KELAS X
KATA PENGANTAR
SEMESTER
1 Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya serta memberikan kesempatan kepada kami sebagai penulis untuk
menyelesaikan pembuatan buku ajar yang berjudul “Kimia Kelas X Semester 1” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Kimia.
Dalam menulis buku ajar ini, alhamdulillah kami selaku penulis tidak
mendapat kendala apapun terkait pembuatan buku ini, sehingga penyelesaiannya
dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada Prof. Drs. Tatang Suhery, M.A., Ph.D. selaku dosen pengampu mata
kuliah ini, karena telah membimbing kami dalam menyelesaikan buku ajar ini dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga
buku ajar kimia untuk kelas X semester 1 dapat terselesaikan dengan baik.
Kami juga menyampaikan kepada para pembaca, jika dalam penulisan buku
ajar ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu, kami dengan
senang hati menerima kritik, masukan dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan buku ajar ini. Semoga apa yang diharapkan dapat
dicapai dengan sempurna.
Penulis
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Kata Sambutan
SEMESTER
1 Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku teks pembelajaran
kimia dalam rangka meningkatkan kompetensi yang telah dikembangkan.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang
berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap
semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan
selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik baiknya. Kami menyadari
bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat kami harapkan.
Penulis
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
SEMESTER Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta : Pusat Perbukuan
1 Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, B. dkk. 2009. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Zumdahl. 1997. Chemistry. Edisi ke-4. New York: Hought Mifflin Company.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
BAB 1. STRUKTUR ATOM
SEMESTER
A. 1
Elektron
Pernahkah kalian memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi merupakan
tabung sinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh
William Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar
yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode. George
Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron“.
Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainnya. Antoine
Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur- unsur
radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson (1897)
melanjutkan eksperimen William Crookes. yaitu pengaruh medan listrik dan medan
magnet dalam tabung sinar katode.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya
SEMESTER
tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan
1 diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari
minyak
hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa
0
elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan menjadi (−1e ).
1. Inti Atom
Semua materi di alam semesta ini tersusun oleh atom. Atom terdiri atas inti
dan elektron yang mengitarinya dengan lintasan tertentu. Penemuan pertama
dilakukan oleh Ernest Rutherford yang melakukan penembakan lempeng tipis emas.
Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa
yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng
sehingga muncul istilah inti atom. Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai
berikut.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
inti, secara umum suatu atom diberi simbol , dengan X menunjukan nama atom, Z
SEMESTER
(nomor atom) menyatakan jumlah proton dan A (nomor massa) adalah jumlah
1 N=A-Z adalah nomor neutron. Misalnya O yaitu atom Oksigen, nomor atom
nukleon,
atau jumlah proton 8 dan nomor massa atau jumlah nukleon 16, jumlah proton N =
16-8 = 8.
2. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun
pada kenyataannya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom
bersifat atom itu netral. Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai
massa, jika hanya ada elektron saja dalam atom? Eugene Goldstein (1886)
melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang diberi lubang -
lubang dan diberi muatan listrik.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
3. 1
Neutron
Keberadaan neutron dalam atom ditemukan oleh J. Chadwick melalui
percobaan penembakan unsur berilium oleh partikel alfa kecepatan tinggi. Dari
percobaan tersebut, terbentuk partikel yang tidak dipengaruhi medan magnet dan
dapat bertumbukan dengan parafin, lihat Gambar. Partikel alfa adalah partikel
bermuatan positif yang dipancarkan oleh unsur radio aktif.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTERNomor Atom adalah nomor yang menunjukkan jumlah
1 proton atau jumlah elektron pada atom.
Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Karena atom bersifat netral
maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
atau karakteristik suatu unsur.
2. Nomor Massa
Nomor massa hanya menyatakan jumlah proton dan neutron saja, hal ini
dikarenakan massa elektron sangat kecil yaitu sekitar 9,11 x 10-28 gram (untuk
lebih jelas mengenai elektron silahkan baca artikel Partikel Penyusun Atom:
Penemuan serta karakteristik Elektron, Proton dan Neutron) dan dianggap nol
sehingga massa atom hanya ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron.
A
X Z
Z
Keterangan :
A = Nomor Massa
Z = Nomor Atom
X = Lambang Unsur
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Rumus Nomor Atom dan Nomor Massa
Z = Jumlah Proton
CONTOH SOAL
Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur berikut:
39
19 K Penyelesaian:
Unsur K (kalium) tersebut memiliki nomor massa dan
nomor atom sebagai berikut:
A = 39
Z = 19
Maka:
Jumlah Proton = Z, yaitu 19
Jumlah Elektron = Jumlah Proton, yaitu 19
Jumlah Neutron = A – Z
= 39 – 19
= 20
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X 35 35 35 35
Isotop Cl terdiri dari atas Cl dan 17Cl. Jika terdapat 75% 17Cldan 25% 15Cl, berapa
SEMESTER
massa rata-rata atom Cl
15
1
Penyelesaian :
Massa rata-rata Cl
= (75% × 35 ) + (25% × 37)
= 26,25 + 9,25
= 35,5
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) tetapi
32 32 14
memiliki nomor massa yang sama. Contohnya 15 P dengan 16S sama dan 7 N dengan
14
6 C.
3. Isoton
Isoton adalah unsur-unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah yang sama.
23
Contohnya 11 Na dengan 146C .
D. Teori Atom
1. Teori Atom Neils Bohr
Dilihat dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford
mempunyai kelemahan. Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka
mengalami percepatan terus-menerus, sehingga elektron harus membebaskan
energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki oleh elektron makin berkurang dan
elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga akhirnya jatuh ke dalam
inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak pernah jatuh ke
inti. Jadi, model atom Rutherford harus disempurnakan.
Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark
yang bernama Niels Henrik David Bohr (1885- 1962) menyempurnakan model atom
Rutherford. Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-
Bohr, yang dapat diterangkan sebagai berikut.
a. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit-kulit atau tingkattingkat energi, yaitu lintasan di mana
elektron berada pada keadaan stationer, artinya tidak memancarkan energi.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
b. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan
SEMESTER
dengan kedudukan seseorang yang berada pada anak-anak tangga.
1 Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak
tangga tersebut.
Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini.
Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom,
elektronelektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya,
setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap
lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan
elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan
konfigurasi elektron adalah nomor atomsuatu unsur, di mana nomor atom unsur
menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada
kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron valensi. Susunan elektron valensi
sangat menentukan sifatsifat kimia suatu atom dan berperan penting dalam
membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan
yang harus selalu diingat, yaitu:
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
SEMESTER
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4
Contoh Soal
Tulislah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut.
a. Helium dengan nomor atom 2
b. Nitrogen dengan nomor atom 7
c. Oksigen dengan nomor atom 8
d. Kalsium dengan nomor atom 20
e. Bromin dengan nomor atom 35
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Plank. Kalau cahaya memiliki sifat materi, maka partikel juga memiliki sifat
SEMESTER
gelombang.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
tentang posisi electron adalah peluang menemukan electron pada setiap titik dalam
SEMESTER
ruang di sekitar init. Peluang tersebut ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombangnya.
E. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum merupakan bilangan yang menunjukkan letak kedudukan
elektron– elektron dalam suatu atom. Bilangan kuantum menentukan tingkat energi
utama atau jarak dari inti, bentuk orbital, orientasiorbital, dan spin elektron. Untuk
menjelaskan elektron secara lengkap dibutuhkan empat macam bilangan kuantum,
yaitu:
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan nomor kulit tempat elektron
berada. Jenis kulitnya adalah K, L, M, N, …. dengan masing – masing kulit memiliki
elektron sebanyak 2n2.
n = 1, disebut kulit K, dengan maksimal elektron 2.
n = 2, disebut kulit L, dengan maksimal elektron 8.
n = 3, disebut kulit M, dengan maksimal elektron 18.
n = 4, disebut kulit N, dengan maksimal elektron 32.
n = 5, disebut kulit O, dengan maksimal elektron 50.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
(l) adalah 0 sampai dengan (n – 1). Masing-masing subkulit dinyatakan dengan
SEMESTER
lambang:
𝓁 =10 bisa disebut dengan kulit s (sharp)
𝓁 = 1 bisa disebut dengan kulit p (principle)
𝓁 = 2 bisa disebut dengan kulit d (difuse)
𝓁 = 3 bisa disebut dengan kulit f (fundamental)
Ketika n = 1, maka l = 0, di mana kulit pertama hanya terdapat sub kulit saja
Ketika n = 2, maka l = 0, 1, di mana kulit kedua terdiri dari sub kulit 2s dan
2p
Ketika n = 3, maka l = 0, 1, 2, di mana kulit ketiga terdiri dari sub kulit 3s 3p
dan 3d
Ketika n = 4, maka l = 0, 1, 2, 3, di mana kulit keempat terdiri dari sub kulit
4s 4p 4d dan 4f
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Untuk menuliskan kedudukan elektron dalam suatu orbital atom, nomor kulit
SEMESTER
atom (bilangan kuantum utama, n) dituliskan di depan orbital, sedangkan banyaknya
x = Jumlah elektron
Contoh:
Orbital s pada kulit ke-2 (kulit L) mengandung 1 elektron, maka dituliskan: 2s 1
Orbital p pada kulit ke-3 (kulit M) mengandung 5 elektron, maka dituliskan: 3p 5
Orbital d pada kulit ke-4 (kulit N) mengandung 9 elektron, maka dituliskan: 4d 9
G. Konfigurasi Elektron
Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan
elektron-elektron pada suatu atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti
partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
mempertunjukkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara resmi,
kondisi kuantum elektron tertentu ditetapkan oleh fungsi gelombangnya, yaitu suatu
fungsi ruang dan waktu yang mempunyai nilai kompleks. Menurut interpretasi
mekanika kuantum Copenhagen, kedudukan suatu elektron tidak bisa ditetapkan
kecuali setelah beradanya tingkah laku yang dibuat pengukuran yang
menyebabkannya bagi bisa dideteksi. Kemungkinan tingkah laku yang dibuat
pengukuran akan mendeteksi suatu elektron pada titik tertentu pada ruang adalah
proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron bisa berpindah dari satu aras energi ke aras energi lainnyanya
dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam wujud foton. Oleh sebab asas
larangan Pauli, tidak boleh berada bertambah dari dua elektron yang bisa
menempati suatu orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu
orbital ke orbital lainnyanya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada
SEMESTER
model atom model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak
2. Notasi
Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar bagi
mendeskripsikan konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Bagi atom,
notasinya terdiri dari untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan banyak
elektron dituliskan pada setiap orbital (atau sekelompok orbital yang mempunyai
label yang sama). Bagi contoh, hidrogen mempunyai satu elektron pada orbital s
kelopak pertama, sehingga konfigurasinya ditulis bagi 1s1. Litium mempunyai dua
elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron pada subkelopak 2s, sehingga
konfigurasi elektronnya ditulis bagi 1s2 2s1. Fosfor (bilangan atom 15) mempunyai
konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Bagi atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang,
sehingga notasi yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor,
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
misalnya, berbeda dari neon (1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga.
