KAJIAN PUSTAKA
9
10
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
a. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis.
b. Tenaga medis adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau
dokter gigi spesialis.
c. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan.
d. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan.
BAB II
JENIS
Pasal 4
a. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
b. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one day care, rawat inap
dan/atau home care.
c. Klinik yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 24 (dua
puluh empat) jam harus menyediakan dokter serta tenaga
kesehatan lain sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di
tempat.
16
Pasal 5
a. Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat
jalan dapat secara perorangan atau berbentuk badan usaha.
b. Kepemilikan Klinik Pratama yang menyelenggarakan rawat inap
dan Klinik Utama harus berbentuk badan usaha.
BAB III
PERSYARATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan
ruangan, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
Bagian Kedua
Pasal 7
a. Lokasi pendirian klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah
masing-masing.
b. Pemerintah daerah kabupaten/kota mengatur persebaran klinik
yang diselenggarakan masyarakat di wilayahnya dengan
memperhatikan kebutuhan pelayanan berdasarkan rasio jumlah
penduduk.
c. Ketentuan mengenai lokasi dan persebaran klinik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak berlaku untuk klinik
perusahaan atau klinik instansi pemerintah tertentu yang hanya
melayani karyawan perusahaan atau pegawai instansi
pemerintah.
Bagian Ketiga
Bangunan dan Ruangan
Pasal 8
a. Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak
bergabung dengan tempat tinggal atau unit kerja lainnya.
17
Bagian Kelima
Peralatan
Pasal 1 1
a. Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis
yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan.
b. Peralatan medis dan nonmedis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan.
c. Selain memenuhi standar sebagaimana dimaksud pada ayat (21)
peralatan medis harus memiliki izin edar sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengarnanan Fasilitas Kesehatan
dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Pasal 13
Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus
mendapatkan izin sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 14
Penggunaan peralatan medis untuk kepentingan penegakan
diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.
Bagian Keenam
Ketenagaan
Pasal 15
a. Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi.
b. Pimpinan Klinik Utama adalah dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenis
kliniknya.
c. Pimpinan klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) merupakan penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai
pelaksana pelayanan.
19
Pasal 16
Ketenagaan klinik terdiri atas tenaga medis, tenaga kesehatan
lain dan tenaga non kesehatan.
Pasal 17
a. Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua)
orang dokter dan/atau dokter gigi.
b. Tenaga medis pada Klinik Utama minimal terdiri dari 1 (satu)
orang dokter spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai
jenis pelayanan yang diberikan.
c. Klinik Utama dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi
sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.
d. Dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memiliki
kompetensi setelah mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan oieh klinik.
e. Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga
non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis
pelayanan yang diberikan oleh klinik.
Pasal 18
a. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai
Surat Tanda Registrasi dan Surat lzin Praktik (SIP) sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus
mempunyai Surat Izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda
Registrasi dan Surat lzin Kerja atau Surat Izin Praktik Apoteker
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 19
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar prosedur operasional, standar
pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.
Pasal 20
Klinik dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan warga asing.
20
BAB V
PENYELENGGARAAN
Pasal 22
Bagi klinik yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, maka
terdapat beberapa persyaratan diantaranya:
a. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan
1. Tempat tidur pasien minimal 5 (lima) dan maksimal 10
(sepuluh).
2. Tenaga medis dan keperawatan yang sesuai jumlah dan
kualifikasinya.
3. Tenaga gizi, tenaga analis kesehatan, tenaga kefarmasian,
dan tenaga kesehatan dan/atau tenaga non kesehatan lain
sesuai kebutuhan.
4. Dapur gizi.
5. Pelayanan laboratorium Klinik Pratama.
b. Pelayanan rawat inap hanya dapat dilakukan maksimal selama 5
hari. (“Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
028/MENKES/PER/I/2011 Tentang Klinik”, 2010,
http://www.bksikmikpikkfki.net/?p=download&action=go&pid
=56, diakses pada 27/02/2016)
a. Dental Chair
c. Saliva Ejector
Ciri-ciri :
1. Kegunaan : Menghisap saliva atau air liur pada kavitas
sehingga membuat daerah kerja menjadi kering.
2. Tangkainya terbuat dari logam/non-logam.
3. Bentuknya bulat memanjang dengan karet di ujungnya.
4. Pemeliharaan : Cuci ujungnya dengan air lalu desinfeksi
dengan alkohol 90%.
d. Suction Filter
e. Dental Light
f. Dental Stool
Ciri-ciri :
1. Kegunaan : Mengatur kecepatan sumber penggerak pada
dental unit menggunakan kaki operator.
