DISUSUN OLEH :
NAMA : AFDAL
NIM: 200203500001
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu matakuliah Mesin Konversi Energi (MKE) dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................3
A. Latar Belakang..................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
C. Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
C. Mekanisme Katup...........................................................................................................14
E. Sistem Pengapian............................................................................................................55
BAB III..........................................................................................................................................82
PENUTUP..................................................................................................................................82
A. Kesimpulan.....................................................................................................................82
DAFTAR RUJUKAN....................................................................................................................83
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah motor bakar bensin ?
2. Apa saja komponen yang terdapat dalam motor bakar bensin ?
3. Apa saja jenis atau klasifikasi dari motor bakar bensin ?
4. Bagaimana prinsip dan siklus kerja motor bakar 4 tak dan 2 tak ?
5. Apa saja aplikasi dari motor bakar bensin ?
6. Bagaimanan Perhitungan perubahan energi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah motor bakar bensin.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen motor bakar bensin.
3. Untuk mengetahui klasifikasi motor bakar bensin.
4. Untuk mengetahui prinsip dan siklus kerja motor bakar 4 tak dan 2 tak.
5. Untuk mengetahui aplikasi dari motor bakar bensin.
6.
Kemudian, pada tahun 1885 Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan bakar minyak
yang memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain mobil. Penemuan tersebut
kemudian dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang mechanical engineer yang pertama kali
membangun mobil praktis yang dijalankan oleh mesin yang disebut sebagai internal-combustion
engine pada tahun 1985.
Di Amerika, John W. Lambert menemukan mobil bertenaga bensin pada tahun 1891.
Duryea Brothers menjadi perusahaan pertama yang memproduksi dan menjual kendaraan
tersebut kepada publik.
Segalanya mungkin berjalan tidak terlalu signifikan, sampai pada akhirnya Henry Ford
meluncurkan Model-T yang fenomenal itu, dilengkapi dengan sistem transmisi dan desain yang
lebih baik. Model pertama diproduksi tahun 1908 dan terus mengalami perubahan hingga tahun
1980.
Paten mobil pertama di Amerika Serikat diberikan kepada Oliver Evans pada tahun 1789.
Pada 1804 Evans mendemonstrasikan mobil pertamanya, yang bukan hanya mobil pertama di
AS tapi juga merupakan kendaraan amfibi pertama, yang kendaraan tenaga-uapnya sanggup
jalan di darat menggunakan roda dan di air menggunakan roda padel.
Umumnya mobil pertama mesin pembakaran dalam yang menggunakan bensin dibuat
hampir bersamaan pada 1886 oleh penemu Jerman yang bekerja secara terpisah. Carl Benz pada
3 Juli 1886 di Mannheim, dan Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach di Stuttgart.
Garis-produksi skala besar pembuatan mobil harga terjangkau dilakukan oleh Oldsmobil
pada 1902, dan kemudian dikembangkan besar-besaran oleh Henry Ford pada 1910-an. Dalam
periode dari 1900 ke pertengahan 1920-an perkembangan teknologi otomotif sangat cepat,
disebabkan oleh jumlah besar (ratusan) pembuat mobil kecil yang semuanya bersaing untuk
meraih perhatian dunia.
Pada tahun 1930-an, kebanyakan teknologi dalam permobilan sudah diciptakan, walaupun
sering diciptakan kembali di kemudian hari dan diberikan kredit ke orang lain. Misalnya,
pengemudian roda-depan diciptakan kembali oleh Andre Citroën dalam peluncuran Traction
Avant pada 1934, meskipun teknologi ini sudah muncul beberapa tahun sebelumnya dalam
mobil yang dibuat oleh Alvis dan Cord, dan di dalam mobil balap oleh Miller (dan mungkin
telah muncul pada awal 1897).
Kesuksesan Ford ini di adopsi oleh banyak perusahaan, yang terkenal dengan Fordism
combination of high wages and high efficiency. Kesuksesan ini sangat mendominasi dan cepat
menyebar ke seluruh dunia.
Menurut prinsip kerjanya motor bensin dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu motor
bensin 2 langkah (tak) dan motor bensin 4 (tak) langkah.
Keterangan : Pada saat piston bergerak ke bawah, udara dan campuran bahan bakar yang berada
di ruang bawah piston tidak dapat keluar menuju saluran masuk, karena adanya reed valve.
Piston bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Dalam langkah ini,
campuran udara dan bahan bakar diisap ke dalam silinder. Katup isap terbuka sedangkan katup
buang tertutup. Waktu piston bergerak ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum,
2. Langkah kompresi
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar
dikompresikan/dimampatkan. Katup isap dan katup buang tertutup. Waktu torak mulai naik dari
titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA) campuran udara dan bahan bakar yang diisap
tadi dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya menjadi naik, sehingga akan mudah
terbakar.
3. Langkah usaha
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk
menggerakan kendaraan. Sesaat sebelum torak mencapai TMA pada saat langkah kompresi, busi
memberi loncatan bunga api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan terjadinya
pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong torak kebawah.
Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (engine power).
4. Langkah buang
Piston bergerak dari TMB ke TMA. Dalam langkah ini, gas yang terbakar dibuang dari dalam
silinder. Katup buang terbuka, piston bergerak dari TMB ke TMA mendorong gas bekas
pembakaran ke luar dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai bergerak lagi untuk
persiapan berikutnya, yaitu langkah isap.
Diagram P-V teoritis pada proses pembakaran bahan bakar motor bensin 4 langkah adalah
sebagai berikut:
0 – 1 : Garis Hisap
Torak bergerak ke kanan untuk langkah isap. Pada kecepatan pengisap tertentu, garis akan
berada di bawah garis atm, jadi ada tekanan bawah atau vakum.
1 – 2 : Garis Kompresi
Volume gas dimampatkan pada waktu penghisap bergerak ke sisi tutup. Tekanan naik hingga
mencapai 7 atm sebelum titik mati atas (TMA) busi dinyalakan.