SEMESTER
Sehingga konfigurasi elektron neon bisa digunakan bagi menyingkat konfigurasi
1 fosfor. Konfigurasi elektron fosfor belakang bisa ditulis: [Ne] 3s2 3p3.
elektron
Konvensi ini sangat berarti sebab elektron-elektron pada kelopak terluar sajalah
yang paling memilihkan sifat-sifat kimiawi suatu unsur. Urutan penulisan orbital
tidaklah tetap, sebagian sumber mengelompokkan semua orbital dengan nilai n yang
sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan berdasarkan asas
Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi bisa ditulis bagi [Ar] 3d 6 4s2 ataupun [Ar] 4s2 3d6
(mengikuti asas Aufbau). umum bagi menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f"
ditulis miring, walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan
huruf "s", "p", "d", "f" berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis
spektra, yakni "sharp", "principal", "diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label
berikutnya diiringi secara alfabetis, yakni "g", "h", "i", ... .dst, walaupun orbital-
orbital ini belum ditemukan.
3. Sejarah
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa
periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia bisa dijelaskan oleh struktur elektronik atom
tersebut. Pengajuannya didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-
kelopak elektronnya merupakan orbit dengan jarak yang tetap dari inti atom.
Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi yang kini digunakan: sulfur
berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.Satu tahun belakang, E. C. Stoner
memasukkan bilangan kuantum ketiga Sommerfeld ke dalam deskripsi kelopak
elektron, dan dengan aci memprediksi struktur kelopak sulfur bagi 2.8.6. Walaupun
demikian, aci sistem Bohr maupun sistem Stoner tidak bisa menjelaskan dengan aci
perubahan spektra atom dalam area magnet (efek Zeeman).
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada
kenalannya Wolfgang Pauli bagi berkeinginan bantuannya menyelamatkan teori
kuantum (sistem yang kini diketahui bagi "teori kuantum lama"). Pauli menyadari
bahwa efek Zeeman haruslah hanya disebabkan oleh elektron-elektron terluar atom.
Beliau juga bisa memproduksi kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
struktur subkelopak yang aci dengan pemasukan suatu bilangan kuantum keempat
SEMESTER
dan asas larangannya (1925).
1 Dilarang untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan kuantum utama
n yang sama untuk memiliki nilai yang sama untuk tiga bilangan kuantum lainnya k,
j dan m tidak diperbolehkan bagi bertambah dari satu elektron dengan nilai bilangan
kuantum utama n yang sama mempunyai nilai tiga bilangan kuantum k, j dan m
yang sama. Persamaan Schrödinger yang dipasarkan tahun 1926 memproduksi tiga
dari empat bilangan kuantum bagi konsekuensi penyelesainnya bagi atom hidrogen.
Penyelesaian ini memproduksi orbital-orbital atom yang bisa kita temukan dalam
buku-buku teks kimia. Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom
bagi bisa ditetapkan secara eksperimen, yang pada akhir-akhirnya memproduksi
kaidah empiris (dikenal bagi kaidah Madelung (1936) bagi urutan orbital atom mana
yang terlebih dahulu diisi elektron.
4. Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun,
konstruksi") adalah anggota penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr.
Beliau bisa dinyatakan sebagai maksimal dua elektron yang bisa diisi ke dalam
orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi
terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi bertambah tinggi.
Asas ini bertugas dengan aci (untuk kondisi dasar atom-atom) bagi 18 unsur
pertama; beliau akan menjadi semakin kurang tepat bagi 100 unsur sisanya. Wujud
modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah
Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.
Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l; Apabila terdapat dua orbital
dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang pertama diisi adalah orbital dengan
nilai n yang paling rendah. Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital
adalah bagi berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau bisa diterapkan, dalam wujud yang dimodifikasi, ke proton dan
neutron dalam inti atom.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
5. Tabel Periodik
SEMESTER Wujud tabel periodik berkomunikasi dekat dengan konfigurasi elektron atom
1
unsur-unsur. Bagi contoh, semua unsur golongan 2 mempunyai konfigurasi elektron
ns2 (dengan [E] adalah konfigurasi gas inert), dan mempunyai kemiripan dalam
sifat-sifat kimia. Kelopak elektron terluar atom sering dirujuk bagi "kelopak valensi"
dan memilihkan sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam
sifat-sifat kimia telah dikenali satu masa seratus tahun sebelumnya, sebelum konsep
konfigurasi elektron berada.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Paradoks akan muncul ketika elektron ditinggalkan dari atom logam transisi,
SEMESTER
membentuk ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital
3d,1melainkan dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk.
Kromium heksakarbonil bisa dijelaskan bagi atom kromium (bukan ion sebab kondisi
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; beliau bersifat
diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d 6, yang berarti bahwa
orbital 4s pada atom bebas sama sekali telah bepindah ke orbital 3d ketika
bersenyawa. Pergantian elektron selang 4s dan 3d ini bisa ditemukan secara
universal pada deret pertama logam-logam transisi. Fenomena ini akan menjadi
paradoks hanya ketika dianggap bahwa energi orbital atom adalah tetap dan tidak
dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika begitu, maka
orbital 3d akan mempunyai energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada
hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Oksigen, Nitrogen, Karbon, Asam Bismut, Kobalt, Oksida, Barium
SEMESTER
Hidrogen Klorida, Asam Timbal, Seng, Oksida, Silikon
.Kelemahan: kurang efisien karena beberapa unsur tidak masuk ke dalam triade.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Pengelompokkan Atas Kenaikan Massa Atom
Kelemahan: Gas mulia belum disusun hanya sesuai untuk unsur ringan, dan masih
terdapat kotak yang berisi dua unsur
.
Kelebihan Sistem Periodik Medleev adalah masih terdapat tempat kosong bagi
unsur-unsur yang nantinya akan ditemukan. Mendleev dapat meramalkan sifat-sifat
fisik maupun sifat kimianya. Misalnya, unsur yang belum ditemukan pada saat itu
mempunyai sifat-sifat seperti silikon dan memiliki massa 72 diberi nama ekasilikon,
setelah ditemukan dinamai Germanium. Tabel SBU Mendleev memberikan dorongan
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
para ilmuwan untuk melakukan eksperimen penemuan unsur yang belum
SEMESTER
ditemukan. Kekurangannya adalah terdapat urutan yang terbalik pada tabel unsur.
1Penemuan gas mulia Argon ( Rayleigh , dan Ramsy 1894), Helium ( Ramsay
1895), Radon (1890), Neon, Xenon, dan Kripton (1898). Ramsay mengelompokkan
unsur ini ke dalam gologan gas mulia.
Ternyata berdasarkan hasil pengamatan massa argon sebesar 39,9 lebih besar
dibandingkan dengan massa kalium 39,1. Jika unsur argon ini dimasukkan ke tabel
SBU Mendeleev maka akan terjadi penyimpangan di mana akan muncul gas argon
segolongan dengan unsur logam reakti, sebaliknya kalium segolongan dengan Na
sebagai golongan logam, sedang argon segolongan gas mulia meski terjaadi
penyimpangan kenaikan massa atomnya.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Unsur-unsur golongan utama (A), unsur-unsur transisi golongan (B), diagonal
SEMESTER
metaloid merupakan diagonal yang membatasi antara unsur-unsur logam dengan
Sifat keperiodikan jari-jari atom dalam sistem periodik adalah sebagai berikut:
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Perhatikan gambar ilustrasi jari-jari atom unsur natrium, kalium, rubidium, dan
cesium di atas. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur golongan IA. Dalam satu
golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai jumlah elektron
valensi sama dan kulit bertambah. Akibatnya, jarak elektron valensi dengan inti
atom semakin jauh sehingga jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah
makin besar.
b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil
Perhatikan gambar ilustrasi jari-jari atom unsur kalium, kalsium, dan galium
dan bromium di atas. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur periode 4. Dalam satu
periode unsur-unsur memiliki jumlah kulit yang sama. Tetapi bukan berarti jari-jari
atomnya sama juga.
Semakin ke kanan letak unsur, jumlah proton dan elektron semakin banyak,
sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron
terluar (elektron valensi) lebih dekat ke arah inti. Jadi, untuk unsur-unsur yang
seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil .
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Li 1,55 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72
Dari karakteristik jari-jari atom di setiap periode dan golongan dalam sistem
periodik, maka sifat keperiodikan unsur dalam hal ini jari-jari atom dapat
digambarkan seperti berikut:
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan oleh suatu atom untuk
melepaskan satu elektron valensi membentuk ion positif. Sebagai contoh reaksi
kimia energi ionisasi pada unsur Na adalah sebagai berikut:
Na (g) + energi ionisasi → Na+ (g) + e-
Mengapa sebuah elektron memerlukan energi untuk lepas dari atomnya? Hal
ini dikarenakan, konfigurasi elektron di dalam suatu atom, elektron yang berada
pada suatu kulit akan mengalami gaya tarik menarik oleh proton yang berada pada
inti atom. Energi diperlukan oleh elektron untuk melawan gaya tarik tersebut
sehingga ia bisa lepas dari atom.
