Anda di halaman 1dari 19

SUPERVISI PENDIDIKAN

Disusun Oleh:

Maulina Dinda Putri (06101281924066)

Dosen Pengampuh:
1. Dr. Hartono, M.A.
2. Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Supervisi Pendidikan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Dr. Hartono, M.A. dan
Bapak Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Profesi
Pendidikan yang telah memberikan tugas dan membimbing saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai “Supervisi Pendidikan”. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.

Indralaya, 10 Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3. Tujuan Pembuatan .................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

2.1. Pengertian Supervisi Pendidikan ...........................................................3


2.2. Tujuan Supervisi Pendidikan .................................................................4
2.3. Fungsi Supervisi Pendidikan..................................................................5
2.4. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan ....................................................6
2.5. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan ...........................................................8
2.6. Objek Supervisi Pendidikan ...................................................................9
2.7. Langkah-Langkah Supervisi Pendidikan ...............................................11

BAB II PENUTUP ..............................................................................................15

3.1. Kesimpulan ............................................................................................15


3.2. Saran ......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan


untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan
apa yang tertuang dalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan
tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik
dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika
menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

Guru adalah salah satu komponen sumber daya pendidikan


memerlukan pelayanan supervisi. Pentingnya bantuan supervisi pendidikan
terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Untuk
menjalankan supervisi diperlukan kelebihan yang dapat melihat dengan tajam
terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan, menggunakan
kepekaan untuk memahaminya dan tidak hanya sekedar menggunakan
penglihatan mata biasa, sebab yang diamatinya bukan masalah kongkrit yang
tampak, melainkan memerlukan kepekaan batin.

Seorang supervisor membina peningkatan mutu akademik yang


berhubungan dengan usaha-usaha mennciptakan kondisi belajar yang lebih
baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata. Ketika
supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan, tentu
memiliki misi yang berbeda dengan supervisi oleh kepala sekolah. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala sekolah dalam
mengembangkan mutu kelembagaan pendidikan dan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secara efektif dan
efisien.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian supervisi pendidikan?
2. Apa tujuan supervisi pendidikan?

1
3. Apa fungsi supervisi pendidikan?
4. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
5. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan?
6. Apa objek supervisi pendidikan?
7. Bagaimana langkah-langkah supervisi pendidikan?
1.3. Tujuan Pembuatan
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui fungsi supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis supervisi pendidikan.
6. Untuk mengetahui objek supervisi pendidikan.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah supervisi pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Supervisi Pendidikan

Kata “Supervisi” diadopsi dari bahasa inggris “supervision” yang


berarti pengawasan/ kepengawasan. Orang yang melaksanakan pekerjaan
supervisi disebut supervisor. Supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan
kepada guru dalam bidanga instruksional, belajar, dan kurikulum dalam
usahanya untuk mencapai tujuan sekolah.

Ada beberapa ahli yang telah memberikan pemikirannya tentang makna


supervisi, diantaranya sebagai berikut:

1. Kimball Wiles merumuskan bahwa supervisi adalah sebagai bantuan dalam


pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
2. Harold P. Adams dan Frank G.Dickey merumuskan supervisi sebagai
pelayanan / layanan khusus dibidang pengajaran dan perbaikannya
mengenai proses belajar-mengajar termasuk segala faktor dalam situasi itu.
3. Thomas H. Briggs dan Josep Justman merumuskan supervisi sebagai usaha
yang sistematis dan terus menerus untuk mendorong dan mengarahkan
pertumbahan diri guru yang berkembang, secara lebih efektif dalam
membantu tercapainya tujuan pendidikaan dengan murid-murid di bawah
tanggung jawabnya.

Supervisi yaitu sebagai upaya yang dilakukan oleh para pengawas


untuk melihat kinerja personalia dan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
salah satu bagian kerja yang tidak masksimal dalam menunjukkan kinerjanya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh supervisor
kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan efektif.

