Anda di halaman 1dari 2

Teori Atom Mekanika Kuantum

Hipotesis Louis de Broglie

Salah satu kelemahan teori atom Niels Bohr adalah tidak dapat menjelaskan megapa electron
hanya boleh berada pada tingkat energy tertentu. Pertanyaan itu baru bias dijelaskan setelah
Louis de Broglie, seorang ahli fisika perancis yang mengemukakan gagasannya tentang
gelombang materi. Gagasan ini merupakan penerapan lebih luas dari gagasan partikel cahaya
yang dikemukakan oleh Max Plank. Kalau cahaya memiliki sifat materi, maka partikel juga
memiliki sifat gelombang.

Menurut de Broglie gerakan partikel mempunyai ciri- ciri gelombang.

Hipotesis de Broglie kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa electron


menunjukkan sifat difraksi seperti hanya sinar X. Sifat gelombang dari electron ini
dimanfaatkan pada mikroskop electron.

Secara ringkas inti hipotesis de Broglie : Gerakan electron bersifat materi dan juga bersifat
gelombang.

Azas ketidakpastian Werner Heisenberg

Berkaitan dengan dualism sifat elektrok seperti yang dikemukakan oleh de Broglie, seorang
ahli fisika jerman yaitu Werner Heisenberg menyimpulkan suatu keterbatasan dalam
menentukan posisi dan momentum electron dalam atom. Kesimpula Heisenberg dikenal
denagn azas ketidakpastian.

Menurut Heisenberg tidaklah mungkin menentukn posisi dan momentum electron secara
bersamaan dengan ketelitian tinggi sebab jika suatu percobaan dirancang untuk memastikan
posisinya maka ketidakpastian momentumnya akan semakin besar. Sebaliknya jika
eksperimen dirancang untuk menentukan momentum/ kecepatannya maka ketidakpastian
posisi akan semakin besar.
Secara ringkas azas ketidakpastian Heisenberg: Tidak mungkin menetukan posisi serta
momentum electron yang pasti dalam atom. Hal yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
meneumkan electron pada suatu daerah dengan jarak tertentu dari inti atom. Daerah
kebolehjadian ini kemudian dikenal dengan orbital.

Model atom mekanika kuantum : Erwin Schrodinger

Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian Werner Heisenberg merupkan tahan
penting dalam penemuan teori atom mekanika kuantum yang sampai saat ini masih
digunakan. Teori ini dikemukakan oleh Erwin schrodinger pada tahun 1926 dengan
mengajukan sebuah persamaan yang dikenal denga persamaan gelombang schrodinger.
Persamaan ini digunakan untuk mendeskripsikan keberadaan electron dalam atom.

Dalam merumuskan persamaan gelombngnya, schrodinger memperhitungkan sift dualisme


electron, yaitu sebagai partikel dan sebagai gelombang. Dalam teori mekanika kuantum
posisi electron tidak dapat dipastikan. Hal yag dapat dikatakan tentang posisi electron adalah
peluang menemukan electron pada setiap titik dalam ruang di sekitar init. Peluang tersebut
ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombangnya. Daerah dengan peluang paling besar
menemukan electron disebut orbital.

Istilah orbital ini berbeda dengan orbit yang dikemukakan oleh teori atom Bohr. Orbit adalah
lintasan berbentuk lingkaran dengan jari jari tertentu sedangkan orbital menyatakan suatu
daerah dalam ruang atom dengan peluang terbesar menemuka electron.

Secara ringkas tetang teori atom mekanika kuantum oleh Schrodinger: Tidak mungkin
mentukan posisi dan momentum electron secara pasti di dalam atom, yang dapat ditentukan
adalah daerah kebolehjadian dengan peluang terbesar menemukan electron.

Sabarni. 2014. Atom Dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia. Lantanida Journal. 2 (2): 21.
Sujito, dkk. 2019. Paradigma Teori Atom Lintas Waktu. Jurnal Filsafat Indonesia. 2(1): 47.

Anda mungkin juga menyukai