2 – 3 : Garis Pembakaran
Komponen Bergerak
a. Piston
Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama – sama dengan
silinder blok dan silinder head. Piston jugalah yang melakukan gerakan naik turun untuk
melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu meneruskan tenaga hasil pembakaran
ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa piston memiliki fungsi yang sangat penting dalam
melakukan siklus kerja mesin dan dalam menghasilkan tenaga pembakaran. Untuknya maka
piston harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut:
Ringan, agar mudah bagi mesin dalam mencapai putaran tinggi. Jika konstruksi piston
terlalu berat , maka sulit bagi mesin untuk mencapai putaran tinggi, sehingga akselerasi
Tahan terhadap tekanan ledakan karena hasil pembakaran. Pada saat langkah usaha ,
bensin dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik dari busi. Hasil pembakaran ini
akan menimbulkan ledakan dan tekanan yang sangat kuat di dalam ruang bakar, tak
terkecuali piston menerima ledakan dan tekanan dari hasil pembakaran tersebut..
Karenanya selain piston harus ringan tapi piston juga harus kuat dalam menahan ledakan
dan tekanan hasil pembakaran untuk diteruskan menggerakkan poros engkol.
Tahan terhadap pemuaian. Pembakaran campuran bensin dan udara dalam ruang bakar
akan menimbulkan panas, suhu di daerah ruang bakar akan naik sangat tinggi. Seperti
telah kita ketahui bahwa dengan naiknya suhu , maka logam akan mengalami perubahan
bentuk atau memuai. Piston yang terbuat dari logam – logam khusus pun akan mengalami
pemuiaan yang tidak sedikit. Jika pemuaian yang dialami piston berlebihan maka akan
membuat piston terkunci atau ngancing ke dinding silinder blok, sehingga piston akan
berhenti bekerja naik turun dalam silinder , sehingga bisa dikatakan bahwa mesin telah
mati dengan berhentinya piston dalam melakukan gerakan naik turun.
Pena torak
Pena torak berfungsi untuk menyambung atau menghubungkan antara piston dengan
batang torak sehingga dapat bersama-bersama bekerja untuk mentransferkan tenaga yang
dihasilkan oleh pembakaran kepada poros engkol. Pena torak ini dibuat dari baja yang berlubang
Ring piston
Ada dua macam ring piston yang digunakan dalam motor yaitu ring kompresi dan ring oli,
yang masing-masing mempunyai tugas utama yang berbeda, namun semuanya sebagai perapat
yang dipasangkan pada piston/torak yang berhubungan dengan silinder motor. Ring-ring ini
dibuat sedikit lebih dari silinder sehingga bila dipasangkan pada tempatnya dia akan mempunyai
gaya kesamping sehingga menjaga kerapatan ring tersebut dengan silinder.
a) Ring kompresi
Ring kompresi direncanakan untuk merapatkan kebocoran antara piston dengan dinding
silinder sehingga tidak terjadi kebocoran gas yang disebut “blow by”. Apabila terjadi bocoran
gas maka berarti akan mengurangi tenaga yang dihasilkan motor atau mengurangi efisiensi
motor. Disamping itu bila terlalu banyak blow by gas maka akan mengikis oli yang menempel
pada dinding silinder sehingga akan menyebabkan keausan silinder yang lebih cepat.
Ring kompresi dibuat dari besi tuang yang biasanya pada bagian yang bersinggungan dengan
silinder dilapisi dengan logam yang lebih keras seperti Chromium, Molybdenium, atau
Alumunium Oxida agar lebih tahan terhadap keausan.
b) Ring oli
Pada saat motor bekerja dengan normal, cukup banyak oli yang terlempar ke dinding
silinder bahkan kadang-kadang masih ditambah lagi dengan oli yang memancar dari batang torak
sehingga menambah jumlah oli yang menempel pada dinding silinder. Oli pada dinding silinder
ini berfungsi sebagai pelumas yang akan mengurangi gesekan antara dinding silinder dengan ring
piston. Namun demikian oli ini harus tidak boleh naik atau masuk ke dalam ruang bakar, karena
Batang torak
Batang torak digunakan untuk menghubungkan antara piston dengan poros engkol. Bagian
atas atau ujung yang kecil dari batang torak dipasangkan pada pena torak, sedangkan bagian
bawah atau ujung yang besar dipasangkan pada poros engkol pada bagian poros jalan. Ujung
yang besar ini dibuat terpisah (tidak utuh) sehingga memungkinkan untuk memasangkan pada
poros engkol. Adapun pemasangannya dengan menggunakan baut batang torak dimana antara
batang torak dan engkol dipasang bantalan untuk mengurangi gesek yang timbul.
Bahan yang paling umum dipakai untuk batang torak adalah baja campuran yang bertujuan untuk
mendapatkan kekakuan yang maksimum tetapi beratnya yang seminimum mungkin sehingga
memungkinkan untuk bekerja pada putaran yang tinggi.
b. Poros engkol
Tugas utama dari poros engkol adalah untuk merubah gerak lurus yang dihasilkan torak
menjadi gerak putar dengan perantaraan pena torak dan batang torak. Namun demikian semua
yang bergerak karena gerakan motor adalah melalui atau memanfaatkan gerakan poros engkol ini
seperti poros nok, pompa oli, pompa bahan bakar, altenator, pompa air dan sebagainya.
Poros engkol terdiri dari penyangga utama (main journal) dan crankpin dimana batang
torak dipasangkan, balancer, vibration damper, dan roda penerus. Penyangga utama berfungsi
sebagai penyangga poros engkol dimana penyangga utama ini didukung oleh blok silinder dan
tutup bantalan utama. Jumlah penyangga utama tidak mesti sama dengan jumlah crankpin ,
sedang untuk motor dengan silinder segaris jumlah crankpin sama dengan jumlah silinder tetapi
untuk motor V atau motor pancake jumlah crankpin setengah jumlah silindernya. Balancer atau
bandul penyeimbang berfungsi untuk membuat poros menjadi seimbang baik statis maupun
Poros engkol dibuat dengan ditempa atau dituang dengan pekerjaan lanjut untuk
mendapatkan poros engkol yang betul sesuai dengan yang diinginkan. Namun demikian yang
paling banyak dipakai adalah poros engkol yang dibuat dengan cara dituang, sedang poros
engkol yang dibuat dengan ditempa dipakai pada motor yang dituntut kerja atau performance
yang tinggi.
c. Fly wheel
Roda gila atau fly wheel adalah sebuah piringan roda besi yang terbuat dari baja tuang
yang tahan puntir dan tekanan, roda gila ini berfungsi untuk meredam terjadinya perubahan
kecepatan putaran mesin mobil. Dengan kata lain roda gila berfungsi untuk menyimpan putaran
mesin jika terjadi kelebihan tenaga dan menyuplai tenaga mesin jika terjadi kekurangan tenaga.