3
2.2. Tujuan Supervisi Pendidikan

Semua kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan dan selalu


mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai tersebut. Pendidikan merupakan
salah satu bentuk kegiatan manusia yang memiliki tujuan yang ingin dicapai
dari proses pelaksanaanya. Merumuskan tujuan supervisi pendidikan harus
dapat membantu mencari dan menentukan kegiatan-kegiatan supervisi yang
lebih efektif. Tujuan supervisi pendidikan adalah:

1. Membantu guru agar dapat lebih mengerti/ menyadari tujuan-tujuan


pendidikan di sekolah, dan fungsi sekolah dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan itu.
2. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswannya supaya dapat membantu
siswanya itu lebih baik lagi.
3. Untuk melaksanakan kepemimpinan efektif dengan cara yang demokratis
dalam rangka meningkatkan kegiatan-kegiatan profesional di sekolah, dan
hubungan antara staf yang kooperatif untuk bersana-sama meningkatkan
kemampuan masing-masing.
4. Menemukan kemampuan dan kelebihan tiap guru dan memanfaatkan serta
mengembang-kan kemampuan itu dengan memberikan tugas dan tanggung
jawab yang sesuai dengan kemampuannya.
5. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya didepan kelas.
6. Membantu guru baru dalam masa orientasinya supaya cepat dapat
menyesuaikan diri dengan tugasnya dan dapat mendayagunakan
kemampuannya secara maksimal.
7. Membantu guru menemukan kesulitan belajar murid-muridnya dan
merencanakan tindakan-tindakan perbaikannya.
8. Menghindari tuntutan-tuntutan terhadap guru yang diluar batas atau tidak
wajar baik tuntutan itu datangnya ddari dalam (sekolah) maupun dari luar
(masyarakat).

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran. Tujuan umum


supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan

4
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.

2.3. Fungsi Supervisi Pendidikan

Menurut Swearingen terdapat 8 fungsi supervisi sebagai berikut:

1. Mengkoordinasi semua usaha sekolah. Usaha-usaha sekolah meliputi:


a. Usaha tiap guru
Guru ingin mengemukakan ide dan menguraikan materi pelajaran
menurut pandangannya ke arah peningkatan. Usaha-usaha yang bersifat
individu tersebut perlu di koordinasi. Itulah fungsi supervisi.
b. Usaha-usaha sekolah
Sekolah dalam menentukan kebijakan, merumuskan tujuan-tujuan atas
setiap kegiatan sekolah, termasuk program-program sepanjang tahun
ajaran, perlu ada koordinasi yang baik.
c. Usaha-usaha bagi pertumbuhan jabatan
Setiap guru ingin bertumbuh dalam jabatan-nya. Oleh karena itu, guru
selalu belajar terus menerus, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain.
Mereka berusaha meningkatkan diri agar lebih baik. untuk itu, perlu ada
koordinasi yang merupakan tugas dari supervisi.
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah. Kepemimpinan merupakan suatu
keterampilan yang harus dipelajari dan membutuhkan latihan yang terus-
menerus. Salah satu fungsi supervisi adalah melatih dan memperlengkapi
guru-guru agar mereka memiliki keterampilan dalam kepemimpinan
disekolah.
3. Memperluas pengalaman guru. Supervisi harus dapat memotivasi guru-guru
untuk mau belajar dari pengalaman nyata dilapangan. Melalui pengalaman
baru ini mereka dapat belajar untuk memperkaya pengetahuan mereka.
4. Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif. Seorang supervisi harus
bisa memberikan stimulus agar guru-guru tidak hanya berdasarkan instruksi
atasan, tetapi mereka adalah pelaku aktif dalam proses belajar mengajar.

5
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang
diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian
secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman
baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf
supervisi befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu
guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-
guru.
2.4. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan

Dalam melaksanakan tugasnya seorang supervisor harus berpegang


pada prinsip-prinsip yang kokoh demi kesuksesan tugasnya atau memiliki
pedoman bagi pelaksnaan tugasnya, yaitu:

1. Prinsip Fundamental/ dasar (Foundamental/ basic principle)


Setiap pemikiran, sikap dan tindakan seorang supervisor harus berdasar/
berlandaskan sesuatu yang kokoh/ kuat serta dapat dipulangkan kepadanya.
Bagi bangsa indonesia Pancasila adalah falsafah dan dasar negara kita,
sehingga bagi supervisor, Pancasila adalah prinsip fundamental. Setiap
supervisor pendidikan Indonesia harus bersikap konsisten dan konsekuen
dalam pengamalan sila-sila Pancasila secara murni dan konsekuen.
2. Prinsip Praktis
Sesuai prinsip fundamental sebagai pedoman seorang supervisor pendidikan
Indonesia, maka dalam pelaksanakan sehari-hari mereka berpedoman pada
prinsip positif dan prinsip negatif.
a. Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang
supervisor agar berhasil dalam pembinaannya.
1) Supervisi harus konstruktif dan kreatif