2. Terbuat dari logam atau non-logam.
3. Mempunyai tombol yang mempunyai fungsinya masing-
masing digerakkan dengan kaki operator.
Ciri-ciri :
1. Kegunaan : Menghilangkan karies gigi dan melakukan
profilaksis pada gigi.
2. Bekerja dengan menggunakkan bur yang dipasang
dibagian ujungnya.
3. Pemeliharaan : Desinfeksi handle sampai bagian ujungnya
serta bur setelah digunakan.
j. Separator
k. Tray Assembly
l. Radiograph Viewer
m. Water Unit
Penyelesaian administrasi
Pasien pulang
Mengurus administrasi
Menyelesaikan administrasi
Pasien pulang
Pemeriksaan gigi
a. Geografis
Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak
antara 070-02-1070-40 B dan 50-56-60-34 LS, termasuk daerah
dataran yang relative rendah, mempunyai variasi ketinggian
wilayah antara 0-1279 meter di atas permukaan laut dengan
kemiringan wilayah 0-2%, 2-15%, 15-40%, dan diatas 40%.
Luas wilayah Kabupaten Karawang 1753,27 Km2 atau 175327
Ha, 3,73% dari luas Provinsi Jawa Barat dan memiliki luas
seluas 4 Mil x 73 Km.
b. Potensi
Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa
kawasan industri, antara lain Karawang International Industry
City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau
BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis
milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan
industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang
Republik Indonesia (PERURI) yang mencetak uang kertas, uang
logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, bea
cukai, materai Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai
lumbung padi Jawa Barat. Selain itu, sekarang ini sedang
dilaksanakan proyek bandara dan stasiun kereta cepat.
(“Kabupaten Karawang”, 2016, http://www.jabarprov.go.id/in
dex.php/pages/id/1055, diakses pada 27/02/2016)
43
c. Kesehatan
b. Ruang Tunggu
c. Ruang Tindakan
Ruang tindakan adalah ruang untuk melakukan tindakan
medis dan perawat harus mengawasi semua kegiatan yang
berlangsung dalam dental center, termasuk mengawasi pasien
saat akan memasuki ruang pemeriksaan. Untuk itu, ruang
perawat harus ditempatkan satu area dengan ruang pemeriksaan.
Selain itu, ruang pemeriksaan dan ruang konsultasi harus selalu
dalam keadaan tertutup agar menjaga privasi pasien. Ruang
pemeriksaan sangat mempengaruhi keadaan pasien, untuk itu
harus dirancang secara fungsional dengan tujuan untuk membuat
pasien nyaman karena secara tidak langsung dapat
mempengaruhi psikologi pasien. Secara ukuran, terdapat standar
minimal dalam pembuatan ruang pemeriksaan yaitu 8-12 kaki
yang lengkap dengan kasur pemeriksaan, kabinet dengan
wastafel, meja kecil, kursi dokter, kursi pasien, dan unit untuk
peralatan medis. (Finkbeiner BL, 2000: 8)
47
b. Side Delivery
Konsep ini paling banyak digunakan pada klinik
gigi. Kekurangannya adalah dokter gigi mengambil sendiri
peralatan yang akan digunakan pada unit di depannya serta
sedikit mengganggu pasien saat perawat mengambil
peralatan di kabinet yang akan diberikan ke dokter gigi.
c. Rear Delivery
Pada konsep penataan ini, perawat gigi mengambil
peralatan pada kabinet yang berada di bagian belakang
dental chair. Peralatan seperti bor dan selang saliva
ditempelkan secara permanen di belakang dental chair.
Penataan seperti ini akan mensiasati ruangan yang kecil
karena menempatkan dental unit sejajar dengan kabinet
dan menyembunyikan dental unit dari pandangan pasien.
d. Split Unit/Cabinet
Peralatan seperti bor diletakkan di depan, sementara
peralatan lain seperti selang saliva diletakkan pada
kabinet. Kekurangannya adalah perawat harus berjalan
untuk mengambil bahan yang disimpan di kabinet yang
letaknya berjauhan dengan dental chair.
g. Area Perawat
Antropometri jarak ruang perawat terhadap ruang pasien
harus diperhatikan karena akan mempengaruhi waktu untuk
berjalan dan kemampuan menengok pasien penting untuk
mengatasi keterbatasan tenaga perawat. Jika jarak perjalanan
pendek dan mudah, maka perawat dapat menggunakan waktu
lebih banyak untuk pasien. Jadi, dapat ditegaskan bahwa jarak
ruang perawat terhadap ruang pasien harus sedekat mungkin
sehingga memudahkan jangkauan.