Hasilnya adalah didapatkan putaran mesin yang stabil. Roda gila atau fly wheel dapat
menyimpan energi mekanik putaran mesin mobil dalam kurun waktu singkat. Fungsi yang kedua
dari roda gila atau flywhell pada mesin mobil adalah sebagai tempat untuk menaruh cover clutch
atau pegas matahari kopling, diantara cover clutch dan roda gila terdapat plat kopling atau
kampas kopling mobil atau plat kopling terletak diantara roda gila dan matahari kopling atau
cover clutch. Fungsi Roda gila yang ketiga adalah untuk memberikan start awal putaran mesin
dengan memasang ring gear pada bagian sisi luar lingkaran roda gila, ring gear ini terhubung
dengan pinion gear motor starter ketika mesin mobil di stater dari kunci kontak.
b. Blok silinder
Blok silinder dan ruang engkol merupakan bagian utama dari motor bakar. Bagian-bagian
lain dari motor dipasangkan di dalam atau pada blok silinder,sehingga terbentuk susunan motor
yang lengkap. Pada blok silinder ini terdapat lubang silinder yang berdinding halus,dimana torak
bergerak bolak-balik dan pada bagian sisi-sisi blok silinder dibuatkan sirip-sirip maupun lubang-
lubang mantel air pendingin yang digunakan untuk pendinginan motor. Silinder bersama-sama
dengan kepala silinder membentuk ruang bakar, yaitu tempat melaksanakan pembakaran bahan
bakar.
Blok silinder dan ruang engkol dapat dituang menjadi satu bagian atau terpisah satu sama
lain, kemudian disatukan dengan baut-baut. Variasi lain dalam konstruksi blok silinder ialah
dengan pemasangan tabung silinder ke dalam blok silinder. Tabung ini dibuat dari besi tuang
atau baja tuang.
Fungsi silinder :
kaku, pembebanan tekan tidak boleh mengakibatkan perubahan elastisitas pada bentuk.
ringan dan kuat.
konstruksi memungkinkan pendinginan yang rata.
pemuaian panas harus sesuai dengan bagian-bagian yang terpasang pada blok tersebut
(seperti ; poros engkol, kepala silinder).
Ada dua jenis tabung silinder yang digunakan, yaitu tabung basah dan tabung kering.
Tabung kering umumnya dibuat dari baja dan dinding luar maupun dinding dalam nya
dikerjakan dengan teliti. Tabung ini ditekan ke dalam blok silinder sehingga terbentuk lapisan
pada silinder. Paking untuk mencegah kebocoran air pendingin tidak diperlukan.
Bila mesin digunakan dalam waktu yang cukup lama, dinding silinder akan sedikit menjadi
aus, ini dapat diperbaiki dengan jalan mengebor kembali dinding silinder, silinder yang telah
dibor memerlukan torak dengan ukuran lebih besar disebabkan bertambahnya diameter linier
silinder.
Bila dinding silinder yang terbuat dari besi tuang aus dan pengeboran tidak dapat dilakukan
maka silinder masih dapat diperbaiki dengan jalan memasangkan pelapis silinder (tabung
silinder).
Pada umumnya, bentuk dan kontruksi blok silinder pada beberapa faktor . Faktor-faktor itu
antara lain jumlah silinder, susunan silinder, diameter silinder, langkah torak, volume langkah,
perbandingan kompresi, susunan katup, cara pendinginan silinder, bahan yang digunakan, bentuk
tuangan, cara penungan dan penyelesaian benda tuang.
a) Sebaris.
kontruksi sederhana
baik untuk 2 silinder sampai 6 silinder
b) Bentuk “V”
kontruksi lebih pendek
baik untuk 6 silinder sampai 12 silinder
sifat getaran paling buruk sehingga jarang digunakan untuk 2atau 4 silinder
c) Boxer ( Tidur )
konstruksi lebih rendah tapi lebar
baik untuk 2 silinder sampai 12 silinder
c. Intake manifold
MKE | MOTOR BAKAR BENSIN 18
Intake manifold (saluran masuk), komponen ini merupakan saluran dimana campuran
bahan bakar dan udara lewat dari karburator ke ruang bakar.
d. Exhaust manifold
Exhaust Manifold, merupakan saluran pembuangan gas hasil pembakaran dari ruang bakar
ke knalpot.
e. Carter/Bak oli
Carter atau bak oli Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai penampung oli,
terbuat dari plat baja yang kuat dan tahan terhadap tekanan dari luar, karena posisi nya di bawah
sendiri, maka resiko bertumbukkan dengan benda keras di jalan sangat mungkin terjadi.bak
carter ini dihubungkan dengan blok silinder dan diberikan perapat atau gasket supaya tidak
terjadi kebocoran oli. Desain dari carter ini berbeda- beda tiap pabrikan akan tetapi hampir
semuanya bernetuk di bawah ini, ada ruang cekungan yang di dalamnya nanti digunakan
untuk tempat pompa oli, dan di bagian paling bawah ada baut yang digunakan untuk
mengeluarkan oli pada saat ganti oli mesin.
Prinsip kerja:
Saat engkol berputar 2 kali, poros akan berputar 1 kali, gerak putar poros nok akan menekan
katup terbuka. Saat nok tidak menekan lagi, akibat pegas katup maka katup tertutup kembali.
Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camshaft juga berputar melalui timing
belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust camshaft melalui roda-roda gigi. Bila
sumbu nok (camshaft) berputar, nok akan menekan ke bawah pada valve lifter dan membuka
katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas.
Setiap sumbu nok berputar satu kali akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang
satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol.
f. Pengangkat katup
Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada mesin
OHV, masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan katup melalui batang
penekan (push rod) perhatikan gambar. Pengangkat katup bergerak turun dan naik pada
pengantarnya yang terdapat didalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan juga membuka
dan menutup katup.