Nilai energi ionisasi bergantung pada jarak elektron valensi terhadap inti atom.
Makin jauh jarak elektron valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan inti
terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin kecil. Dan berlaku juga sebaliknya.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Pada kenyataannya, suatu atom dapat melepaskan lebih dari satu elektron.
SEMESTER
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron berikutnya akan lebih besar dar
1 yang dibutuhkan untuk melepas elektron pertama, karena gaya tarik intinya
energi
lebih kuat
Energi yang diperlukan untuk melepas elektron kedua disebut energi ionisasi
kedua dan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi
ionisasi adalah energi ionisasi pertama. Sifat keperiodikan energi ionisasi dalam
sistem periodik adalah sebagai berikut:
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang
Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah
dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya makin kecil
b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin pendek sehingga
daya tarik inti terhadap elektron semakin besar akibatnya elektron semakin
sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya
semakin besar.
Tabel Energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur Pada Sistem Periodik
Modern (Dalam kJ/Mol)
IA VIII
A
H He
Li Be B C N O F Ne
Na Mg Al Si P S Cl Ar
96 73 III IV VB VI VII VIIIB IB IIB 578 789 101 100 125 152
8 B B B B 2 0 1 1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
Cs Ba La Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Ti Pb Bi Po At Rn
3. Sifat Logam
Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi unsur logam, semilogam
(metalloid), dan nonlogam. Kelogaman unsur terkait dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron. Unsur logam mempunyai energi ionisasi kecil
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
sehingga mudah melepas elektron membentuk ion positif. Unsur nonlogam
SEMESTER
mempunyai afinitas elektron besar sehingga mudah menarik elektron membentuk
ion1
negatif. Sifat keperiodikan kelogaman dalam sistem periodik unsur yaitu:
a. Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah
Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah
melepas elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron
makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron.
Sifat nonlogam berkurang.
b. Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri ke kanan
Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi
unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang. Nilai afinitas
elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk
menarik elektron. Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang. Kecenderungan ini
tidak berlaku bagi unsur-unsur transisi.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur,
sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan
nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan
nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu
disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur.
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur
makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah
melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik
makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar
menangkap elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan
unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sifat keperiodikan unsur dalam hal ini titik leleh dan titik didih pada sistem
SEMESTER
periodik adalah sebagai berikut:
1. 1Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki
oleh unsur golongan VIIIA.
2. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan yaitu (1) unsur-
unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke
bawah, (2) unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin
tinggi dari atas ke bawah.
6. Sifat Reduktor
Sifat reduktor merupakan sifat atom suatu unsure yang cenderung melepas
electron (mengalami oksidasi). Unsure yang mudah melepas electron dikatakan
reduktor kuat, yaitu terletak pada bagian kiri bawah system periodik.
7. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah besaran tendensi (kecenderungan) suatu atom untuk
menarik elektron. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa harga
perbandingan suatu atom terhadap atom yang lain). Salah satu definisi
kelektronegatifan adalah definisi Pauling yang dihasilkan data skala kuantitatif
seperti pada gambar di bawah.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
8. 1
Keasaman
Sifat keasaman merupakan sifat keasaman yang dimiliki suatu unsur yang
merupakan zat tunggal dalam sistem unsur periodik. Sifat asam adalah sifat yang
berkaitan dengan unsur non logam. Keasamannya semakin kecil bila jari-jari atom
semakin besar dan ke bawah dalam kategori unsur segolongan (atas-bawah).
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +.
Kecenderungan dalam sistem periodik adalah :
Dalam satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kiri ke kanan. Hal ini
karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam ikatannya. Ini
menyebabkan sifat keasaman IIA akan lebih besar dari IA dan yang paling besar
adalah golongan VII A.
Dalam satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari bawah ke atas.
Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam ikatannya. Ini
menyebabkan sifat keasaman periode 7 akan lebih besar dari periode 6 dan yang
paling besar adalah periode 2.
9. Oksidator
Sifat oksidator merupakan sifat atom suatu unsur yang cenderung menangkap
elektron (mengalami reduksi). Sifat oksidator ini tidak dimiliki oleh gas mulia,
sehingga sifat oksidator terkuat dimiliki golongan halogen (VIIA).
Dalam satu periode : dari kiri ke kanan, sifat oksidator semakin besar.
Dalam satu golongan : dari bawah ke atas, sifat oksidator semakin besar.
LATIHAN SOAL
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1. Pilihan Ganda
1
PETUNJUK KHUSUS
Untuk soal no. 1 sampai dengan 30, pilih salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang
disediakan !
1. Hukum Triade merupakan salah satu cara pengelompokkan unsur yang dikemukakan
oleh?
a. Menedelyev
b. Dobereiner
c. Newlands
d. Lothar Meyer
e. Moseley
2. Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor massa atom, sifat unsur
tersebut akan berulang pada unsur kedelapan. Pernyataan ini dikenal dengan hukum
oktaf yang dikemukakan oleh ?
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Mendeleyev
d. Moseley
e. Dalton
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Sistem periodik unsur yang kita pakai sekarang merupakan pengembangan dari
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
8. Hukum Triade menyatakan bahwa ?
SEMESTER
a. Dalam satu golongan, unsur – unsur mempunyai kemiripan sifat
b.1Suatu triade selalu terdiri atas tiga macam unsur yang sama
c. Jika unsur disusun menurut sifatnya, selalu ada tiga unsur yang sifatnya mirip
yang disebut triade
d. Jika unsur – unsur disusun menurut beratnya, sifat unsur akan terulang pada
unsur kedelapan
e. Dalam suatu triade massa rata – rata unsur yang ringan dan berat mendekati
massa unsur yang di tengah
11. Berikut ini data sifat-sifat unsur periode ketiga dari Na sampai dengan Cl
1. Sifat logam bertambah
2. Sifat non logam bertambah
3. Energi ionisasi berkurang
4. Sifat asam bertambah
5. Keelektronegatifan berkurang
6. Jari-jari atom berkurang
7. Sifat basa bertambah
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Perubahan sifat yang benar dari Na sampai dengan Cl adalah...
SEMESTER
a. 1, 3 dan 4
b. 12,3 dan 4
c. 2,4 dan 6
d. 2,4 dan 7
e. 4,5 dan 6
12. Oksida beberapa unsur dibawah ini jika dimasukkan dalam air akan menghasilkan
larutan basa kecuali...
a. BaO
b. Na2O
c. NH3
d. SO2
e. CaO
13. Dalam Tabel Sistem Periodik Unsur Dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat
oksidator halogen semakin lemah, berarti harga potensial reduksi unsur halogen…
a. Cl2 < I2
b. Br2 > Cl2
c. F2 > Br2
d. I2 > Cl2
e. F2 < I2
14. Jika unsur natrium dibandingkan dengan sifat-sifat unsur magnesium maka unsur
natrium…
a. Energi ionisasinya lebih besar
b. Jari-jari atomnya lebih kecil
c. Lebih bersifat oksidator
d. Sifat reduktornya lebih lemah
e. Lebih bersifat basa
15. Sifat-sifat berikut yang tidak dimiliki oleh logam transisi periode ke empat adalah…
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Bersifat paramagnetik
SEMESTER
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. 1Senyawa-senyawa berwarna
d. Mempunyai titik lebur yang rendah
e. Memiliki beberapa bilangan oksidasi
16. Pernyataan yang paling tepat tentang unsur gas mulia berikut adalah...
a. Harga ionisasi tinggi menunjukkan kestabilan unsur gas mulia
b. Semua unsurnya mempunyai elektron valensi 8
c. Titik didih unsur-unsurnya sangat tinggi, diatas 100 o C
d. Tidak dikenal senyawa xenon dan kripton
e. Argon terdapat di atmosfer
17. Unsur gas mulia yang dapat digunakan sebagai gas pengisi balon udara adalah ….
a. helium
b. neon
c. argon
d. nitrogen
e. xenon
18. Identifikasi logam alkali dapat dilakukan dengan reaksi nyala. Warna nyala untuk
unsur litium adalah ….
a. merah
b. hijau
c. kuning
d. biru
e. ungu
19. Dilihat dari atas ke bawah, sifat kekerasan logam alkali adalah …
a. semakin keras
b. semakin lunak
c. tetap
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
d. semakin kurang reaktif
SEMESTER
e. semakin reaktif
1
20. Berdasarkan sifat reduktornya, urutan yang benar dari unsur periode ke tiga dari
yang terendah ke yang terbesar sifat reduktornya adalah …
a. Na – Mg- Al – Si – P – S – Cl – Ar
b. Ar – Cl – S – P – Si – Al – Mg – Na
c. Mg – Al – Na P – Si – S – Ar – Cl
d. Na – Mg – Al – Si – Ar – Cl – S – P
e. Ar – Cl – S – P – Si – Na – Mg – Al
22. Suatu kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap ataupun
menarik kembali elektron dari atom lainnya...
a. Jari-jari atom
b. Kelektronegatifan
c. ionisasi
d. Afinitas eletron
23. Di antara sifat periodik unsur berikut, yang benar dalam satu golongan dari atas ke
bawah adalah …
a. jari – jari atom makin pendek
b. elektronegativitas makin besar
c. energi ionisasi makin besar
d. afinitas elektron makin kecil
e. sifat logam makin berkurang
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
24. Diketahui beberapa energi ionisasi untuk X = 520; Y = 419; Z = 496; A = 376; B =
SEMESTER
403 (dalam kJ/mol). Urutan yang benar dari unsur logam alkali berdasarkan harga
25. Di antar deret unsur halogen, atom yang memiliki keelektronegatifan paling besar
adalah …
a. F
9
b. 17 Cl
c. 35 Br
d. 53 I
e. 85 At
26. Konfigurasi elektron dari unsur yang memiliki keelektronegatifan terbesar adalah … .
a. 2, 5 b. 2, 7 c. 2, 8 d. 2, 8, 1 e. 2, 8, 8
27. Di antar deret unsur halogen, atom yang memiliki keelektronegatifan paling kecil
adalah …
a. F
9
b. 17 Cl
c. 35 Br
d. 53 I
e. 85 At
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
b. besarnya energi yang diperlukan untuk menyerap 1 elektron pada pembentukan
SEMESTER
ion negatif
c. 1besarnya energi yang dibebaskan pada penyerapan 1 elektron untuk
membentuk ion negatif
d. besarnya kecenderungan menarik elektron pada suatu ikatan
e. besarnya kecenderungan menarik elektron untuk membentuk ion negative
29. Glongan unsur yang mempunyai tingkat nonlogam keasaman terendah terletak pada
golongan ….
a. alkali
b. alkali tanah
c. halogen
d. carbon
e. gas mulia
2. Esai
Bagian A
Kerjakanlah soal di bawah ini!
