggunakan persimpangan logam-semikonduktor (penghalang Schottky) atau persimpangan
p-n atau MOSFET untuk membuat daerah penipisan,suatu daerah yang kosong dari
penghantar electron dan lubang,tetapi mungkin mengandung donor terionisasi dan cacat aktif
secara elektrik atau perangkap. Daera penipisan dengan muatan terionisasi di dalamnya
berperilaku seperti kapasitor. Dengan memvariasikan ke persimpangan, dimungkinkan untuk
memvariasikan lebar penipisan.

Gambar 1. C-V Meter

2. Kegunaan C-V meter

C-V meter banyak digunakan untuk meneliti struktur bahan dari semikonduktor, yaitu
bagaimana kapasitansi sebuah device berubah terhadap tegangan bias yang diberikan.
Karakteristik C-V dapat memberikan informasi tentang komposisi, kualitas proses dan
interaksi material, akurasi dari pengukuran CV sangat penting untuk perancangan dan
pembuatan device semikonduktor, sehingga dibutuhkan pengukuran karakteristik C-V yang
baik. Salah satu metode pengukuran CV yang baik adalah menggunakan metode pengukuran
quasi-statik.

vi
2. KONSEP FISIKA YANG MENDASARI C-V METER

Kapasitor adalah komponen yang berguna untuk menyimpan muatan dan energi.
Kapasitor terdiri dari dua konduktor yang berdekatan tetapi terisolasi satu sama lain dan
membawa muatan yang sama besar dan berlawanan. Kapasitor pertama untuk menyimpan
muatan listrik yang besar adalah botol (jar) dengan lempengan emas di dalam dan di luar yang
disebut Leyden jar. Salah seorang experimentalis memegang suatu botol berisi air dengan
salah satu tangannya sementara muatan dialirkan ke air oleh suatu rantai dari pembangkit
muatan statik. Dia pingsan ketika mencoba untuk menarik rantai keluar dari air dengan
tangannya yang lain.

Setelah botol dilakukan harus diganti beberapa dengan percobaan, lempengan


diketahui logam pada bahwa permukaan botol. Benjamin Franklin menyadari bahwa piranti
untuk menyimpan muatan tidak perlu berbentuk botol dan dia menggunakan kaca jendela
yang dilapisi lempengan, yang disebut papan tipis Franklin (Franklin panes). Dia dapat
menyimpan sejumlah besar muatan dengan menghubungkan papan-papan tipis tersebut secara
sejajar dan mencoba untuk membunuh seekor kalkun dengan muatan tersebut.

Gambar Kapasitor

Kapasitor terbagi atas:

1. Kapasitor Keping Sejajar

vii
Dalam praktek, keping dapat berupa lapisan-lapisan logam yang tipis, yang terpisah
dan terisolasi satu sama lain dengan suatu tumpukan kertas. Jumlah muatan muatan pada
keping bergantung pada perbedaan potensial dan pada geometri dari kapasitor, contohnya
pada luas dan jarak antara antarkeping pada kapasitor keping sejajar. Misalkan Q adalah besar
muatan pada tiap keping dan V adalah perbedaan potensial antara keping-keping. Rasio Q/V
disebut kapasitansi C:

Q
C=
V

Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat


menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa I coulomb = 6.25 x
18
10 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan
memiliki kapasitansi sebesar I farad jika dengan tegangan I volt dapat memuat muatan
elektron sebanyak 1 coulombs.

Dengan rumus:

Q=C x V

Dimana

Q = muatan elektron dalam C (coulombs)

C = nilai kapasitansi dalam F (farads)

V = besar tegangan dalam V (volt)

Catat bahwa karena V sebanding dengan Q maka kapasitansi tidak bergantung pada
muatan maupun tegangan kapasitor tetapi hanya pada faktor faktor geometri. Untuk suatu
kapasitor keping sejajar, kapasitansi sebanding dengan luas keping dan berbanding terbalik
dengan jarak pemisah. Secara umum, kapasitansi bergantung pada ukuran, bentuk, dan
pengaturan geometri dari konduktor-konduktor. Karena kapasitansi dinyatakan dengan farad
A/s dalam meter, maka satuan SI untuk permitivitas ruang hampa ε 0 juga dapat ditulis sebagai
farad per meter sesuai dengan persamaan :