Mesin yang mempunyai pengangkat katup konvensional celah katupnya harus disetel dengan
tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup. Beberapa
g. Batang penekan
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada
pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV batang katup ini meneruskan
gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.
Sistem bahan bakar adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk mencampur udara dan
bahan bakar selanjutnya mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran bahan bakar dan udara tersebut terdapat dua
macam, yaitu :
a. Konvensional (karburator)
b. Sistem injeksi (EFI system)
Tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis. Tangki ini biasanya diletakkan
di bagian belakang kendaraan untuk mencegah kebocoran apabila terjadi benturan. Bagian dalam
tangki dilapisi bahan pencegah karat dan dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk
mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan yang tidak
rata.
Pada sistem bahan bakar terdapat 3 saluran bahan bakar yaitu: saluran utama yang
menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan , saluran pengembali yang menyalurkan
bahan bakar kembali dari karburator ke tangki, dan saluran uap bahan bakar yang menyalurkan
gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.
Saringan bahan bakar berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin terdapat
di dalam bensin.
Berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang berasal dari ruang pelampung
pada karburator dan uap bensin yang dikeluarkan dasi saluran emisi pada saat tekanan di dalam
tangki naik. Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister dikirim langsung ke intak
manifold, kemudian ke ruang bakar untuk dibakar pada saat mesin hidup.
Pompa bahan bakar digerakkan oleh mesin itu sendiri, sedangkan pompa bahan bakar listrik
digerakkan oleh arus listrik.
Pompa bahan bakar listrik langsung bekerja setelah kunci kontak di ON-kan. Pompa bahan
bakar listrik dapat ditempatkan di mana saja dengan tujuan menghindari panas dari mesin.
f) Karburator
Karburator berfungsi untuk mengubah bahan bakar yang berbentuk cair menjadi kabut dan
mengalirkannya ke silinder sesuai dengan kebutuhan mesin.
Macam-macam karburator
Karburator ini menggunakan venturi tetap, besarnya vakum mengalir melalui venturi
tersebut sesuai dengan kecepatan aliran udara yaang melewati venturi itu yang dipengaruhi oleh
beban mesin dan pembukaan katup gas. Keadaan tersebut mempengaruhi banyak sedikitnya
bahan bakar yang keluar dari nosel.
Karburator ini permukaan venturinya dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang
dihisap. Keistimewaannya adalah perubahan membuka venturi sama saat kecepatan rendah dan
sedang, serta pada beban ringan dan sedang. Sehingga volume bahan bakar berubah sesuai
dengan volume udara yang masuk dan hambatan udara yang masuk menjadi kecil, maka
karburator jenis ini dapat mencapai output yang tinggi. Karburator variable venturi mempunyai
tingkat aliran udara yang tetap, sehingga diperoleh campuran yang baik antara udara dan bahan
bakar.
Karburator jenis air valve mempunyai dasar karburator arus turun dua barrel (down draft
double barrel), tetapi konstruksinya sama dengan secondary yang domodifikasi. Katup udara
terpasang di dalam silinder secondary dan membukanya air valve bervariasi sesuai dengan
dengan jumlah udara yang dihisap.
Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar bekerja konstan. Karburator jenis ini
mempunya tahanan aliran udara pada venturi sehingga mampu menghasilkan output yang besar.
Disamping itu membuka dan menutupnya katup throttle secara mekanik, sehingga tidak
diperlukan diafragma lagi.
2. Menurut arah masuk campuran udara dan bahan bakar, kaburator dibedakan:
Prinsip dasar karburator sama dengan dengan prinsip yang terjadi pada pengecatan dengan
penyemprotan.
Pada saat udara ditiup melalui ujung pipa penyemprot, tekanan di dalam pipa akan rendah.
Akibatnya cairan yang ada di dalam tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-
partikel kecil saat terdorong oleh udara.
Semakin cepat aliran udara, maka semakin rendah tekanan udara pada ujung pipa sehingga
semakin banyak cairan bahan bakar yang keluar dari pipa.
Prinsip kerja karburator berdasarkan pada hukum-hukum fisika yaitu hukum Kontinuitas
dan hukum Bernauli. Bila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung, maka banyaknya fluida
atau debit aliran (Q) adalah:
Q = A . V
Untuk memenuhi kebutuhan kerja, pada karburator terdapat beberapa sistem yaitu:
5. Sistem Tenaga (Power system) 11. Deceleration Fuel Cut Off System
6. Sistem Percepatan
1. Sistem Pelampung
Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan bakar pada ruang
pelampung selalu konstan. Di dalam ruang pelampung terdapat pelampung (float) dan jarum
pelampung (needle valve). Pada pelampung terdiri dari dari jarum, pegas dan pin. Pada katup
jarum terdapat pegas yang berfungsi untuk mencegah pembukaan katup jarum pada saat
kendaraan terguncang.
Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan bahan bakar,
sedangkan jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang
berasal dari pompa bahan bakar.
Cara kerja:
Bila permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung akan turun
sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya bahan bakar yang berasal dari
pompa bahan bakar mengalir ke ruang pelampung.
Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang pelampung naik, maka
pelampung juga ikut naik sehingga jarum pelampung menutup saluran bahan bakar. Akibatnya
aliran bahan bakar terhenti. Sehingga permukaan bahan bakar selalu konstan meskipun putaran
mesin berubah-ubah.
Cara kerja:
Pada saat mesin berputar satsioner, bahan bakar mengalir dari ruang pelampung melalui
primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet, katup solenoid dan akhirnya ke ruang
bakar melalui idle port. Atau Primary main jet→slow jet→economizer jet→solenoid
valve→idle port→ruang bakar.
Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari ruang pelampung langsung
menuju primary main nozle (nosel utama primer).
Sementara dari idle port dan slow port tidak lagi mengeluarkan bahan bakar karena
kevakuman pada idle port dan slow port lebih rendah daripada di daerah primary main nozle.
Atau alirannya: Primary main jet→primary main nozle→ruang bakar.
Cara kerja:
Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas sekunder (secondary throttle valve)
erbuka sehingga bahan bakar keluar selain dari nosel utam primer juga melalui nosel utama
sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk lebih banyak lagi, karena bahan
bakar keluar dari kedua nosel tersebut.
