Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IPA FISIKA

OLEH X MIA 5 ( KELOMPOK III )

KETUA : MUH TAUFIK HIDAYAT

ANGGOTA : MUH ALIF

MUH ALAMSYAH ISKANDAR

MUH RANA ALFATRAH

MUH FATHUL BACHRI

MUH DARMAWAN MANDAYA

MUH RAMADHAN

* SMA NEG 14 MAKASSAR*


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,


karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah ini. Tanpa kehendak-Nya semua ini takkan
terwujud.

Dalam proses pembuatan, penyusunan, hingga penyelasaian Makalah


ini. Alhamdulillah saya banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik itu berupa dukungan moril maupun materil. Untuk itu,
saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
seluruh pihak yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada
saya, Amin. saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna, dikarenakan oleh kurangya pengetahuan dan kemampuan
penulis yang masih jauh. saya mengharapkan berbagai kritikan dan saran
sehubungan agar saya dapat memperbaiki atau mengoreksi makalah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat dan pengetahuan kita.
DAFTAR ISI

Kata pengantar…....………………………………………………………….
Daftar isi…………………………………………………………………………..
Bab 1 Pendahuluan………………………………………………………….
a. latar belakang………………………………………………………………….
b. tujuan praktikum………………………………………………………………
Bab 2 Pembahasan……………………………………………………………
a. landasan teori…………………………………………………………………..
b. alat dan bahan………………………………………………………………….
c. langkah praktikum……………………………………………………………..
d. analisa data……………………………………………………………………...
Bab 3 Penutup……………………………………………………………………
a. kesimpulan………………………………………………………………………..
b. saran…………………………………………………………………………………
Bab 1. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam fisika, Pengukuran merupakan salah satu materi yang harus ada
atau merupakan penyusun materi dalam pelajaran fisika. Bukan hanya
dalam fisika, matematika, kimia dan ilmu bangunan membutukan
pengukuran untuk menyelesaikan tugas atau proyek tentang berhitung.
Sebelum itu ada baiknya kita mengingat apa pengertian dari pengukuran.
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang
diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Sesuatu yang
dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran,
sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.
Dengan pengukuran ini kita akan memperoleh data data numeric yang
menunjukkan pola pola tertentu sebagai bentuk karakteristikdari fenomena
atau permasalahan tersebut, dengan demikian, maka dapat dihasilkan oleh
data data kuantitatif tersebut.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Dengan dilakukannya praktikum ini diharapkan bahwa siswa dapat
dengan mudah menggunakan beberapa alat untuk mengukur. Tidak hanya
mengetahui namanya saja namun juga mempergunakan dan
mempresentasikan data data yang siswa telah praktikkan serta
membuatkan laporan hasil pengukuran tersebut.

BAB 2. PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
Pada percobaan praktikum, Salah satu alat digunakan untuk mengukur
suatu benda yaitu :
1. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu
benda yang memiliki tingkat ketelitian satu per-seratus millimeter,
dengan memakai alat ukur ini anda bisa tahu ukuran suatu benda
secara pasti. Jangka sorong ini mempunyai dua buah bagian
pengukur, bagian pengukur pertama adalah baguan cembung yang
berfungsi untuk mengukur panjang suatu benda, dan bagian yang
kedua adalah bagian cekung mengarah ke dalam yang memiliki
fungsi untuk mengukur diameter bagian dalam suatu benda. Bagian
ini umumya disebut sebagai bagian rahang dari jangka sorong.
Bagian rahang jangka sorong memiliki suatu skala yang bernama
skala utama. Besar panjang dari bagian skala utama adalah 1
milimeter. Bagian rahang sorong juga memiliki bagian sebanyak 10
bagian skala yang bernama skala nonius atau skala vernier. Vernier
sendiri diambil dari nama penemunya yang bernama piere vernier
yang merupakan seorang ahli teknik yang berasal dari perancis. 10
skala nonius memiliki panjang 9 milimeter. Maka, 1 bagian dari skala
nonius ini sama dengan 0,9 milimeter.
Jangka sorong mempunyai skala 0,1 milimeter sebagai skala
terkecil, artinya adalah nila dari dua gores yang dekat jaraknya
adalah 0,1 milimeter. Jadi dapat dikatakan jangka sorong ini bisa
melakukan pengukuran sebuah benda dengan tingkat ketelitian
sampai 0,1 mm
Adapun fungsi janga sorong adalah sebai berikut :
1). Sebagai alat pengukur diameter bagian luar dari sebuah benda.
2). Sebagai alat pengukur diameter bagian dalam dari sebuah benda.
3). Sebagai alat pengukur kedalaman suatu benda.
4). Sebagai alat pengukur ketabalan sebuah benda.
2. Micrometer sekrup
Micrometer sekrup adalah sebuah alat ukur yang bisa mengukur
benda bagian satuan ukur yang memiliki ketelitian sampai dengan
0.01 mm. dalam penggunaanya alat ukur ini banyak dipakai untuk
mengukur besaran panjang, ketebalan benda serta diameter luar
sebuah benda.
Jenis jenis alat ukur micrometer:
1). Micrometer luar, dipakai untuk mengukur benda contohnya
kawat, lapisan lapisan, blok blok serta batang batang.
2). Micrometer dalam, dipakai untuk mengukur sebuah garis tengah
dari lubang sebuah benda.
3). Micrometer kedalaman, dipakai untuk mengukur kedalaman dari
ketinggian dari suatu benda
Fungsi micrometer sekrup adalah untuk mengukur panjang, tebal,
diameter dan kedalaman sebuah benda yang mempunyai ukuran
cukup kecil seperti lempeng besai atau baja, diameter kabel dan
kawat, lebar sebuah benda yang mempunyai tingkat presisi tinggi.
Dalam pemakainnya micrometer memiliki fungsi utama yaitu suatu
benda dengan presisi.

B. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum tersebut


sebagai berikut :

 Micrometer sekrup
 Jangka sorong
 Uang koin
 Kelereng

C. LANGKAH LANGKAH PRAKTIKUM

Adapun langkah langkah dalam penggunaan alat tersebut yaitu :

Jangka sorong

 Ambil jangka sorong dari kotak tempatnya.


 Lalu salah satu tanganmu memegang pegangan jangka tersebut.
 Letakkan benda yang kamu ingin ukur di rahang jangka sorong.
 Lalu kuatkan/ eratkan kedua rahang jangka sorong tersebut sampai
benda tidak dapat jatuh.
 Lihat angkanya dan catat
 Setelah selesai letakkan alat tersebut pada tempatnya dan buatkan
laporan
Micrometer sekrup

 Ambil micrometer sekrup dari kotak tempatnya.


 Lalu salah satu tanganmu memegang pegangan jangka tersebut.
 Letakkan benda diantara poros tetap dan poros geser yang kamu
ingin ukur di rahang micrometer sekrup.
 Putar pengunci supaya pemutar tidak bisa bergerak.
 Lihat angkanya dan catat
 Setelah selesai letakkan alat tersebut pada tempatnya dan buatkan
laporan

D. ANALISA DATA

Mengukur diameter kelereng

Table 1. untuk jangka sorong

NST alat : 0.05 mm

No. Skala Skala Hasil


utama nonius pengukuran
1. 1,5 cm 12 skala 15,6 mm
2. 1,5 cm 14 skala 15,7 mm
3. 1,5 cm 10 skala 15,5 mm

Table 2. untuk micrometer sekrup


NST alat : 0,01 mm

No. Skala Skala Hasil


utama nonius pengukuran
1. 15,5 mm 9 skala 1,39 mm
2. 15,5 mm 5 skala 0,77 mm
3. 15,5 mm 9 skala 1,39 mm

Mengukur ketebalan uang koin

Table 3. untuk jangka sorong

NST alat : 0.05 mm

No. Skala Skala Hasil


utama nonius pengukuran
1. 0,2 cm 4 skala 2,2 mm
2. 0,2 cm 4 skala 2,2 mm
3. 0,2 cm 4 skala 2,2 mm

Table 4. untuk micrometer sekrup

NST alat : 0,01 mm

No. Skala Skala Hasil


utama nonius pengukuran
1. 1,5 mm 16 skala 1,66 mm
2. 1,5 mm 10 skala 1,60 mm
3. 1,5 mm 15 skala 1,65 mm

Hasil pengukuran :
Diameter kelereng untuk jangka sorong

 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)


: 1,5 cm + ( 12 skala x 0,05 mm )
: 1,5 cm + 0,6 mm { cm diubah menjadi mm }
: 15 mm + 0,6 mm
: 15,6 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)
: 1,5 cm + ( 14 skala x 0,05 mm )
: 1,5 cm + 0,7 mm { cm diubah menjadi mm }
: 15 mm + 0,7 mm
: 15,7 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)
: 1,5 cm + ( 10 skala x 0,05 mm )
: 1,5 cm + 0,5 mm { cm diubah menjadi mm }
: 15 mm + 0,5 mm
: 15,5 mm

Diameter kelereng untuk micrometer sekrup

 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)


: 15,5 mm + ( 9 skala x 0,01 mm )
: 15,5 mm + 0,09 mm
: 15,59 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)
: 15,5 mm + ( 5 skala x 0,01 mm )
: 15,5 mm + 0,05 mm
: 15,55 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)
: 15,5 mm + ( 9 skala x 0,01 mm )
: 15,5 mm + 0,09 mm
: 15,59 mm

Ketebalan uang koin untuk jangka sorong

 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)


: 0,2 cm + ( 4 skala x 0,05 mm )
: 0,2 cm + 0,2 mm { cm diubah menjadi mm }
: 2 mm + 0,2 mm
: 2,2 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)
: 0,2 cm + ( 4 skala x 0,05 mm )
: 0,2 cm + 0,2 mm { cm diubah menjadi mm }
: 2 mm + 0,2 mm
: 2,2 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala nonius x NST)
: 0,2 cm + ( 4 skala x 0,05 mm )
: 0,2 cm + 0,2 mm { cm diubah menjadi mm }
: 2 mm + 0,2 mm
: 2,2 mm
Ketebalan uang koin untuk micrometer sekrup

 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)


: 1,5 mm + ( 16 skala x 0,01 mm )
: 15,5 mm + 0,09 mm
: 1,5 mm + 0,16 mm
:1,66 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)
: 1,5 mm + ( 10 skala x 0,01 mm )
: 1,5 mm + 0,10 mm
: 1,5 mm + 0,10 mm
:1,60 mm
 Hasil pengukuran : skala utama + ( skala putar x NST)
: 1,5 mm + ( 15 skala x 0,01 mm )
: 1,5 mm + 0,15 mm
: 1,5 mm + 0,15 mm
:1,65 mm
BAB 3. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data tersebut kita melihat bahwa dari setiap hasil pengukuran ada
yang berbeda dan ada yang sama. Nilai itu tergantung dari cara
menggunakan alat tersebut. Dalam mengukur dibutuhkan ketelitian dan
ketekunan dalam melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu yang
memuaskan. Dan dari alat tersebut micrometer memiliki tingkat ketelitian
10x dibanding dengan jangka sorong.

B. SARAN

Sebaiknya kita dapat mengetahui dan mempelajari lebih detail lagi tentang
pengukuran karena dari kedua benda yang dipraktikkan masih banyak lagi
alat untuk mengukur dan mempunyai fungsi yang berbeda beda.

Anda mungkin juga menyukai