Q ε0 A
C= =
V s

− 12 F pF
ε 0=8,85 x 10 =8,85
m m

viii
2. Kapasitor Silinder

Kapasitor silinder terdiri dari suatu konduktor silinder kecil atau kabel dengan jari-jari
a dan suatu lapisan konduktor berbentuk silinder konsentrik dengan jari-jari b yang lebih
besar dari a. Kabel koaksial, seperti yang digunakan pada televisi dapat dikategorikan sebagai
kapasitor silinder. Kapasitansi per satuan panjang dari suatu kabel koaksial penting dalam
penentuan karakteristik transmisi kabel, Misalkan L adalah panjang suatu kapasitor yang
membawa suatu muatan +Q pada konduktor terdalam dan muatan -Q pada konduktor terluar.
Medan listrik diluar suatu kabel panjang atau silinder bermuatan Q adalah :

1 λ Q
Er = =
2 π ε 0 r 2 π ε 0 Lr

3. Dielektrik

Suatu material nonkonduktor, seperti kaca, kertas, atau kayu, disebut dielektrik. Ketika
ruang diantara dua konduktor pada suatu kapasitor diisi dengan dielektrik, kapasitansi naik
sabanding dengan faktor к yang merupakan karakteristik dielektrik dan disebut konstanta
dielektrik. Dengan demikian, untuk jumlah muatan tertentu pada keping kapasitor, perbedaan
potensial menjadi lebih kecil dan rasio Q/V bertambah besar.

Dielektrik dapat meperlemah medan listrik antara keping-keping suatu kapasitor


karena dengan hadimya medan listrik, molekul-molekul dalam dielektrik akan menghasilkan
medan listrik tambahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar. Jika dalam
molekul-molekul dalam dielektrik bersifat polar, dielektrik tersebut memiliki momen dipol
permanen. Dalam pengaruh medan listrik di antara keping-keping kapasitor, momen dipol
menerima suatu gaya torka yang memaksa momen dipol tersebut menyearahkan diri dengan
arah medan listrik. Kemampuan momen dipol untuk menyearahkan diri dengan medan listrik
bergantung pada kuat medan dan temperatur. Jika medan listrik awal antara keping-keping
suatu kapasitor tanpa dielektrik adalah Eo. medan dalam dielektrik adalah :

E0
E=
K

Dimana :

K = Konstanta Dielektrik

ix
3. BAGIAN- BAGIAN C-V METER

Bagian-Bagian dari Alat C-V Meter

Gambar 1. Bagian-bagian dari CV Meter

1. Measurement Display Output


Bagian Measurement Display Output merupakan bagian yang berguna untuk
menampilkan hasil pengukuran yang berisi 6 digit angka
2. Large LCD Display
Large LCD Display merupakan bagian yang berguna untuk menampilkan hasil
pengukuran agar lebih mudah dimengerti
3. Soft Keys
Soft Keys merupakan bagian yang berguna untuk mengatur tegangan yang digunakan
4. GPIB Keys
GPIB Keys merupakan bagian yang berguna untuk mengatur kecepatan maksimum
5. Monitor
Monitor merupakan bagian yang berguna untuk memperoleh verifikasi dan alat untuk
instrumetasi
6. Hight Speed Measurement
Hight Speed Measurement merupakan bagian yang berguna untuk menentukan waktu
yang akan digunakan dalam percobaan

x
Bagian-bagian yang terdapat pada alat C-V meter ya umunya akan berfungsi satu sama lain
yang dapat mengganti tegangan, frekuensi, dan lain-lain.

Capasitance meter berfungsi sebagai alat ukur kapasitansi sumber tegangan computer dengan
komunikasi serial RS-232 berfungsi sebagai penyimpanan data.

Gambar 2. Diagram Blok dari Perangkat Keras C-V Meter

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa kapasitansi sebagai tempat penyimpanan data
yang dapat dilihat pada IC yang dihubungkan dengan komputer dengan analisa
mikrokontroler.

xi
4. CARA MENGGUNAKAN C-V METER

1. Letakkan wafer dengan kapasitor yang akan diuji pada posisi peletakkan sampel.
2.Bedakan letak antara kedua probe akan menggunakan positif dan negative pada kapasitor
dan hubungkan keduanya pada pada konektor BNC pada probe sebelumnya.
3.Hubungkan kabel koaksial dari koneltor BNC corresponding pada positif dan negative
kapasitor dan masukkan low input pada 4280, hubungkan cable kedua dari BNC yang
dihubungkan pada input hight pada 4280.
4.Alat akan membaca
5.Pilih following settings.
6.Hubungkan mode-floating.
7.Fungsi C_G.
8.C-G range auto.
9.Meas speed-medium
10.Sig level-30.
11. Pada bagian yang lemah akan memberikan kontak. Masukkan perintah ok, kita harus
melihat nilai kapasitansi pada interdisipliner meter.
12. Untuk pindah pada kapasitansi pilih salah satu probe.
13. Nilai kapasitansi akan ditampilkan akan memberikan nilai kapasitansi.
14. To apply DC bias.
15. Pilih DC V option
16. Enter
17. Untuk benar-benar menerapkan tegangan DC ke kapasitor,dorong emas. Mulai / Stopkey.
Menekan tombol Mulai /Mendapatkan tegangan dari kapasitor.
18. Jika tegangan yang berbeda diinginkan, masukkan dengan tombol matematika (jangan
lupa tombol biru dulu) dan tekantombol ENTER. Jika LED merah menyala, tegangan
diterapkansegera setelah tombol ENTER ditekan.

5. BENTUK DAN JENIS SAMPEL YANG DIUJIKAN

1. Sampel Uji 1 :

PENGARUH DOPAN Ni TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK DAN MAGNETIK PADA ZnO YANG
DISINTESIS DENGAN METODE SOLID STATE

1
ZnO yang memiliki stabilitas kimia serta energi thermal yang tinggi merupakan material non
magnetik dan ion Ni yang merupakan salah satu golongan transisi metal yang memiliki sifat magnetik.
Kombinasi antara ion Zn 2+ dan ion Ni 2+ akan menghasilkan material ferromagnetik serta
mengakibatkan munculnya perubahan karakteristik listrik dan magnetik. Zn1-xNixO (x =0, 0.01, 0.03
dan 0.05) telah disintesis dengan menggunakan teknik Solid-state reaction. Serbuk ZnO dan NiO
dimixer dan di miling dengan menggunakan high speed shaker mill. Pengaruh dari dopan Ni terhadap
sifat listrik dan magnetik telah diinvestigasi dengan menggunakan I-V dan C-V serta VSM. Pengukuran
resistivitas, konduktivitas dan konstanta dielektrik dengan menggunakan I-V dan C-V meter,
diperoleh resistivitas sampel Zn1-xNixO(x = 0, 0.01, 0.03 dan 0.05) sebesar (3.44 x 10 5 ohm.m, 3.54 x
10 5 ohm.m, 3.91 x 10 5 ohm.m dan 4.80 x 10 5 ohm.m). Resistansi yang naik mengindikasikan
bahwa perbedaan antara jari-jari ion Zn 2+ dan ion Ni 2+ menyebabkan internal stress pada sistem
kisi ZnO yang sehingga mengakibatkan cacat pada batas butir (grain boundaries). Konstanta dielektrik
sampel Zn1-xNixO(x = 0, 0.01, 0.03 dan 0.05) sebesar (13, 28.36, 34.81 dan 47.55). Konstanta
dielektrik yang meningkat diakibatkan karena dengan meningkatnya komposisi dopan, yang
diindikasikan Ni 2+ dapat menempati posisi pada pusat Zn 2+ , yang mengarah ke daerah dipol listrik
permanen yang menunjukkan perilaku dielektrik. Hasil karakterisasi VSM untuk melihat sifat magnet
sampel Zn1-xNixO menunjukkan sifat ferromagnetik pada seluruh sampel.

2. Sampel Uji 2 :

1.1 Eksperimental Pada Pengujian Parameter Sensor

Nilai kapasitansi yang dihasilkan berdasarkan pengujian variasi jarak antar kedua elektroda
ditunjukkan pada Gambar 3. mengukur perubahan nilai kapasitansi dari pengujian variasi jarak antar
kedua elektroda dengan luas tiap elektrodanya 100 cm2 untuk mencari ukuran yang optimal. Hasil
nilai kapasitansi untuk jarak antar kedua elektroda 0.5 cm sebesar 7.7 pF, jarak atar kedua elektroda
1 cm sebesar 5.4 pF, jarak antar kedua elektroda 1.5 cm sebesar 4.1 pF. Dimana terjadi perubahan
nilai kapasitansi setiap pertambahan jarak antar kedua elektroda semakin besar jarak antar kedua
elektroda, maka semakin kecil nlai kapasitansi yang dihasilkan.

