Anda di halaman 1dari 114

KIMIA

KELAS X
KATA PENGANTAR
SEMESTER
1 Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya serta memberikan kesempatan kepada kami sebagai penulis untuk
menyelesaikan pembuatan buku ajar yang berjudul “Kimia Kelas X Semester 1” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Telaah Kurikulum dan Buku Teks
Kimia.
Dalam menulis buku ajar ini, alhamdulillah kami selaku penulis tidak
mendapat kendala apapun terkait pembuatan buku ini, sehingga penyelesaiannya
dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada Prof. Drs. Tatang Suhery, M.A., Ph.D. selaku dosen pengampu mata
kuliah ini, karena telah membimbing kami dalam menyelesaikan buku ajar ini dan
semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga
buku ajar kimia untuk kelas X semester 1 dapat terselesaikan dengan baik.
Kami juga menyampaikan kepada para pembaca, jika dalam penulisan buku
ajar ini terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu, kami dengan
senang hati menerima kritik, masukan dan saran dari para pembaca yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan buku ajar ini. Semoga apa yang diharapkan dapat
dicapai dengan sempurna.

Indralaya, 01 Desember 2021

Penulis

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Kata Sambutan
SEMESTER
1 Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan buku teks pembelajaran
kimia dalam rangka meningkatkan kompetensi yang telah dikembangkan.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang
berada di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap
semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan
selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik baiknya. Kami menyadari
bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat kami harapkan.

Indralaya, 01 Desember 2021

Penulis

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
SEMESTER Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta : Pusat Perbukuan
1 Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, B. dkk. 2009. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Zumdahl. 1997. Chemistry. Edisi ke-4. New York: Hought Mifflin Company.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
BAB 1. STRUKTUR ATOM
SEMESTER
A. 1
Elektron
Pernahkah kalian memperhatikan tabung televisi? Tabung televisi merupakan
tabung sinar katode. Percobaan tabung sinar katode pertama kali dilakukan oleh
William Crookes (1875). Hasil eksperimennya yaitu ditemukannya seberkas sinar
yang muncul dari arah katode menuju ke anode yang disebut sinar katode. George
Johnstone Stoney (1891) yang mengusulkan nama sinar katode disebut “elektron“.
Kelemahan dari Stoney tidak dapat menjelaskan pengaruh elektron terhadap
perbedaan sifat antara atom suatu unsur dengan atom dalam unsur lainnya. Antoine
Henri Becquerel (1896) menentukan sinar yang dipancarkan dari unsur- unsur
radioaktif yang sifatnya mirip dengan elektron. Joseph John Thomson (1897)
melanjutkan eksperimen William Crookes. yaitu pengaruh medan listrik dan medan
magnet dalam tabung sinar katode.

Gambar 2.1 Percobaan Sinar Katoda J.J Thomson


Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat
dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel
bermuatan negatif dalam suatu atom.Besarnya muatan dalam elektron ditemukan
oleh Robert Andrew Milikan (1908) melalui percobaan tetes minyak Milikan seperti
gambar berikut.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Minyak disemprotkan ke dalam tabung yang bermuatan listrik. Akibat gaya
SEMESTER
tarik gravitasi akan mengendapkan tetesan minyak yang turun. Apabila tetesan

1 diberi muatan negatif maka akan tertarik ke kutub positif medan listrik. Dari
minyak
hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatan elektron –1 dan massa
0
elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan menjadi (−1e ).

1. Inti Atom
Semua materi di alam semesta ini tersusun oleh atom. Atom terdiri atas inti
dan elektron yang mengitarinya dengan lintasan tertentu. Penemuan pertama
dilakukan oleh Ernest Rutherford yang melakukan penembakan lempeng tipis emas.
Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif dan negatif maka sinar alfa
yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang diteruskan/menembus lempeng
sehingga muncul istilah inti atom. Percobaan Rutherford dapat digambarkan sebagai
berikut.

Setelah melakukan penelitian tersebut, Rutherford menyimpulkan hipotesis


bahwa atom tersusun atas inti atom yang terdiri dari proton dan neutron. Pada inti
atom tidak semuanya bersifat stabil, terdapat beberapa inti atom yang tidak stabil.
Kestabilan inti atom dipengaruhi oleh komposisi jumlah proton dan neutron (Alatas
et al., 2009). Inti yang tidak stabil akan meluruh secara spontan dengan
memancarkan partikel dan gelombang elektromagnetik secara spontan yang biasa
disebut dengan radioaktivitas.
Partikel yang mengandung proton dan neutron disebut nukleon, simbol
sebuah atom dicirikan oleh kandungan proton dalam inti dan iumlah nukleon dalam

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
inti, secara umum suatu atom diberi simbol , dengan X menunjukan nama atom, Z
SEMESTER
(nomor atom) menyatakan jumlah proton dan A (nomor massa) adalah jumlah

1 N=A-Z adalah nomor neutron. Misalnya O yaitu atom Oksigen, nomor atom
nukleon,
atau jumlah proton 8 dan nomor massa atau jumlah nukleon 16, jumlah proton N =
16-8 = 8.

2. Proton
Jika massa elektron 0 berarti suatu partikel tidak mempunyai massa. Namun
pada kenyataannya partikel materi mempunyai massa yang dapat diukur dan atom
bersifat atom itu netral. Bagaimana mungkin atom itu bersifat netral dan mempunyai
massa, jika hanya ada elektron saja dalam atom? Eugene Goldstein (1886)
melakukan eksperimen dari tabung gas yang memiliki katode, yang diberi lubang -
lubang dan diberi muatan listrik.

Hasil eksprerimen tersebut membuktikan bahwa pada saat terbentuk elektron


yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang menuju arah berlawanan
melewati lubang pada katode. Setelah berbagai gas dicoba dalam tabung ini,
ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling kecil
baik massa maupun muatannya, sehingga partikel inidisebut dengan proton. Massa
proton = 1 sma (satuan massa atom) dan muatan proton = +1.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
3. 1
Neutron
Keberadaan neutron dalam atom ditemukan oleh J. Chadwick melalui
percobaan penembakan unsur berilium oleh partikel alfa kecepatan tinggi. Dari
percobaan tersebut, terbentuk partikel yang tidak dipengaruhi medan magnet dan
dapat bertumbukan dengan parafin, lihat Gambar. Partikel alfa adalah partikel
bermuatan positif yang dipancarkan oleh unsur radio aktif.

Gambar : Diagram alir pelepasan partikel neutron


Data percobaan menunjukkan bahwa sinar yang keluar dari target berilium
tidak dipengaruhi oleh medan magnet. Ketika sinar yang keluar dari target berilium
menumbuk parafin, proton akan keluar dari parafin dengan kecepatan tinggi.
Chadwick menyimpulkan bahwa partikel yang keluar dari unsur berilium tidak
bermuatan dan memiliki massa hampir sama dengan massa proton. Partikel tersebut
dinamakan neutron.

B. Nomor Atom dan Nomor Massa


1. Nomor Atom

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTERNomor Atom adalah nomor yang menunjukkan jumlah
1 proton atau jumlah elektron pada atom.
Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur. Karena atom bersifat netral
maka jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya, sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron. Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat
atau karakteristik suatu unsur.

2. Nomor Massa

Nomor Massa adalah nomor yang menyatakan banyaknya


proton dan neutron yang menyusun inti atom suatu unsur.

Nomor massa hanya menyatakan jumlah proton dan neutron saja, hal ini
dikarenakan massa elektron sangat kecil yaitu sekitar 9,11 x 10-28 gram (untuk
lebih jelas mengenai elektron silahkan baca artikel Partikel Penyusun Atom:
Penemuan serta karakteristik Elektron, Proton dan Neutron) dan dianggap nol
sehingga massa atom hanya ditentukan oleh inti atom yaitu proton dan neutron.

3. Lambang Nomor Atom dan Nomor Massa


Suatu atom memiliki sifat dan massa yang khas satu sama lain. Dengan
penemuan partikel penyusun atom, dikenal istilah nomor atom (Z) dan nomor massa
(A). Penulisan lambang atom unsur menyertakan nomor atom dan nomor massa
yaitu sebagai berikut:

A
X Z
Z
Keterangan :
A = Nomor Massa
Z = Nomor Atom
X = Lambang Unsur

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Rumus Nomor Atom dan Nomor Massa

1 Atom = Jumlah Proton


Nomor

Z = Jumlah Proton

Jumlah Neutron = Nomor Massa – Nomor Atom

Jumlah Neuron =A-Z


Nomor Massa = Jumlah Proton + Jumlah Neutron

A= Jumlah Proton + Jumlah Neutron

CONTOH SOAL
Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dari unsur berikut:
39
19 K Penyelesaian:
Unsur K (kalium) tersebut memiliki nomor massa dan
nomor atom sebagai berikut:
A = 39
Z = 19

Maka:
Jumlah Proton        = Z, yaitu 19
Jumlah Elektron     = Jumlah Proton, yaitu 19
Jumlah Neutron     = A – Z
                               = 39 – 19
                               = 20

C. Isotop, Isobar dan Isoton


1. Isotop
Isotop adalah unsur-unsur sama, nomor atom sama, tetapi memiliki nomor
masa berbeda. Contoh : 2¹H 2²H 2³H -D Proton dan Elekto yang sama
Penyelidikan dengan spektograf massa menunjukkan bahwa hampir semua
unsur terdapat sebagai campuran isotop. Kadang-kadang dijumpai pula nilai massa
suatu unsur pecahan karena massa yang tertulis tersebut merupakan rata-rata dari
isotop-isotopnya.
Contoh :

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X 35 35 35 35
Isotop Cl terdiri dari atas Cl dan 17Cl. Jika terdapat 75% 17Cldan 25% 15Cl, berapa
SEMESTER
massa rata-rata atom Cl
15

1
Penyelesaian :
Massa rata-rata Cl
= (75% × 35 ) + (25% × 37)
= 26,25 + 9,25
= 35,5
2. Isobar
Isobar adalah unsur-unsur yang berbeda (nomor atom berbeda) tetapi
32 32 14
memiliki nomor massa yang sama. Contohnya 15 P dengan 16S sama dan 7 N dengan
14
6 C.

3. Isoton
Isoton adalah unsur-unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah yang sama.
23
Contohnya 11 Na dengan 146C .

D. Teori Atom
1. Teori Atom Neils Bohr
Dilihat dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford
mempunyai kelemahan. Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka
mengalami percepatan terus-menerus, sehingga elektron harus membebaskan
energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki oleh elektron makin berkurang dan
elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga akhirnya jatuh ke dalam
inti. Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak pernah jatuh ke
inti. Jadi, model atom Rutherford harus disempurnakan.
Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark
yang bernama Niels Henrik David Bohr (1885- 1962) menyempurnakan model atom
Rutherford. Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai model atom Rutherford-
Bohr, yang dapat diterangkan sebagai berikut.
a. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu
yang disebut kulit-kulit atau tingkattingkat energi, yaitu lintasan di mana
elektron berada pada keadaan stationer, artinya tidak memancarkan energi.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
b. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan
SEMESTER
dengan kedudukan seseorang yang berada pada anak-anak tangga.

1 Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak
tangga tersebut.

Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini.
Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom,
elektronelektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya,
setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap
lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan
elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan
konfigurasi elektron adalah nomor atomsuatu unsur, di mana nomor atom unsur
menyatakan jumlah elektron dalam atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada
kulit terluar dikenal dengan sebutan elektron valensi. Susunan elektron valensi
sangat menentukan sifatsifat kimia suatu atom dan berperan penting dalam
membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan
yang harus selalu diingat, yaitu:

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
SEMESTER
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4

1 (kulit N), dan seterusnya.


b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-
masing kulit adalah: 2n2
dengan n = nomor kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.

Contoh Soal
Tulislah konfigurasi elektron dari unsur-unsur berikut.
a. Helium dengan nomor atom 2
b. Nitrogen dengan nomor atom 7
c. Oksigen dengan nomor atom 8
d. Kalsium dengan nomor atom 20
e. Bromin dengan nomor atom 35

2. Teori Atom Mekanika Kuantum


a) Hipotesis Louis de Broglie
Salah satu kelemahan teori atom Niels Bohr adalah tidak dapat menjelaskan
megapa electron hanya boleh berada pada tingkat energy tertentu. Pertanyaan itu
baru bias dijelaskan setelah Louis de Broglie, seorang ahli fisika perancis yang
mengemukakan gagasannya tentang gelombang materi. Gagasan ini merupakan
penerapan lebih luas dari gagasan partikel cahaya yang dikemukakan oleh Max

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Plank. Kalau cahaya memiliki sifat materi, maka partikel juga memiliki sifat
SEMESTER
gelombang.

1 Menurut de Broglie gerakan partikel mempunyai ciri- ciri gelombang. Hipotesis


de Broglie kemudian terbukti kebenarannya ketika ditemukan bahwa electron
menunjukkan sifat difraksi seperti hanya sinar X. Sifat gelombang dari electron ini
dimanfaatkan pada mikroskop electron.
Secara ringkas inti hipotesis de Broglie : Gerakan electron bersifat materi dan
juga bersifat gelombang.
b) Azas ketidakpastian Werner Heisenberg
Berkaitan dengan dualism sifat elektrok seperti yang dikemukakan oleh de
Broglie, seorang ahli fisika jerman yaitu Werner Heisenberg menyimpulkan suatu
keterbatasan dalam menentukan posisi dan momentum electron dalam atom.
Kesimpula Heisenberg dikenal denagn azas ketidakpastian.
Menurut Heisenberg tidaklah mungkin menentukn posisi dan momentum
electron secara bersamaan dengan ketelitian tinggi sebab jika suatu percobaan
dirancang untuk memastikan posisinya maka ketidakpastian momentumnya akan
semakin besar. Sebaliknya jika eksperimen dirancang untuk menentukan
momentum/ kecepatannya maka ketidakpastian posisi akan semakin besar.
Secara ringkas azas ketidakpastian Heisenberg: Tidak mungkin menetukan
posisi serta momentum electron yang pasti dalam atom. Hal yang dapat ditentukan
adalah kebolehjadian meneumkan electron pada suatu daerah dengan jarak tertentu
dari inti atom. Daerah kebolehjadian ini kemudian dikenal dengan orbital.
c) Model atom mekanika kuantum : Erwin Schrodinger
Hipotesis Louis de Broglie dan azas ketidakpastian Werner Heisenberg
merupkan tahan penting dalam penemuan teori atom mekanika kuantum yang
sampai saat ini masih digunakan. Teori ini dikemukakan oleh Erwin schrodinger pada
tahun 1926 dengan mengajukan sebuah persamaan yang dikenal denga persamaan
gelombang schrodinger. Persamaan ini digunakan untuk mendeskripsikan
keberadaan electron dalam atom.
Dalam merumuskan persamaan gelombngnya, schrodinger memperhitungkan
sift dualisme electron, yaitu sebagai partikel dan sebagai gelombang. Dalam teori
mekanika kuantum posisi electron tidak dapat dipastikan. Hal yag dapat dikatakan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
tentang posisi electron adalah peluang menemukan electron pada setiap titik dalam
SEMESTER
ruang di sekitar init. Peluang tersebut ditentukan oleh kuadrat fungsi gelombangnya.

1 dengan peluang paling besar menemukan electron disebut orbital.


Daerah
Istilah orbital ini berbeda dengan orbit yang dikemukakan oleh teori atom
Bohr. Orbit adalah lintasan berbentuk lingkaran dengan jari jari tertentu sedangkan
orbital menyatakan suatu daerah dalam ruang atom dengan peluang terbesar
menemuka electron.
Secara ringkas tetang teori atom mekanika kuantum oleh Schrodinger: Tidak
mungkin mentukan posisi dan momentum electron secara pasti di dalam atom, yang
dapat ditentukan adalah daerah kebolehjadian dengan peluang terbesar menemukan
electron.

E. Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum merupakan bilangan yang menunjukkan letak kedudukan
elektron– elektron dalam suatu atom. Bilangan kuantum menentukan tingkat energi
utama atau jarak dari inti, bentuk orbital, orientasiorbital, dan spin elektron. Untuk
menjelaskan elektron secara lengkap dibutuhkan empat macam bilangan kuantum,
yaitu:
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan nomor kulit tempat elektron
berada. Jenis kulitnya adalah K, L, M, N, …. dengan masing – masing kulit memiliki
elektron sebanyak 2n2.
 n = 1, disebut kulit K, dengan maksimal elektron 2.
 n = 2, disebut kulit L, dengan maksimal elektron 8.
 n = 3, disebut kulit M, dengan maksimal elektron 18.
 n = 4, disebut kulit N, dengan maksimal elektron 32.
 n = 5, disebut kulit O, dengan maksimal elektron 50.

2. Bilangan Kuantum Azimuth (𝓁)


Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan jenis subkulit tempat elektron itu
berada. Jenis subkulit terdiri atas s, p,d dan f. Besarnya bilangan kuantum azimuth

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
(l) adalah 0 sampai dengan (n – 1). Masing-masing subkulit dinyatakan dengan
SEMESTER
lambang:
𝓁 =10 bisa disebut dengan kulit s (sharp)
𝓁 = 1 bisa disebut dengan kulit p (principle)
𝓁 = 2 bisa disebut dengan kulit d (difuse)
𝓁 = 3 bisa disebut dengan kulit f (fundamental)
 Ketika n = 1, maka l = 0, di mana kulit pertama hanya terdapat sub kulit saja
 Ketika n = 2, maka l = 0, 1, di mana kulit kedua terdiri dari sub kulit 2s dan
2p
 Ketika n = 3, maka l = 0, 1, 2, di mana kulit ketiga terdiri dari sub kulit 3s 3p
dan 3d
 Ketika n = 4, maka l = 0, 1, 2, 3, di mana kulit keempat terdiri dari sub kulit
4s 4p 4d dan 4f

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan orbital khas mana yang dihuni
oleh elektron pada suatu subkulit. Selain itu, bilangan kuantum magnetik
menyatakan orientasi khusus dari suatu orbital dalam ruang relatif terhadap
inti.Pada bilangan kuantum magnetik harganya mencakup semua bilangan bulat dari
- 𝓁 sampai dengan + 𝓁, termasuk 0.
 Jika 𝓁 = 0 maka m = 0, berarti hanya satu orbital. 
 Jika 𝓁 = 1 maka m = -1, 0, +1,berarti terdapat tiga orbital. 
 Jika 𝓁 = 2 maka m = -2, -1, 0, +1, +2, berarti terdapat lima orbital. 
 Jika 𝓁 = 3 maka m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3, berarti terdapat tujuh orbital.