6
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke
arah yang lebih baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi
dan inisitaif orang-orang yang disupervisinya.
2) Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan
berdasarkan hubungan pribadi/ konco.
3) Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
4) Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
5) Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta
hubungan baik yang dinamik.
6) Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das
Sein) menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
7) Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.
b. Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
1) Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada
orang-orang yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang
rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksi-instruksinya.
Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya agar tidak menghambat
kreativitas bawahannya.
2) Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, persahabat-an dan sebagainya.
3) Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan
dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil,
mendesak dan memperkuda bawahan.
4) Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat
berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih
apapun.
5) Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter.

7
6) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan
bawahannya/cita-cita muluk-muluk yang hampa.
7) Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.
2.5. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran

Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-


kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan
usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiiatan
pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor
pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap
kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan
sekolah atau kantor pendidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah


kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi baik personal maupun material yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi terciptanya tujuan
pendidikan.

2. Supervisi klinis

Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih


ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan
tersebut.

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan


pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis intelektual yang intesif terhadap penampilan
mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang
rasional. Adapun ciri-ciri supervisi klinis menurut La sulo adalah sebagai

8
berikut: Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan,
bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi
diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati
melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.

Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai


ketrampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada
beberapa ketrampilan tertentu saja. Instrumen supervisi dikembangkan
disepakati bersama antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak. Balikan
diberikan dengan segera dan secara objektif. Meskipun supervisor telah
menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen
observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/ calon guru diminta
terlebih dahulu menganalisis penampilannya.

Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada


memerintah atau menga-rahkan. Supervisi berlangsung dalam suasana
terbuka dan supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan,
observasi dan diskusi balikan. Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk
pembentukan atau peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar.

2.6. Objek Supervisi Pendidikan


Objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni
pembinaan personil dan pembinaan non personil.
1. Pembinaan Personil
a. Kepala sekolah
Kepala Sekolah sebagai bagian dari suatu sekolah juga menjadi objek
dari supervisi pendidik-an tersebut. Dan sebgai pemegang tertinggi
dalam suatu sekolah juga perlu disupervisi, karena melihat dari latar
belakang perlunya supervisi pendidikan bahwa kepala sekolah itu juga
perlu tumbuh dan berkembang dalam jabatannya, maka kepala sekolah
harus berusaha mengembangkan dirinya, meningkatkan kualitas
profesionalitasnya serta menumbuhkan semangat dalam dirinya dalam
melaksanakan tugasnya sebagai kepala sekolah. Tidak jauh berbeda
dengan supervisi kepada guru, kepala sekolah disupervisi oleh seorang

9
pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi
guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran
kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah
ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah.
b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan
oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. Karena
guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga
perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan
efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru harus mampu
mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar
siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa
pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru
juga memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru
satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan
dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru
juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara
benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun
point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru,
KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru dan lain-lain.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama.
Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala
Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu
disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah,
kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas terhadap pimpinan
atau kepala sekolah.

10
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan
sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi
objek dari pelaksanaan kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut
disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap
kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga
aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai
supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil

Pembinaan Non Perssonil menitik beratkan pada pembinaan Sarana


dan Prasarana yaitu semua komponen yang secara langsung maupun tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan
dalam pendidikan itu sendiri. Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok
besar yaitu:

a. Bangunan dan perabotan sekolah


b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan
laboratorium.
c. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang
menggunakan alat penampil.
2.7. Langkah-Langkah Supervisi Pendidikan

Supervisi dilakukan secara cermat sehingga hubungan antara


supervisor dengan klien bersifat sejajar dan terbuka. Untuk dapat memperoleh
hasil yang maksimal. Maka dilalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pertemuan pendahuluan
a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor
(establish rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berjalan
dengan efektif.
b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang
aspek proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan

11
(misalnya keterampilan bertanya, cara memotivasi siswa). Secara
singkat, pertemuan pendahuluan ini akan disepakati mengenai:
1) Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat
oleh supervisor
2) Strategi observasi yang akan dilaksanakan,
3) Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.
4) Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian
observasi.
2. Perencanaan oleh guru dan supervisor
a. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk
dibicarakan kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu
dibenahi, serta membicarakan bagian dari persiapan tertulis tersebut yang
akan mendapat perhatian khusus.
b. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus
strategi penggunaannya.
c. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh
supervisor serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar
guru tidak merasa terganggu pada waktu sedang beraksi
3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi

Pada waktu ini guru melaksanakan mengajar sedangkan supervisor


melakukan pengamatan secara cermat dengan menggunakan observasi.
Dalam melakukan observasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar,


tetapi hanya menekankan dan mencatat bagian yang menjadi sasaran
saja, sedangkan bagian yang lain dicatat kesan umumnya saja.
b. Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam
jangka waktu tertentu. Beberapa alternatif yang biasa dilakukan adalah:
1) Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit,
mengamati lagi 5 menit, berhenti lagi 5 menit, dan seterusnya.
2) Periode 10-5, yaitu mengamati 10 menit, berhenti 5 menit, mengamati
lagi 10 menit, dan seterusnya.

12
3) Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit
atau 4 menit.
4. Mengadakan analisis data

Hal-hal yang perlu didiskusikan antara lain:

a. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan


pelaksanaannya.
b. Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrumen observasi maupun
dalam kaset (apabila rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja
belum biasa diikutkan untuk didiskusikan saat ini)
c. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik.
Apabila disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis agar
terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai diskusi analisis data
rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik
kepada guru.
5. Diskusi memberikan umpan balik

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang


dilakukan oleh supervisor kepada guru yang sedang berlatih mengajar
meningkatkan keterampilannya. Pemberian umpan balik harus dilakukan
dengan segera dan objektif mengenai sasaran yang telah dibicarakan dalam
pertemuan pendahuluan. Sehubungan dengan pemberian umpan balik,
terdapat rambu-rambu sebagai berikut:

a. Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan


persepsi/ kesannya mengenai kegiatan mengajar yang ia lakukan.
b. Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut
langkah demi langkah dilengkapi dengan data hasil pengamatan
supervisor. Hal penting dalam langkah ini adalah melatih guru agar dapat
melakukan penilaian terhadap diri sendiri.
c. Dalam mengidentifikasikan hal-hal yang sudah baik dan kekurangn
dalam latihan, supervisor tidak boleh menunjuk dengan tegas dan keras
secara langsung tetapi melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat

13
menggali dan mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru
menyadari kelemahannya.
d. Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-
kali memberikan pujian, ulasan positif, penguatan, penghargaan terhadap
guru agar ada perasaan puas dan bangga, sehingga tumbuh kemauan
keras untuk memperbaiki diri.
e. Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari
latihan yang baru saja dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan
yang masih harus diperbaiki pada lain kesempatan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Supervisi merupakan suatu layanan dan bantuan yang diberikan oleh


supervisor kepda guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Tujuan utama supervisi adalah
memperbaiki pengajaran. Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan
teknis dan bimbingan kepada guru dan staf agar personil tersebut mampu
meningkatkan kualitas kinerjanya dalam melaksanakan tugas dan
melaksanakan proses belajar mengajar.

Prinsip supervisi pendidikan yaitu terdiri atas prinsip fundamental /


dasar dan prinsip praktis. Jenis – jenis supervise pendidikan dibagi menjadi
dua, yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran, dan supervise klinis.
Objek dari supervisi pendidikan terbagi menjadi dua bagian, yakni pembinaan
personil dan pembinaan non personil.

Langkah – langkah supervisi pendidikan yaitu:

1. Pertemuan pendahuluan
2. Perencanaan oleh guru dan supervisor
3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
4. Mengadakan analisis data
5. Diskusi memberikan umpan balik
3.2. Saran

Setelah membaca makalah ini, sebaiknya pembaca menerapkan


pengetahuannya mengenai supervisi pendidikan untuk menunjang pendidikan
saat ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ramlie, Samsul. 2015. Makalah Pengertian Supervisi Pendidikan.


https://www.academia.edu/14918276/Makalah_Pengertian_Supervisi_Pendi
dikan. Diakses pada 10 Mei 2021.

Valentini, Dewi. 2017. MAKALAH SUPERVISI PENDIDIKAN.


http://dewivalentini.blogspot.com/2017/07/makalah-supervisi-
pendidikan.html. Diakses pada 10 Mei 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai