Makalah SUPERVISI PENDIDIKAN Maulina-Dikonversi
Makalah SUPERVISI PENDIDIKAN Maulina-Dikonversi
Disusun Oleh:
Dosen Pengampuh:
1. Dr. Hartono, M.A.
2. Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Supervisi Pendidikan” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan juga saya berterima kasih kepada Bapak Dr. Hartono, M.A. dan
Bapak Prof. Dr. Fuad A. Rachman, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Profesi
Pendidikan yang telah memberikan tugas dan membimbing saya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai “Supervisi Pendidikan”. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa fungsi supervisi pendidikan?
4. Apa saja prinsip-prinsip supervisi pendidikan?
5. Apa saja jenis-jenis supervisi pendidikan?
6. Apa objek supervisi pendidikan?
7. Bagaimana langkah-langkah supervisi pendidikan?
1.3. Tujuan Pembuatan
1. Untuk mengetahui pengertian supervisi pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan supervisi pendidikan.
3. Untuk mengetahui fungsi supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip supervisi pendidikan.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis supervisi pendidikan.
6. Untuk mengetahui objek supervisi pendidikan.
7. Untuk mengetahui langkah-langkah supervisi pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2. Tujuan Supervisi Pendidikan
4
staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar.
5
5. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus. Penilaian yang
diberikan harus bersifat menyeluruh dan kontinu. Mengadakan penilaian
secara teratur merupakan suatu fungsi utama dari supervisi pendidikan.
6. Menganalisis situuasi belajar mengajar. Tujuan dari supervisi adalah untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar. Penganalisisan memberi pengalaman
baru dalam menyusun strategi dan usaha ke arah perbaikan.
7. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada setiap anggota staf
supervisi befungsi untuk memberikan dorongan stimulasi dan membantu
guru agar dapat mengembangkan pengetahuan dalam ketrampilan mengajar.
8. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-
guru.
2.4. Prinsip-Prinsip Supervisi Pendidikan
6
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajarn ke
arah yang lebih baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi
dan inisitaif orang-orang yang disupervisinya.
2) Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan profesional, bukan
berdasarkan hubungan pribadi/ konco.
3) Supervisi hendaklah progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal.
4) Supervisi hendaklah dapat mengembangkan potensi, bakat dan
kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
5) Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta
hubungan baik yang dinamik.
6) Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada (Das
Sein) menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen).
7) Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi
kemajuan.
b. Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang supervisorr dalam pelaksanakan supervisi.
1) Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada
orang-orang yang disupervisi. Berikan argumentasi/ alasan yang
rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksi-instruksinya.
Jangan menonjolkan jabatan/ kekuasaannya agar tidak menghambat
kreativitas bawahannya.
2) Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi,
keluarga, persahabat-an dan sebagainya.
3) Supervisi hendaklah tidak menutup kemungkinan terhadap
perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawwahannya dengan
dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil,
mendesak dan memperkuda bawahan.
4) Supervisi tidak boleh menutup kemungkinan terhadap hasrat
berkembang dan ingin maju dari bawahannya dengan segala dalih
apapun.
5) Supervisi tidak boleh mengeksploitasi bawahan dan bersifat otoriter.
7
6) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi diluar kemampuan
bawahannya/cita-cita muluk-muluk yang hampa.
7) Supervisi tidak boleh egois. Tidak jujur dan menutup diri terhadap
kritik dan saran dari bawahannya.
2.5. Jenis-Jenis Supervisi Pendidikan
1. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
2. Supervisi klinis
8
berikut: Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan,
bukan perintah atau intruksi. Jenis ketrampilan yang akan di supervisi
diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi dan disepakati
melalui pengkajian bersama antar guru dan supervisior.
9
pengawas. Sistem dan pelaksanaannya hampir sama dengan supervisi
guru. Namun ada perbedaan jika guru pada pelaksanaan pembelajaran
kalau kepala sekolah pada bagaimana ia mampu melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai kepala sekolah yang sesuai dengan yang telah
ditetapkan seperti pengelolaan dan manajement sekolah.
b. Guru
Guru sebagai agent of change yang merupakan ujuk tombak pelaksanaan
pembelajaran, dalam melaksanakan tugasnya perlu adanya pengawasan
oleh supervisor yakni kepala madrasah yang menyuvervisi guru. Karena
guru juga manusia yang setiap saat mengalami perkembagan dan perlu
adanya pengawasan secara berkala dan sistematis. Selain itu, guru juga
perlu meningkatkan kualitas profesionalitasnya, meningkatkan
efektifitasnya sebagai seorang pendidik. Karena guru harus mampu
mengembangkan dan meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar
siswa yang lebih baik lagi. Yakni dengan cara pembinaan tersebut.
Pembinaan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru bisa berupa
pembinaan secara individu maupun secara kelompok. Terkadang guru
juga memiliki permasalahan yang sama dan juga berbeda dengan guru
satu dan lainnya. Oleh karena itulah pembinaan guru harus disesuaikan
dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru. Diluar itu guru
juga dituntut mampu untuk menata administrasi pembelajaran secara
benar dan baik, guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun
point-point yang menjadi supervisi guru antara lain adalah: Kinerja Guru,
KBM Guru, Karakteristik Guru, Administrasi Guru dan lain-lain.
c. Staff sekolah
Staff Sekolah ataupun Tenaga Kependidikan Sekolah adalah sama.
Pembinaan atau supervisi terhadap staff sekolah dilakukan oleh Kepala
Sekolah sama seperti guru, namun dalam staff sekolah yang perlu
disupervisi adalah tentang kinerja staff, penataan administrasi sekolah,
kemampuan dalam bekerja atau skill serta loyalitas terhadap pimpinan
atau kepala sekolah.
10
d. Peserta didik
Peserta didik atau siswa merupakan bagian dari sistem pendidikan
sekolah yang saling terkait satu sama lainnya. Dan siswa yang menjadi
objek dari pelaksanaan kegitan belajar mengajar tersebut, juga ikut
disupervisi. Namun berbeda dengan supervisi yang dilakukan terhadap
kepala sekolah, guru, dan staff sekolah. Siswa disupervisi dalam tiga
aspek yakni, aspek kognitif, psikomotorik dan afektif oleh guru sebagai
supervisornya.
2. Pembinaan Non Personil
1. Pertemuan pendahuluan
a. Menciptakan suasana kekeluargaan antara guru dengan supervisor
(establish rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berjalan
dengan efektif.
b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang
aspek proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditingkatkan
11
(misalnya keterampilan bertanya, cara memotivasi siswa). Secara
singkat, pertemuan pendahuluan ini akan disepakati mengenai:
1) Sasaran atau keterampilan mengajar yang akan diamati secara cermat
oleh supervisor
2) Strategi observasi yang akan dilaksanakan,
3) Panduan atau instrumen observasi yang akan digunakan.
4) Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian
observasi.
2. Perencanaan oleh guru dan supervisor
a. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk
dibicarakan kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu
dibenahi, serta membicarakan bagian dari persiapan tertulis tersebut yang
akan mendapat perhatian khusus.
b. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus
strategi penggunaannya.
c. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh
supervisor serta arah pengambilan data. Hal ini perlu dibicarakan agar
guru tidak merasa terganggu pada waktu sedang beraksi
3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
12
3) Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit
atau 4 menit.
4. Mengadakan analisis data
13
menggali dan mengorek kelemahan sendiri sehingga akhirnya guru
menyadari kelemahannya.
d. Hal yang perlu diingat bahwa dalam langkah ini supervisor harus sekali-
kali memberikan pujian, ulasan positif, penguatan, penghargaan terhadap
guru agar ada perasaan puas dan bangga, sehingga tumbuh kemauan
keras untuk memperbaiki diri.
e. Pada akhir diskusi, supervisor bersma-sam guru menarik kesimpulan dari
latihan yang baru saja dilakukan yaitu hal-hal yang sudah berhasil dan
yang masih harus diperbaiki pada lain kesempatan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Pertemuan pendahuluan
2. Perencanaan oleh guru dan supervisor
3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi
4. Mengadakan analisis data
5. Diskusi memberikan umpan balik
3.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16