4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Bilangan kuantum spin (s) menunjukkan arah rotasi suatu elektron dalam
orbitnya dan dinyatakan dengan tanda panah. Bilangan kuantum spin memiliki 2
buah nilai, yaitu: +½ jika arahnya searah jarum jam (arah panahnya ke atas ↑) dan
–½ jika arahnya berlawanan arah jarum jam (arah panahnya ke bawah ↓).

F. Notasi Penulisan Elektron dalam Suatu Orbital Atom

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Untuk menuliskan kedudukan elektron dalam suatu orbital atom, nomor kulit
SEMESTER
atom (bilangan kuantum utama, n) dituliskan di depan orbital, sedangkan banyaknya

1 dalam orbital dituliskan di kanan atas orbital.


elektron
x
nm l
Keterangan:
n = Nomor kulit atom (bilangan kuantum utama)
m l = Jenis orbital

x = Jumlah elektron
Contoh:
Orbital s pada kulit ke-2 (kulit L) mengandung 1 elektron, maka dituliskan: 2s 1
Orbital p pada kulit ke-3 (kulit M) mengandung 5 elektron, maka dituliskan: 3p 5
Orbital d pada kulit ke-4 (kulit N) mengandung 9 elektron, maka dituliskan: 4d 9

G. Konfigurasi Elektron
Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan
elektron-elektron pada suatu atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama seperti
partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
mempertunjukkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara resmi,
kondisi kuantum elektron tertentu ditetapkan oleh fungsi gelombangnya, yaitu suatu
fungsi ruang dan waktu yang mempunyai nilai kompleks. Menurut interpretasi
mekanika kuantum Copenhagen, kedudukan suatu elektron tidak bisa ditetapkan
kecuali setelah beradanya tingkah laku yang dibuat pengukuran yang
menyebabkannya bagi bisa dideteksi. Kemungkinan tingkah laku yang dibuat
pengukuran akan mendeteksi suatu elektron pada titik tertentu pada ruang adalah
proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron bisa berpindah dari satu aras energi ke aras energi lainnyanya
dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam wujud foton. Oleh sebab asas
larangan Pauli, tidak boleh berada bertambah dari dua elektron yang bisa
menempati suatu orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu
orbital ke orbital lainnyanya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.

1. Kelopak dan Subkelopak

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Konfigurasi elektron yang pertama kali dipikirkan adalah berdasarkan pada
SEMESTER
model atom model Bohr. Adalah umum membicarakan kelopak maupun subkelopak

1 sudah terdapat kemajuan dalam pemahaman sifat-sifat mekania kuantum


walaupun
elektron. Berdasarkan asas larangan Pauli, suatu orbital hanya bisa menampung
maksimal dua elektron. Namun pada kasus-kasus tertentu, terdapat sebagian orbital
yang mempunyai aras energi yang sama (dikatakan berdegenerasi), dan orbital-
orbital ini dihitung bersama dalam konfigurasi elektron.
Kelopak elektron merupakan sekumpulan orbital-orbital atom yang
mempunyai bilangan kuantum utama n yang sama, sehingga orbital 3s, orbital-
orbital 3p, dan orbital-orbital 3d keseluruhan merupakan anggota dari kelopak
ketiga. Suatu kelopak elektron bisa menampung 2n 2 elektron; kelopak pertama bisa
menampung 2 elektron, kelopak kedua 8 elektron, dan kelopak ketiga 18 elektron,
demikian seterusnya. Subkelopak elektron merupakan sekelompok orbital-orbital
yang mempunyai label orbital yang sama, yakni yang mempunyai nilai n dan l yang
sama. Sehingga tiga orbital 2p membentuk satu subkelopak, yang bisa menampung
enam elektron. Banyak elektron yang bisa ditampung pada suatu sub kelopak
berjumlah 2(2l+1); sehingga subkelopak "s" bisa menampung 2 elektron,
subkelopak "p" 6 elektron, subkelopak "d" 10 elektron, dan subkelopak "f" 14
elektron.

2. Notasi
Para fisikawan dan kimiawan menggunakan notasi standar bagi
mendeskripsikan konfigurasi-konfigurasi elektron atom dan molekul. Bagi atom,
notasinya terdiri dari untaian label orbital atom (misalnya 1s, 3d, 4f) dengan banyak
elektron dituliskan pada setiap orbital (atau sekelompok orbital yang mempunyai
label yang sama). Bagi contoh, hidrogen mempunyai satu elektron pada orbital s
kelopak pertama, sehingga konfigurasinya ditulis bagi 1s1. Litium mempunyai dua
elektron pada subkelopak 1s dan satu elektron pada subkelopak 2s, sehingga
konfigurasi elektronnya ditulis bagi 1s2 2s1. Fosfor (bilangan atom 15) mempunyai
konfigurasi elektron : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3.
Bagi atom dengan banyak elektron, notasi ini akan menjadi sangat panjang,
sehingga notasi yang disingkat sering digunakan. Konfigurasi elektron fosfor,

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
misalnya, berbeda dari neon (1s2 2s2 2p6) hanya pada keberadaan kelopak ketiga.
SEMESTER
Sehingga konfigurasi elektron neon bisa digunakan bagi menyingkat konfigurasi

1 fosfor. Konfigurasi elektron fosfor belakang bisa ditulis: [Ne] 3s2 3p3.
elektron
Konvensi ini sangat berarti sebab elektron-elektron pada kelopak terluar sajalah
yang paling memilihkan sifat-sifat kimiawi suatu unsur. Urutan penulisan orbital
tidaklah tetap, sebagian sumber mengelompokkan semua orbital dengan nilai n yang
sama bersama, sedangkan sumber lainnya mengikuti urutan berdasarkan asas
Aufbau. Sehingga konfigurasi Besi bisa ditulis bagi [Ar] 3d 6 4s2 ataupun [Ar] 4s2 3d6
(mengikuti asas Aufbau). umum bagi menemukan label-label orbital "s", "p", "d", "f"
ditulis miring, walaupaun IUPAC merekomendasikan penulisan normal. Pemilihan
huruf "s", "p", "d", "f" berasal dari sistem lama dalam mengkategorikan garis
spektra, yakni "sharp", "principal", "diffuse", dan "fundamental". Setelah "f", label
berikutnya diiringi secara alfabetis, yakni "g", "h", "i", ... .dst, walaupun orbital-
orbital ini belum ditemukan.

3. Sejarah
Niels Bohr adalah orang yang pertama kali (1923) mengajukan bahwa
periodisitas pada sifat-sifat unsur kimia bisa dijelaskan oleh struktur elektronik atom
tersebut. Pengajuannya didasarkan pada model atom Bohr, yang mana kelopak-
kelopak elektronnya merupakan orbit dengan jarak yang tetap dari inti atom.
Konfigurasi awal Bohr berbeda dengan konfigurasi yang kini digunakan: sulfur
berkonfigurasi 2.4.4.6 daripada 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4.Satu tahun belakang, E. C. Stoner
memasukkan bilangan kuantum ketiga Sommerfeld ke dalam deskripsi kelopak
elektron, dan dengan aci memprediksi struktur kelopak sulfur bagi 2.8.6. Walaupun
demikian, aci sistem Bohr maupun sistem Stoner tidak bisa menjelaskan dengan aci
perubahan spektra atom dalam area magnet (efek Zeeman).
Bohr sadar akan kekurangan ini (dan yang lainnya), dan menulis surat kepada
kenalannya Wolfgang Pauli bagi berkeinginan bantuannya menyelamatkan teori
kuantum (sistem yang kini diketahui bagi "teori kuantum lama"). Pauli menyadari
bahwa efek Zeeman haruslah hanya disebabkan oleh elektron-elektron terluar atom.
Beliau juga bisa memproduksi kembali struktur kelopak Stoner, namun dengan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
struktur subkelopak yang aci dengan pemasukan suatu bilangan kuantum keempat
SEMESTER
dan asas larangannya (1925).

1 Dilarang untuk lebih dari satu elektron dengan nilai bilangan kuantum utama
n yang sama untuk memiliki nilai yang sama untuk tiga bilangan kuantum lainnya k,
j dan m tidak diperbolehkan bagi bertambah dari satu elektron dengan nilai bilangan
kuantum utama n yang sama mempunyai nilai tiga bilangan kuantum k, j dan m
yang sama. Persamaan Schrödinger yang dipasarkan tahun 1926 memproduksi tiga
dari empat bilangan kuantum bagi konsekuensi penyelesainnya bagi atom hidrogen.
Penyelesaian ini memproduksi orbital-orbital atom yang bisa kita temukan dalam
buku-buku teks kimia. Kajian spektra atom mengizinkan konfigurasi elektron atom
bagi bisa ditetapkan secara eksperimen, yang pada akhir-akhirnya memproduksi
kaidah empiris (dikenal bagi kaidah Madelung (1936) bagi urutan orbital atom mana
yang terlebih dahulu diisi elektron.

4. Asas Aufbau
Asas Aufbau (berasal dari Bahasa Jerman Aufbau yang berarti "membangun,
konstruksi") adalah anggota penting dalam konsep konfigurasi elektron awal Bohr.
Beliau bisa dinyatakan sebagai maksimal dua elektron yang bisa diisi ke dalam
orbital dengan urutan peningkatan energi orbital: orbital berenergi terendah diisi
terlebih dahulu sebelum elektron diletakkan ke orbital berenergi bertambah tinggi.
Asas ini bertugas dengan aci (untuk kondisi dasar atom-atom) bagi 18 unsur
pertama; beliau akan menjadi semakin kurang tepat bagi 100 unsur sisanya. Wujud
modern asas Aufbau menjelaskan urutan energi orbital berdasarkan kaidah
Madelung, pertama kali dinyatakan oleh Erwin Madelung pada tahun 1936.
Orbital diisi dengan urutan peningkatan n+l; Apabila terdapat dua orbital
dengan nilai n+l yang sama, maka orbital yang pertama diisi adalah orbital dengan
nilai n yang paling rendah. Sehingga, menurut kaidah ini, urutan pengisian orbital
adalah bagi berikut:
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s 4f 5d 6p 7s 5f 6d 7p
Asas Aufbau bisa diterapkan, dalam wujud yang dimodifikasi, ke proton dan
neutron dalam inti atom.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
5. Tabel Periodik
SEMESTER Wujud tabel periodik berkomunikasi dekat dengan konfigurasi elektron atom

1
unsur-unsur. Bagi contoh, semua unsur golongan 2 mempunyai konfigurasi elektron
ns2 (dengan [E] adalah konfigurasi gas inert), dan mempunyai kemiripan dalam
sifat-sifat kimia. Kelopak elektron terluar atom sering dirujuk bagi "kelopak valensi"
dan memilihkan sifat-sifat kimia suatu unsur. Perlu diingat bahwa kemiripan dalam
sifat-sifat kimia telah dikenali satu masa seratus tahun sebelumnya, sebelum konsep
konfigurasi elektron berada.

6. Kelemahan Asas Aufbau


Asas Aufbau begantung pada postulat dasar bahwa urutan energi orbital
adalah tetap, aci bagi suatu unsur atau di selang unsur-unsur yang berbeda. Beliau
menganggap orbital-orbital atom bagi "kotak-kotak" energi tetap yang mana bisa
diletakkan dua elektron. Namun, energi elektron dalam orbital atom bergantung
pada energi keseluruhan elektron dalam atom (atau ion, molekul, dsb). Tidak berada
"penyelesaian satu elektron" bagi suatu sistem dengan elektron bertambah dari
satu, sebaliknya yang berada hanya sekelompok penyelesaian banyak elektron, yang
tidak bisa dihitung secara eksak (walaupun terdapat pendekatan matematika yang
bisa dilaksanakan, seperti metode Hartree-Fock).

7. Ionisasi Logam Transisi


Aplikasi asas Aufbau yang terlalu dipaksakan kemudan memproduksi
paradoks dalam kimia logam transisi. Kalium dan kalsium muncul dalam tabel
periodik sebelum logam transisi, dan mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 4s 1 dan
[Ar] 4s2 (orbital 4s diisi terlebih dahulu sebelum orbital 3d). Hal ini sesuai dengan
kaidah Madelung, sebab orbital 4s mempunyai nilai n+l = 4 (n = 4, l = 0),
sedangkan orbital 3d n+l = 5 (n = 3, l = 2). Namun kromium dan tembaga
mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d5 4s1 dan [Ar] 3d10 4s1 (satu elektron
melewati pengisian orbital 4s ke orbital 3d bagi memproduksi subkelopak yang terisi
setengah). Dalam kasus ini, penjelasan yang diberikan adalah "subkelopak yang
terisi setengah ataupun terisi penuh adalah susunan elektron yang stabil".

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Paradoks akan muncul ketika elektron ditinggalkan dari atom logam transisi,
SEMESTER
membentuk ion. Elektron yang pertama kali diionisasikan bukan berasal dari orbital
3d,1melainkan dari 4s. Hal yang sama juga terjadi ketika senyawa kimia terbentuk.
Kromium heksakarbonil bisa dijelaskan bagi atom kromium (bukan ion sebab kondisi
oksidasinya 0) yang dikelilingi enam ligan karbon monoksida; beliau bersifat
diamagnetik dan konfigurasi atom pusat kromium adalah 3d 6, yang berarti bahwa
orbital 4s pada atom bebas sama sekali telah bepindah ke orbital 3d ketika
bersenyawa. Pergantian elektron selang 4s dan 3d ini bisa ditemukan secara
universal pada deret pertama logam-logam transisi. Fenomena ini akan menjadi
paradoks hanya ketika dianggap bahwa energi orbital atom adalah tetap dan tidak
dipengaruhi oleh keberadaan elektron pada orbital-orbital lainnya. Jika begitu, maka
orbital 3d akan mempunyai energi yang sama dengan orbital 3p, seperti pada
hidrogen. Namun hal ini jelas-jelas tidak demikian.

8. Pengecualian Kaidah Madelung Lainnya


Terdapat sebagian pengecualian kaidah Madelung lainnya bagi unsur-unsur
yang bertambah berat, dan akan semakin sulit bagi menggunakan penjelasan yang
sederhana tentang pengecualian ini. Adalah mungkin bagi memprediksikan
banyakan pengecualian ini menggunakan aturan Hartree-Fock, yang merupakan
metode pendekatan dengan melibatkan efek elektron lainnya pada energi orbital.
Bagi unsur-unsur yang bertambah berat, diperlukan juga keterlibatan efek relativitas
khusus terhadap energi orbital atom, sebab elektron-elektron pada kelopak dalam
berkampanye dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Secara umun, efek-
efek relativistik ini cenderung menurunkan energi orbital s terhadap orbital atom
lainnya

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

BAB 2. TABEL PERIODIK UNSUR

A. SEJARAH PERKEMBANGAN TABEL PERIODIK UNSUR


1. Pengelompokkan Unsur Logam dan Nonlogam Oleh Bangsa Arab dan
Persia
Pada awalnya, pengelompokkan unsur itu atas dasar logam dan nonlogam. Para
ahli kimia dari Arab dan persia mengelompokkan unsur menjadi dua. Logam dan
nonlogam. Pada masa itu sudah dikenal 16 unsur logam seperri besi, emas, seng,
nikel dan tembaga. Kemufian terdapat 7 unsur nonlogam seperti arsen, hidrogen,
oksigen, karbon, berang, dan fosfor.

2. Pengelompokkan Unsur Berdasarkan Lavoisier


Kemudian tabel periodik selanjutnya dibuat menurut Antonie Lavoisier. Beliau
mengelompokkan unsur mebjadi logam dan nonlogam. Pada waktu iti baru sekitar
20 jenis unsur yang sudah dikenal. Lalu beliau mengelompokkan kedua puluh unsur
yang baru diketahui pada masanya menjadi 4 bagian seperti tabel dibawah ini.
Gas Nonlogam Logam Tanah
Cahaya, Kalor, Sulfur, Fosfor, Antimon, Arsenik, Kapur, Kalsium

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Oksigen, Nitrogen, Karbon, Asam Bismut, Kobalt, Oksida, Barium
SEMESTER
Hidrogen Klorida, Asam Timbal, Seng, Oksida, Silikon

1 Flourida, Asam Nikel,Perak, Timah, (IV) Oksida,


Borak Tembaga, Besi, Magnesium
Mangan, Raksa, Oksida, Aluminium
Molibdenum,Emas, Oksida
Platina,Tungsten

Namun, Tabel Periodik versi Lavoisier memiliki kelemahan seperti masih


memasukkan cahaya dan kalor sebagai unsur. Kemudian ada beberapa senawa
masih dihitung sebagai unsur seperti asam klorida, asam flourida, dan asam borak
dan sebagainya

3. Pengelompokkan Atas Massa Atom Triade Doberenier


John Wolfgang Doberenier, mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium
sangat dekat deengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip dengan
stronsium yaitu kalsium dan barium. Sehingga beliau menggagas triade. Tiga unsur
yang mirip diurutkan, kemudian massa unsur nomor dua itu merupakan massa rata-
rata unsur nomor pertama dan nomor ketiga.
Triad Atomic Lithium Sodium Potassium Atomic mass
Mass 7 23 39 of
Na = 39 + 7 /
2
= 23
Triad Mass of Chlorine Bromine Iodine Atomic mass
35,5 80 127 of
Br = 127 +
35,5 / 2
= 81,25

.Kelemahan: kurang efisien karena beberapa unsur tidak masuk ke dalam triade.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Pengelompokkan Atas Kenaikan Massa Atom

1A.R Newlands mengumumkan bahwa penemuannya yang disebut hukum oktaf.


Beliau menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata,
unsur yang berselisih satu oktaf ( unsur satu dan 8, unsur kedua dan unsur
kesembilan, dan seterusnya) menunjukkan kemiripan sifat

Kelemahan: Gas mulia belum disusun hanya sesuai untuk unsur ringan, dan masih
terdapat kotak yang berisi dua unsur

5. Pengelompokkan Berdasarkan Nomor Atom Sistem Periodik Mendeleev


Beliau mengemukakan bahwa sifat unsur merupakan fungsi periodik dari mmassa
atom relatifnya

.
Kelebihan Sistem Periodik Medleev adalah masih terdapat tempat kosong bagi
unsur-unsur yang nantinya akan ditemukan. Mendleev dapat meramalkan sifat-sifat
fisik maupun sifat kimianya. Misalnya, unsur yang belum ditemukan pada saat itu
mempunyai sifat-sifat seperti silikon dan memiliki massa 72 diberi nama ekasilikon,
setelah ditemukan dinamai Germanium. Tabel SBU Mendleev memberikan dorongan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
para ilmuwan untuk melakukan eksperimen penemuan unsur yang belum
SEMESTER
ditemukan. Kekurangannya adalah terdapat urutan yang terbalik pada tabel unsur.