1. Apa kelebihan pengelompokkan unsur yang dikemukakan oleh Mendelev?
2. Jelaskan pengelompokan unsur menurut? Dobereiner, Newlands dan
Mendeleev!
3. Apakah tujuan para ahli kimia mengelompokkan unsur-unsur?
4. Berdasarkan apakah Moseley menyempurnakan sistem periodik Mendeleev?
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
5. Berdasarkan apakah Mendeleev menyusun tabel periodik unsur-unsur?
SEMESTER
Mengapa sistem periodik dari Mendeleev lebih dikenal daripada model Lothar
1 Meyer?
Bagian B
Jawablah Soal Berikut dengan Benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isotop, isoton, dan isobar?
2. Belerang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk pada suhu kamar, bentuk-
bentuk yang terkenal sebagai?
3. Dalam urutan unsure 8O, 9F, dan 10Ne, maka jari-jari atom akan ?
4. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil, maka yang bertambah
besar adalah?
5. Unsur-unsur dalam satu golongan tertentu dalam system periodic memiliki
sifat-sifat kimia yang sama. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Bagian C
Kerjakan soal dibawah ini !
1. Jelaskan kecenderungan dalam system periodik !
2. Apa yang dimaksud dengan siat oksidator?
3. Tentukan bilangan oksidasi O dalam H2O2!
4. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCl2!
5. Tentukan bilangan oksidasi Cu dan N dalam Cu(NO2)2!
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
7. E
SEMESTER
8. E
19. B
10.D
11.C
12.D
13.C
14.E
15.D
16.A
17.A
18.C
19.B
20.B
21.C
22.B
23.D
24.E
25.A
26.B
27.E
28.D
29.A
30.C
2. Esai
Bagian A
1. Sistem periodik unsur mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
menurut penelitian para ahli, salah satunya D. I. Mendeleev. Pada tahun
1869, D. I. Mendeleev, membuat daftar unsur-unsur yang didasarkan pada
sifat fisis dan sifat kimia dihubungkan dengan massa atom unsur. Susunan
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Mendeleev tersebut merupakan sistem periodik pertama yang sering disebut
SEMESTER
Sistem Periodik Unsur bentuk pendek.
Bagian B
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1. ~ Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi
SEMESTER
memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah
Bagian C
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +.
Kecenderungan dalam sistem periodik adalah :
Dalam satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kiri ke
kanan. Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam
ikatannya. Ini menyebabkan sifat keasaman IIA akan lebih besar dari IA
dan yang paling besar adalah golongan VII A.
Dalam satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari bawah ke
atas. Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam
ikatannya. Ini menyebabkan sifat keasaman periode 7 akan lebih besar
dari periode 6 dan yang paling besar adalah periode
2. Sifat oksidator merupakan sifat atom suatu unsur yang cenderung
menangkap elektron (mengalami reduksi). Sifat oksidator ini tidak dimiliki
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
oleh gas mulia, sehingga sifat oksidator terkuat dimiliki golongan halogen
SEMESTER
(VIIA).
1 Dalam satu periode : dari kiri ke kanan, sifat oksidator semakin besar.
Dalam satu golongan : dari bawah ke atas, sifat oksidator semakin besar.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Diketahui :
SEMESTER Jumlah bilangan oksidasi H O = 0
2 2
1 Bilangan oksidasi H = +1
Maka:
⇒ (2 × b.o H) + (2 × b.o O) = 0
⇒ (2 × 1) + (2 × b.o O) = 0
⇒ (2) + (2 × b.o O) = 0
⇒ 2 × b.o O = −2
⇒ b.o O = −2/2
⇒ b.o O = −1
Jadi, bilangan oksidasi O dalam H2O2 adalah -1.
3. Penyelesaian:
Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCl 2 berikut ini.
CaCl2 → Ca2+ + 2Cl-
Jadi, muatan ion dalam CaCl2 adalah:
Ca2+ = 2+ dan Cl− = −1
Karena bilangan oksidasi ion sama dengan jumlah muatannya, maka biloks Ca
= +2 dan biloks Cl = −1.
4. Penyelesaian:
Reaksi penguraian Cu(NO2)2 adalah sebagai berikut.
Cu(NO2)2 → Cu2+ + 2NO2−
Dari kation Cu2+ maka biloks Cu adalah +2.
Dari anion NO2− diperoleh:
● Jumlah biloks total NO2− = -1
● Biloks O = -2
Maka:
⇒ (b.o N) + (2 × b.o O) = –1
⇒ (b.o N) + (2 × -2) = –1
⇒ b.o N + (-4) = –1
⇒ b.o N = –1 + 4
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
⇒ b.o Cl = 3
SEMESTER
Jadi, dalam senyawa Cu(NO ) , biloks Cu = +2 dan biloks N = +3.
2 2
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
A. Kestabilan Unsur
SEMESTERUnsur-unsur alami cenderung tidak stabil bila berdiri sendiri, kecuali untuk
1 golongan gas mulia. Unsur yang terletak pada golongan VIII A tabel periodik
unsur
ini dapat ditemukan di alam sebagai zat monoatomik dan bersifat inert (sukar
bereaksi). Hal ini terjadi diakibatkan kulit terluar pada atom unsur gas mulia telah
terisi penuh.
Kestabilan gas mulia inilah yang ingin dicapai oleh unsur-unsur lainnya, hingga
mereka cenderung bereaksi dan membentuk ikatan kimia, menghasilkan suatu
molekul atau senyawa yang stabil.Daya tarik-menarik antar atom yang
menyebabkan terbentuknya senyawa kimia inilah yang disebut ikatan
kimia.Fenomena ini ditemukan pertama kali oleh Gilbert N. Lewis dan Albrecht
Kossels pada 1916, dimana mereka mengemukakan konsep ikatan kimia sebagai
berikut:
1. Gas mulia sukar membentuk senyawa karena memiliki susunan elektron yang
stabil (tidak melepas dan menerima elektron di kulit terluarnya), sehingga
disebut inert
2. Setiap atom ingin memiliki susunan elektron yang stabil dengan cara
melepaskan atau menangkap elektron
3. Susunan elektron yang stabil dicapai dengan cara berikatan antar atom lain.
Untuk menggambarkan interaksi antar unsur-unsur dalam upayanya mencapai
kestabilan, Gilbert Lewis mengemukakan ide untuk menggambarkannya dengan
suatu diagram yang disebut struktur Lewis.
Struktur ini mencakup lambang unsur/atom yang dimaksud dan dikelilingi titik
(biasanya dilambangkan × atau ∙) dimana setiap titik mewakili satu elektron yang
ada pada kulit terluar atom tersebut.
Berikut ini adalah struktur Lewis umum untuk unsur Golongan IA-VIIA:
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
He 2
SEMESTER
Ne 2 8
Ar 1
288
Kr 2 8 18 8
Xe 2 8 18 18 8
Rn 2 8 18 32 18 8
Jika kita perhatkan dengan teliti, selain atom He, semua atom unsur golongan
gas mulia memiliki electron valensi berjumlah 8. Berdasarkan teori mekanika
kuantum, ternyata orbital pada kulit terluar semua unsur golongan gas mulia terisi
penuh oleh electron.
Diagram orbital kulit valensi untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn.
= ns2 np6
Oleh sebab orbital pada unsur unsur gas mulia yang terisi penuh oleh electron
inilah yang menyebabkan atom gas mulia stabil dan ditemukan di alam dalam
keadaan bebas (monoatom). Untuk itu, mengacu pada jumlah electron valensi gas
mulia, ada dua aturan kestablan unsur, yaitu :
1. Aturan octet : suatu atom yang stabil cenderung memiliki jumlah electron
valensi = 8 (sama seperti Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn)
2. Aturan duplet : suatu atom yang stabil cenderung memiliki jumlah electron
valensi = 2 (sama seperti He)
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Contoh :
Na1
2 81
Electron valensi atom Na adalah 1. Ada dua cara atom Na supaya stabil yaitu
dengan melepas 1 elektron terluarnya atau menangkap 7 buah electron lain
sehingga jumlah electron valensinya adalah 8. Energi yang dibutuhkan untuk
melepas 1 buah electron tentu lebih kecil dibandingkan untuk menangkap 7 buah
electron. Hal ini mengakibatkan atom Na lebih cenderung untuk melepas 1 buah
elektronnya untuk mencapai kestabilan membentuk ion positif.
Berbeda halnya dengan atom Cl.
Cl 2 8 7
Karena electron valensinya 7, tentu atom Cl akan lebih mudah menangkap satu
electron untuk mencapai kestabilan daripada harus melepas 7 buah electron
terluarnya. Atom Cl akan stabil dengan membentuk ion negative.
Jumlah electron yang dilepaskan atau diterima oleh suatu atom bergantung
pada jumlah electron valensinya (jumlah electron valensi = nomor golongan).
Setelah menerima atau melepaskan elektronnya, ion harus memiliki konfigurasi
seperti atom gas mulia, baru ion itu dikatakan stabil.