2
Gambar 3. Grafik Variasi Jarak Antar Kedua Elektroda

Nilai kapasitansi yang dihasilkan berdasarkan pengujian variasi luas elektroda Gambar
ditunjukkan
.4 pada
nilai kapasitansi dari pengujian variasi luas elektroda dengan jarak antar kedua elektroda 0.5 cm untuk mencari
ukuran yang optimal. Hasil nilaiitansi untuk luas elektroda24sebesar
kapas cm 2.6 pF, luas elektroda 16 cm
2 sebesar
sebesar 3.7 pF, luas elektroda 36 cm 4,5 pF, luas elektroda2sebesar
64 cm 6,0 pF, luas elektroda 100 cm
sebesar 7,7 pF. Dimana terjadi perubahan nilai kapasitansi
rtambahan
setiap
luas
pekedua elektroda. Semakin besar
luas kedua elektroda, maka semakin besar nilai kapasitansi yang dihasilkan.

Gambar 4. Grafik Variasi Luas Elektroda

1.2 Eksperimental Pada Pengujian Sensor Kapasitif Terhadap Nilai Kapasitansi

1. Pengujian Sensor Kapasitif Terhadap Objek Besi

Berdasarkan Gambar 5. (a) pada grafik pengujian objek besi dan tanpa objek pada luas
elektroda 100 cm2 dengan beberapa variasi jarak objek besi dengan elektroda sensor mengalami
perubahan nilai kapasitansi. Dimana untuk jarak objek besi dengan elektroda 1 cm memiliki nilai
kapasitansi paling besar sedangkan nilai kapasitansi pada jarak 2 cm dan 3 cm tidak jauh berbeda
yang artinya sensor kapasitif dapat membaca adanya objek besi pada jarak 1 cm. Dari Gambar 5. (b)
terlihat peningkatan nilai kapasitansi pada luas elektroda 64 cm2 dan 100 cm2. Dimana luas
elektroda 100 cm2 memiliki nilai kapasitansi lebih besar dari luas elektroda sensor 64 cm2.

(a)

3
( b)
Gambar 5. Pengujian Dengan Variasi
luas elektroda
(a) (b)obje
k
2. Pengujian Sensor Kapasitif Terhadap Objek
Alumunium
Berdasarkan Gambar 6. (a) pada grafik pengujian objek alumuniuma dan luastanpa
elektroda
objek100
padcm
dengan beberapa variasi jarak objek alumunium dengan elektroda sensor mengalami perubahan nilai kapasitansi.
Dimana untuk jarak objek alumunium dengan elektroda 1 cm memiliki nilai kapasitansi paling besar sedangkan
nilai kapasita
nsi pada jarak 2 cm dan 3 cm tidak jauh berbeda yang artinya sensor kapasitif dapat membaca adanya
objek alumunium pada jarak 1 cm. Dari Gambar 6. (b) terlihat peningkatan nilai kapasitansi pada luas elektroda 64
c 2 dan 100 cm
2
. Dimana luas elektroda 2
c 100
memiliki nilai kapasitansi lebih besar dari luas elektroda sensor
m m

64 cm2.

(a)

(b)

Gambar 6. Pengujian Dengan Variasi (a) luas elektroda (b) objek

3. Pengujian Sensor Kapasitif Terahadap Objek Tembaga

Berdasarkan Gambar 7. (a) pada grafik pengujian objek tembaga dan tanpa objek pada luas
elektroda 100 cm2 dengan beberapa variasi jarak objek tembaga dengan elektroda sensor
mengalami perubahan nilai kapasitansi. Dimana untuk jarak objek tembaga dengan elektroda 1 cm
memiliki nilai kapasitansi paling besar sedangkan nilai kapasitansi pada jarak 2 cm dan 3 cm tidak
jauh berbeda yang artinya sensor kapasitif dapat membaca adanya objek tembaga pada jarak 1 cm.
Dari Gambar 7. (b) terlihat peningkatan nilai kapasitansi pada luas elektroda 64 cm2 dan 100 cm2.

(a)
Dimana
luas

(b)
Gambar 7. Pengujian Dengan Variasi (a) luas elektroda (b) objek

4. Pengujian Sensor Kapasitif Terhadap Objek Beton

elektroda 100 cm2 memiliki nilai kapasitansi lebih besar dari luas elektroda sensor 64 cm2.