1Penemuan gas mulia Argon ( Rayleigh , dan Ramsy 1894), Helium ( Ramsay
1895), Radon (1890), Neon, Xenon, dan Kripton (1898). Ramsay mengelompokkan
unsur ini ke dalam gologan gas mulia.
Ternyata berdasarkan hasil pengamatan massa argon sebesar 39,9 lebih besar
dibandingkan dengan massa kalium 39,1. Jika unsur argon ini dimasukkan ke tabel
SBU Mendeleev maka akan terjadi penyimpangan di mana akan muncul gas argon
segolongan dengan unsur logam reakti, sebaliknya kalium segolongan dengan Na
sebagai golongan logam, sedang argon segolongan gas mulia meski terjaadi
penyimpangan kenaikan massa atomnya.

6. Pengelompokkan Berdasarkan Massa Atom Sitem Periodik Unsur Lother


Meyer’
Lother Meyer mengamati hubungan antara volume atom unsur dengan kenaikan
massa atom relatif unsur. Unsur yang menempati posisi yang sama dalamgrafik
menunjukkan kemiripan sifat kimia

7. Pengelompokkan Berdasarkan Nomor Atom Sistem Periodik Unsur


Modern
Henry Mossley seorang ilmuwan asal Inggris menyusun urutan unsur dalam
sitem periodik unsur dalam sistem periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom,
dan kemiripan sifat. Sistem periodik terdiri atas lajur vertikal ( golongan ) dan lajur
horizontal ( periode ). Sitemperiodik tersusun atas 7 periode dan 16
golongandengan 8 golongan utama dan 8 golongan transisi..
Hukum keperiodikan Mosley yaitu sifat-saifat unsur merupakan fungsi periodik
dari nomor atomnya. Dengan demikian tidak terjadi penyimpangan jika Argon
nomor atom 18 ditempatkan sebelum Kalium dengan nomor atom 19 meskipun
massa atom Argon lebih besar dibandingkan dengan Kalium Hukum keperiodikan
Mosley digunakan sebagai penyusunan tabel SBU bnetuk panjang yang kemudian
dikenal sebagai tabel SBU modern

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Unsur-unsur golongan utama (A), unsur-unsur transisi golongan (B), diagonal
SEMESTER
metaloid merupakan diagonal yang membatasi antara unsur-unsur logam dengan

1 Unsur di sekitar diagonal metaloid memiliki sifat-sifat seperti logam


nonlogam.
maupun nonlogam. Jika jumlah elektron kulit terluar dan elektron terakhirnya
sebanyak 8,9,10 elektron, maka unsur tersebut termasuk ke dalam golongan I B dan
12 elektron, masuk golongan II B.

B. SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR


1. Jari-Jari Atom 
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom sampai kulit terluar. Jari-jari atom
sangat kecil sekali hanya bisa ditentukan dengan sinar X, diduga diameternya sekitar
10-10 m. Satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan jari-jari atom adalam
angstrom (10-10 m) atau nanometer (1 nm = 10-9 m).

Sifat keperiodikan jari-jari atom dalam sistem periodik adalah sebagai berikut: 

a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Perhatikan gambar ilustrasi jari-jari atom unsur natrium, kalium, rubidium, dan
cesium di atas. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur golongan IA. Dalam satu
golongan, konfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai jumlah elektron
valensi sama dan kulit bertambah. Akibatnya, jarak elektron valensi  dengan inti
atom semakin jauh sehingga jari-jari atom dalam satu golongan makin ke bawah
makin besar. 

b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil

Perhatikan gambar ilustrasi jari-jari atom unsur kalium, kalsium, dan galium
dan bromium di atas. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur periode 4. Dalam satu
periode unsur-unsur memiliki jumlah kulit yang sama. Tetapi bukan berarti jari-jari
atomnya sama juga.
Semakin ke kanan letak unsur, jumlah proton dan elektron semakin banyak,
sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya, elektron-elektron
terluar (elektron valensi) lebih dekat ke arah inti. Jadi, untuk unsur-unsur yang
seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil .

Tabel Jari-Jari Atom Beberapa Unsur (Dalam Angstrom/10 -10 m)

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Li 1,55 Be 1,12 B 0,98 C 0,77 N 0,75 O 0,74 F 0,72

Na 1,90 Mg 1,60 Al 1,43 Si 1,11 P 1,06 S 1,02 Cl 0,99


1K 2,35 Ca 1,98 Ga 1,22 Ge 1,22 As 1,19 Se 1,16 Br 1,14

Rb 2,48 Sr 2,15 In 1,41 Sn 1,41 Sb 1,38 Te 1,35 I 1,33

Cs 2,67 Ba 2,21 Ti 1,75 Pb 1,75 Bi 1,46

Dari karakteristik jari-jari atom di setiap periode dan golongan dalam sistem
periodik, maka sifat keperiodikan unsur dalam hal ini jari-jari atom dapat
digambarkan seperti berikut: 

2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan oleh suatu atom untuk
melepaskan satu elektron valensi membentuk ion positif. Sebagai contoh reaksi
kimia energi ionisasi pada unsur Na adalah sebagai berikut:
Na (g) + energi ionisasi → Na+ (g) + e-
Mengapa sebuah elektron memerlukan energi untuk lepas dari atomnya? Hal
ini dikarenakan, konfigurasi elektron di dalam suatu atom, elektron yang berada
pada suatu kulit akan mengalami gaya tarik menarik oleh proton yang berada pada
inti atom. Energi diperlukan oleh elektron untuk melawan gaya tarik tersebut
sehingga ia bisa lepas dari atom.
Nilai energi ionisasi bergantung pada jarak elektron valensi terhadap inti atom.
Makin jauh jarak elektron valensi terhadap inti atom, makin lemah tarikan inti
terhadap elektron sehingga energi ionisasi makin kecil. Dan berlaku juga sebaliknya.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Pada kenyataannya, suatu atom dapat melepaskan lebih dari satu elektron.
SEMESTER
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron berikutnya akan lebih besar dar

1 yang dibutuhkan untuk melepas elektron pertama, karena gaya tarik intinya
energi
lebih kuat
Energi yang diperlukan untuk melepas elektron kedua disebut energi ionisasi
kedua dan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi
ionisasi adalah energi ionisasi pertama. Sifat keperiodikan energi ionisasi dalam
sistem periodik adalah sebagai berikut: 
a. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah energi ionisasi semakin berkurang 
Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah
dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya makin kecil
b. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah 
Dari kiri ke kanan dalam satu periode, jari-jari atom semakin pendek sehingga
daya tarik inti terhadap elektron semakin besar akibatnya elektron semakin
sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya
semakin besar.
Tabel Energi Ionisasi Pertama Unsur-Unsur Pada Sistem Periodik
Modern (Dalam kJ/Mol)

IA VIII
A

H He

131 IIA IIIA IVA VA VIA VIIA 237


2 2

Li Be B C N O F Ne

520 90 801 108 140 131 168 208


0 6 2 4 1 1

Na Mg Al Si P S Cl Ar

96 73 III IV VB VI VII VIIIB IB IIB 578 789 101 100 125 152
8 B B B B 2 0 1 1

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
K Ca Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr

419 59 63 65 65 65 717 75 75 73 74 90 579 782 947 941 114 135


10 1 8 0 3 9 8 7 6 6 0 1

Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe

403 55 61 66 66 68 702 71 72 80 73 86 558 709 834 869 100 117


0 6 0 4 5 1 0 5 1 8 8 0

Cs Ba La Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg Ti Pb Bi Po At Rn

376 50 53 54 68 76 770 76 84 88 87 89 100 589 716 703 812 103


3 8 7 0 1 0 0 0 0 0 7 7

Bila kalian perhatikan tabel di atas, terdapat beberapa pengecualian, yaitu


ternyata Golongan IIA, VA, dan VIIIA ternyata mempunyai energi ionisasi yang
sangat besar, bahkan lebih besar daripada energi ionisasi unsur di sebelah
kanannya, yaitu IIIA dan VIA. Hal ini terjadi karena unsur-unsur golongan IIA, VA,
dan VIIIA mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, sehingga elektron
sukar dilepaskan.
Di luar pengecualian tersebut, sifat keperiodikan energi ionisasi unsur dalam
sistem periodik modern tetap berlaku. Secara umum, sifat keperiodikan unsur dalam
sistem periodik dapat digambarkan seperti berikut:

3. Sifat Logam 
Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi unsur logam, semilogam
(metalloid), dan nonlogam. Kelogaman unsur terkait dengan energi
ionisasi dan afinitas elektron. Unsur logam mempunyai energi ionisasi kecil

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
sehingga mudah melepas elektron membentuk ion positif. Unsur nonlogam
SEMESTER
mempunyai afinitas elektron besar sehingga mudah menarik elektron membentuk
ion1
negatif. Sifat keperiodikan kelogaman dalam sistem periodik unsur yaitu: 
a. Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah 
Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah
melepas elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron
makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron.
Sifat nonlogam berkurang. 
b. Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri ke kanan
Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin sulit bagi
unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang. Nilai afinitas
elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah bagi unsur untuk
menarik elektron. Akibatnya sifat nonlogam makin berkurang. Kecenderungan ini
tidak berlaku bagi unsur-unsur transisi.
Jadi, unsur-unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah sistem periodik unsur,
sedangkan unsur-unsur nonlogam terletak pada bagian kanan-atas. Batas logam dan
nonlogam pada sistem periodik sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris
tebal, sehingga unsur-unsur di sekitar daerah perbatasan antara logam dan
nonlogam itu mempunyai sifat logam sekaligus sifat nonlogam. Unsur-unsur itu
disebut unsur metaloid. Contohnya adalah boron dan silikon.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu unsur.
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik unsur
makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi) karena semakin mudah
melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik
makin ke bawah makin kurang reaktif (makin sukar bereaksi) karena semakin sukar
menangkap elektron.
Jadi, unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan
unsur nonlogam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen). 

4. Titik Leleh dan Titik Didih

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sifat keperiodikan unsur dalam hal ini titik leleh dan titik didih pada sistem
SEMESTER
periodik adalah sebagai berikut: 
1. 1Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki
oleh unsur golongan VIIIA. 
2. Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan yaitu (1) unsur-
unsur golongan IA – IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke
bawah, (2) unsur-unsur golongan VA – VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin
tinggi dari atas ke bawah.

5. Sifat Asam dan Basa


Untuk unsure-unsur nonlogam, dari kiri ke kanan sifat asam semakin besar
(kecuali golongan VIIIA) dan dari atas ke bawah semakin lemah. Untuk unsur-unsur
logam, dari kiri ke kanan sifat basa semakin lemah dan dari atas ke bawah sifat basa
semakin kuat.

6. Sifat Reduktor
Sifat reduktor merupakan sifat atom suatu unsure yang cenderung melepas
electron (mengalami oksidasi). Unsure yang mudah melepas electron dikatakan
reduktor kuat, yaitu terletak pada bagian kiri bawah system periodik.

7. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah besaran tendensi (kecenderungan) suatu atom untuk
menarik elektron. Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa harga
perbandingan suatu atom terhadap atom yang lain). Salah satu definisi
kelektronegatifan adalah definisi Pauling yang dihasilkan data skala kuantitatif
seperti pada gambar di bawah.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Keelektronegatifan Unsur Skala Pauling


Dalam satu golongan, harga keelektronegatifan dari bawah ke atas semakin
besar. Dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga keelektronegatifan semakin
besar.
Harga keelektronegatifan peenting untuk menentukan bilangan oksidasi
(biloks) unsur dalam suatu senyawa. Jika harga keelektronegatifan besar, berarti
unsur yang bersangkutan cenderung menerima elektron dan membentuk bilangan
oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderun melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya (akan dibahas pada bagian ikatan kimia).
Beberapa contoh pembentukan senyawa dari unsur-unsur yang berbeda
keelektronegatifannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Contoh Pembentukan Senyawa Berdasarkan Harga Keelektronegatifan
Atom Harga Biloks Biloks Senyawa
Penyusun Keelektronegatifan (+) (-)
H dan Cl H < Cl H Cl HCl
H dan Na Na < H Na H NaH
H dan O H<O H O H2O
Cl dan O Cl < O Cl O Cl2O
Cl2O3
Cl2O5
Cl2O7
Cl dan Na Na < Cl Na Cl NaCl
F dan O O<F O F OF2

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
8. 1
Keasaman
Sifat keasaman merupakan sifat keasaman yang dimiliki suatu unsur yang
merupakan zat tunggal dalam sistem unsur periodik. Sifat asam adalah sifat yang
berkaitan dengan unsur non logam. Keasamannya semakin kecil bila jari-jari atom
semakin besar dan ke bawah dalam kategori unsur segolongan (atas-bawah).
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +.
Kecenderungan dalam sistem periodik adalah :
 Dalam satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kiri ke kanan. Hal ini
karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam ikatannya. Ini
menyebabkan sifat keasaman IIA akan lebih besar dari IA dan yang paling besar
adalah golongan VII A.
 Dalam satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari bawah ke atas.
Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam ikatannya. Ini
menyebabkan sifat keasaman periode 7 akan lebih besar dari periode 6 dan yang
paling besar adalah periode 2.

9. Oksidator
Sifat oksidator merupakan sifat atom suatu unsur yang cenderung menangkap
elektron (mengalami reduksi). Sifat oksidator ini tidak dimiliki oleh gas mulia,
sehingga sifat oksidator terkuat dimiliki golongan halogen (VIIA).
 Dalam satu periode : dari kiri ke kanan, sifat oksidator semakin besar.
 Dalam satu golongan : dari bawah ke atas, sifat oksidator semakin besar.

LATIHAN SOAL

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1. Pilihan Ganda

1
PETUNJUK KHUSUS
Untuk soal no. 1 sampai dengan 30, pilih salah satu jawaban yang paling tepat
dengan memberi tanda (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban yang
disediakan !

1. Hukum Triade merupakan salah satu cara pengelompokkan unsur yang dikemukakan
oleh?
a. Menedelyev
b. Dobereiner
c. Newlands
d. Lothar Meyer
e. Moseley

2. Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor massa atom, sifat unsur
tersebut akan berulang pada unsur kedelapan. Pernyataan ini dikenal dengan hukum
oktaf yang dikemukakan oleh ?
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Mendeleyev
d. Moseley
e. Dalton

3. Apabila unsur – unsur dikelompokkan berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya,


unsur nomor 8 mempunyai kemiripan sifat dengan unsur ke-1. Pengelompokkan ini
dikemukakan oleh?
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Lothar Meyer
d. Moseley
e. Mendeleyev

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
4. Sistem periodik unsur yang kita pakai sekarang merupakan pengembangan dari

1 periodik unsur yang disusun oleh …


sistem
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Dalton
d. Mendeleyev
e. Moseley

5. Mendeleyev menyusun sistem periodik berdasarkan?


a. Kenaikan nomor massa
b. Kenaikan berat atom
c. Sifat logam dan non logam
d. Kenaikan nomor atom
e. Sifat fisika atom

6. Kelemahan tabel periodik yang dikemukakan oleh mendeleyev adalah ?


a. Pengelompokan unsur-unsur hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa
atom relatif rendah
b. Kemiripan alat unsur tidak hanya berlaku pada tiga unsur yang berada dalam
setiap kelompok
c. Penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya
d. Menempatkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom dalam periode
e. Pengelompokan unsur-unsur hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan

7. Susunan berkala unsur – unsur saat ini dibuat berdasarkan ?


a. Sifat kimia unsur – unsur
b. Sifat fisika unsur – unsur
c. Susunan elektron unsur – unsur
d. Berat atom unsur – unsur
e. Nomor atom dan kemiripan sifat

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
8. Hukum Triade menyatakan bahwa ?
SEMESTER
a. Dalam satu golongan, unsur – unsur mempunyai kemiripan sifat
b.1Suatu triade selalu terdiri atas tiga macam unsur yang sama
c. Jika unsur disusun menurut sifatnya, selalu ada tiga unsur yang sifatnya mirip
yang disebut triade
d. Jika unsur – unsur disusun menurut beratnya, sifat unsur akan terulang pada
unsur kedelapan
e. Dalam suatu triade massa rata – rata unsur yang ringan dan berat mendekati
massa unsur yang di tengah

9. Perbedaan sifat unsur transisi dengan unsur utama adalah ?


a. Letak periodenya
b. Letak golongannya
c. Sifat kelogamannya
d. Massa atom unsur transisi lebih besar
e. Massa atom unsur transisi lebih kecil

10.Kelompok unsur berikut yang semuanya bersifat logam yaitu . . . .


a. Emas, seng, dan Karbon
b. Besi, nikel dan belerang
c. Fosfor, oksigen dan tembaga
d. Emas, perak dan nikel
e. Hidrogen, Nitrogen, dan karbon

11. Berikut ini data sifat-sifat unsur periode ketiga dari Na sampai dengan Cl
1. Sifat logam bertambah
2. Sifat non logam bertambah
3. Energi ionisasi berkurang
4. Sifat asam bertambah
5. Keelektronegatifan berkurang
6. Jari-jari atom berkurang
7. Sifat basa bertambah

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Perubahan sifat yang benar dari Na sampai dengan Cl adalah...
SEMESTER
a. 1, 3 dan 4
b. 12,3 dan 4
c. 2,4 dan 6
d. 2,4 dan 7
e. 4,5 dan 6

12. Oksida beberapa unsur dibawah ini jika dimasukkan dalam air akan menghasilkan
larutan basa kecuali...
a. BaO
b. Na2O
c. NH3
d. SO2
e. CaO

13. Dalam Tabel Sistem Periodik Unsur Dalam satu golongan dari atas ke bawah sifat
oksidator halogen semakin lemah, berarti harga potensial reduksi unsur halogen…
a. Cl2 < I2
b. Br2 > Cl2
c. F2 > Br2
d. I2 > Cl2
e. F2 < I2

14. Jika unsur natrium dibandingkan dengan sifat-sifat unsur magnesium maka unsur
natrium…
a. Energi ionisasinya lebih besar
b. Jari-jari atomnya lebih kecil
c. Lebih bersifat oksidator
d. Sifat reduktornya lebih lemah
e. Lebih bersifat basa

15. Sifat-sifat berikut yang tidak dimiliki oleh logam transisi periode ke empat adalah…

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Bersifat paramagnetik
SEMESTER
b. Dapat membentuk ion kompleks
c. 1Senyawa-senyawa berwarna
d. Mempunyai titik lebur yang rendah
e. Memiliki beberapa bilangan oksidasi

16. Pernyataan yang paling tepat tentang unsur gas mulia berikut adalah...
a. Harga ionisasi tinggi menunjukkan kestabilan unsur gas mulia
b. Semua unsurnya mempunyai elektron valensi 8
c. Titik didih unsur-unsurnya sangat tinggi, diatas 100 o C
d. Tidak dikenal senyawa xenon dan kripton
e. Argon terdapat di atmosfer

17. Unsur gas mulia yang dapat digunakan sebagai gas pengisi balon udara adalah ….
a. helium
b. neon
c. argon
d. nitrogen
e. xenon

18. Identifikasi logam alkali dapat dilakukan dengan reaksi nyala. Warna nyala untuk
unsur litium adalah ….
a. merah
b. hijau
c. kuning
d. biru
e. ungu

19. Dilihat dari atas ke bawah, sifat kekerasan logam alkali adalah …
a. semakin keras
b. semakin lunak
c. tetap

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
d. semakin kurang reaktif
SEMESTER
e. semakin reaktif

1
20. Berdasarkan sifat reduktornya, urutan yang benar dari unsur periode ke tiga dari
yang terendah ke yang terbesar sifat reduktornya adalah …
a. Na – Mg- Al – Si – P – S – Cl – Ar
b. Ar – Cl – S – P – Si – Al – Mg – Na
c. Mg – Al – Na P – Si – S – Ar – Cl
d. Na – Mg – Al – Si – Ar – Cl – S – P
e. Ar – Cl – S – P – Si – Na – Mg – Al

21. Unsur yang mempunyai afinitas elektron terbesar adalah . . . .


a. 20Ca
b. 31Ga
c. 17Cl
d. 14Si

22. Suatu kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk menangkap ataupun
menarik kembali elektron dari atom lainnya...
a. Jari-jari atom
b. Kelektronegatifan
c. ionisasi
d. Afinitas eletron

23. Di antara sifat periodik unsur berikut, yang benar dalam satu golongan dari atas ke
bawah adalah …
a. jari – jari atom makin pendek
b. elektronegativitas makin besar
c. energi ionisasi makin besar
d. afinitas elektron makin kecil
e. sifat logam makin berkurang

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
24. Diketahui beberapa energi ionisasi untuk X = 520; Y = 419; Z = 496; A = 376; B =
SEMESTER
403 (dalam kJ/mol). Urutan yang benar dari unsur logam alkali berdasarkan harga

1 ionisasi dari atas ke bawah adalah …


energi
a. X – Y – Z – A – B
b. B – A – Z – Y – X
c. Z–Y–X–B–A
d. A – B – X – Y – Z
e. X – Z – Y – B – A

25. Di antar deret unsur halogen, atom yang memiliki keelektronegatifan paling besar
adalah …
a. F
9

b. 17 Cl
c. 35 Br
d. 53 I
e. 85 At

26. Konfigurasi elektron dari unsur yang memiliki keelektronegatifan terbesar adalah … .
a. 2, 5           b. 2, 7          c. 2, 8        d. 2, 8, 1           e. 2, 8, 8

27. Di antar deret unsur halogen, atom yang memiliki keelektronegatifan paling kecil
adalah …
a. F
9

b. 17 Cl
c. 35 Br
d. 53 I
e. 85 At

28. Keelektronegatifan suatu unsur adalah sifat yang menyatakan … .


a. besarnya energi yang diperlukan untuk melepas 1 elektron pada pembentukan
ion positif

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
b. besarnya energi yang diperlukan untuk menyerap 1 elektron pada pembentukan
SEMESTER
ion negatif
c. 1besarnya energi yang dibebaskan pada penyerapan 1 elektron untuk
membentuk ion negatif
d. besarnya kecenderungan menarik elektron pada suatu ikatan
e. besarnya kecenderungan menarik elektron untuk membentuk ion negative

29. Glongan unsur yang mempunyai tingkat nonlogam keasaman terendah terletak pada
golongan ….
a. alkali 
b. alkali tanah 
c. halogen
d. carbon 
e. gas mulia

30. Dari beberapa konfigurasi elektron berikut


(1) 1s2 2s2 2p6
(2) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p2
(3) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
(4) 1s2 2s2 2p6 3s2
atom-atom yang memiliki keelektronegatifan tertinggi adalah...
a.1 b. 2 c. 3 d. 4

2. Esai
Bagian A
Kerjakanlah soal di bawah ini!
1. Apa kelebihan pengelompokkan unsur yang dikemukakan oleh Mendelev?
2. Jelaskan pengelompokan unsur menurut? Dobereiner, Newlands dan
Mendeleev!
3. Apakah tujuan para ahli kimia mengelompokkan unsur-unsur?
4. Berdasarkan apakah Moseley menyempurnakan sistem periodik Mendeleev?

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
5. Berdasarkan apakah Mendeleev menyusun tabel periodik unsur-unsur?
SEMESTER
Mengapa sistem periodik dari Mendeleev lebih dikenal daripada model Lothar

1 Meyer?
Bagian B
Jawablah Soal Berikut dengan Benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan isotop, isoton, dan isobar?
2. Belerang dapat ditemukan dalam berbagai bentuk pada suhu kamar, bentuk-
bentuk yang terkenal sebagai?
3. Dalam urutan unsure 8O, 9F, dan 10Ne, maka jari-jari atom akan ?
4. Jika nomor atom dalam satu golongan makin kecil, maka yang bertambah
besar adalah?
5. Unsur-unsur dalam satu golongan tertentu dalam system periodic memiliki
sifat-sifat kimia yang sama. Mengapa hal itu dapat terjadi?

Bagian C
Kerjakan soal dibawah ini !
1. Jelaskan kecenderungan dalam system periodik !
2. Apa yang dimaksud dengan siat oksidator?
3. Tentukan bilangan oksidasi O dalam H2O2!
4. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCl2!
5. Tentukan bilangan oksidasi Cu dan N dalam Cu(NO2)2!

Kunci Jawaban Soal


1.Pilihan Ganda
1. B
2. B
3. B
4. E
5. A
6. C

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
7. E
SEMESTER
8. E

19. B
10.D
11.C
12.D
13.C
14.E
15.D
16.A
17.A
18.C
19.B
20.B
21.C
22.B
23.D
24.E
25.A
26.B
27.E
28.D
29.A
30.C

2. Esai
Bagian A
1. Sistem periodik unsur mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
menurut penelitian para ahli, salah satunya D. I. Mendeleev. Pada tahun
1869, D. I. Mendeleev, membuat daftar unsur-unsur yang didasarkan pada
sifat fisis dan sifat kimia dihubungkan dengan massa atom unsur. Susunan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Mendeleev tersebut merupakan sistem periodik pertama yang sering disebut
SEMESTER
Sistem Periodik Unsur bentuk pendek.

1 Beberapa kelebihan sistem periodik unsur oleh Mendeleev adalah sebagai


berikut.
1) beberapa tempat disediakan untuk unsur yang diramalkan
2) unsur-unsur yang sekarang disebut sebagai unsur transisi ditempatkan
pada lajur khusus
3) mengoreksi beberapa massa atom yang kurang tepat
4) meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan
2. Dobereiner mengelompokkan unsur didasarkan pada massa atom. Menurut
Dobereiner, jika massa atom unsur A ditambah massa atom unsur B,
kemudian dirata-ratakan maka akan dihasilkan massa atom unsur C. Ketiga
unsur ini akan memiliki sifat yang mirip. Kelompok unsur tersebut oleh
Dobereiner dinamakan triade.
Contoh:
Massa atom Cl = 35
Massa atom I = 127
Massa atom Br = 35 + 127 /2 = 81
Jadi, sifat unsur bromin akan mirip dengan unsur klorin dan iodin.
Kelemahan sistem triade. ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam
satu triad, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut.
3. Tujuan mengelompokkan unsur-unsur adalah untuk membantu dan
mempermudah dalam mempelajari unsur-unsur.
4. Tabel periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk panjang,
disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
5. Dasar yang dipakai Mendeleev menyusun tabel periodik unsur-unsur adalah
kenaikan nomor massa atom. Kemampuan prediksi Mendeleev menjadikan
tabel periodik yang disusunnya lebih dikenal masyarakat ilmiah.

Bagian B

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1. ~ Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi
SEMESTER
memiliki massa atom berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah

1 proton sama, tetapi jumlah neutron berbeda.


~ Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai jumlah neutron sama.
~ Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom
berbeda), tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
2. Altrop.
Altrop adalah perubahan bentuk Kristal terhadap suhu atau tekanan. Belerang
memiliki bentuk altrop, oleh krena itu belerang dapat ditemukan dalam
berbagai bentuk dalam suhu ruangan.
3. Karena unsur-unsur ini merupakan unsur-unsur seperiode, maka jari-jari
atomnya akan semakin mengecil karena gaya tarik terhadap inti makin besar.
4. Energy ionisasi karena dalam suatu golongan apabila nomor atomnya
semakin besar maka energy ionisasinya makin kecil, begitu juga sebaliknya
apabila nomor atom semakin kecil, maka energy ionisasinya makin besar.
5. Karena semua unsure dalam satu golongan mempunyai electron valensi yang
sama, oleh karena itu unsure-unsur itu memiliki sifat yang sama pula.

Bagian C
1. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H +.
Kecenderungan dalam sistem periodik adalah :
 Dalam satu periode, sifat keasaman semakin meningkat dari kiri ke
kanan. Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam
ikatannya. Ini menyebabkan sifat keasaman IIA akan lebih besar dari IA
dan yang paling besar adalah golongan VII A.
 Dalam satu golongan, sifat keasaman semakin meningkat dari bawah ke
atas. Hal ini karena unsur tersebut semakin mudah melepas H + dalam
ikatannya. Ini menyebabkan sifat keasaman periode 7 akan lebih besar
dari periode 6 dan yang paling besar adalah periode
2. Sifat oksidator merupakan sifat atom suatu unsur yang cenderung
menangkap elektron (mengalami reduksi). Sifat oksidator ini tidak dimiliki

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
oleh gas mulia, sehingga sifat oksidator terkuat dimiliki golongan halogen
SEMESTER
(VIIA).

1  Dalam satu periode : dari kiri ke kanan, sifat oksidator semakin besar.
 Dalam satu golongan : dari bawah ke atas, sifat oksidator semakin besar.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Diketahui :
SEMESTER Jumlah bilangan oksidasi H O  = 0
2 2

1 Bilangan oksidasi H = +1
Maka:
⇒ (2 × b.o H) + (2 × b.o O) = 0
⇒ (2 × 1) + (2 × b.o O) = 0
⇒ (2) + (2 × b.o O) = 0
⇒ 2 × b.o O = −2
⇒ b.o O = −2/2
⇒ b.o O = −1
Jadi, bilangan oksidasi O dalam H2O2 adalah -1.

3. Penyelesaian:
Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCl 2 berikut ini.
CaCl2 → Ca2+ + 2Cl-
Jadi, muatan ion dalam CaCl2 adalah:
Ca2+ = 2+ dan Cl− = −1
Karena bilangan oksidasi ion sama dengan jumlah muatannya, maka biloks Ca
= +2 dan biloks Cl = −1.

4. Penyelesaian:
Reaksi penguraian Cu(NO2)2 adalah sebagai berikut.
Cu(NO2)2 → Cu2+ + 2NO2−
Dari kation Cu2+ maka biloks Cu adalah +2.
Dari anion NO2− diperoleh:
● Jumlah biloks total NO2− = -1
● Biloks O = -2
Maka:
⇒ (b.o N) + (2 × b.o O) = –1
⇒ (b.o N) + (2 × -2) = –1
⇒ b.o N + (-4) = –1
⇒ b.o N = –1 + 4

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
⇒ b.o Cl = 3
SEMESTER
Jadi, dalam senyawa Cu(NO ) , biloks Cu = +2 dan biloks N = +3.
2 2

BAB 3. IKATAN KIMIA

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
A. Kestabilan Unsur
SEMESTERUnsur-unsur alami cenderung tidak stabil bila berdiri sendiri, kecuali untuk

1 golongan gas mulia. Unsur yang terletak pada golongan VIII A tabel periodik
unsur
ini dapat ditemukan di alam sebagai zat monoatomik dan bersifat inert (sukar
bereaksi). Hal ini terjadi diakibatkan kulit terluar pada atom unsur gas mulia telah
terisi penuh.
Kestabilan gas mulia inilah yang ingin dicapai oleh unsur-unsur lainnya, hingga
mereka cenderung bereaksi dan membentuk ikatan kimia, menghasilkan suatu
molekul atau senyawa yang stabil.Daya tarik-menarik antar atom yang
menyebabkan terbentuknya senyawa kimia inilah yang disebut ikatan
kimia.Fenomena ini ditemukan pertama kali oleh Gilbert N. Lewis dan Albrecht
Kossels pada 1916, dimana mereka mengemukakan konsep ikatan kimia sebagai
berikut:
1. Gas mulia sukar membentuk senyawa karena memiliki susunan elektron yang
stabil (tidak melepas dan menerima elektron di kulit terluarnya), sehingga
disebut inert
2. Setiap atom ingin memiliki susunan elektron yang stabil dengan cara
melepaskan atau menangkap elektron
3. Susunan elektron yang stabil dicapai dengan cara berikatan antar atom lain.
Untuk menggambarkan interaksi antar unsur-unsur dalam upayanya mencapai
kestabilan, Gilbert Lewis mengemukakan ide untuk menggambarkannya dengan
suatu diagram yang disebut struktur Lewis.
Struktur ini mencakup lambang unsur/atom yang dimaksud dan dikelilingi titik
(biasanya dilambangkan × atau ∙) dimana setiap titik mewakili satu elektron yang
ada pada kulit terluar atom tersebut.
Berikut ini adalah struktur Lewis umum untuk unsur Golongan IA-VIIA:

Konfigurasi electron gas mulia

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
He 2
SEMESTER
Ne 2 8
Ar 1
288
Kr 2 8 18 8
Xe 2 8 18 18 8
Rn 2 8 18 32 18 8

Jika kita perhatkan dengan teliti, selain atom He, semua atom unsur golongan
gas mulia memiliki electron valensi berjumlah 8. Berdasarkan teori mekanika
kuantum, ternyata orbital pada kulit terluar semua unsur golongan gas mulia terisi
penuh oleh electron.

Kulit valensi 1s2 untuk He


Kulit valensi ns2 np6 untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn
Diagram orbital untuk He
He = 1s2

Diagram orbital kulit valensi untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn.
= ns2 np6

Oleh sebab orbital pada unsur unsur gas mulia yang terisi penuh oleh electron
inilah yang menyebabkan atom gas mulia stabil dan ditemukan di alam dalam
keadaan bebas (monoatom). Untuk itu, mengacu pada jumlah electron valensi gas
mulia, ada dua aturan kestablan unsur, yaitu :
1. Aturan octet : suatu atom yang stabil cenderung memiliki jumlah electron
valensi = 8 (sama seperti Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn)
2. Aturan duplet : suatu atom yang stabil cenderung memiliki jumlah electron
valensi = 2 (sama seperti He)

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Contoh :
Na1
2 81
Electron valensi atom Na adalah 1. Ada dua cara atom Na supaya stabil yaitu
dengan melepas 1 elektron terluarnya atau menangkap 7 buah electron lain
sehingga jumlah electron valensinya adalah 8. Energi yang dibutuhkan untuk
melepas 1 buah electron tentu lebih kecil dibandingkan untuk menangkap 7 buah
electron. Hal ini mengakibatkan atom Na lebih cenderung untuk melepas 1 buah
elektronnya untuk mencapai kestabilan membentuk ion positif.
Berbeda halnya dengan atom Cl.
Cl 2 8 7
Karena electron valensinya 7, tentu atom Cl akan lebih mudah menangkap satu
electron untuk mencapai kestabilan daripada harus melepas 7 buah electron
terluarnya. Atom Cl akan stabil dengan membentuk ion negative.
Jumlah electron yang dilepaskan atau diterima oleh suatu atom bergantung
pada jumlah electron valensinya (jumlah electron valensi = nomor golongan).
Setelah menerima atau melepaskan elektronnya, ion harus memiliki konfigurasi
seperti atom gas mulia, baru ion itu dikatakan stabil.
Energy ionisasi kecil = Atom logam = melepaskan electron untuk stabil =
ion positif
Afinitas elektronnya besar = Atom non logam = menerima electron untuk
stabi = ion negative.

B. Simbol Lewis
1. Pengertian Struktur Lewis
Struktur lewis atau sering disebut rumus lewis adalah suatu pola atau diagram
yang menggambarkan jumlah elektron valensi dari atom-atom yang akan
membentuk ikatan kimia. Struktur lewis ini berbentuk titik, silang atau bulatan-
bulatan yang mengelilingi lambang atomnya, baik atom tunggal maupun atom-atom
yang berikatan.
Struktur lewis ini juga dikenal denga rumus atau diagram titik elektron dan ada
juga yang menyebutnya diagram titik lewis. Keberadaan struktur lewis ini sangat

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
penting untuk menggambarkan jenis ikatan kimia yang terjadi dalam suatu senyawa
SEMESTER
serta proses terbentuknya ikatan kimia tersebut. Selain itu, struktur lewis juga dapat

1 untuk menggambarkan rumus molekul atau senyawa.


digunakan
2. Lambang Struktur Lewis
Struktur lewis dapat dilambangkan dengan gambar titik, silang atau bulatan-
bulatan kecil, atau bisa juga kombinasi dari titik silang atau bulatan kecil. Satu jenis
lambang misalnya titik atau silang biasanya digunakan untuk menggambarkan
struktur lewis unsur atau molekul. Lambang kombinasi biasanya digunakan untuk
menuliskan ikatan senyawa yang terdiri dari dua atau lebih unsur sehingga akan
lebih mudah membedakan elektron valensi masing-masing unsur.
Sedangkan jika menggunakan satu jenis lambang saja, misalnya bulatan, maka
dalam menggambarkan ikatan senyawa, bulatan bisa diberi warna yang berbeda
untuk membedakan elektron valensi unsur penyusunnya. Berikut ini adalah contoh
beberapa lambang lewis dalam unsur, molekul atau senyawa.
 Lambang Titik
Gambar struktur lewis unsur N

Gambar struktur lewis molekul O2

 Lambang Silang
Gambar struktur lewis unsur F

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Gambar struktur lewis Cl2

 Lambang Bulatan
Gambar struktur lewis unsur Ne

Gambar struktur lewis H2O

 Lambang Kombinasi
Gambar struktur lewis NH3

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Gambar struktur lewis SiF4

Lambang struktur lewis dapat disederhanakan dengan mengganti lambang titik


atau silang atau bulatan menjadi sepotong garis. Lambang garis pada struktur lewis
ini disebut dengan rumus bangun. Dimana sepotong garis menyatakan sepasang
elektron yang digunakan bersama. Perhatikan aturan berikut
1 garis= 1 pasang elektron ikatan (2 elektron)
2 garis= 2 pasang elektron ikatan (4 elektron)
3 garis= 3 pasang elektron ikatan (6 elektron)

Cara Menggambarkan Struktur Lewis


Berikut ini adalah langkah-langkah sistematis untuk menggambarkan struktur
lewis molekul atau senyawa.
1. Tentukan elektron valensi tiap atom dalam molekul
Untuk bisa dengan mudah menentukan elektron valensi atom bisa dilihat
dari golongan unsur dalam Tabel Periodik Modern.
2. Jumlahkan semua elektron yang ada pada molekul tersebut
3. Tentukan jumlah pasangan elektron ikatan (PEI)
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah ikatan pada molekul. Untuk menghitung
PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
PEI= Jumlah Total Elektron
8

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Sisa elektron pada perhitungan PEI tidak berpengaruh pada PEI, namun
SEMESTER
digunakan untuk perhitungan PEB.
4. 1
Tentukan jumlah pasangan elektron bersama (PEB)
Nilai PEI ini menunjukkan jumlah pasangan elektron bebas pada atom
pusatnya. Untuk menentukan PEI, gunakan rumus sebagai berikut:
PEB = Jumlah Elektron Sisa pada PEI
2

Untuk menentukan atom pusat pada struktur lewis suatu molekul atau
senyawa dapat digunakan beberapa teknik sebagai berikut:
Cara menentukan atom pusat suatu molekul atau senyawa
1. Dalam senyawa, atom yang jumlahnya paling sedikit akan menjadi atom
pusat
2. Jika dalam senyawa terdapat dua atau lebih atom yang jumlahnya sama,
maka atom pusat adalah atom yang keelektronegatifannya lebih rendah,
atau kalau dalam satu periode posisinya sebelah kiri dari atom lain, bila
segolongan yang bertindak sebagai atom pusat ada pada paling bawah.
3. Atom H dan F tidak pernah berperan sebagai atom pusat. Pada asam oksi
(asam yang mengandung oksigen, seperti H2SO4, HNO3, H3PO4, H2CrO4,
dan lain-lain) atom H jarang sekali terikat pada atom pusat secara langsung,
tetapi H lebih sering terikat pada atom O lebih dahulu).

Dalam menentukan struktur lewis suatu senyawa, tidak harus mengikuti kaidah
oktet (elektron valensi harus 8) atau kaidah duplet (2 elektron valensi), karena pada
beberapa jenis unsur memiliki karakteristik yang berbeda. Untuk itu ada beberapa
pengecualian yang harus diperhatikan dalam menggambarkan struktur lewis
molekul.
Pengecualian kaidah Oktet-Duplet dalam menggambarkan struktur lewis
1. B (boron) maksimal hanya dapat memiliki 6 elektron ketika berikatan
2. N (nitrogen) pada beberapa jenis senyawa hanya memiliki 7 elektron ketika
berikatan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
3. Unsur yang berada pada periode 3 (seperti P, S, Cl, Br, I) dan unsur logam
SEMESTERtransisi berkemungkinan untuk memiliki elektron lebih dari 8 ketika berikatan

1 Berikut ini adalah contoh cara menggambarkan struktur lewis pada beberapa
molekul atau senyawa.
 Cara menentukan struktur lewis senyawa SO3
Tentukan jumlah elektron valensi pada senyawa SO3 yaitu sebagai berikut
Jumlah elektron valensi S =6
Jumlah elektron valensi O3 = 3 × 6 = 18
Jumlah total elektron valensi =24

Kemudian kita tentukan jumlah PEI dan PEB, dengan rumus yang telah
disebutkan di atas,
PEI = 24/8 = 3 sisa 0
PEB = 0
Dari hasil perhitungan PEI dan PEB di atas berarti senyawa SO3 memiliki 3
ikatan dan tidak ada pasangan elektron bebas di atom pusat. Dan yang menjadi
atom pusat dari senyawa SO3 adalah S karena jumlah atomnya paling sedikit.
Kemudian gambarkan struktur lewis SO3 dengan S sebagai pusat dikelilingi oleh 3
atom O.

Kemudian kita analisis elektron valensi masing-masing atom


Elektron valensi S = 6
Karena tidak ada pasangan elektron bebas maka jumlah elektron S untuk
berikatan dengan O adalah 6 elektron
Elektron Valensi O = 6
Untuk mencapai kaidah oktet, maka atom O membutuhkan 2 elektron,
sehingga 3 atom O membutuhkan 6 elektron dari S. Dan sisa elektron S adalah nol.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Pola struktur lewisnya adalah sebagai berikut

1 PEI S = 6 elektron
memasangkanmemasangkan
S→2 elektron2 elektron ←O
PEI S = 6 – 2 = 4 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S→2 elektron 2 elektron ←O
PEI S = 4 – 2 = 2 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
S→2 elektron 2 elektron ←O
PEI S = 2 – 2 = 0 elektron PEB O = 6 – 2 = 4 elektron
Sehingga gambar struktur lewis untuk senyawa SO3 adalah sebagai berikut:

Struktur lewis SO3 apabila disederhanakan dengan rumus bangun lewis adalah
sebagai berikut

C. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron
oleh atom-atom yang berikatan. Atom- atom yang melepas elektron menjadi ion
positif (kation) sedang atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif
(anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki
ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara
atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap
SEMESTER
elektron membentuk ion negatif. Contoh : NaCl, MgO, CaF , Li O, AlF .
2 2 3

Lambang titik elektron Lewis terdiri atas lambang unsur dan titik-titik
yang setiap titiknya menggambarkan satu elektron valensi dari atom-atom unsur.
Titik-titik elektron adalah elektron terluarnya.

Untuk membedakan asal elektron valensi penggunaan tanda (O) boleh diganti
dengan tanda (x), tetapi pada dasarnya elektron mempunyai lambang titik Lewis
yang mirip. Lambang titik Lewis untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida
tidak dapat dituliskan secara sederhana, karena mempunyai kulit dalam yang
tidak terisi penuh. Contoh penggunaan lambang titik Lewis dalam ikatan ion sebagai
berikut.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Sifat-sifat fisika senyawa ionik pada umumnya:

11. pada suhu kamar berwujud padat;


2. struktur kristalnya keras tapi rapuh;
3. mempunyai titik didih dan titik leleh tinggi;
4. larut dalam pelarut air tetapi tidak larut dalam pelarut organik;
5. tidak menghantarkan listrik pada fase padat, tetapi pada fase cair
(lelehan) dan larutannya menghantarkan listrik.

D. Ikatan Kovalen
Pada ikatan ion terjadi pelepasan dan penerimaan elektron agar unsur
mencapai kestabilan. Ikatan ini umumnya terjadi pada senyawa yang dibentuk oleh
unsur logam dan nonlogam. Bagaimana senyawa yang dibentuk oleh unsurunsur
nonlogam? Ikatan apa yang terjadi? Unsur nonlogam umumnya mempunyai
keelektronegatifan tinggi artinya mudah menarik elektron. Masing-masing unsur
nonlogam pada senyawanya tidak akan melepaskan elektron, sehingga untuk
mencapai kestabilannya, unsur-unsur tersebut akan menggunakan bersama
pasangan elektron membentuk ikatan kovalen.
Lewis menggambarkan ikatan kovalen melalui struktur Lewis atau rumus
elektron yang terdiri dari simbol Lewis. Simbol Lewis yaitu lambang suatu atom yang
dikelilingi oleh titik-titik yang menyatakan elektron valensi dari atom tersebut.
Apabila elektron valensi lebih dari empat maka elektron yang kelima dan seterusnya
dipasangkan dengan salah satu elektron lain. Elektron valensi blok s dan blok p
sesuai dengan nomor golongannya. Berikut ini beberapa contoh simbol Lewis:

Struktur Lewis dari PCl3 dan CF4 dapat digambarkan sebagai berikut:

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Pada suatu senyawa, ikatan dapat berupa ikatan kovalen tunggal dan ikatan
SEMESTER
kovalen rangkap. Jumlah ikatan bisa hanya satu atau lebih. Bagaimana terjadinya

1 kovalen? Perhatikan contoh terjadinya ikatan kovalen tunggal dan ikatan


ikatan
kovalen rangkap berikut ini.

a. Pembentukan Ikatan Kovalen Tunggal


Ikatan kovalen tunggal dapat terjadi baik pada senyawa yang terdiri dari atom
sejenis maupun dari atom yang berbeda, contoh senyawa ini adalah Cl 2 , H2 , O2,
HCl, dan CH4. Untuk mempelajarinya perhatikan pembentukan ikatan kovalen pada
molekul berikut.
1) Pembentukan Molekul Klor, Cl2
Konfigurasi Cl : 2.8.7

Susunan elektron Cl :

Pembentukan Cl2 :
Masing-masing atom Cl menyumbangkan satu elektron untuk dipakai bersama
sehingga masing-masing atom mempunyai konfigurasi elektron seperti gas mulia.
Struktur Lewis molekul Cl2 dituliskan sebagai berikut.

Cara lain untuk menuliskan ikatan kovalen Cl 2 adalah sebagai berikut.

2) Pembentukan Molekul H2
Pembentukan molekul hidrogen tidak menggunakan aturan oktet karena
masing-masing hanya mempunyai 1 elektron. Masing-masing hidrogen akan stabil
dengan dua elektron pada kulit terluarnya sesuai dengan aturan duplet.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

3) Pembentukan Ikatan Kovalen pada Molekul Hidrogen Klorida, HCl


Perhatikan pembentukan ikatan kovalen pada HCl berikut ini.
Konfigurasi Susunan Ikatan Kovalen pada
Elektron Elektron HCl

H:1

Cl : 2.8.7

Atom H dan Cl masing-masing menyumbangkan satu elektron dalam HCl dan


membentuk satu ikatan kovalen. Atom H stabil dikelilingi 2 elektron dan Cl dikelilingi
8 elektron. Ikatan yang terjadi pada HCl dapat dituliskan dengan struktur Lewis dan
ikatan kovalen seperti berikut.

b. Ikatan Kovalen Rangkap Dua dan Tiga


Ikatan kovalen rangkap dapat terjadi antara unsur-unsur yang sejenis atau
berbeda. Untuk mempelajarinya perhatikan pembentukan ikatan pada molekul
berikut. Ikatan kovalen rangkap tiga yaitu suatu ikatan dengan memakai tiga pasang
elektron milik bersama. Ikatan rangkap tiga diberi tanda 3 garis.
Perhatikan contoh berikut:
 Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk
SEMESTER
mencapai kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O

1 berikatan, setiap atom O harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan


saling
bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4.

 Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO2

 Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N2


Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron valensinya 5. Untuk
mencapai kestabilannya, atom N cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom N
saling berikatan, setiap atom N harus menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan
bersama sehingga elektron yang digunakan bersama berjumlah 6.

c. Ikatan Kovalen Koordinat


Pada beberapa senyawa terdapat pasangan elektron yang berasal dari salah
satu atom. Ikatan kovalen pada senyawa demikian disebut ikatan kovalen koordinat.
Bagaimana terjadinya ikatan kovalen koordinat? Perhatikan contoh-contoh
pembentukan ikatan koordinat berikut ini.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1) Pembentukan Ion Hidronium
SEMESTER Ion hidronium, H3O+ dibentuk dari molekul air yang mengikat ion hidrogen

1melalui reaksi: H2O + H+ → H3O+. Struktur Lewisnya ditulis sebagai berikut.

Pada molekul H2O, atom oksigen mempunyai dua pasang elektron bebas. H +
tidak mempunyai elektron. Untuk membentuk ikatan digunakan salah satu
pasangan elektron bebas dari oksigen sehingga terbentuk ikatan kovalen
koordinat. Ikatan ini bisa dituliskan sebagai berikut. Tanda panah ( →)
menunjukkan pasangan elektron ikatan kovalen koordinat berasal dari atom
oksigen.

2) Pembentukan Ion Amonium, NH4+


NH4+ dibentuk dari NH3 dan ion H+ melalui reaksi: NH3 + H+ → NH4+ . Struktur
Lewisnya ditulis sebagai berikut.

Pada molekul NH3 , atom N mempunyai 1 pasang elektron bebas. Pasangan


elektron tersebut digunakan untuk mengikat ion H + sehingga terbentuk ikatan
kovalen koordinat. Ikatan ini bisa digambarkan sebagai berikut. Tanda panah ( →)
menunjukkan pasangan elektron ikatan kovalen koordinat berasal dari atom
nitrogen.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Berdasarkan contoh di atas dapat disimpulkan. Ikatan kovalen koordinat
SEMESTER
terbentuk jika pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu

1
atom.

d. Sifat Fisis Senyawa Kovalen


Senyawa kovalen ada yang membentuk struktur molekul sederhana misalnya
CH4 dan H2O, ada juga yang membentuk struktur molekul raksasa seperti SiO 2 .
Selain itu ada atom-atom yang membentuk struktur kovalen raksasa contohnya
karbon dalam intan. Titik didih senyawa kovalen bervariasi, ada yang rendah dan
sangat tinggi. Perhatikan Tabel.
Tabel. Titik didih beberapa senyawa kovalen
Struktur Molekul Sederhana Struktur Kovalen Raksasa
Titik Didih Titik Didih
Zat Zat
(℃) (℃)
Metana, CH4 -161 Intan, C 4830
Air, H2O 100 Silikon, Si 2355
Klor, Cl2 -35 Silika, SiO2 2230
Sumber: Visual Encyclopesia

Metana memiliki fase gas, pada setiap molekulnya terdapat ikatan kovalen yang
relatif kuat. Di antara molekul-molekul CH 4 terdapat gaya antarmolekul yang lemah.
Pada saat dipanaskan, masing-masing molekul CH 4 mudah berpisah, sehingga titik
didih metana rendah. Pada intan, atom C dengan C lainnya berikatan kovalen sangat
kuat membentuk struktur raksasa sehingga titik didihnya tinggi.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Gambar. Struktur metana dan intan

Senyawa dengan struktur molekul raksasa tidak larut dalam air dan tidak
menghantarkan listrik kecuali grafit yaitu karbon pada batu baterai dan isi pensil.

E. Senyawa Kovalen Polar Dan Non Polar


1. Kepolaran Molekul
Suatu molekul dapat bersifat polar atau non polar. Suatu molekul bersifat polar
apabila tersusun atas atom-atom yang berbeda dan geometrinya tidak menyebabkan
ia bersifat nonpolar seperti H2O dan NH3. Suatu molekul yang tersusun atas atom-
atom yang sama juga dapat bersifat polar, misalnya ozon (O 3). Suatu molekul dapat
bersifat nonpolar apabila: (1) tersusun dari atom-atom yang sama seperti H 2, P4, S8,
dan C60 dengan ikatan yang ada merupakan ikatan kovalen nonpolar dan (2)
tersusun atas atom-atom yang berbeda dengan ikatan-ikatan yang ada merupakan
ikatan kovalen polar akan tetapi karena geometrinya maka ia bersifat nonpolar
seperti molekul CO2, CH4, PCl5 dan SF6.
Kepolaran suatu molekul ditentukan oleh harga momen dipolnya (µ). Suatu
molekul bersifat polar bila µ>0 atau µ≠0 dan nonpolar bila µ=0. Adanya perbedaan
keelektronegativan antara dua atom yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan
atom yang lebih elektropositf kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang
lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron. Akibatnya pada atom yang lebih
elektropositif terjadi muatan parsial positif (δ+), sedang pada atom yang lebih
elektronegatif terjadi muatan parsial negatif (δ-). Adanya perbedaan muatan parsial
ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya dari atom dengan muatan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih
SEMESTER
elektropositif ke atom yang lebih elekronegatif.

1 Arah momen ikatan ditunjukkan dengan tanda  . Tanda ini menunjukkan ke


atom mana pasangan elektron ikatan kovalen atau rapatan elektron ikatan kovalen
lebih tertarik. Pada NH3, atom N lebih elektronegatif dibanding atom H sehingga
pasangan elektron ikatan NH adalah menuju ke atom N. Pada H 2O, atom O lebih
elektronegatif dibanding atom H sehingga pasangan elektron ikatan O-H lebih
tertarik ke arah atom O. Arah momen ikatan O-H adalah menuju ke atom O.
Disamping momen ikatan, di dalam molekul mungkin juga terdapat momen
pasangan elektron bebas (PEB) yang arahnya menuju ke pasangan elektron bebas.
Jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu
molekul disebut dengan momen dipol. Harga momen dipol suatu senyawa diperoleh
berdasarkan hasil eksperimen.

Gambar. Momen ikatan dan momen dipol

Molekul NH3 dan NF3 merupakan molekul polar. Momen dipol NH3 lebih
besar dari momen dipol NF3. Hal ini disebabkan pada molekul NH 3, momen
tiga ikatan H-N dan momen PEB searah, sedangkan pada NF 3 momen ikatan
tiga ikatan N-F dan PEB arahnya berlawanan. Akibatnya, molekul NH 3
kepolarannya lebih tinggi dibanding NF3.
Senyawa kovalen biner yang atom-atomnya memiliki perbedaan
elektronegativitas akan memiliki momen dipol sehingga bersifat polar. Pada molekul
H2 dan Cl2 selisih elekronegativitasnya adalah nol dan pasangan elektronnya tertarik
sama kuat ke semua atom. Sementara pada molekul HCl selisih
elektronegativitasnya (3,16-2,20 = 0,96) dan pasangan elektron ikatan lebih tertarik
ke arah Cl karena Cl memiliki elektronegativitas yang lebih besar dari H.
Jadi,senyawa H2 dan Cl2 merupakan senyawa kovalen nonpolar, sedangkan HCl

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
merupakan senyawa kovalen polar. Meskipun molekul BCl , CH , PCl , SF , SO dan
SEMESTER
3 4 5 6 3

CO memiliki ikatan kovalen polar, namun molekul tersebut merupakan molekul non
2

1 karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah vector dari momen ikatan dan
polar
momen pasangan electron bebasnya sama dengan nol. Pada gambar terlihat bahwa
arah momen ikatan pada molekul CH4, CCl4, dan SO3 yang saling meniadakan
(cancellation) karena faktor geometri molekul.

Gambar. Arah momen ikatan pada molekul CH4, CCl4, dan SO3.

2. Senyawa Polar dan Non Polar


a. Senyawa polar
Senyawa kovalen polar terjadi pada atom-atom nonlogam yang tidak sejenis
atau atom-atom yang mempunyai perbedaan keelektronegatifan besar. Pada
molekul kovalen polar, pasangan elektron milik bersama terletak lebih dekat
pada inti atom yang mempunyai keelektronegatifan lebih besar. Hal ini
disebabkan daya tarik elektron yang mempunyai keelektronegatifan besar akan
lebih kuat. Akibatnya, pada ikatan tersebut terjadi polarisasi sehingga atom yang
mempunyai keelektonegatifan besar membentuk kutub bermuatan negatif. Atom
yang mempunyai keelektronegatifan kecil menjadi kutub bermuatan positif atau
dalam molekul terdapat dua kutub (dwi kutub).
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen
terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen
polar. Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi
pengutuban atau polarisasi muatan.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar


1,9. Senyawa-senyawa lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan
keelektronegatifan dapat Anda lihat pada tabel berikut.
Tabel. Perbedaan Keelektronegatifan Senyawa
Senyawa Perbedaan Keelektronegatifan
HF 1,9
HCl 0,9
HBr 0,7
HI 0,4

b. Senyawa Non Polar


Senyawa kovalen nonpolar terjadi jika kedua atom mempunyai perbedaan
keelektronegatifan (daya tarik elektron ke inti) yang sama besarnya. Hal ini
menyebabkan pasangan elektron milik bersama terletak pada jarak atom
nonlogam sejenis atau dua atom nonlogam yang mempunyai keelektronegatifan
yang sama untuk saling membentuk molekul. Akibatnya, pada ikatan tersebut
tidak terjadi polarisasi.
Kedua atom H dan Cl mempunyai daya tarik elektron yang sama besarnya
sehingga pada ikatan H — H dan Cl — Cl tidak terjadi polarisasi. Posisi pasangan
elektron milik bersama tersebut dalam keadaan simetris.
Senyawa Kovalen Nonpolar Jika dua atom nonlogam sejenis (diatomik)
membentuk suatu senyawa kovalen, misalkan H 2 , N2 , Br2 , dan I2 maka ikatan
kovalen yang terbentuk memiliki keelektronegatifan yang sama atau tidak
memiliki perbedaan keelektronegatifan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan
ikatan kovalen nonpolar. Dalam pembentukan molekul I 2 , kedua elektron dalam
ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau
SEMESTER
polarisasi muatan.

Contoh Soal :
1. Molekul senyawa berikut yang bukan  merupakan senyawa kovalen polar adalah
….
A. HCl
B. H2O
C. NH3
D. CHCl
E. Cl2

Jawaban: E
Pembahasan:
Molekul Cl2 terdiri dari 2 atom yang sama yaitu Cl sehingga selisih
keelektronegatifannya adalah 0. Hal tersebut tidak mengakibatkan terjadinya
pemisahan kutub oleh karena itu Cl2 adalah senyawa nonpolar.

2. Di antara molekul-molekul berikut yang paling polar adalah ….


A. F2
B. CF4
C. NF3
D. BeF2
E. BF3

Jawaban: C
Pembahasan:

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Salah satu cara menentukan senyawa polar dan non-polar adalah dengan cara
SEMESTER
melihat pasangan elektron bebas (PEB) pada atom pusat.

1 Apabila atom pusat memiliki PEB maka senyawa tersebut dapat dipastikan
merupakan senyawa polar.
 Apabila atom pusat tidak memiliki PEB maka senyawa tersebut tergolong
senyawa non polar.

3. Diketahui skala keelektronegatifan unsur H = 2,1; O = 3,5; C = 2,5; N = 3,0;


dan Cl = 3,0. Molekul berikut yang paling polar adalah ….
A. NH3
B. H2O
C. CH4
D. HCl
E. H2

Jawaban: B
Pembahasan:
Molekul polar ditandai dengan adanya perbedaan keelektronegatifan, semakin
besar perbedaan keelektronegatifannya maka semakin polar juga molekul

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
tersebut. Sedangkan molekul non polar tidak mempunyai perbedaan
SEMESTER
keelektronegatifan.

1A. NH  → (N = 3) (H = 2,1) → 3 – 2,1 = 0,9


3

B. H2O → (H = 2,1) (O = 3,5) → 3,5 – 2,1 = 1,4


C. CH4 → (C = 2,5) (H = 2,1) → 2,5 – 2,1 = 0,4
D. HCl → (H = 2,1) (Cl = 3) → 3 – 2,1 = 0,9
E. H2 → (H = 2,1) (H = 2,1) → 2,1 – 2,1 = 0
Jadi, molekul yang paling polar adalah H 2O karena memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang paling besar.

4. Perhatikan tabel berikut.


Unsur H P C Cl O
Keelektronegatifa 2,1 2,1 2,5 3,0 3,5
n
Berdasarkan data tersebut, senyawa yang paling polar adalah ….
A. CO2
B. ClO
C. CH4
D. HCl
E. PH3

Jawaban: A
Pembahasan:
A. CO2 → (C = 2,5) (O = 3,5) → 3,5 – 2,5 = 1
B. ClO → (Cl = 3,0) (O = 3,5) → 3,5 – 3,0 = 0,5
C. CH4 → (C – 2,5) (H = 2,1) → 2,5 – 2,1 = 0,4
D. HCl → (H = 2,1) (Cl = 3,0) → 3,0 – 2,1 = 0,9
E. PH3 → (P = 2,1) (H = 2,1) → 2,1 – 2,1 = 0

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
F. Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen

1 Oleh karena ikatan ion adalah ikatan kovalen berbeda dalam proses
pembentukannya maka senyawa yang dibentuknya juga memiliki sifat fisika dan
kimia yang berbeda. Berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan sifat fisika
senyawa ion dan senyawa kovalen, seperti kemudahan menguap ( volatile), daya
hantar listrik, dan kelarutan.
1. Kemudahan Menguap
Jika di dapur terdapat cuka (senyawa kovalen) dan garam dapur (senyawa
ion), senyawa manakah yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium adalah
cuka. Mengapa garam dapur tidak tercium baunya?
Jika anda merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau uap dari suatu zat yang
masuk ke hidung anda. Uap tersebut tentu berasal dari zat yang ada disekitar anda.
Jika suaty zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut mudah
menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal. Pada kasus
tersebut, cuka mudah menguap dibandingkan garam dapur. Titik didih cuka 199°C
dan garam dapur 1.517°C. Kemudahan menguap dari suatu zat berhubungan
dengan gaya tarik antarmolekul.

Aktivitas Kimia
Membandingkan Sifat Fisik (Kemudahan Menguap) Senyawa Ion dan
Senyawa Kovalen

Tujuan
Membandingkan kemudahan menguap garam dapur (senyawa ion) dan naftalena
(senyawa kovalen)

Alat
1) Cawan penguap
2) Gelas kimia
3) Bunsen

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
Bahan

11) NaCl (garam dapur)


2) Naftalena

Langkah Kerja
1) Siapkan wadah berisi air, kemudian masukkan NaCl ke dalam wadah 1 dan
naftalena ke dalam wadah 2.

Gambar Naftalena

2) Uapkan setiap senyawa NaCl dan naftalena pada wadah berisi air dengan
waktu yang sama.
3) Amati apa yang terjadi.
4) Bandingkan zat mana yang lebih mudah menguap.
5) Pindahkan kristal yang terbentuk ke cawan penguap.

Pertanyaan
1) Apa yang terjadi pada saat beberapa lama mulai dilakukan pemanasan.
2) Senyawa manakah yang lebih mudah menguap? Mengapa?
3) Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan tersebut?

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Gaya tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam
SEMESTER
molekul. Gaya tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang berdampak

1 wujud zat bersangkutan, sedangkan ikatan antaratom adalah antaraksi antara


pada
atom-atom yang membentuk molekul atau senyawa.
Gaya tarik antarmolekul dalam senyawa kovalen relatif lemah dibandingkan
senyawa ion. Akibatnya, senyawa kovalen pada umumnya mudah menguao
dibandingkan senyawa ion, kecuali senyawa kovalen yang membentuk jaringan
raksasa, seperti intan dan grafit.
Kemudahan menguap dari senyawa kovalen banyak dimanfaatkan sebagai
parfum atau deodorant. Sejumlah kecil senyawa kovalen yang dicampurkan ke
dalam produk komersial memberikan bau yang harum.

Gambar yang menunjukkan contoh-contoh produk komersial yang mengandung


senyawa kovalen

2. Daya Hantar Listrik


Logam dapat menghantarkan arus listrik disebabkan oleh elektron-
elektronnya bergerak bebas ke seluruh kisi logam. Apakah senyawa ion dan
senyawa kovalen dapat menghantarkan arus listrik? Untuk dapat menjawab
pertanyaan tersebut, anda dapat mempelajari kegiatan penyelidikan berikut.
Serbuk NaCl dimasukkan ke dalam cawan pijar dan dihubungkan dengan alat
uji hantaran listrik. Berdasarkan penyelidikan, diperoleh data sebagai berikut.
1) Dalam wujud padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik,
tetapi dalam wujud cair (meleleh) dapat menghantarkan arus listrik.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
2) Senyawa kovalen, baik dalam keadaan padat maupun cairan tidak dapat
SEMESTERmenghantarkan arus listrik. Mengapa terjadi gejala seperti itu?
1 Dalam bentuk padatan, senyawa ion membentuk kisi-kisi kristal yang kaku.
Dalam hal ini, kation dan anion berantaraksi sangat kuat satu dan lainnya sehingga
tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena kation dan anion tidak dapat bergerak
melainkan hanya bergetar di tempat, akibatnya tidak ada spesi yang dapat
menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ion dilelehkan, antaraksi antara kation
dan anion melemah dan dapat bergerak lebih leluasa. Akibatnya, jika arus listrik
dilewatkan, ion-ion tersebut dapay menghantarkan arus listrik dari potensial tinggi
ke potensial rendah.
Pada senyawa kovalen, baik bentuk padatan maupun cairnya bersifat netral.
Artinya, tidak terjadi pemisahan atom-atom membentuk ion yang bermuatan listrik,
melainkan tetap sebagai molekul kovalen. Oleh karena dalam senyawa kovalen tidak
ada spesi yang bermuatan listrik maka arus listrik yang dikenakan pada senyawa
kovalen tidak dapat dialirkan.

3. Kelarutan
Bagaimana kelarutan senyawa kovalen dan senyawa ion di dalam pelarut
tertentu? Untuk mengetahui kelarutan senyawa-senyawa itu, anda dapat
mempelajari penyelidikan berikut.
Setiap tiga macam zat terlarut, NaCl, naftalena dan gula dimasukkan pada tiga
macam pelarut, misalnya air, alkohol dan benzena sehingga diperoleh 9 macam
larutan.

Data hasil pengamatan


NaCl C10H8 Gula
Air √ √
Alkohol √
Benzena √

Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa:

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1) Senyawa NaCl (senyawa ion) larut dalam pelarut air, tetapi tidak larut dalam
SEMESTERpelarut organik seperti alkohol dan benzena;

12) Naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam air maupun alkohol;
3) Gula pasir larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam pelarut
benzena.
Apa yang dapat anda simpulkan tentang data tersebut? Bagaimana
menjelaskan fakta tersebut? Pada umumnya, senyawa ion tidak larut dalam pelarut
organik, tetapi larut dalam air walaupun ada juga yang kurang bahkan tidak larut
dalam air.

Aturan Empirik Kelarutan Senyawa Ionik dalam Air


Kation Anion Kelarutan Kecuali
dalam Air
Na+, K+, NH4+ CH3COO-, NO3- Larut Pb2+, Ag+
F-, Cl-, Br-, I- Hg+
SO42- Ca2+, Sr2+, Ba2+
CO32-, PO43 Tidak larut Na+, K+, NH4+
S2-, OH- Na+, K+, Ca2+

Mengapa gula pasir (C12H22O11) larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut
dalam benzena, sedangkan naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam
air maupun alkohol? Gula pasir dan naftalena, keduanya senyawa kovale. Bedanya,
gula pasir merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan naftalena kovalen murni
(nonpolar). Selain itu, air dan alkohol juga polar, sedangkan benzena nonpolar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya
senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa kovalen
nonpolar akan larut dalam pelarut yang juga nonpolar . Alkohol yang bersifat kovalen
polar akan larut dalam air yang juga bersifat polar dan alkohol tidak akan larut
dalam pelarut benzena.
Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen dapat dilihat
pada tabel berikut:
Sifat-Sifat Fisika Senyawa Ion dan Senyawa Kovalen

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
No. Sifat-sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen
SEMESTER
1. Titik didih dan titik Tinggi Rendah

1 leleh
2. Konduktivitas listrik Sebagai konduktor Bukan konduktor
dalam bentuk lelehan dalam setiap keadaan
atau larutan dalam air
3. Kelarutan dalam air Umumnya larut Senyawa kovalen polar
4. Kelarutan dalam Tidak larut Pada umumnya larut
pelarut polar dalam air dan pelarut
polar
5. Kelarutan dalam Tidak larut Senyawa kovalen
pelarut nonpolar nonpolar umumnya
larut

Tes Kompetensi Subbab F


Kerjakanlah di dalam buku latihan
Simak tabel berikut yang menyatakan sifat-sifat fisika senyawa.
Za Konduktivitas Titik Didih Kelarutan Kelarutan
t Listrik (°C) dalam Bensin dalam Air
P Konduktor jika 1.413 Tidak larut Larut baik
meleleh
Q Insulator 444 Tidak larut Larut
R Insulator 80 Tidak larut Tidak larut
S Insulator 3.524 Tidak larut Tidak larut

1. Berdasarkan tabel tersebut, manakah:


a. Senyawa ion?
b. Senyawa kovalen polar dan nonpolar?
c. Senyawa kovalen dengan struktur sangat besar (raksasa)?
d. Senyawa yang mudah menguap?
2. Detergen bubuk mengandung senyawa ion, tetapi ketika kemasannya dibuka
tercium bau khas? Berikan penjelasan.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
G. Ikatan Logam
1. 1Pengertian Ikatan Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
electron elektron valensi antara tomatom logam. Contoh: logam besi, seng, dan
perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau ikatan kovalen. Salah satu teori yang
dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam adalah teori lautan elektron. Contoh
terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom besi
(Fe) dapat saling tumpang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi dari
atom-atom Fe yang lain.
Tumpang tindih antarelektron valensi ini memungkinkan elektron valensi dari
setiap atom Fe bergerak bebas dalam ruang di antara ion-ion Fe+ membentuk
lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+ dan 2 e–), maka terjadi gaya
tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron bebas ini. Akibatnya
terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

2. Ciri Ikatan Logam


 Atom-atom logam bisa diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat satu sama lain.
 Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
 Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
tempat kosong) sehingga elektron bisa berpindah dari 1 atom ke atom
lain.
 Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami suatu delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana
elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi
senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.
 Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron
yang menyelimuti ion-ion positif logam.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
3. Adanya ikatan logam menyebabkan logam bersifat:
SEMESTER
Logam bersifat padat pada temperatur dan tekanan standar, dengan

1
pengecualian unsur merkuri dan galium yang keduanya berupa cairan. Sebagai
pengingat, sifat-sifat logam yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki konduktivitas termal dan listrik yang tinggi.
2. Berkilau dan memantulkan cahaya.
3. Dapat ditempa.
4. Memiliki variasi kekuatan mekanik.
Perlu diingat kembali bahwa ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang
menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam adalah akibat dari adanya tarik
menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak
bebas.
Sifat-sifat logam tidak bisa dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan
kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak bisa mengantarkan listrik pada fase
padatan, dan senyawa ionik sifatnya rapuh (berlawanan dengan sifat logam). dan;
Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi.
Dengan demikian atom tersebut tidak dapat membentuk ikatan kovalen. Senyawa
kovalen adalah penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan
sifat berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam
membentuk model ikatan yang berbeda.

4. Proses Pembentukan Ikatan Logam


Pada ikatan logam terjadi proses saling meminjamkan elektron, hanya saja
jumlah atom yang bersama-sama saling meminjamkan elektron valensinya (elektron
yang berada pada kulit terluar) ini tidak hanya antara dua melainkan beberapa atom
tetapi dalam jumlah yang tidak terbatas. Setiap atom menyerahkan elektron valensi
untuk dipakai bersama, dengan demikian akan ada ikatan tarik menarik antara
atom-atom yang saling berdekatan. Jarak antar atom ini akan tetap sama,
maksudnya bila ada atom yang bergerak menjauh maka gaya tarik menarik akan
menariknya kembali ke posisi semula dan jika bergerak terlalu mendekat maka akan
timbul gaya tolak menolak karena inti-inti atom berjarak terlalu dekat padahal

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
muatan listriknya sama sehingga kedudukan atom relatif terhadap atom lain akan
SEMESTER
tetap.

1 Pada ikatan logam, inti-inti atom berjarak tertentu dan terletak beraturan
sedangkan elektron yang saling dipinjamkan seolah-olah membentuk kabut elektron.
Dalam logam, orbital atom terluar yang terisi elektron menyatu menjadi suatu sistem
terdelokalisasi yang merupakan dasar pembentukan ikatan logam. Delokalisasi
adalah suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada 1 atom,
tetapi senantiasa berpindah-pindah dari satu atom ke atom lain. Atom logam bisa
berikatan sambung menyambung ke segala arah sehingga menjadi molekul yang
besar sekali. Satu atom akan berikatan dengan beberapa atom lain disekitarnya.
Akibatnya atom tersebut terikat kuat dan menjadi logam berwujud padat (kecuali
Hg) dan umumnya keras.

5. Contoh ikatan logam :

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Perbandingan Sifat Fisis Senyawa Logam dengan Senyawa Non Logam
SEMESTER
1

6. Reaksi Senyawa Logam


Logam-logam alkali mempunyai beberapa sifat fisik antara lain semuanya
lunak, putih mengkilat, dan mudah dipotong. Jika logam-logam tersebut dibiarkan di
udara terbuka maka permukaannya akan menjadi kusam karena logam-logam
tersebut mudah bereaksi dengan air atau oksigen, dan biasanya disimpan dalam
minyak tanah. Bersamaan dengan semakin bertambahnya nomor atom maka tingkat
kelunakannya juga semakin bertambah. Tingkat kelunakan logam-logam alkali makin
bertambah sesuai dengan bertambahnya nomor atom logam-logam tersebut. Sifat-
sifat kimia logam alkali tanah dapat diamati antara lain dari reaksinya terhadap air.
Reaksinya dengan air menghasilkan gas hidrogen dan hidroksida serta cukup panas.
Reaktivitas terhadap air dingin semakin bertambah besar dengan bertambahnya
nomor logam.
Logam-logam alkali tanah, kecuali berilium semuanya berwarna putih, mudah
dipotong dan nampak semakin mengkilat jika dipotong, serta cepat menjadi kusam
di udara. Reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan
air dalam keadaan pijar dan airnya dalam bentuk uap. Magnesium bereaksi dengan
air dingin secara lambat dan semakin cepat bila makin panas, logam-logam alkali
tanah yang lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas hidrogen
dan hidroksida serta menghasilkan banyak panas. Senyawa klorida dari logam-logam
alkali maupun alkali tanah larut dalam air membentuk ion hidrat sederhana. banyak

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
klorida kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis dan menghasilkan klorida
SEMESTER
dan oksida atau hidroksinya. Misalnya larutan aluminium klorida bereaksi dengan air

1
membentuk aluminium hidroksida.

H. Gaya Antarmolekul
1. Pengertian Gaya Antar Molekul
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang saling
berdekatan. Gaya antarmolekul berbeda dengan ikatan kimia. Ikatan kimia, seperti
ikatan ionik, kovalen, dan logam, semuanya adalah ikatan antar atom dalam
membentuk molekul. Sedangkan gaya antar molekul adalah gaya tarik antar
molekul. Kita akan mempelajari tiga macam gaya antar molekul, yaitu:
 Gaya Van der Waals
 Ikatan Hidrogen
 Gaya London

Agar dapat memahami gaya antar molekul dengan baik. kita harus memahami
terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan dipol dalam suatu molekul.
a. Dipol
Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang
memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif (δ+) di satu sisi, dan
kutub negatif (δ-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut
sebagai senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu
diperhatikan bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol
lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation (+) dan
SEMESTER
ion negatif/anion (-).

1 Untuk memahami perbedaan antara ion dan dipol, mari kita perhatikan gambar
berikut:

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul terbagi
(bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif dan ion negatif
sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar
ion positif dan negatif (gaya coulomb).Pada senyawa polar, tidak terjadi
pemisahan.Molekul merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi
terdapat kutub positif (δ+) dan di sisi yang lain terdapat kutubnegatif (δ-).Untuk
senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung. Untuk
mempelajari bagaimana dipol terbentuk, silakan tengok kembali materi ikatan
kovalen polar di kelas X.

2. Macam-Macam Gaya Antarmolekul


a. Gaya Van der Waals (Gaya tarik antara dipol-dipol)
Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar.
Molekul polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika
dikumpulkan, maka molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi)
sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung
yang bermuata negatif dari molekul lain. tapi tentu saja formasinya tidak
statis/tetap, kenapa? Karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan
bertumbukan/tabrakan.
Catatan:

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Molekul , atom, zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol).
SEMESTER
Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K

1
(-2730C)

b. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu
molekul dengan atom nitrogen (N), oksigen (O), atu fluor (F) pada molekul yang
lain. Gaya tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik
antar molekul yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen.
Ikatan Hidrogen juga dapat didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul
yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.
Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih
lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-
dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal
dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial
negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki
elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N).
Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang
dimilikinya.
Yang harus diperhatikan bahwa:
a) Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling
elektro negatif, menyababkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif
yang signifikan.
b) Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif
secara signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas
yang aktif.

Macam-macam ikatan hidrogen:


a. Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan
Cl-(aq) terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Hδ+ dan Clδ- sebanyak pasangan elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang
SEMESTERelektron bebas).

1b. Ikatan Hodrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu
c. molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air
terdapat ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat
senyawa.
d. Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul
seperti protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua
bagian dari molekul yang sama yang berperan sebagai penentu bentuk
molekul keseluruhan yang penting.

Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik
antara molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas
dari molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif
sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan titik
leleh air tinggi bila dibandingkan molekul lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar
Beberapa gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk ikatan
hidrogen dan mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan sirup gula.
mengandung gugus hidroksi –OH atau gugus amino –NH2 relatif lebih larut dalam
air disebabkan karena pembentukan ikatan hidrogen dengan molekul air.
 Dimerisasi asam karboksilat seperti asam asetat CH3COOH juga merupakan
contoh yang sangat baik adanya ikatan hidrogen.
 Secara fisika titik didih suatu molekul seharusnya bergantung pada berat
molekulnya, yakni semakin berat molekul suatu senyawa maka makin sulit
menguap maka semakin tinggi titik didihnya. Namun fakta eksperimen titik
didih senyawa hidrida unsur-unsur golongan VA, VIA, VIIA menunjukkan
adanya penyimpangan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ikatan hidrogen


a) Elektronegativitas, adalah suatu ukuran kecenderungan atom untuk
menarik pasangan elektron ikatan. Jika atom-atom memiliki elektronegatifitas
yang setara, keduanya memiliki kecenderungan yang sama untuk menarik

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
pasangan elektron ikatan, dan karena itu akan ditemukan setengah rata-rata
SEMESTER
antara kedua atom, sebagai contoh, pada molekul H2 atau Cl2. “semakin

1 besar perbedaan keelektronegatifan atom dalam suatu molekul atau


antarmolekul, maka semakin kuat ikatan hidrogen”
b) Polaritas, adalah kepolaran suatu unsur yang berikatan dengan unsur lain
dan masih terdapat pasangan elektron bebas pada pusat molekulnya.
“Semakin banyak pasangan elektron bebas (pasangan elektron tak berikatan),
maka semakin mudah membentuk ikatan hidrogen”

c. Gaya London
Gaya ini merupakan gaya tarik menarik antarmolekul nonpolar akibat adanya
dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari suatu orbital ke
orbital yang lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul
nonpolar bersifat agak polar. Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat
yang dapat ke mengimbas ke molekul di sekitarnya disebut polarisabilitas.
Polarisabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. "Jika
Mr semakin besar, molekul semakin mudah mengalami polarisasi sehingga gaya
London semakin kuat". Semakin mudah molekul mengalami polarisasi, semakin
tinggi titik didih dan titik lelehnnya. Oleh karena itu semakin besar Mr semakin besar
titik didih dan titik lelehnya.

Keterangan:
Namun Gaya London relatif lemah sehingga apabila suatu zat yang molekulnya
hanya mengalami tarik-menarik berdasarkan Gaya London saja maka titik didih dan
titik lelehnya lebih rendah dibandingkan dengan zat lain yang mengalami tarik-
menarik tidak hanya berdasarkan Gaya London saja (Mr hampir sama) Ikatan Van
der Waals juga ditemukan pada polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu
rantai molekul yang memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan
berbagai atom seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya. Interaksi dari
setiap untaian rantai merupakan ikatan Van der Waals. Hal ini diketahui dari
pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas
mulia, etilen berbentuk bentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan
SEMESTER
terjadi dari sebuah molekul etilen, C2H4, yang menyebabkan terjadinya dipol

1 serta terjadi interaksi Van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2,
temporer
selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang
membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari
molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.
Ketika dipol sesat terjadi, akan timbul pula gaya london (garis biru putis-putus).
Ketika dipol hilang, gaya london pun hilang. Kekuatan Gaya london bergantung
pada berbagai faktor:
a) Kerumitan Molekul
Makin rumit molekul (Mr makin besar) Mr disebut juga Massa atom relatif,
maka gaya london makin kuat.
b) Ukuran Molekul
Makin besar ukuran molekul, gaya london juga makin kuat. hal ini
dikarenakan molekul besar lebih mudah terpolarisasi, sehingga dipol sesaat
lebih mudah terjadi.
c) Jumlah atom didalam molekul
Semakin banyak jumlah atom didalam molekul maka akan semakin besar
kekuatan gaya londonnya.

3. Pengaruh Gaya Antarmolekul Terhadap Sifat Fisis Suatu Zat


Gaya antarmolekul yang dihasilkan mempengaruhi sifat fisis senyawa,
diantaranya titik didih dan titik leleh, wujud zat, kekentalan, kelarutan dan berntuk
permukaan cairan.
a. Pengaruh ikatan Hidrogen terhadap Titik Didih dan Titik Leleh
Peristiwa pendidihan dan pelelehan pada dasarnya merupakan pemutusan
ikatan. Semakin kuat ikatan yang terjadi, semakin tinggi titik didih dan titik leleh zat.
Dengan semakin besar Mr, titik didih dan titik leleh pun semankin tinggi.

b. Pengaruh Gaya London terhadap Titik Didihdan Titik Leleh


Seperti ikatan hidrogen, kekuatangaya London berbanding lurus dengan titik
didih dan titik leleh. Jumlah elektron yang dimiliki suatu molekul akan berbanding

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
lurus dengan massa molekul relatifnya (Mr). Selain itu, struktur molekul
SEMESTER
mempengaruhi kekuatangaya London. Semakin luas permukaan sentuh, artinya

1 sedikit cabang, gaya London akan semakin kuat.


semakin

c. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Wujud Gas


Pada suhu rendah, gas nitrogen berwujud cair dan pada suhu tinggi berwujud
gas. Hal ini dikarenakan pada suhu rendah, atom-atom N pada molekul N2 berikatan
kovalen (intramolekul) yang sangat kuat dan gaya antar molekulnya lemah,
sehingga berbentuk cair. Namun pada suhu tinggi, gaya antar molekul N2 tidak
mampu mempertahankan jarak sehingga merenggang dan mengubahnya menjadi
gas.

d. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kekentalan Cairan


Kekentalan merupakan ukuran halangan suatu zat untuk mengalir. Hal ini
dipengaruhi oleh gaya antar molekul. Semakin kuat gaya anta rmolekul, zat akan suli
tmengalir (kekentalannya tinggi), dan sebaliknya. Kenaikan suhu akan
mempengaruhi jarak antar molekul sehingga kekuatan gaya dan kekentalan
berkurang.

e. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Kelarutan


Kelarutan adalah kemampuan zat terlarut bercampur secara homogeny dalam
zat pelarut. Ada 3 jenis gaya tarik dalam larutan, yaitu gaya tarik antar zat terlarut
(A-A), zat terlarut-zat pelarut (A-B), dan antar zat pelarut (B-B). Selain itu, terdapat
prinsip Like Dissolved Like, dimana senyawa polar akan larut dalam senyawa polar,
dans enyawa nonpolar larut dalam senyawa nonpolar.

f. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Bentuk Permukaan Cairan


Gaya antar molekul dapat menyebabkan permukaan cairan menjadi cekung atau
cembung. Interaksi antara molekul yang berbeda (cairan dengan wadah yang di
tempati) disebut adhesi. Sedangkan interaksi antar molekul yang sama (antar
molekul cairan) disebut kohesi. Jika adhesi lebih kuat dari pada kohesi, permukaan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
cairan akan berbentuk cekung. Dan sebaliknya, jika kohesi lebih kuat dari adhesi,
SEMESTER
maka permukaan cairan cembung.

1
I. Pengaruh Gaya Antarmolekul Terhadap Sifat Fisika
1. Pengertian Gaya Antarmolekul
Dalam materi ikatan kimia, kita telah mengenal beberapa jenis ikatan
diantaranya adalah ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan
logam. Jenis-jenis ikatan ini merupakan jenis ikatan yang terjadi antara suatu unsur
atau senyawa untuk membentuk senyawa yang lain (baru). Adapun gaya
antarmolekul adalah gaya yang terjadi antara molekul yang satu dengan molekul
yang lain. Pada prinsipnya, gaya ini merupakan gaya elektrostatik yang terjadi
diantara molekul-molekul saling terpisah satu sama lain.

2. Pengaruh Gaya Antarmolekul


Gaya antar molekul berperan dalam menentukan sifat fisis senyawa seperti titik
didih tegangan permukaan air yang membasahi permukaan gelas dan kekentalan
atau viskositas. Didih senyawa kovalen menggambarkan besarnya energi yang
diperlukan gaya tarik menarik antar molekul semakin besar gaya tarik-menarik
tersebut maka semakin besar energi yang diperlukan sebagai contoh meskipun HCL
lebih polar dari hbr. Didih HCL minus 85 derajat celcius lebih kecil dibandingkan hbr
minus 67 derajat Celcius Hal ini disebabkan pada molekul polar hbr selain gaya
orientasi juga dipengaruhi oleh gaya london karena Ukuran molekul hbr lebih besar
dari HCL.
Didalam zat cair molekul di permukaan dikelilingi oleh lebih sedikit molekul di
bawah permukaan akibatnya molekul di permukaan mengalami gaya tarik menarik
antar molekul yang memiliki lebih lemah dibanding molekul dibawah permukaan Hal
ini menyebabkan molekul dipermukaan cenderung tertarik ke dalam zat cair yang
menyebabkan timbulnya tegangan permukaan semakin kuat gaya antar molekul
suatu zat cair semakin besar tegangan permukaan yang dihasilkan air atau H2O
yang bersifat polar mempunyai tegangan permukaan yang lebih besar dibanding
benzena yang bersifat nonpolar Hal ini disebabkan gaya antar molekul pada H2O
yakni ikatan hidrogen lebih kuat dibanding gaya london pada benzen benzena gaya

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
antar molekul mempengaruhi kemampuan zat cair untuk membasahi suatu
SEMESTER
permukaan air atau H2O dapat membasahi permukaan gelas yang bersih karena

1 H2O dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom atom o pada gelas
molekul
namun bila permukaan gelas dilapisi gemuk maka akan terbentuk butiran-butiran
kecil hal ini dikarenakan molekul H2O tidak membentuk ikatan yang kuat dengan
hidrokarbon.
Gaya antar molekul mempengaruhi kekentalan atau viskositas suatu zat cair air
H2O yang bersifat polar memiliki kekentalan yang lebih tinggi dibanding benzena
atau C6 h6 yang bersifat nonpolar Hal ini dikarenakan gaya antar molekul pada H2O
yakni ikatan hidrogen lebih kuat dibanding gaya london pada benzena akan tetapi air
memiliki kekentalan yang lebih rendah dibanding minyak zaitun Hal ini karena
minyak zaitun yang bersifat nonpolar memiliki Ukuran molekul yang lebih besar dan
jumlah atom yang lebih banyak sehingga gaya london nya jauh lebih besar
dibandingkan ikatan hidrogen pada air.
Kemudian pengaruh lainnya lagi adalah berkaitan dengan fasa suatu zat. Kita
biasanya menemukan berbagai macam zat baik dalam bentuk molekul atau unsur
selalu memiliki fasa yang berbeda. Misalnya molekul air dengan keunikannya yang
dapat membentuk 3 fasa yang berbeda (padat, cair, dan gas). Ketika dalam keadaan
fasa gas, pada suhu tinggi dan tekanan yang relatif rendah, maka molekul-molekul
dalam zat tersebut akan benar-benar berdiri sendiri tanpa adanya interaksi di
dalamnya. Namun ketika, keadaannya berbalik, yaitu pada suhu yang relatif rendah
dan dengan tekanan yang cukup tinggi (mendekati titik embunnya), maka besar
kemungkinan akan terjadi gaya tarik menarik antarmolekul tersebut. Oleh sebab
itulah, mengapa embun itu dapat terjadi. Sedangkan untuk molekul-molekul dalam
zat cair atau pun padatan selalu diikat kuat oleh gaya tarik menarik
antarmolekulnya.
Akibat dari pengaruh inilah mengapa dibutuhkan energi yang tinggi ketika ingin
mencairkan suatu zat padat dan atau untuk menguapkan zat cair. Sehingga dari sini
juga para ilmuwan menyatakan bahwa semakin kuat gaya tarik antarmolekul suatu
senyawa, maka semakin tinggi titik cair atau titik didih dari suatu senyawa tersebut.
Dan tentu, daya tarik antarmolekul ini tergolong sangat lemah dibandingkan
dengan ikatan kimia pada umumnya.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
3. Macam-macam Gaya Antarmolekul

1 Gaya antarmolekul terbagi menjadi dua macam, yaitu gaya Van der Waals dan
ikatan hidrogen.
a. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul-molekul yang bersifat polar
maupun nonpolar yang diakibatkan oleh adanya tolakan timbal balik antara awan
elektron pada atom. Pada molekul polar, gaya ini dikenal sebagai gaya dipol-dipol,
sedangkan untuk molekul nonpolar disebut sebagai gaya dispersi London atau
biasa dikenal sebagai gaya London.
1) Gaya Dipol – Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi antara molekul-molekul polar;
yaitu molekul-molekul yang memiliki momen dipol di dalamnya. Sebenarnya
gaya ini merupakan gaya elektrostatik yang diakibatkan oleh pengaruh nilai
keelektronegatifan dalam suatu unsur. Sehingga besar momen dipolnya
dipengaruhi oleh kekuatan gaya tarik antara muatan positif dan muatan negatif
dalam suatu senyawa.
Contohnya dapat kita lihat perbedaan momen dipol yang terjadi pada
senyawa CO2 dan H2O berikut ini.

Dari gambar di atas, dapat kita ketahui bahwa kedua molekul di atas
masing-masing merupakan senyawa ikatan kovalen. Namun kedua senyawa
tersebut memiliki nilai kepolaran yang berbeda. Senyawa H 2O merupakan
senyawa polar karena atom oksigen lebih elektronegatif dari pada hidrogen
maka pasangan ikatan ini akan cenderung tertarik pada atom oksigen,
sedangkan untuk senyawa CO2 merupakan senyawa nonpolar yang di mana
ikatan kovalen yang terjadi pada senyawa ini tidak memiliki perbedaan

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
elektronegatifitas yang terlalu jauh, atau daya tarik kiri-kanannya sama-sama
SEMESTER
kuat (saling meniadakan). Kemudian untuk contoh lain yang juga dapat dilihat

1 adalah senyawa CCl  dan CHCl  seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
4 3

2) Gaya London
Gaya London merupakan gaya yang terjadi akibat adanya tarik-menarik
terinduksi oleh sebagai akibat dari adanya gaya dipol-dipol sementara dalam
suatu senyawa. Gaya ini pertama kali dikenalkan oleh fisikawan Jerman, Fritz
London (1930) melalui uraiannya tentang tarikan lemah yang disebabkan oleh
dipol imbasan sesaat pada suatu senyawa. Walaupun gaya London ini
tergolong lebih lemah dari gaya dipol-dipol, namun gaya ini dapat bertahan
sehingga menyebabkan adanya dari tarik-menarik antarmolekul. Ukuran
molekul yang lebih besar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap gaya
London.
Semakin besar molekul maka akan semakin mudah untuk membentuk
gaya London dengan momen dipol sesaat. Hal ini diakibatkan oleh adanya
awan elektron yang lebih mudah berimbas (berayun) pada molekul besar. Oleh
sebab itu, besarnya pengaruh ini sekaligus dapat mempengaruhi titik didih
dalam suatu senyawa. Semakin kuat gaya London yang terjadi maka titik didih
senyawa tersebut akan semakin tinggi. Adapun gambaran proses terjadinya
gaya London dapat dilihat pada gambar berikut.

b. Ikatan Hidrogen

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terbentuk dari interaksi antara
SEMESTER
molekul yang mengandung unsur N, O dan F, khususnya pada unsur-unsur yang

1memiliki nilai elektronegatifan yang lebih besar. Hal ini sekaligus menjadikan rata-
rata dari senyawa yang membentuk ikatan hidrogen adalah senyawa polar.
Contoh senyawa polar sederhana yang mengandung ikatan hidrogen dapat kita
lihat pada molekul air dan alkohol. Pada kedua senyawa tersebut memiliki unsur
O dan H yang masing-masing menimbulkan adanya gaya tarik menarik antar
molekulnya, seperti terlihat pada gambar di bawah.

Kekuatan tarikan pada ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu


senyawa; di mana semakin kuat ikatan hidrogen yang terjadi maka semakin tinggi
titik didih pada senyawa tersebut. Mari coba kita bandingkan kekuatan titik didih
yang terdapat senyawa hidrida berikut ini:

Dari grafik di atas dapat kita bedakan bahwa kekuatan ikatan hidrogen
dapat mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Pada H 2O memiliki titik didih

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
paling tinggi diantara senyawa hidrida lainnya. Secara secara konsep berat
SEMESTER
molekul, air (H O) memiliki titik didih yang lebih rendah dari H S, H Se, dan H Te.
2 2 2 2

1Tentu hal ini sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen yang dimiliki oleh H O. 2

Sedangkan untuk senyawa H2S, H2Se, dan H2Te hanya memiliki interaksi dipol-
dipol yang semakin kuat seiring dengan besarnya ukuran molekul hidrida.
Bagaimana bisa demikian? Hal ini terjadi karena oksigen memiliki nilai
elektronegatifitas yang lebih tinggi dibanding dengan unsur lain segolongannya.
Sehingga selisih nilai elektronegatif tersebut menjadikan ikatan antara oksigen
dengan hidrogen semakin kuat, yang mana oksigen cenderung bersifat negatif
dan hidrogen cenderung bersifat positif.

Contoh lain juga dapat kita bandingkan pada unsur golongan halogen (VIIA).
Molekul HF memiliki titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan unsur halogen
lainnya. Hal ini juga disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul HF. Adapun grafiknya perbandingannya dapat dilihat pada gambar di
bawah:

Dari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ikatan hidrogen sangat
mempengaruhi titik didih dari suatu senyawa yang terbentuk dari unsur lain
segolongannya. Di sisi lain, ikatan hidrogen tidak hanya dapat terjadi pada molekul
yang sama. Akan tetapi juga dapat terjadi pada molekul yang berbeda. Misalnya
ketika asam format dicampur dengan air. Maka ikatan hidrogen dapat terlihat seperti
pada gambar di bawah.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Melaui pengamatan ini semua, dapat kita pahami bahwa ikatan hidrogen
adalah jenis ikatan yang terbentuk dari interaksi dipol-dipol yang memiliki atom H
yang terikat pada N, O, dan F seperti pada H2O, NH3, HF, CH3OH, dll.

Kesimpulan:
1. Gaya Van der Waals merupakan Gaya antarmolekul lemah yang memungkinkan
terjadinya fase cair dan padat zat-zat kovalen.
2. Gaya London merupakan gaya tarik antarmolekul lemah yang ditimbulkan oleh
dipol yang terimbas sementara.
3. Ikatan Hidrogen (Hidrogen Bonding) adalah Gaya tarik antarmolekul yang
disebabkan oleh adanya daya tarik dua atom yang memiliki nilai
elektronegatifitas jauh lebih tinggi daripada atom H yang terikat secara kovalen
pada salah satu atom tersebut seperti atom N, O dan F.

J. Bentuk Geometri Molekul Teori VESPR dan Hibridisasi Orbital


1. Teori VESPR
Teori VESPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau istilah lebih dikenal
yaitu teori tolak pasangan elektron yaitu teori tolak menolak pasangan elektron pada
kulit terluar atom pusat.
Adapun rumus umum mengenai bentuk geometri molekul teori VESPR yaitu:
AXyEz
Keterangan:
A : Atom pusat

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
X  : jumlah pasangan elektron ikatan
SEMESTER
y

E  : jumlah pasangan elektron bebas


z

NB:1Jika ada pasangan elektron ikatan rangkap 2 maupun 3, maka itu dihitung 1.

Nah, dari hasil rumus AXyEz maka disimpulkan bentuk molekulnya.


Tipe Molekul Bentuk Molekul Contoh
AX Linear H2
AX2 Linear CO2
AXE Linear CN–
AX3 Segitiga planar AlBr3
AX2E Planar V SnCl2
AXE2 Linear O2
AX4 Tetrahedron SiCl4
AX3E Segitiga piramid PH3
AX2E2 Planar V SeBr2
AXE3 Linear Cl2
AX5 Segitiga bipiramid AsF5
AX4E Bidang empat SeH4
AX3E2 Planar T ICl3
AX2E3 Linear BrF2
AX6 Oktahedron SeCl6
AX5E Segiempat piramida IF5
AX4E2 Segiempat planar XeF4

Untuk tipe molekul AXE4, AX3E3, AX2E4, AXE5 bentuk molekulnya tidak stabil.

Contoh 1. Ramalkan bentuk molekul CO2

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Tipe molekul: AX2


Bentuk molekul: Linear

Contoh 2. Ramalkan bentuk molekul PH3

Tipe molekul: AX3E


Bentuk molekul: Segitiga piramid

Contoh 3. Ramalkan bentuk molekul SeCl6

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Tipe molekul: AX6


Bentuk molekul: Oktahedron

2. Hibridisasi Orbital
Pada kimia, hibridisasi merupakan konsep menyatunya orbital atom sehingga
membentuk orbital hibrid baru yang sesuai pada penjelasan kualitatif sifat ikatan
atom. Secara sederhana hibridasi merupakan pembentukan orbital karena gabungan
(peleburan) dari dua atau lebih orbital atom dalam satuan atom. Konsep hibridisasi
ini dapat dilihat misalnya pada CH4.
Berikut tabel bentuk geometri molekul hibridisasi.
Orbital Hibrida Bentuk Geometrik Contoh
s Linear H2
sp Linear CO2
sp2 Segitiga sama sisi SnCl2
sp3 Tetrahedron CH4
sp2d Bujursangkar [Ni(CN)4]2-
sp3d Segitiga bipiramidal ICl3
sp3d2 Oktahedron IF5
Catatan:
 Untuk menentukan orbital mana yang dipilih pada teori hibridisasi, maka fokus
konfigurasi terakhir pada subkulit s dan p.
 Beberapa referensi pada sp2d, sp3d, sp3d2 disebutkan dsp2, dsp3, d2sp3.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER Contoh 1. Ramalkan Bentuk Geometrik AlBr 3

Al1: 1s  2s  2p 3s  3p


13
2 2 6  2 1

Orbital hibrida: sp2


Bentuk geometrik: Segitiga datar sama sisi

Contoh 2. Ramalkan Bentuk Geometrik ICl3


53I : 1s2 … 5s2 5p5

Orbital hibrida: sp3d


Bentuk geometrik: Segitiga bipiramidal

Contoh 3. Ramalkan Bentuk Geometrik IF5


53I : 1s2 … 5s2 5p5

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Orbital hibrida: sp3d2


Bentuk geometrik: Oktahedron

Menentukan Sudut Ikatan Teori VESPR dan Hibridisasi Orbital


1. Teori VESPR
Perhatikan tabel berikut.
Tipe Molekul Bentuk Molekul Sudut ikatan
AX Linear 180o
AX2 Linear 180o
AXE Linear 180o
AX3 Segitiga planar 120o
AX2E Planar V 120o
AXE2 Linear 120o
AX4 Tetrahedron 109,5o
AX3E Segitiga piramid 109,5o
AX2E2 Planar V 109,5o
AXE3 Linear 109,5o
AX5 Segitiga bipiramid 90o dan 120o
AX4E Bidang empat 90o dan 120o
AX3E2 Planar T 90o dan 120o
AX2E3 Linear 90o dan 120o
AX6 Oktahedron 90o
AX5E Segiempat piramida 90o
AX4E2 Segiempat planar 90o

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Contoh 1. Ramalkan sudut ikatan molekul CO
SEMESTER
2

Tipe molekul: AX2


Bentuk molekul: Linear
Sudut ikatan: 180o

Contoh 3. Ramalkan sudut ikatan molekul PH3

Tipe molekul: AX3E


Bentuk molekul: Segitiga piramid
Sudut ikatan: 109,5o

Contoh 4. Ramalkan sudut ikatan molekul SeCl6

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Tipe molekul: AX6


Bentuk molekul: Oktahedron
Sudut ikatan: 90o

2. Hibridisasi Orbital
Perhatikan tabel di bawah ini.
Orbital Hibrida Bentuk Geometrik Sudut Ikatan
s Linear 180o
sp Linear 180o
sp2 Segitiga sama sisi 120o
sp3 Tetrahedron 109,5o
sp2d Bujursangkar 90o
sp3d Segitiga bipiramidal 90o dan 120o
sp3d2 Oktahedron 90o

Contoh 1. Ramalkan sudut ikatan AlBr3


Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
13

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Orbital hibrida: sp2


Bentuk geometrik: Segitiga datar sama sisi
Sudut ikatan: 120o

Contoh 2. Ramalkan sudut ikatan ICl3


I : 1s2 … 5s2 5p5
53

Orbital hibrida: sp3d


Bentuk geometrik: Segitiga bipyramidal
Sudut ikatan: 90o dan 120o

Contoh 3. Ramalkan sudut ikatan IF5


I : 1s2 … 5s2 5p5
53

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

Orbital hibrida: sp3d2


Bentuk geometrik: Oktahedron
Sudut ikatan: 90o

Latihan :
1. Unsur yang paling stabil adalah …
A. 4Be
B. 10Ne
C. 11Na
D. 9F
E. 12Mg

2. Cara untuk mendapatkan kestabilan atom unsur yang bernomor atom 8 adalah
dengan ….
A. Melepaskan enam elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +6
B. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan muatan -2
C. Melepaskan enam elektron valensinya membentuk ion dengan muatan -6
D. Mengikat dua elektron dari atom lain menjadi ion dengan muatan +2
E. Melepaskan empat elektron valensinya membentuk ion dengan muatan +4

3. Struktur Lewis yang tepat untuk atom bebas X dengan nomor atom 35
adalah………

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
SEMESTER
1

4. Perhatikan struktur lewis dari H2O berikut.

Berdasarkan struktur Lewis tersebut, maka jumlah pasangan elektron ikatan dan
pasangan elektron bebas dari senyawa H2O berturut-turut adalah………
A. 1 dan 1
B. 1 dan 2
C. 2 dan 1
D. 2 dan 2
E. 2 dan 3

5. Pasangan unsur yang membentuk ikatan kovalen adalah …


17x :287 dan 11Y :281 ikatan ion
12p :282 dan 17Q :287 ikatan ion
6R :24 dan 17Q :287 ikatan kovalen
20M :288 2 dan 16T :286 ikatan ion
19A :288 1 dan 35B : 2 8 18 7 ikatan ion

A. X dan 11Y
17

B. P dan 17Q
12

C. 6R dan 17Q
D. M dan 16T
20

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
E. A dan  B
SEMESTER
19 35

6.1Di antara senyawa berikut yang bukan  molekul kovalen polar adalah …


Molekul Penyusun Keterangan Ikatan
HCl Gas – Gas 2 atom tidak sejenis : polar Kovalen
polar
NaCl Logam – Gas Ion
    PEI = 3  
NH3 Gas – Gas N golongan V A   PEB = 5 – 3 Kovalen
=2 polar
    PEI = 2  
H2O Gas – Gas O golongan VI A   PEB = 6 – 2 Kovalen
=4 polar
    PEI = 3  
PCl3 Gas – Gas P golongan V A   PEB = 5 – 3 Kovalen
=2 polar

A. HCl
B. NaCl
C. NH3
D. H2O
E. PCl3

7. Di antara senyawa berikut yang paling polar adalah …


F. HF
G. HCl
H. F2
I. HBr
J. HI

8. Pernyataan berikut yang benar tentang ikatan kovalen adalah ….

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
a. Terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain pada
SEMESTER atom-atom yang berikatan

1 b. Adanya permakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari kedua


atom yang berikatan
c. Pemakaian pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom
yang berikatan
d. Terjadinya pemakaian elektron valensi secara bersama-sama yang
mengakibatkan terjadinya dislokalisasi elektron
e. Inti atom dari atom-atom  yang berikatan dikelilingi oleh elektron dari
semua atom yang berikatan

9. Di antara kelompok senuawa berikut ini, yang hanya berikatan kovalen adalah
….
A. KCl dan CCl4
B. CH4 dan H2O
C. NH3 dan KNO3
D. Ba(OH)2 dan HBr
E. NaCl dan H2O

10.Diketahui konfigurasi elektron dari beberapa unsur:


P:281
Q:284
R:287
S:2882
Pasangan unsur yang dapat membentuk senyawa dengan berikatan secara
kovalen adalah …
A. P dan Q
B. P dan R
C. Q dan R
D. Q dan S
E. S dan R

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
11.Di antara molekul-molekul di bawah ini yang merupakan molekul non-polar
SEMESTER
adalah ….

1 a. CHCl 3

b. HCl
c. BCl3
d. CH3Cl
e. NH3

12.Molekul yang ikatan antar-atomnya merupakan ikatan kovalen polar tetapi


molekulnya bersifat non-polar adalah ….
A. CCl4
B. H2O
C. CHCl3
D. NH3
E. Cl2

13.Pasangan senyawa berikut yang molekulnya polar dan non-polar berturut-turut


adalah …
A. CH4 dan CCl4
B. NH3 dan CO2
C. CCl4 dan CO2
D. H2O dan NH3
E. CO2 dan H2O

14.Kelompok senyawa berikut yang semuanya bersifat non-polar adalah …


A. CO2; CH4; dan CCl4
B. H2O; CO2; dan HCl
C. NH3; HF; dan CO
D. H2O; SO2; dan CaO
E. HCl; HF; dan H2O

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
15.Di antara pasangan senyawa berikut yang keduanya merupakan senyawa
SEMESTER
kovalen non-polar adalah ….

1A. H O dan CO
2 2

B. CH4 dan PCl3
C. CHCl3 dan H2O
D. NaCl dan HCl
E. CO2 dan CH4

16.Perhatikan data keelektronegatifan beberapa unsur berikut.


Unsur Keelektronegatifan
P 2,1
Q 2,5
R 3,0
S 3,5
T 4,0
Senyawa yang bersifat paling polar adalah …
A. QS
B. RS
C. PR
D. PT
E. PQ

17.Kedudukan elektron-elektron dari atom-atom logam dalam membentuk ikatan


logam adalah …
a. Selalu berada di antara dua atom logam yang berikatan dan digunakan
secara bersama
b. Masing-masing atom logam memberikan elektron valensinya kepada atom
logam yang lain
c. Tidak terikat pada salah satu atom tetapi dapat bergerak bebas sebagai
awan electron
d. Masing-masing elektron valensi berada di antara inti atom logam yang saling
berdekatan satu sama lain

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
e. Terikat pada inti atom logam tertentu sesuai dengan jumlah proton dari
SEMESTERatom logam yang bersangkutan

1
18.Berikut ini yang merupakan sifat logam berkaitan dengan ikatan yang terjadi
pada logam adalah ….
a. Daya hantar listrik dan panas dari logam sangat baik
b. Massa jenis logam sangat besar dan keras
c. Logam mudah melespaskan elektron valensinya
d. Mudah membentuk ikatan ion dengan unsur non-logam
e. Titik didih dan titik lebur logam sangat rendah

19.Perhatikan pernyataan berikut!


2. Elektron-elektron bergerak bebas dari satu inti atom ke inti atom yang lain
3. Inti atom tertata secara teratur dalam suatu lautan elektron
4. Ion-ion positif dikelilingi oleh lautan elektron
5. Elektron-elektron mengelilingi inti atom tertentu secara rapat
Pernyataan berikut yang benar tentang ikatan logam adalah ….
a. 1, 2, dan 3
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 4
e. 1, 2, 3, dan 4

20.Berikut merupakan sifat logam, kecuali ….


a. Mengkilap
b. Konduktor yang baik
c. Isolator yang baik
d. Dapat ditempa membentuk lempengan
e. Dapat dijadikan kawat
Uraian

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
1. Tentukanlah senyawa yang memiliki gaya dipol-dipol antarmolekul pada
SEMESTER
senyawa berikut ini: AsH , BCl  dan Cl ? Dan tentukan pula senyawa polar
3 3 2

1 yang mana saja?


2. Bagaimanakah urutan kekuatan gaya London pada senyawa berikut ini: H 2 –
N2 – O2 – Br2?
3. Diantara senyawa berikut ini (C2H5OH, CH3COOH, CH3OCH3) yang memiliki
titik didih yang paling tinggi?
4. Pembentukan senyawa ion, elektron ditransfer dari satu unsur ke unsur yang
lain. Bagaimana elektron yang terlibat dalam pembentukan senyawa kovalen?
5. Tunjukkan ikatan kovalen koordinasi dari senyawa NH 4Cl dan SO3
6. Jelaskan perbedaan ikatan kovalen dan kovalen koordinasi!

DAFTAR PUSTAKA

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Ahmadiansyah. 2018. Gaya Antarmolekul: Pengertian, Pengaruh, Macam-macam
SEMESTER
(Penjelasan Lengkap + Contoh Soal). (Online). https://warstek.com/gaya-
1 antarmolekul/ . (Diakses Pada Tanggal 01 Desember 2021).
Brady, James E. 1990. General Chemistry, Principles & Structure, fifth edition. New
York: John Wiley & Son.
Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1 . Jakarta :
Erlangga.
Harmoko, J. 2020. 10 Contoh Soal dan Pembahasan Ikatan Kovalen Polar dan
Nonpolar. (Online). https://materikimia.com/10-contoh-soal-dan-pembahasan-
ikatan-kovalen-polardan-nonpolar/#. (Diakses Pada Tanggal 3 Desember 2021)
Hasan, M., Fitri, Z., dan Rahmayani, R. F. I. 2017. Ikatan Kimia. Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Jamilah, S. 2018. Buku Panduan Pendidik Ikatan Kimia Berorientasi Chemo-
Entrepreneurship. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Myranthika, F.O.2020. Modul Pembelajaran SMA KIMIA. Surabaya : SMAN 13
Surabaya.
Rahardjo, S.P., dan Ispriyanto. 2014. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X
SMA dan MA Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Al am. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sabarni. 2014. Atom Dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia . Lantanida Journal. 2 (2):
21.
Sentot, B, R dan Inspriyanto. 2013. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo : PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Setyawati, A, A. 2009. Kimia : Mengkaji Fenomena Alam Untuk Kelas X SMA/MA .
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sujito, dkk. 2019. Paradigma Teori Atom Lintas Waktu. Jurnal Filsafat Indonesia.
2(1): 47.
Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk
Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah . Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, B. dkk. 2009. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X . Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.

KIMIA KELAS X
KIMIA
KELAS X
Zumdahl. 1997. Chemistry. Edisi ke-4. New York: Hought Mifflin Company.
SEMESTER
1

KIMIA KELAS X

Anda mungkin juga menyukai