Energy ionisasi kecil = Atom logam = melepaskan electron untuk stabil =
ion positif
Afinitas elektronnya besar = Atom non logam = menerima electron untuk
stabi = ion negative.
B. Simbol Lewis
1. Pengertian Struktur Lewis
Struktur lewis atau sering disebut rumus lewis adalah suatu pola atau diagram
yang menggambarkan jumlah elektron valensi dari atom-atom yang akan
membentuk ikatan kimia. Struktur lewis ini berbentuk titik, silang atau bulatan-
bulatan yang mengelilingi lambang atomnya, baik atom tunggal maupun atom-atom
yang berikatan.
Struktur lewis ini juga dikenal denga rumus atau diagram titik elektron dan ada
juga yang menyebutnya diagram titik lewis. Keberadaan struktur lewis ini sangat
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
penting untuk menggambarkan jenis ikatan kimia yang terjadi dalam suatu senyawa
SEMESTER
serta proses terbentuknya ikatan kimia tersebut. Selain itu, struktur lewis juga dapat
Lambang Silang
Gambar struktur lewis unsur F
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Lambang Bulatan
Gambar struktur lewis unsur Ne
Lambang Kombinasi
Gambar struktur lewis NH3
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sisa elektron pada perhitungan PEI tidak berpengaruh pada PEI, namun
SEMESTER
digunakan untuk perhitungan PEB.
4. 1
Tentukan jumlah pasangan elektron bersama (PEB)
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas pada atom
pusatnya. Untuk menentukan PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
PEB = Jumlah Elektron Sisa pada PEI
2
Untuk menentukan atom pusat pada struktur lewis suatu molekul atau
senyawa dapat digunakan beberapa teknik sebagai berikut:
Cara menentukan atom pusat suatu molekul atau senyawa
1. Dalam senyawa, atom yang jumlahnya paling sedikit akan menjadi atom
pusat
2. Jika dalam senyawa terdapat dua atau lebih atom yang jumlahnya sama,
maka atom pusat adalah atom yang keelektronegatifannya lebih rendah,
atau kalau dalam satu periode posisinya sebelah kiri dari atom lain, bila
segolongan yang bertindak sebagai atom pusat ada pada paling bawah.
3. Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat. Pada asam oksi
(asam yang mengandung oksigen, seperti H2SO4, HNO3, H3PO4, H2CrO4,
dan lain-lain) atom H jarang sekali terikat pada atom pusat secara langsung,
tetapi H lebih sering terikat pada atom O lebih dahulu).
Dalam menentukan struktur lewis suatu senyawa, tidak harus mengikuti kaidah
oktet (elektron valensi harus 8) atau kaidah duplet (2 elektron valensi), karena pada
beberapa jenis unsur memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu ada beberapa
pengecualian yang harus diperhatikan dalam menggambarkan struktur lewis
molekul.
Pengecualian kaidah Oktet-Duplet dalam menggambarkan struktur lewis
1. B (boron) maksimal hanya dapat memiliki 6 elektron ketika berikatan
2. N (nitrogen) pada beberapa jenis senyawa hanya memiliki 7 elektron ketika
berikatan
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
3. Unsur yang berada pada periode 3 (seperti P, S, Cl, Br, I) dan unsur logam
SEMESTERtransisi berkemungkinan untuk memiliki elektron lebih dari 8 ketika berikatan
1 Berikut ini adalah contoh cara menggambarkan struktur lewis pada beberapa
molekul atau senyawa.
Cara menentukan struktur lewis senyawa SO3
Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa SO3 yaitu sebagai berikut
Jumlah elektron valensi S =6
Jumlah elektron valensi O3 = 3 × 6 = 18
Jumlah total elektron valensi =24
Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,
PEI = 24/8 = 3 sisa 0
PEB = 0
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa SO3 memiliki 3
ikatan dan tidak ada pasangan elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi
atom pusat dari senyawa SO3 adalah S karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis SO3 dengan S sebagai pusat dikelilingi oleh 3
atom O.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut
1 PEI S = 6 elektron
memasangkanmemasangkan
S→2 elektron2 elektron ←O
PEI S = 6 – 2 = 4 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S→2 elektron 2 elektron ←O
PEI S = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S→2 elektron 2 elektron ←O
PEI S = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa SO3 adalah sebagai berikut:
Struktur lewis SO3 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut
C. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron
oleh atom-atom yang berikatan. Atom- atom yang melepas elektron menjadi ion
positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif
(anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki
ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap
SEMESTER
elektron membentuk ion negatif. Contoh : NaCl, MgO, CaF , Li O, AlF .
2 2 3
Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik
yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur.
Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.
Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti
dengan tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis
yang mirip. Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida
tidak dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang
tidak terisi penuh. Contoh penggunaan lambang titik Lewis dalam ikatan ion sebagai
berikut.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:
D. Ikatan Kovalen
Pada ikatan ion terjadi pelepasan dan penerimaan elektron agar unsur
mencapai kestabilan. Ikatan ini umumnya terjadi pada senyawa yang dibentuk oleh
unsur logam dan nonlogam. Bagaimana senyawa yang dibentuk oleh unsurunsur
nonlogam? Ikatan apa yang terjadi? Unsur nonlogam umumnya mempunyai
keelektronegatifan tinggi artinya mudah menarik elektron. Masing-masing unsur
nonlogam pada senyawanya tidak akan melepaskan elektron, sehingga untuk
mencapai kestabilannya, unsur-unsur tersebut akan menggunakan bersama
pasangan elektron membentuk ikatan kovalen.
Lewis menggambarkan ikatan kovalen melalui struktur Lewis atau rumus
elektron yang terdiri dari simbol Lewis. Simbol Lewis yaitu lambang suatu atom yang
dikelilingi oleh titik-titik yang menyatakan elektron valensi dari atom tersebut.
Apabila elektron valensi lebih dari empat maka elektron yang kelima dan seterusnya
dipasangkan dengan salah satu elektron lain. Elektron valensi blok s dan blok p
sesuai dengan nomor golongannya. Berikut ini beberapa contoh simbol Lewis:
Struktur Lewis dari PCl3 dan CF4 dapat digambarkan sebagai berikut:
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Pada suatu senyawa, ikatan dapat berupa ikatan kovalen tunggal dan ikatan
SEMESTER
kovalen rangkap. Jumlah ikatan bisa hanya satu atau lebih. Bagaimana terjadinya
Susunan elektron Cl :
Pembentukan Cl2 :
Masing-masing atom Cl menyumbangkan satu elektron untuk dipakai bersama
sehingga masing-masing atom mempunyai konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Struktur Lewis molekul Cl2 dituliskan sebagai berikut.
2) Pembentukan Molekul H2
Pembentukan molekul hidrogen tidak menggunakan aturan oktet karena
masing-masing hanya mempunyai 1 elektron. Masing-masing hidrogen akan stabil
dengan dua elektron pada kulit terluarnya sesuai dengan aturan duplet.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
H:1
Cl : 2.8.7
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk
SEMESTER
mencapai kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1) Pembentukan Ion Hidronium
SEMESTER Ion hidronium, H3O+ dibentuk dari molekul air yang mengikat ion hidrogen
Pada molekul H2O, atom oksigen mempunyai dua pasang elektron bebas. H +
tidak mempunyai elektron. Untuk membentuk ikatan digunakan salah satu
pasangan elektron bebas dari oksigen sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinat. Ikatan ini bisa dituliskan sebagai berikut. Tanda panah ( →)
menunjukkan pasangan elektron ikatan kovalen koordinat berasal dari atom
oksigen.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan. Ikatan kovalen koordinat
SEMESTER
terbentuk jika pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu
1
atom.
Metana memiliki fase gas, pada setiap molekulnya terdapat ikatan kovalen yang
relatif kuat. Di antara molekul-molekul CH 4 terdapat gaya antarmolekul yang lemah.
Pada saat dipanaskan, masing-masing molekul CH 4 mudah berpisah, sehingga titik
didih metana rendah. Pada intan, atom C dengan C lainnya berikatan kovalen sangat
kuat membentuk struktur raksasa sehingga titik didihnya tinggi.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak
menghantarkan listrik kecuali grafit yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih
SEMESTER
elektropositif ke atom yang lebih elekronegatif.
Molekul NH3 dan NF3 merupakan molekul polar. Momen dipol NH3 lebih
besar dari momen dipol NF3. Hal ini disebabkan pada molekul NH 3, momen
tiga ikatan H-N dan momen PEB searah, sedangkan pada NF 3 momen ikatan
tiga ikatan N-F dan PEB arahnya berlawanan. Akibatnya, molekul NH 3
kepolarannya lebih tinggi dibanding NF3.
Senyawa kovalen biner yang atom-atomnya memiliki perbedaan
elektronegativitas akan memiliki momen dipol sehingga bersifat polar. Pada molekul
H2 dan Cl2 selisih elekronegativitasnya adalah nol dan pasangan elektronnya tertarik
sama kuat ke semua atom. Sementara pada molekul HCl selisih
elektronegativitasnya (3,16-2,20 = 0,96) dan pasangan elektron ikatan lebih tertarik
ke arah Cl karena Cl memiliki elektronegativitas yang lebih besar dari H.
Jadi,senyawa H2 dan Cl2 merupakan senyawa kovalen nonpolar, sedangkan HCl
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
merupakan senyawa kovalen polar. Meskipun molekul BCl , CH , PCl , SF , SO dan
SEMESTER
3 4 5 6 3
CO memiliki ikatan kovalen polar, namun molekul tersebut merupakan molekul non
2
1 karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah vector dari momen ikatan dan
polar
momen pasangan electron bebasnya sama dengan nol. Pada gambar terlihat bahwa
arah momen ikatan pada molekul CH4, CCl4, dan SO3 yang saling meniadakan
(cancellation) karena faktor geometri molekul.
Gambar. Arah momen ikatan pada molekul CH4, CCl4, dan SO3.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau
SEMESTER
polarisasi muatan.