Berdasarkan Gambar 8. (a) pada grafik pengujian objek beton dan tanpa objek pada luas
elektroda 100 cm2 dengan beberapa variasi jarak objek beton dengan elektroda sensor mengalami
perubahan nilai kapasitansi. Dimana untuk jarak objek beton dengan elektroda 1 cm memiliki nilai
kapasitansi paling besar sedangkan nilai kapasitansi pada jarak 2 cm dan 3 cm tidak jauh berbeda
yang artinya sensor kapasitif dapat membaca adanya objek beton pada jarak 1 cm. Dari Gambar 8.
(b) terlihat peningkatan nilai kapasitansi pada luas elektroda 64 cm2 dan 100 cm2. Dimana luas
elektroda 100 cm2 memiliki nilai kapasitansi lebih besar dari luas elektroda sensor 64 cm2.

(a)

5
(b)

Gambar8. Pengujian Dengan Variasi (a)


luas elektroda(b) objek

5. Pengujian Sensor Kapasitif Terhadap Objek Kayu


Berdasarkan Gambar 9. (a) pada grafik pengujian objek kayu dan tanpa objek pada luas elektroda 100 cm
dengan beberapa variasi jarak objek kayu dengan elektroda sensor mengalami perubahan nilai kapasitansi. Dimana
untuk jarak objek kayu dengan elektroda 1 cm memiliki nilai kapasitansi paling besar sedangkan nilai kapasitansi
pada jarak 2 cm dan 3 cm tidakjauh berbeda yang artinya sensor kapasitif dapat membaca adanya objek kayu pada
2
jarak 1 cm. Dari Gambar 9. (b) terlihat peningkatan nilai kapasitansi pada luas elektroda 64 cm dan 100 cm2.
2
Dimana luas elektroda 100 cmmemiliki nilai kapasitansi lebih sar
be dari luas elektroda sensor 64 cm
.

(a)

6
6. DEVAIS UJI

Devais uji berupa berbagai kapasitor,Dengan menerapkan tangga tegangan 20 mV dan


waktu tunda 500 ms ke kapasitor 33 pF dan 1000 pF.

7. BENTUK KURVA YANG DIHASILKAN

Contoh data :

Data 1 :

Sumber jurnal : pengujian kapasitansi pada bahan semikonduktor dan emas

Nama penulis : oktaviani putri

kapasitor 33 pF dan 1000 pF

Gambar : Kurva C-V dari kapasitor (a). (33+5%) pF dan (b).(1000+15%)p


7
Data 2 :

Sumber jurnal : pengukuran karakteristik kapasitansi tegangan pada dioda lapisan deplensi

Nama penulis : santiwi hartika

Kurva C-V dioda varactor tipe MV2105 14)

Kurva C-V dioda 13)

8
Data ke 3 :

Sumber : jurnal Sintesis Nanokomposit Karbon-TiO2 Sebagai Anoda Baterai Lithium

Penulis : Aflahannisa Astuti

Data ke 4 :

Sumber : jurnal Pengaruh Konsentrasi LiOH terhadap Sifat Listrik Anoda Baterai Litium
Berbasis Karbon Aktif Tempurung Kemiri

Penulis : Hidayati Susana Astuti

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. C-V meter merupakan alat yang biasanya digunakan untuk mengukur karakteristik
kapasitansi teradap tegangan (C-V) dari suatu device.

2. konsep fisika yang mendasari C-V meter ini antara lain kapasitor silinder,kapasitor keping
sejajar,dan dielektrik.

3. adapun kekuatan tegangan yang dibutuhkan oleh alat ini adalah 20 mV dan waktu
tunda 500 ms ke kapasitor 33 pF dan 1000 pF.

10
B. SARAN

1. Ada baiknya ditemukan teknologi baru ataupun alat terbaru dalam pengaplikasian C-V

meter

2. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak

kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut

dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

giancolli. (1999). ljsjfh ihshr. kota padang: unp press.

Giancoli. 2001. Ljsjfh Ihshr. Jakarta: Erlangga http://elektronika-dasar.web.id/definisi-kapasitor/

http://karijal.blogspot.co.id/2011/09/pengembanganmaterial-dan-devais-mos.html
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/607/jbptitbpp-gdl-asepsuhend-30343-3-2008ts- 2.pdf

Ketithey. 2012. CV meas Tips. Jakarta: www keytthey. Com diakses pada tanggal 18 maret 2017

NSF.2012. capacitance voltage measurement. Bandung : ITB diaskes tanggal 18 maret 2017

Tepler.1996. Ljsjfh udtuf Phjds ihd Ybfdjf.Jakarta: Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai