Syafiqatul Fuady - Hukum Termodinamika
Syafiqatul Fuady - Hukum Termodinamika
NIM : 200104500002
TOPIK
“Hukum termodinamika”
Hukum ke 1 Termodinamika
Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan energi. “Energi tidak dapat
diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah bentuknya saja” Terdapat
persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:
Dimana adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J), adalah energi/usaha (J),
dan adalah perubahan energi (J). J adalah satuan internasional untuk energi atau usaha,
yaitu Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor yang diterima atau
dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan perubahan energi.
Hukum ke 2 Termodinamika
Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek dengan
sistem “Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak
akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”
Hukum ke 3 Termodinamika
“Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah sama dengan nol,”
Proses-proses Termodinamika
Proses termodinamika terbagi menjadi empat macam, tergantung dari keadaan tekanan,
volume, dan suhu saat terjadinya proses tersebut. Proses-proses tersebut umumnya
digambarkan dalam diagram P-V, yaitu diagram yang menggambarkan tekanan (P) dan volume
(V) saat proses terjadi. Ada dua hal penting yang harus diingat dari berbagai jenis proses-proses
termodinamika, yaitu variabel yang berubah dan usaha yang dilakukan. Usaha yang terjadi
pada suatu proses termodinamika dapat diketahui dengan menghitung luasan grafik P-V.
1. Isobarik
Isobarik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai tekanan sistem (
). Nilai usaha dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Dari rumus tersebut, diketahui juga bahwa apabila volume membesar (terjadi
pemuaian) maka usaha bernilai positif, dan bila volume mengecil (terjadi penyusutan) maka
usaha bernilai negatif.
2. Isokhorik
Isokhorik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai volume sistem (
). Pada proses ini, nilai usaha adalah 0 karena tidak terdapat suatu luasan bangun
yang terdapat pada gambar P-V.
3. Isotermik
Isotermik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai suhu sistem (
).
Dimana n adalah jumlah zat yang dinyatakan dengan satuan mol, R adalah konstanta
gas, dan T adalah suhu. Rumus ini didapatkan dengan menggabungkan persamaan usaha di
diagram P-V dengan persamaan gas ideal.
4. Adibatik
Adiabatik adalah proses termodinamika yang tidak mengubah nilai kalor sistem (
).
Pada gas monoatomic, usaha yang dilakukan pada proses adiabatik dapat dinyatakan
dengan persamaan:
Jika diperhatikan dengan sekilas, proses adiabatik dan isotermik memiliki diagram P-
V yang serupa. Secara detil, dapat dilihat bahwa proses adiabatik memiliki kemiringan yang
lebih curam dibandingkan proses isotermik seperti contoh grafik berikut.
Jika semua proses tersebut digambarkan menjadi suatu diagram P-V, dapat didapatkan
grafik berikut. Patut diingat bahwa satuan-satuan yang digunakan dalam perhitungan adalah
Satuan Internasional. Sebagai contoh, satuan untuk suhu yang digunakan adalah Kelvin,
satuan untuk volume adalah m3, dan satuan untuk jumlah zat adalah mol.
Mesin Carnot dan Mesin Kalor
Mesin Carnot adalah suatu model mesin ideal yang memiliki efisiensi paling tinggi dari
semua mesin yang mungkin diciptakan. Mesin Carnot bekerja berdasarkan suatu proses
termodinamika yang membentuk siklus, disebut juga siklus Carnot.
Pada siklus Carnot, terdapat 4 proses, yaitu pemuaian Isotermal dari A ke B, pemuaian
adiabatic dari B ke C, pemampatan isothermal dari C ke D, dan pemampatan adiabatic dari D
ke A. Selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Qh dari reservoir bersuhu tinggi
Th dan melepas kalor Qc ke reservoir bersuhu rendah Tc
Usaha yang dilakukan oleh mesin Carnot dapat dinyatakan dengan mengaplikasikan
Hukum Termodinamika 1.
Jika dilihat pada rumus efisiensi tersebut, nilai efisiensi 100% dapat diperoleh jika .
Hal ini tidak mungkin terjadi di dunia nyata, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
sistem di dunia nyata yang mampu mencapai efisiensi 100%.
Mesin Pendingin
Mesin pendingin seperti AC itu kebalikan dari mesin carnot. Mesin pendingin
membuang kalor dari tempat dingin ke tempat panas dan membutuhkan usaha supaya proses
tersebut bisa berjalan. Mesin pendingin membutuhkan usaha.
Kenapa perlu usaha? Ini karena proses pada mesin pendingin adalah tidak spontan.
Usaha yang dibutuhkan untuk menjalankan mesin pendingin dapat dihitung menggunakan
persamaan.
W = Q1 -Q2
Seperti mesin carnot, mesin pendingin juga tidak ideal, alias tidak dapat mengubah
semua usaha untuk membuang panas. Ada sebagian usaha yang dilakukan terbuang menjadi
panas lagi, menjadi bunyi, dan atau menjadi getaran. Jika mesin pendingin itu ideal, maka
persamaan yang berlaku adalah
Ketidakidealan mesin pendingin dapat dilihat dari koefisien performansi. Pada dasarnya,
ini adalah “efisiensi versi mesin pendingin”. Koefisien performansi ditunjukkan dengan
Karena W = Q1 - Q2, maka
1. Termos
Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan
sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian
dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda
dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.
Lemari es memanfaatkan sifat ini. Bahan pendingin yang digunakan sudah menguap
pada suhu -200C. panas yang diperlukan untuk penguapan ini diambil dari ruang pendingin,
karena itu suhu dalam ruangan ini akan turun. Penguapan berlangsung dalam evaporator
yang ditempatkan dalam ruang pendingin. Karena sirkulasi udara, ruang pendingin ini akan
menjadi dingin seluruhnya.
Lemari Es merupakan kebalikan mesin kalor. Lemari Es beroperasi untuk mentransfer
kalor keluar dari lingkungan yang sejuk kelingkungn yang hangat. Dengan melakukan kerja
W, kalor diambil dari daerah temperatur rendah TL (katakanlah, di dalam lemari Es), dan
kalor yang jumlahnya lebih besar dikeluarkan pada temperature tinggi Th (ruangan).
Sistem lemari Es yang khas, motor kompresor memaksa gas pada temperatur tinggi
melalui penukar kalor (kondensor) di dinding luar lemari Es dimana Qhdikeluarkan dan gas
mendingin untuk menjadi cair. Cairan lewat dari daerah yang bertekanan tinggi , melalui
katup, ke tabung tekanan rendah di dinding dalam lemari es, cairan tersebut menguap pada
tekanan yang lebih rendah ini dan kemudian menyerap kalor (QL) dari bagian dalam lemari
es. Fluida kembali ke kompresor dimana siklus dimulai kembali.
Lemari Es yang sempurna (yang tidak membutuhkan kerja untuk mengambil kalor
dari daerah temperatur rendah ke temperatur tinggi) tidak mungkina ada. Ini merupakan
pernyataan Clausius mengenai hukum Termodinamika kedua. Kalor tidak mengalir secara
spontan dari benda dingin ke benda panas. Dengan demikian tidak akan ada lemari Es yang
sempurna.
SUMBER RUJUKAN