Contoh Soal :
1. Molekul senyawa berikut yang bukan merupakan senyawa kovalen polar adalah
….
A. HCl
B. H2O
C. NH3
D. CHCl
E. Cl2
Jawaban: E
Pembahasan:
Molekul Cl2 terdiri dari 2 atom yang sama yaitu Cl sehingga selisih
keelektronegatifannya adalah 0. Hal tersebut tidak mengakibatkan terjadinya
pemisahan kutub oleh karena itu Cl2 adalah senyawa nonpolar.
Jawaban: C
Pembahasan:
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Salah satu cara menentukan senyawa polar dan non-polar adalah dengan cara
SEMESTER
melihat pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat.
1 Apabila atom pusat memiliki PEB maka senyawa tersebut dapat dipastikan
merupakan senyawa polar.
Apabila atom pusat tidak memiliki PEB maka senyawa tersebut tergolong
senyawa non polar.
Jawaban: B
Pembahasan:
Molekul polar ditandai dengan adanya perbedaan keelektronegatifan, semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka semakin polar juga molekul
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
tersebut. Sedangkan molekul non polar tidak mempunyai perbedaan
SEMESTER
keelektronegatifan.
Jawaban: A
Pembahasan:
A. CO2 → (C = 2,5) (O = 3,5) → 3,5 – 2,5 = 1
B. ClO → (Cl = 3,0) (O = 3,5) → 3,5 – 3,0 = 0,5
C. CH4 → (C – 2,5) (H = 2,1) → 2,5 – 2,1 = 0,4
D. HCl → (H = 2,1) (Cl = 3,0) → 3,0 – 2,1 = 0,9
E. PH3 → (P = 2,1) (H = 2,1) → 2,1 – 2,1 = 0
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
F. Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen
1 Oleh karena ikatan ion adalah ikatan kovalen berbeda dalam proses
pembentukannya maka senyawa yang dibentuknya juga memiliki sifat fisika dan
kimia yang berbeda. Berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan sifat fisika
senyawa ion dan senyawa kovalen, seperti kemudahan menguap ( volatile), daya
hantar listrik, dan kelarutan.
1. Kemudahan Menguap
Jika di dapur terdapat cuka (senyawa kovalen) dan garam dapur (senyawa
ion), senyawa manakah yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium adalah
cuka. Mengapa garam dapur tidak tercium baunya?
Jika anda merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau uap dari suatu zat yang
masuk ke hidung anda. Uap tersebut tentu berasal dari zat yang ada disekitar anda.
Jika suaty zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut mudah
menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal. Pada kasus
tersebut, cuka mudah menguap dibandingkan garam dapur. Titik didih cuka 199°C
dan garam dapur 1.517°C. Kemudahan menguap dari suatu zat berhubungan
dengan gaya tarik antarmolekul.
Aktivitas Kimia
Membandingkan Sifat Fisik (Kemudahan Menguap) Senyawa Ion dan
Senyawa Kovalen
Tujuan
Membandingkan kemudahan menguap garam dapur (senyawa ion) dan naftalena
(senyawa kovalen)
Alat
1) Cawan penguap
2) Gelas kimia
3) Bunsen
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Bahan
Langkah Kerja
1) Siapkan wadah berisi air, kemudian masukkan NaCl ke dalam wadah 1 dan
naftalena ke dalam wadah 2.
Gambar Naftalena
2) Uapkan setiap senyawa NaCl dan naftalena pada wadah berisi air dengan
waktu yang sama.
3) Amati apa yang terjadi.
4) Bandingkan zat mana yang lebih mudah menguap.
5) Pindahkan kristal yang terbentuk ke cawan penguap.
Pertanyaan
1) Apa yang terjadi pada saat beberapa lama mulai dilakukan pemanasan.
2) Senyawa manakah yang lebih mudah menguap? Mengapa?
3) Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan tersebut?
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Gaya tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam
SEMESTER
molekul. Gaya tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang berdampak
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
2) Senyawa kovalen, baik dalam keadaan padat maupun cairan tidak dapat
SEMESTERmenghantarkan arus listrik. Mengapa terjadi gejala seperti itu?
1 Dalam bentuk padatan, senyawa ion membentuk kisi-kisi kristal yang kaku.
Dalam hal ini, kation dan anion berantaraksi sangat kuat satu dan lainnya sehingga
tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena kation dan anion tidak dapat bergerak
melainkan hanya bergetar di tempat, akibatnya tidak ada spesi yang dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ion dilelehkan, antaraksi antara kation
dan anion melemah dan dapat bergerak lebih leluasa. Akibatnya, jika arus listrik
dilewatkan, ion-ion tersebut dapay menghantarkan arus listrik dari potensial tinggi
ke potensial rendah.
Pada senyawa kovalen, baik bentuk padatan maupun cairnya bersifat netral.
Artinya, tidak terjadi pemisahan atom-atom membentuk ion yang bermuatan listrik,
melainkan tetap sebagai molekul kovalen. Oleh karena dalam senyawa kovalen tidak
ada spesi yang bermuatan listrik maka arus listrik yang dikenakan pada senyawa
kovalen tidak dapat dialirkan.
3. Kelarutan
Bagaimana kelarutan senyawa kovalen dan senyawa ion di dalam pelarut
tertentu? Untuk mengetahui kelarutan senyawa-senyawa itu, anda dapat
mempelajari penyelidikan berikut.
Setiap tiga macam zat terlarut, NaCl, naftalena dan gula dimasukkan pada tiga
macam pelarut, misalnya air, alkohol dan benzena sehingga diperoleh 9 macam
larutan.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1) Senyawa NaCl (senyawa ion) larut dalam pelarut air, tetapi tidak larut dalam
SEMESTERpelarut organik seperti alkohol dan benzena;
12) Naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam air maupun alkohol;
3) Gula pasir larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam pelarut
benzena.
Apa yang dapat anda simpulkan tentang data tersebut? Bagaimana
menjelaskan fakta tersebut? Pada umumnya, senyawa ion tidak larut dalam pelarut
organik, tetapi larut dalam air walaupun ada juga yang kurang bahkan tidak larut
dalam air.
Mengapa gula pasir (C12H22O11) larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut
dalam benzena, sedangkan naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam
air maupun alkohol? Gula pasir dan naftalena, keduanya senyawa kovale. Bedanya,
gula pasir merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan naftalena kovalen murni
(nonpolar). Selain itu, air dan alkohol juga polar, sedangkan benzena nonpolar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa kovalen
nonpolar akan larut dalam pelarut yang juga nonpolar . Alkohol yang bersifat kovalen
polar akan larut dalam air yang juga bersifat polar dan alkohol tidak akan larut
dalam pelarut benzena.
Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen dapat dilihat
pada tabel berikut:
Sifat-Sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
No. Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen
SEMESTER
1. Titik didih dan titik Tinggi Rendah
1 leleh
2. Konduktivitas listrik Sebagai konduktor Bukan konduktor
dalam bentuk lelehan dalam setiap keadaan
atau larutan dalam air
3. Kelarutan dalam air Umumnya larut Senyawa kovalen polar
4. Kelarutan dalam Tidak larut Pada umumnya larut
pelarut polar dalam air dan pelarut
polar
5. Kelarutan dalam Tidak larut Senyawa kovalen
pelarut nonpolar nonpolar umumnya
larut
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
G. Ikatan Logam
1. 1Pengertian Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
electron elektron valensi antara tomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan
perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang
dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron. Contoh
terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari
atom-atom Fe yang lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari
setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk
lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya
tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya
terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
3. Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
SEMESTER
Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan
1
pengecualian unsur merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Sebagai
pengingat, sifat-sifat logam yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Memiliki variasi kekuatan mekanik.
Perlu diingat kembali bahwa ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang
menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam adalah akibat dari adanya tarik
menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak
bebas.
Sifat-sifat logam tidak bisa dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak bisa mengantarkan listrik pada fase
padatan, dan senyawa ionik sifatnya rapuh (berlawanan dengan sifat logam). dan;
Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi.
Dengan demikian atom tersebut tidak dapat membentuk ikatan kovalen. Senyawa
kovalen adalah penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan
sifat berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam
membentuk model ikatan yang berbeda.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
muatan listriknya sama sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan
SEMESTER
tetap.
1 Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut elektron.
Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi suatu sistem
terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam. Delokalisasi
adalah suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada 1 atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Atom logam bisa
berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga menjadi molekul yang
besar sekali. Satu atom akan berikatan dengan beberapa atom lain disekitarnya.
Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan menjadi logam berwujud padat (kecuali
Hg) dan umumnya keras.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Perbandingan Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
klorida kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida
SEMESTER
dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air
1
membentuk aluminium hidroksida.
H. Gaya Antarmolekul
1. Pengertian Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling
berdekatan. Gaya antarmolekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti
ikatan ionik, kovalen, dan logam, semuanya adalah ikatan antar atom dalam
membentuk molekul. Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar
molekul. Kita akan mempelajari tiga macam gaya antar molekul, yaitu:
Gaya Van der Waals
Ikatan Hidrogen
Gaya London
Agar dapat memahami gaya antar molekul dengan baik. kita harus memahami
terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan dipol dalam suatu molekul.
a. Dipol
Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang
memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan
kutub negatif (δ-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut
sebagai senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu
diperhatikan bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation (+) dan
SEMESTER
ion negatif/anion (-).
1 Untuk memahami perbedaan antara ion dan dipol, mari kita perhatikan gambar
berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul terbagi
(bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif dan ion negatif
sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar
ion positif dan negatif (gaya coulomb).Pada senyawa polar, tidak terjadi
pemisahan.Molekul merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi
terdapat kutub positif (δ+) dan di sisi yang lain terdapat kutubnegatif (δ-).Untuk
senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung. Untuk
mempelajari bagaimana dipol terbentuk, silakan tengok kembali materi ikatan
kovalen polar di kelas X.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Molekul , atom, zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol).