Primary High Speed System mempunyai perencanaan untuk pemakaianbahan bakar yang
ekonomis. Apabila mesin harus mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan
bahan bakar ke primary high speed system. Tambahan bahan bakar disuplai oleh power system
sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi (12 – 13 : 1).
Cara kerja:
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman pada intake manofold besar sehingga
power piston akan terhisap pada posisi atas. Hal ini akan menyebabkan power spring (B)
menahahan power valve sehingga power vallve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada intake manifold akan
berkurang sehingga kevakuman tersebut tidak mampu melawan tegangan pegas power valve
(spring A). Akibatnya power piston akan menekan power valve sehingga saluran power jet
terbuka dan akhirnya bahan bakar keluar dari primary main jet dan power jet.
Pada saat pedal gas diinjak dengan tiba-tiba, katup gas akan membuka secara tiba-tiba pula
sehingga aliran udara akan mengalir lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat
karena berat jenisnya lebih besar daripada berat jenis udara sehingga campuran bahan bakar dan
udara lebih krus, padahal pada sistem ini dibutuhkan campuran yang kaya maka karburator
dilengkapi sistem percepatan.
Pada saat pedal gas diinjak tiba-tiba, plunger pompa akan bergerak turun menekan bahan
bakar yang ada di ruangan di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong
outlet steel ball dan discharge weight sehingga bahan bakar mengalir melalui pump jet menuju
ke ruang bakar.
7. Sistem Cuk
Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap dengan baik dan sebagian
campuran udara dan bahan bakar yang mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold
karena intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan mengakibatkan campuaran
udara dan bahan bakar menjadi kurus sehingga mesin sukar hidup.
Sistem cuk membuat campuran udara dan bahan bakar menjadi kaya (1 : 1) yang
disalurkan ke dalam silinder apabila mesin masih dingin.
Ada 2 jenis sistem cuk yang digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan
sistem cuk otomatis.
Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup katup cuk digunakan linkage yang
dihubungkan ke ruang kemudi.
Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk cukup menarik atau menekan
tombol cuk yang ada pada instrumen panel (dashboard).
Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan menutup secara otomatis tergantung
dari temperatur mesin. Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada karburator ada
2 macam sistem yaitu; sistem pemanas dari exhaust dan sistem elektrik.
Cara Kerja :
Pada saat mesin distart katup cuk tertutup rapat hingga temperatur di ruangan mesin
mencapai 25º C. Apabila mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk menutup maka akan terjadi
kefakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar keluar melalui
primary low dan high speed system dan campuran menjadi kaya. Setelah mesin hidup, pada
terminal L timbul arus dari voltage regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke relay
sehingga menjadi ON. Akibatnya arus dari ignition switch mengalir melalui choke relay menuju
ke massa electric heat coil. Apabila electric heat membara/panas maka bimetal element akan
mengembang dan akan membuka choke valve.
Catatan:
Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel pada saat mesin masih
dingin dan katup cuk dalam keadaan menutup.
Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan sekali, kemudian dibebaskan,
maka pada saat yang sama, fast idle cam yang dihubungkan dengan cuk melalui rod berputar
berlawanan arah jarum jam. Kedmudian fast idel cam menyentuh cam follower yang
dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup throttle akan membuka sedikit.
Cara kerja :
Pada saat temperatur masin naik, maka bimetal membuka thermostatic valve, sehingga
udara dari air horn mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara dalam flange
sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal kembali. Katup thermostatic mulai
membuka apabila tempertur di sekeliling elemen bimetal telah mencapai 55º C dan akan
membuka penuh pada temperatur 75º C.
Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak dimatikan (off), karena ruang
bakar masih panas yang diakibatkan oleh tertumpuknya karbon (deposit) yang membara.
Apabila kunci kontak di-On-kan, maka arus akan mengalir dari baterai ke solenoid sehingga
solenoid akan menjadi magnet. Akibatnya katup tertarik sehingga saluran pada economizer jet
terbuka dan bahanbakar dapat mengalir ke idle port.
Setelah kunci kontak dimatikan, arus listrik yang menuju solenoid tidak mengalir sehingga tidak
timbul kemagnetan pada solenoid. Akibatnya katup solenoid turun dan menutup saluran pada
economizer jet sehingga bahan bakar tidak dapat mengalir menuju ke idle port.
Bila mesin sedang berputar pada putaran tinggi, kemudian kunci kontak dimatikan maka
pada ruang bakar akan terjadi kelebihan bahan bakar karena kevakuman yang terjadi di bawah
katup throttle cukup tinggi. Hal ini terjadi karena katup throttle pada posisi menutup, sementara
putaran mesin masih tinggi. Fungsi dashpot adalah untuk memperlambat penutupan katup
throttle dari putaran tinggi sehingga tidak akan menambah emisi gas buang.
Cara kerja:
Selama pengendaraan berjalan normal, tidak ada vakum pada TP port sehingga pegas
dalam TP port menekan diafragma ke kiri menggerakkan TP adjusting screw ke kiri.
Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh adjusting screw untuk
mencegah katup throttle menutup penuh. Kemudian vakum dari TP port bekerja pada
pada diafragma melalui jet untuk memungkinkan katup throttle berangsur-angsur
menutup.
Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat sementara putaran mesin masih
tinggi sehingga mengakibatkan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar yang masuk ke ruang
bakar lebih banyak dan campurannya menjadi kaya. Untuk itu pada karburator dilengkapi
dengan “Deceleration Fuel Cut Off System” yang berfungsi menutup aliran bahan bakar dari
slow port sehingga konsentrasi CO dan HC dapat diturunkan.
Cara kerja:
Bila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal gas dilepas (deselerasi) maka
vakum pada TP port akan lebih besar dari 400 mmHg vakum switch akan Off dan
solenoid valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve menutup saluran bahan
bakar yang menuju ke slow port dan idle pot.
Bila putaran mesin mencapai 2000 rpm, maka solenoid valve akan mendapat masa dari
emission control computer kembali sehingga saluran bahan bakar ke slow port dan idle
port terbuka dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal ini untuk mencegah mesin mati
dan mempertahankan agar mesin dapat hidup pada putaran idle.
b) Tipe L-EFI
Dalam sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir
melalui intake manipold sehingga data yang dihasilkan lebih akurat. Dewasa ini, pada kendaraan
EFI tipe L-EFI lebih banyak digunakan.
Fast idle air control (Dingin) Fast idle air control Posisi (Panas)
2. Fuel Filter
Fuel filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing lainnya dari bensin
supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel
Fuel Pressure Regulator berfungsi mengatur tekanan bensin yang ke injector – injector.
Jumlah injeksi bensin dikontrol sesuai lama signal yang diberikan ECU ke injector. Oleh karena
itu tekanan tetap pada injektor harus dipertahankan. Karena adanya perubahan tekanan pada
bensin (injeksi bensin oleh injector) dan variasi perubahan vacuum intake manifold, jumlah
bensin yang diinjeksikan sedkit berubah sekalipun signal injeksi dan tekanan bensin tetap. Oleh
karena itu, agar jumlah injeksinya tepat, tekanan bensin harus dipertahankan pada 2,1 ~ 2,6
kg/cm2.
MKE | MOTOR BAKAR BENSIN 57
4. Pulsation Damper
5. Injector
ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh
temperatur. Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT
berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi
besar penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air
pendingin mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.
Throttle Position Sensor (TPS) dihubungkan dengan throttle valve shaft pada throttle
bodyuntuk mendeteksi pembukaan throttle valve.
Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis
VSS yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan
oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed sensor pada
panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital yang
kemudian dikirim ke ECU.
CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak
dapat distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi
melalui putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi
pembukaan dan penutupan intake dan exhaust valve. Signal digital dari CMP ini, oleh ECU
digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI bersama-sama dengan signal dari sensor CKP.
CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt pulley atau
dibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan listrik. Sensor
CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari CKP
sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume. Selain digunakan untuk
mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor utama sistem pengapian.
Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk menentukan ignition timing.
Fungsi sistem pengapian pada motor bensin adalah untuk menyalakan campuran udara-
bahan bakar yang telah dikompresikan di dalam ruang pembakaran. Hal ini akan terjadi pada saat
yang tepat untuk mengawali terjadinya pembakaran.
5) Sel penghubung
Masing-masing sel dalam baterai dihubungkan dalam hubungan seri. Hubungan ini dipakai
dalam penghubung sel, dalam rangka mengurangi bagian dalam dan berat.
4) Distributor
Distributor berfungsi sebagai alat pemutus dan pembagi arus pengapian yang akan di
salurkan ke spark plug (busi)
a) Rotor
Rotor merupakan suatu komponen dalam system pengapian. Rotor berfungsi sebagai
pembagi arus ke beberapa busi, sesuai dengan system pengapiannya.
b) Platina
Platina (breaker point) berfungsi memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumpaian
primer dan koil pengapian (ignition coil), untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada
kumparan sekunder dengan jalan induksi magnet listrik. Induksi terjadi saat platina (breaker
point) diputus atau terbuk
Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dan koil
pengapian (ignition coil) ke busi. Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam koil pengapian (ignition coil) ke busi melalui
distributor tanpa adanya kebocoran. OIeh sebab itu, penghantar (core) dibungkus.
7. Busi
c. ON atau IG menghubungkan arus atau tegangan dari baterai ke ignition (Coil +).
d. ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater (T.50) sehingga motor
stater akan berputar menggerakkan mesin.
Pada sistem pengapian transistor, signal generator dipasang didalam distributor untuk
menggantikan breaker point dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk
mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada koil pengapian. Sedang
pada IIA ( Integrated Ignition Assembly ) koil pengapian terletak didalam distributor sehingga
lebih praktis dan kompak.
1) Distributor
Distributor adalah komponen yang vital dalam sistem ini. Di dalam distributor sistem ini
terdapat beberapa komponen dan yang membedakan sistem IIA ini adalah koil pengapian yang
terletak didalam distributor.
2) Rotor Koil
Berfungsi mendistribusikan arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian ke
masing-masing silinder sesuai Firing Order (urutan penyalaan). 2. Signal generator Perbedaan
utama pada sistem pengapian transistor dengan sistem pengapian konvensional adalah pada
signal generator dan igniter yang menggantikan breaker point dan cam. Signal generator adalah
semacam generator arus bolak balik yang berfungsi untuk menghidupkan power transistor
didalam igniter untuk memutuskan arus primer pada koil pengapian pada saat pengapian yang
tepat. Signal generator terdiri dari magnet permanen yang memberi garis gaya magnet kepada
pick up coil yang berfungsi untuk membangkitkan arus AC dan signal rotor yang menginduksi
tegangan AC didalam pick up coil sesuai dengan saat pengapian. Signal rotor mempunyai gigi-
gigi sebanyak jumlah silinder. Pada Nissan twin cam jumlah gigi pada signal rotor berjumlah 4
buah sesuai jumlah silindernya.
Garis gaya magnet dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil.
Celah udara antara rotor dan pick up coil menyebabkan kepadatan garis gaya magnet berubah-
ubah sehingga membangkitkan tegangan pada pick up coil.
Gambar dibawah ini menunjukkan perubahan posisi signal rotor terhadap pick up coil,
perubahan garis gaya magnet dan gaya gerak listrik yang dihasilkan.
Saat gigi rotor berada pada posisi A , celah dengan pick up coil adalah yang terbesar
sehingga gaya magnetnya pun sangat lemah dan tidak ada tegangan yang dibangkitkan. Pada
posisi B perubahan garis gaya magnet adalah yang terbesar dan gaya gerak listrik yang
dihasilkan maksimum. Pada posisi antara B dan C perubahan garis gaya magnet berkurang dan
gaya listrik yang dihasilkan juga berkurang.Karena gaya gerak listrik dalam pick up coil
3) Igniter
Perubahan gaya listrik yang terjadi pada signal generator akan dideteksi oleh igniter.
Igniter adalah sebuah detektor yang terdiri dari detektor yang berfungsi menerima signal dari
signal generator, amplifier yang berfungsi untuk menguatkan signal tersebut, dan power
transistor yang akan memutus dan menghubungkan arus primer pada koil pengapian sesuai
signal yang diterima dari signal rotor.Igniter juga dilengkapi Dwell control yang berfungsi untuk
mengatur lamanya arus yang masuk ke kumparan primer pada koil pengapian. Igniter juga
dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus yaitu untuk membatasi arus maksimum pada kumparan
primer yang disebut Current limiting circuit.
