Sumber : Baker G.C. 1994. Planning and Organizing for Multicultural Instruction. (2nd).
California: Addison-Elsey Publishing Company
Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran
suku, ras, agama, kebudayaan, ataupun peradaban. Pemicu sikap ekstrem, radikal, konflik
horizontal, atau konflik atas nama agama yang terjadi di Indonesia, memerlukan kemunculan
pluralisme. Pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa kelompok-
kelompok serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. Berbicara tentang konsep pluralisme,
sama halnya membicarakan tentang sebuah konsep ‘kemajemukan atau keberagaman’ , dimana
pluralisme itu sendiri merupakan suatu “kondisi masyarakat yang majemuk”. Kemajemukan di
sini dapat berarti kemajemukan dalam beragama, social, dan budaya. Namun yang paling sering
menjadi isu terhangat berada pada kemajemukan beragam. Pada prinsipnya, konsep pluralisme
ini timbul setelah adanya konsep toleransi. Jadi ketika setiap individu mengaplikasikan konsep
toleransi terhadap individu lainnya maka lahirlah pluralisme itu. Dalam konsep pluralisme-lah
bangs Indonesia yang beraneka raga mini mulai dari suku, agama, ras, dan golongan dapat
menjadi bangsa yang satu dan utuh.
Fungsi pluralisme :
Sikap pluralisme :