SEMESTER
Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K
1
(-2730C)
b. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu
molekul dengan atom nitrogen (N), oksigen (O), atu fluor (F) pada molekul yang
lain. Gaya tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik
antar molekul yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen.
Ikatan Hidrogen juga dapat didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul
yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih
lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-
dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal
dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial
negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki
elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N).
Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang
dimilikinya.
Yang harus diperhatikan bahwa:
a) Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling
elektro negatif, menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif
yang signifikan.
b) Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif
secara signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas
yang aktif.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Hδ+ dan Clδ- sebanyak pasangan elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang
SEMESTERelektron bebas).
1b. Ikatan Hodrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu
c. molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air
terdapat ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat
senyawa.
d. Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul
seperti protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua
bagian dari molekul yang sama yang berperan sebagai penentu bentuk
molekul keseluruhan yang penting.
Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik
antara molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas
dari molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif
sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan titik
leleh air tinggi bila dibandingkan molekul lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar
Beberapa gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk ikatan
hidrogen dan mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan sirup gula.
mengandung gugus hidroksi –OH atau gugus amino –NH2 relatif lebih larut dalam
air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air.
Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH juga merupakan
contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
Secara fisika titik didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat
molekulnya, yakni semakin berat molekul suatu senyawa maka makin sulit
menguap maka semakin tinggi titik didihnya. Namun fakta eksperimen titik
didih senyawa hidrida unsur-unsur golongan VA, VIA, VIIA menunjukkan
adanya penyimpangan.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
pasangan elektron ikatan, dan karena itu akan ditemukan setengah rata-rata
SEMESTER
antara kedua atom, sebagai contoh, pada molekul H2 atau Cl2. “semakin
c. Gaya London
Gaya ini merupakan gaya tarik menarik antarmolekul nonpolar akibat adanya
dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari suatu orbital ke
orbital yang lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul
nonpolar bersifat agak polar. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat
yang dapat ke mengimbas ke molekul di sekitarnya disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. "Jika
Mr semakin besar, molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya
London semakin kuat". Semakin mudah molekul mengalami polarisasi, semakin
tinggi titik didih dan titik lelehnnya. Oleh karena itu semakin besar Mr semakin besar
titik didih dan titik lelehnya.
Keterangan:
Namun Gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya
hanya mengalami tarik-menarik berdasarkan Gaya London saja maka titik didih dan
titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan zat lain yang mengalami tarik-
menarik tidak hanya berdasarkan Gaya London saja (Mr hampir sama) Ikatan Van
der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu
rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan
berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari
setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari
pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas
mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan
SEMESTER
terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol
1 serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2,
temporer
selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang
membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari
molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
Ketika dipol sesat terjadi, akan timbul pula gaya london (garis biru putis-putus).
Ketika dipol hilang, gaya london pun hilang. Kekuatan Gaya london bergantung
pada berbagai faktor:
a) Kerumitan Molekul
Makin rumit molekul (Mr makin besar) Mr disebut juga Massa atom relatif,
maka gaya london makin kuat.
b) Ukuran Molekul
Makin besar ukuran molekul, gaya london juga makin kuat. hal ini
dikarenakan molekul besar lebih mudah terpolarisasi, sehingga dipol sesaat
lebih mudah terjadi.
c) Jumlah atom didalam molekul
Semakin banyak jumlah atom didalam molekul maka akan semakin besar
kekuatan gaya londonnya.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
lurus dengan massa molekul relatifnya (Mr). Selain itu, struktur molekul
SEMESTER
mempengaruhi kekuatangaya London. Semakin luas permukaan sentuh, artinya
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
cairan akan berbentuk cekung. Dan sebaliknya, jika kohesi lebih kuat dari adhesi,
SEMESTER
maka permukaan cairan cembung.
1
I. Pengaruh Gaya Antarmolekul Terhadap Sifat Fisika
1. Pengertian Gaya Antarmolekul
Dalam materi ikatan kimia, kita telah mengenal beberapa jenis ikatan
diantaranya adalah ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam. Jenis-jenis ikatan ini merupakan jenis ikatan yang terjadi antara suatu unsur
atau senyawa untuk membentuk senyawa yang lain (baru). Adapun gaya
antarmolekul adalah gaya yang terjadi antara molekul yang satu dengan molekul
yang lain. Pada prinsipnya, gaya ini merupakan gaya elektrostatik yang terjadi
diantara molekul-molekul saling terpisah satu sama lain.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
antar molekul mempengaruhi kemampuan zat cair untuk membasahi suatu
SEMESTER
permukaan air atau H2O dapat membasahi permukaan gelas yang bersih karena
1 H2O dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom atom o pada gelas
molekul
namun bila permukaan gelas dilapisi gemuk maka akan terbentuk butiran-butiran
kecil hal ini dikarenakan molekul H2O tidak membentuk ikatan yang kuat dengan
hidrokarbon.
Gaya antar molekul mempengaruhi kekentalan atau viskositas suatu zat cair air
H2O yang bersifat polar memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibanding benzena
atau C6 h6 yang bersifat nonpolar Hal ini dikarenakan gaya antar molekul pada H2O
yakni ikatan hidrogen lebih kuat dibanding gaya london pada benzena akan tetapi air
memiliki kekentalan yang lebih rendah dibanding minyak zaitun Hal ini karena
minyak zaitun yang bersifat nonpolar memiliki Ukuran molekul yang lebih besar dan
jumlah atom yang lebih banyak sehingga gaya london nya jauh lebih besar
dibandingkan ikatan hidrogen pada air.
Kemudian pengaruh lainnya lagi adalah berkaitan dengan fasa suatu zat. Kita
biasanya menemukan berbagai macam zat baik dalam bentuk molekul atau unsur
selalu memiliki fasa yang berbeda. Misalnya molekul air dengan keunikannya yang
dapat membentuk 3 fasa yang berbeda (padat, cair, dan gas). Ketika dalam keadaan
fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah, maka molekul-molekul
dalam zat tersebut akan benar-benar berdiri sendiri tanpa adanya interaksi di
dalamnya. Namun ketika, keadaannya berbalik, yaitu pada suhu yang relatif rendah
dan dengan tekanan yang cukup tinggi (mendekati titik embunnya), maka besar
kemungkinan akan terjadi gaya tarik menarik antarmolekul tersebut. Oleh sebab
itulah, mengapa embun itu dapat terjadi. Sedangkan untuk molekul-molekul dalam
zat cair atau pun padatan selalu diikat kuat oleh gaya tarik menarik
antarmolekulnya.
Akibat dari pengaruh inilah mengapa dibutuhkan energi yang tinggi ketika ingin
mencairkan suatu zat padat dan atau untuk menguapkan zat cair. Sehingga dari sini
juga para ilmuwan menyatakan bahwa semakin kuat gaya tarik antarmolekul suatu
senyawa, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih dari suatu senyawa tersebut.
Dan tentu, daya tarik antarmolekul ini tergolong sangat lemah dibandingkan
dengan ikatan kimia pada umumnya.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
3. Macam-macam Gaya Antarmolekul
1 Gaya antarmolekul terbagi menjadi dua macam, yaitu gaya Van der Waals dan
ikatan hidrogen.
a. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul-molekul yang bersifat polar
maupun nonpolar yang diakibatkan oleh adanya tolakan timbal balik antara awan
elektron pada atom. Pada molekul polar, gaya ini dikenal sebagai gaya dipol-dipol,
sedangkan untuk molekul nonpolar disebut sebagai gaya dispersi London atau
biasa dikenal sebagai gaya London.
1) Gaya Dipol – Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi antara molekul-molekul polar;
yaitu molekul-molekul yang memiliki momen dipol di dalamnya. Sebenarnya
gaya ini merupakan gaya elektrostatik yang diakibatkan oleh pengaruh nilai
keelektronegatifan dalam suatu unsur. Sehingga besar momen dipolnya
dipengaruhi oleh kekuatan gaya tarik antara muatan positif dan muatan negatif
dalam suatu senyawa.
Contohnya dapat kita lihat perbedaan momen dipol yang terjadi pada
senyawa CO2 dan H2O berikut ini.
Dari gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa kedua molekul di atas
masing-masing merupakan senyawa ikatan kovalen. Namun kedua senyawa
tersebut memiliki nilai kepolaran yang berbeda. Senyawa H 2O merupakan
senyawa polar karena atom oksigen lebih elektronegatif dari pada hidrogen
maka pasangan ikatan ini akan cenderung tertarik pada atom oksigen,
sedangkan untuk senyawa CO2 merupakan senyawa nonpolar yang di mana
ikatan kovalen yang terjadi pada senyawa ini tidak memiliki perbedaan
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
elektronegatifitas yang terlalu jauh, atau daya tarik kiri-kanannya sama-sama
SEMESTER
kuat (saling meniadakan). Kemudian untuk contoh lain yang juga dapat dilihat
1 adalah senyawa CCl dan CHCl seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
4 3
2) Gaya London
Gaya London merupakan gaya yang terjadi akibat adanya tarik-menarik
terinduksi oleh sebagai akibat dari adanya gaya dipol-dipol sementara dalam
suatu senyawa. Gaya ini pertama kali dikenalkan oleh fisikawan Jerman, Fritz
London (1930) melalui uraiannya tentang tarikan lemah yang disebabkan oleh
dipol imbasan sesaat pada suatu senyawa. Walaupun gaya London ini
tergolong lebih lemah dari gaya dipol-dipol, namun gaya ini dapat bertahan
sehingga menyebabkan adanya dari tarik-menarik antarmolekul. Ukuran
molekul yang lebih besar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap gaya
London.