4) Sentrifugal advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai putaran mesin, yaitu saat putaran mesin
naik maka sentrifugal akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian. Pemeriksaan
komponen pada sentrifugal dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, lepas vacuum
hose dan sumbat vacuum hose tersebut.
Naikkan putaran mesin dan periksa saat pengapian dengan timing light apakah terjadi pemajuan
saat pengapian sesuai pertambahan putaran mesin, jika tidak terjadi pemajuan saat pengapian
maka lepas distributor dan periksa dan gantilah sentrifugal spring.
5) Vacuum advancer
Berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai beban mesin, yaitu saat kevakuman
dalam karburator naik maka tekanan dalam diafragma bertambah dan menekan spring serta
controler rod sehingga akan menggeser base plate untuk memajukan saat pengapian.
Pemeriksaan vacuum advancer dapat dilakukan dengan cara menghidupkan mesin, hubungkan
vacuum pump ke nipple dan tambahkan vacuum pada vacuum pump secara bertahap dan periksa
apakah terdapat pemajuan saat pengapian sesuai penambahan vacuum pada vacuum pump. Jika
tidak terjadi pemajuan saat pengapian kemungkinan besar terjadi gangguan pada diafragma atau
1) Mesin Mati
Saat kunci kontak ON maka tegangan dialirkan ke titik P. Tegangan pada titik P berada
dibawah tegangan basis yang diperlukan untuk mengaktifkan transistor melalui pengatur
tegangan R1 dan R2, akibatnya transistor akan tetap OFF selama mesin mati, dan tidak ada arus
yang mengalir ke kumparan primer koil pengapian.
Ada berbagai jenis sistem pengapian. Sebagian besar sistem ini dapat ditempatkan menjadi
salah satu dari tiga kelompok yang berbeda: pemutus titik sistem pengapian konvensional jenis
(digunakan sejak awal 1900-an), sistem pengapian elektronik (populer sejak pertengahan tahun
70-an), dan sistem pengapian distributorless ignation (diperkenalkan di pertengahan 80-an).
Sistem pengapian DLI adalah suatu sistem pengapian eletronik tanpa distributor yang
membuat perawatan dan efektivitas pengapian lebih sempurna. Sistem DLI (distributor less
ignition) ini, tiap spark plug (busi) dilayani oleh sebuah koil sehingga pengapian jauh lebih besar
serta stabil dan merata di tiap silindernya. Efeknya, pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin
lebih efisien namun bertenaga.
Sebuah sistem pengapian DLI dibagi menjadi sirkuit primer dan sekunder. Rangkaian
utama membawa tegangan rendah. Sirkuit ini hanya beroperasi pada baterai dan dikendalikan
oleh poin pemutus dan saklar pengapian. Rangkaian sekunder terdiri dari : gulungan sekunder
koil, kabel tegangan tinggi antara distributor dan kumparan (biasa disebut kabel coil) pada
distributor koil eksternal, tutup distributor, distributor rotor dan spark plug.
Distributor adalah elemen pengendali sistem. Menghidupkan arus utama dan mematikan
dan mendistribusikan arus ke busi yang tepat setiap kali percikan dibutuhkan. Distributor adalah
Komponen utama dari pengapian distributorless pada taruna oxxy 2005 adalah:
ECU atau Engine Control Unit
ICU atau Unit Ignition Control
Device Memicu Magnetik seperti crankshaft Posisi Sensor dan Camshaft Position Sensor
Coil Paket
waktu pengapian adalah pengukuran, dalam derajat rotasi poros engkol, dari titik di mana
percikan api busi di setiap silinder. Hal ini diukur dalam derajat sebelum atau setelah Top Dead
Center (TDC) dari stroke kompresi. Karena membutuhkan sepersekian detik untuk busi untuk
menyalakan campuran di dalam silinder, busi memercikan api sedikit sebelum piston mencapai
TMA. Jika tidak, campuran tidak akan benar-benar tersulut sebagai piston melewati TMA dan
kekuatan penuh ledakan itu tidak akan digunakan oleh mesin. Pengapian waktu pada banyak
kendaraan saat ini dikendalikan oleh komputer kontrol mesin dan tidak disesuaikan. Namun
waktu tersebut dapat dibaca menggunakan alat scan tersambung ke konektor data link.
Pengukuran waktu diberikan dalam derajat perputaran poros engkol sebelum piston
mencapai TMA (BTDC). Jika pengaturan untuk pengapian 5 ° BTDC, busi harus api 5 ° sebelum
piston mencapai TMA masing-masing. Ini hanya berlaku, namun, ketika mesin berada pada
kecepatan idle. Dengan meningkatnya kecepatan mesin, piston lebih cepat. Busi harus membakar
Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar
menjadi tenaga gerak. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga
penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–gesekan,
sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu sendiri. Panas yang
diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang
dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak, untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin
dengan media air atau udara untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C.
Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas
yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, dengan media air yang disirkulasi oleh
pompa.
Pendinginan udara
Kelebihan
Tipe ini memiliki kelebihan :
Pendinginan air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas ke udara.
Komponen utama
Radiator berfungsi sebagai tempat menampun air sekaligus mendinginkan air yang berasal dan
akan dialirkan ke mesin.
Water pump : berfungsi untuk mensirkulasikan air ke dalam sistem pendingin.
Radiator Cup: berfungsi mengatur tekanan dan suhu air pendingin di dalam radiator.
Water jacket: adalah ruang dalam blok mesin dan silinder blok yang menampung dan
menghantarkan panas mesin ke air pendingin.
Thermostat: berfungsi untuk mengatur suhu kerja mesin dengan cara mengatur sirkulasi air
pendingin.
Selang : adalah komponen untuk mensirkulasikan air pendingin dari radiator ke blok mesin atau
sebaliknya.
Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah pendinginan pada radiator untuk membantu
mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara luar.
Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas
1. radiator
sekarang saya akan menjelaskan konstruksi serta fungsi dari radiaStor yang digunakan
pada sistem pendingin. Sebagaimana Anda ketahui bahwa radiator adalah tempat menampung
cairan pendingin yang digunakan untuk mendinginkan mesin. Cairan ini ada bermacam - macam
ada yang menggunakan cairan khusus untuk pendingin , namun ada juga yang menggunakan air
saja.
Secara konstruksi radiator ini terdiri atas tangki atas , tangki tengah dan tangki bawah.
Pada tangki atas terdapat pipa yang dihubungkan dengan selang yang menyalurkan air pendingin
dari mesin. Sedangkan pada tangki tengah terdapar pipa pendingin yang dibuat menggulung dan
fin yang berguna untuk menurunkan panas air pendingin dari mesin. Air pendingin ini akan
mengalir terus ke tangki bawah radiator. . Di bagian tangki bawah ini lah terdapat pipa keluaran
yang akan dihubungkan dengan selang menuju water pump. Secara singkatnya aliran air
pendingin dalam radiator adalah sebagai berikut:Air pendingin dari mesin akan masuk melalui
3. Radiator cup
Cara kerja tutup radiator
Tutup radiator terletak sebagai penutup dari radiator, namun fungsi dari tutup radiator
bukan hanya sebagai tutup saja. Tutup radiator memiliki fungsi yang jauh lebih penting daripada
hanya sekedar tutup saja. Fungsi lain dari tutup radiator adalah untuk mengatur tekanan air
pendingin dalam radiator. Pada saat mesin dihidupkan air pendingin akan menyerap panas mesin,
sehingga suhu air menjadi naik. Semakin tinggi panas mesin , maka suhu air pendingin pun ikut
naik tinggi juga. Air pendingin ini akan diturunkan kembali suhunya di radiator agar dapat
digunakan kembali untuk menyerap panas dari mesin lagi. Jika suhu air pendingin ini naik, maka
tekanan air pendingin pun akan ikut naik juga. Tekanan air pendingin didalam radiator ini diatur
agar radiator dapat menampung air pendingin yang panas terdebut dalam radiator dan juga
pendingin di mesin dapat terus maksimal / sempurna. Jika suhu air pendingin yang terus naik
dibiarkan , maka dapat membuat radiator rusak dan mesin cepat panas. Jadi pemeriksaan dan
perawatan tutup radiator mesti diperhatikan.
Baiklah sekarang akan saya jelaskan mengenai cara kerja tutup radiator. Pada tutup radiator
tertera angka yang menunjukkan pada tekanan berapa tutup radiator membuka untuk membuang
sebagian air pendingin keluar dari radiator. Sebagai contoh di sini saya ambil 0.9. Angka itu
menunjukkan pada tekanan 0,9 kg/cm air pendingin di radiator akan dibuang keluar. Air itu tidak
dibuang keluar seperti yang anda kira, namun air itu akan dibuang keluar menuju tangki
reservoir yang terletak di samping radiator.
Sistem pengaturan tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli di dalam rumah pompa
untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan. Katup pembebas tekanan oli memungkinkan
takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli
pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
2. Oil Filter (Saringan Oli)
Digunakan untuk melepaskan debu, kotoran, karbon, dan partikel lain di luar bahan oli dan
menjaga kebersihan elemen. Berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan serbuk-
serbuk dari alam mesin yang dapat merusak bantalan-bantalan (bearing) atau bagian mesin
lainnya
•
2
( )
1 2
V i=π . r . L .s V i=π D . L.. s
2
• S = jumlah torak
• Perbandingan kompresi
V i+ V s Vi
• C= =1+
Vs Vs
• Dimana:
• Vi = volume langkah torak
• Vs = volume sisa
T1 T4
η otto = 1 - atau η otto = 1 -
T2 T3
V 2 k−1
Karena T1/T2 = ( )
V1
Soal :
Sebuah siklus otto, mengkompresi sejumlah udara pada tekanan 1 atm dan 25 derajat C. Perbandingan
kompresinya = 7 dan tekanan akhir pemasukkan panas adalah 18 atm. Faktor perbandingan panas jenis
k = 1,4 tentukan efisisensi thermal siklus otto tersebut!
1
Jawab : η otto= 1 - k−1
r
1
=1- 0,4 = 0,54 = 54,1 %
7
Komponen bergerak :
Piston
Poros engkol
Flw wheel
Kepala silinder
Blok silinder
Intake manifold
Exhaust manifold
Carter
Alfian. 2013. Komponen dan Cara Kerja Mesin 4 Tak. http://alfianco.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 20 januari 2014.
Arman. 2014. Definisi Piston Engine. https://jordiarman10.wordpress.com. Diakses pada tanggal
18 januari 2014.
Otomotif Machine. 2010. Blok Silinder Motor Bakar. http://otomotifmachine.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 18 januari 2014.
Sabiq. 2014. Sistem Pengapian. http://sabiqptm.blogspot.com. Diakses pada tanggal 18 januari
2014.
Zalles Mana. 2013. Klasifikasi Motor Bakar. http://zallesmana.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 17 januari 2014.
Suryanto, Wardan. 1989. Teori Motor Bensin. Jakarta : P2LPTK.
Berenschot, H. 1980. Motor Bensin. Jakarta : Erlangga.
1. Komponen utama motor bensin dapat dikelompokkan menjadi komponen bergerak dan
komponen tidak bergerak. Sebutkan salah satu dari komponen bergerak !
a. kepala silinder
b. block silinder jawaban : C
c. piston
d. intake manifold
2. sebutkan salah satu komponen – komponen pelengkap piston!
a. Pena torak
b. Poros engkol jawaban : A
c. Fly wheel
d. Kepala silinder
3. Karena terjadi proses pembakaran maka temperatur dan tekanan gas didalam silinder naik
dan mendesak torak bergerak turun ke TMB, kedua katup buang dan isap menutup proses ini
disebut langkah?
a. Isap
b. Buang jawaban : D
c. Kompresi
d. Ekspansi
4. Torak bergerak naik dari TMB ke TMA, katup isap menutup dan katup buang membuka. Gas
bekas pembakaran terdorong kelluar oleh gerakan naik torak melalui katup buang dan
melewati saluran buang proses ini disebut?
a. Isap
b. Buang jawaban : B
c. Kompresi
d. Ekspansi