Semakin besar molekul maka akan semakin mudah untuk membentuk
gaya London dengan momen dipol sesaat. Hal ini diakibatkan oleh adanya
awan elektron yang lebih mudah berimbas (berayun) pada molekul besar. Oleh
sebab itu, besarnya pengaruh ini sekaligus dapat mempengaruhi titik didih
dalam suatu senyawa. Semakin kuat gaya London yang terjadi maka titik didih
senyawa tersebut akan semakin tinggi. Adapun gambaran proses terjadinya
gaya London dapat dilihat pada gambar berikut.
b. Ikatan Hidrogen
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terbentuk dari interaksi antara
SEMESTER
molekul yang mengandung unsur N, O dan F, khususnya pada unsur-unsur yang
1memiliki nilai elektronegatifan yang lebih besar. Hal ini sekaligus menjadikan rata-
rata dari senyawa yang membentuk ikatan hidrogen adalah senyawa polar.
Contoh senyawa polar sederhana yang mengandung ikatan hidrogen dapat kita
lihat pada molekul air dan alkohol. Pada kedua senyawa tersebut memiliki unsur
O dan H yang masing-masing menimbulkan adanya gaya tarik menarik antar
molekulnya, seperti terlihat pada gambar di bawah.
Dari grafik di atas dapat kita bedakan bahwa kekuatan ikatan hidrogen
dapat mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Pada H 2O memiliki titik didih
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
paling tinggi diantara senyawa hidrida lainnya. Secara secara konsep berat
SEMESTER
molekul, air (H O) memiliki titik didih yang lebih rendah dari H S, H Se, dan H Te.
2 2 2 2
1Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen yang dimiliki oleh H O. 2
Sedangkan untuk senyawa H2S, H2Se, dan H2Te hanya memiliki interaksi dipol-
dipol yang semakin kuat seiring dengan besarnya ukuran molekul hidrida.
Bagaimana bisa demikian? Hal ini terjadi karena oksigen memiliki nilai
elektronegatifitas yang lebih tinggi dibanding dengan unsur lain segolongannya.
Sehingga selisih nilai elektronegatif tersebut menjadikan ikatan antara oksigen
dengan hidrogen semakin kuat, yang mana oksigen cenderung bersifat negatif
dan hidrogen cenderung bersifat positif.
Contoh lain juga dapat kita bandingkan pada unsur golongan halogen (VIIA).
Molekul HF memiliki titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan unsur halogen
lainnya. Hal ini juga disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul HF. Adapun grafiknya perbandingannya dapat dilihat pada gambar di
bawah:
Dari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ikatan hidrogen sangat
mempengaruhi titik didih dari suatu senyawa yang terbentuk dari unsur lain
segolongannya. Di sisi lain, ikatan hidrogen tidak hanya dapat terjadi pada molekul
yang sama. Akan tetapi juga dapat terjadi pada molekul yang berbeda. Misalnya
ketika asam format dicampur dengan air. Maka ikatan hidrogen dapat terlihat seperti
pada gambar di bawah.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Melaui pengamatan ini semua, dapat kita pahami bahwa ikatan hidrogen
adalah jenis ikatan yang terbentuk dari interaksi dipol-dipol yang memiliki atom H
yang terikat pada N, O, dan F seperti pada H2O, NH3, HF, CH3OH, dll.
Kesimpulan:
1. Gaya Van der Waals merupakan Gaya antarmolekul lemah yang memungkinkan
terjadinya fase cair dan padat zat-zat kovalen.
2. Gaya London merupakan gaya tarik antarmolekul lemah yang ditimbulkan oleh
dipol yang terimbas sementara.
3. Ikatan Hidrogen (Hidrogen Bonding) adalah Gaya tarik antarmolekul yang
disebabkan oleh adanya daya tarik dua atom yang memiliki nilai
elektronegatifitas jauh lebih tinggi daripada atom H yang terikat secara kovalen
pada salah satu atom tersebut seperti atom N, O dan F.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
X : jumlah pasangan elektron ikatan
SEMESTER
y
NB:1Jika ada pasangan elektron ikatan rangkap 2 maupun 3, maka itu dihitung 1.
Untuk tipe molekul AXE4, AX3E3, AX2E4, AXE5 bentuk molekulnya tidak stabil.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
2. Hibridisasi Orbital
Pada kimia, hibridisasi merupakan konsep menyatunya orbital atom sehingga
membentuk orbital hibrid baru yang sesuai pada penjelasan kualitatif sifat ikatan
atom. Secara sederhana hibridasi merupakan pembentukan orbital karena gabungan
(peleburan) dari dua atau lebih orbital atom dalam satuan atom. Konsep hibridisasi
ini dapat dilihat misalnya pada CH4.
Berikut tabel bentuk geometri molekul hibridisasi.
Orbital Hibrida Bentuk Geometrik Contoh
s Linear H2
sp Linear CO2
sp2 Segitiga sama sisi SnCl2
sp3 Tetrahedron CH4
sp2d Bujursangkar [Ni(CN)4]2-
sp3d Segitiga bipiramidal ICl3
sp3d2 Oktahedron IF5
Catatan:
Untuk menentukan orbital mana yang dipilih pada teori hibridisasi, maka fokus
konfigurasi terakhir pada subkulit s dan p.
Beberapa referensi pada sp2d, sp3d, sp3d2 disebutkan dsp2, dsp3, d2sp3.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER Contoh 1. Ramalkan Bentuk Geometrik AlBr 3
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Contoh 1. Ramalkan sudut ikatan molekul CO
SEMESTER
2
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
2. Hibridisasi Orbital
Perhatikan tabel di bawah ini.
Orbital Hibrida Bentuk Geometrik Sudut Ikatan
s Linear 180o
sp Linear 180o
sp2 Segitiga sama sisi 120o
sp3 Tetrahedron 109,5o
sp2d Bujursangkar 90o
sp3d Segitiga bipiramidal 90o dan 120o
sp3d2 Oktahedron 90o
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Latihan :
1. Unsur yang paling stabil adalah …
A. 4Be
B. 10Ne
C. 11Na
D. 9F
E. 12Mg
2. Cara untuk mendapatkan kestabilan atom unsur yang bernomor atom 8 adalah
dengan ….
A. Melepaskan enam elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +6
B. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan muatan -2
C. Melepaskan enam elektron valensinya membentuk ion dengan muatan -6
D. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan muatan +2
E. Melepaskan empat elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +4
3. Struktur Lewis yang tepat untuk atom bebas X dengan nomor atom 35
adalah………
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1
Berdasarkan struktur Lewis tersebut, maka jumlah pasangan elektron ikatan dan
pasangan elektron bebas dari senyawa H2O berturut-turut adalah………
A. 1 dan 1
B. 1 dan 2
C. 2 dan 1
D. 2 dan 2
E. 2 dan 3
A. X dan 11Y
17
B. P dan 17Q
12
C. 6R dan 17Q
D. M dan 16T
20
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
E. A dan B
SEMESTER
19 35
A. HCl
B. NaCl
C. NH3
D. H2O
E. PCl3
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain pada
SEMESTER atom-atom yang berikatan
9. Di antara kelompok senuawa berikut ini, yang hanya berikatan kovalen adalah
….
A. KCl dan CCl4
B. CH4 dan H2O
C. NH3 dan KNO3
D. Ba(OH)2 dan HBr
E. NaCl dan H2O
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
11.Di antara molekul-molekul di bawah ini yang merupakan molekul non-polar
SEMESTER
adalah ….
1 a. CHCl 3
b. HCl
c. BCl3
d. CH3Cl
e. NH3
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
15.Di antara pasangan senyawa berikut yang keduanya merupakan senyawa
SEMESTER
kovalen non-polar adalah ….
1A. H O dan CO
2 2
B. CH4 dan PCl3
C. CHCl3 dan H2O
D. NaCl dan HCl
E. CO2 dan CH4
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
e. Terikat pada inti atom logam tertentu sesuai dengan jumlah proton dari
SEMESTERatom logam yang bersangkutan
1
18.Berikut ini yang merupakan sifat logam berkaitan dengan ikatan yang terjadi
pada logam adalah ….
a. Daya hantar listrik dan panas dari logam sangat baik
b. Massa jenis logam sangat besar dan keras
c. Logam mudah melespaskan elektron valensinya
d. Mudah membentuk ikatan ion dengan unsur non-logam
e. Titik didih dan titik lebur logam sangat rendah
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1. Tentukanlah senyawa yang memiliki gaya dipol-dipol antarmolekul pada
SEMESTER
senyawa berikut ini: AsH , BCl dan Cl ? Dan tentukan pula senyawa polar
3 3 2
DAFTAR PUSTAKA
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Ahmadiansyah. 2018. Gaya Antarmolekul: Pengertian, Pengaruh, Macam-macam
SEMESTER
(Penjelasan Lengkap + Contoh Soal). (Online). https://warstek.com/gaya-
1 antarmolekul/ . (Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2021).
Brady, James E. 1990. General Chemistry, Principles & Structure, fifth edition. New
York: John Wiley & Son.
Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 . Jakarta :
Erlangga.
Harmoko, J. 2020. 10 Contoh Soal dan Pembahasan Ikatan Kovalen Polar dan
Nonpolar. (Online). https://materikimia.com/10-contoh-soal-dan-pembahasan-
ikatan-kovalen-polardan-nonpolar/#. (Diakses Pada Tanggal 3 Desember 2021)
Hasan, M., Fitri, Z., dan Rahmayani, R. F. I. 2017. Ikatan Kimia. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Jamilah, S. 2018. Buku Panduan Pendidik Ikatan Kimia Berorientasi Chemo-
Entrepreneurship. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Myranthika, F.O.2020. Modul Pembelajaran SMA KIMIA. Surabaya : SMAN 13
Surabaya.
Rahardjo, S.P., dan Ispriyanto. 2014. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X
SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Al am. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sabarni. 2014. Atom Dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia . Lantanida Journal. 2 (2):
21.
Sentot, B, R dan Inspriyanto. 2013. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, A, A. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA .
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sujito, dkk. 2019. Paradigma Teori Atom Lintas Waktu. Jurnal Filsafat Indonesia.
2(1): 47.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, B. dkk. 2009. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Zumdahl. 1997. Chemistry. Edisi ke-4. New York: Hought Mifflin Company.
SEMESTER
1
KIMIA KELAS X