Menurut Panero dan Zelnik (2003: 244), lebar 91,4 cm
adalah jarak ruang minimal yang memungkinkan antara meja
kerja dengan meja belakang. Ini akan memungkinkan akses ke
meja belakang bagi orang kedua sementara perawat sedang
menggunakan meja kerja. Disamping itu juga membuat arsip-
59
h. Ruang Radiologi
Pada ruang radiologi, terdapat tiga jenis rontgen yaitu
rontgen gigi 2D, 3D, dan Panoramic X-Ray. Ruangan ini
mempunyai pengaruh pada organ tubuh tergantung pada jumlah
dosis dan luas lapangan radiasi yang diterima. Pada tahun 1950
Komisi Internasional untuk perlindungan terhadap penyinaran
menetapkan bahwa pengaruh sinar X adalah kerusakan kulit,
epilasi, kuku rapuh, kerusakan hemopoetik, induksi keganasan,
berkurangnya kemungkinan hidup, mutasi gen, perubahan
kromosom, katarak, dan obesitas.
Sementara dalam perancangannya, terdapat standar agar
pengguna tidak terkena paparan radiasi diantaranya:
1) Ukuran ruangan radiasi adalah panjang 4 meter, lebar 3
meter, tinggi 2,8 meter. Ukuran tersebut tidak termasuk
ruang operator dan kamar ganti pasien.
2) Tebal Dinding suatu ruangan radiasi sinar-X dirancang
sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara
dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm.
Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis
2,35 gr/cc adalah 15 cm. Sementara tebal dinding yang
terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm.
3) Pintu serta lubang-lubang yang ada di dinding (misal
lubang stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan
radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan pintu
ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala
ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.
4) Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari
lantai luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2
meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2
mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika
penyinaran sedang berlangsung.
61
j. Apotik
l. Pantry
m. Toilet
n. Sirkulasi Ruang
1) Sirkulasi Linier
2) Sirkulasi Radial
4) Sirkulasi Jaringan
5) Sirkulasi Grid
o. Organisasi Ruang
Menurut Andie Wicaksono dan Endah Tisnawati (2014:
10-11) terdapat lima bentuk organisasi ruang, yaitu:
1) Organisasi Terpusat
2) Organisasi Linier
3) Organisasi Radial
4) Organisasi Cluster/Mengelompok
5) Organisasi Grid
2) Dinding
Dinding adalah struktur vertikal, biasanya berbentuk
padat yang membatasi dan melindungi suatu area.
Umumnya dinding di desain untuk menggambarkan
bentuk sebuah bangunan, mendukung superstruktur,
memisahkan ruang dalam bangunan menjadi beberapa
bagian, serta melindungi atau menggambarkan ruang di
udara terbuka. Ada tiga jenis utama dinding struktural,
yaitu bangunan tembok, dinding batas atau partisi, dan
dinding penahan (bearing wall). (Andie dan Endah, 2014:
12)
Menurut keputusan Direktur Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman nomor: HK.00.06.6.44. tentang
persyaratan kesehatan lingkungan, ruang dan bangunan
serta fasilitas sanitasi rumah sakit, persyaratan dinding
dalam rumah sakit yaitu:
i. Permukaan dinding harus rata, berwarna terang,
dicat tembok dan mudah dibersihkan.
ii. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air
harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.
(Hery Ratnadi, 2004 : 41)
72
3) Ceiling
Ceiling adalah permukaan bidang atas interior yang
meliputi batas atas sebuah ruangan. Sebuah plafon
umumnya bukan elemen struktural, tetapi hanyalah bidang
untuk menyembunyikan bagian bawah struktur lantai atas
atau atap. Ceiling di klasifikasikan menurut tampilan dan
konstruksinya. Drop ceiling adalah plafon yang
permukaannya diletakkan beberapa meter di bawah
strukur di atasnya. Ceiling rendah ini dibuat untuk tujuan
estetika, misalnya untuk mencapai ketinggian plafon yang
diinginkan atau untuk tujuan fungsional seperti
menyediakan ruang HVAC atau perpipaan. (Andie dan
Endah, 2014: 12)
Dasar pertimbangan dalam perencanaan ceiling
adalah:
i. Fungsi langit-langit : Selain sebagai penutup ruang
juga sebagai pengatur udara dan ventilasi.
ii. Penentuan ketinggian : Penentuan ketinggian
didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang,
kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.
iii. Bentuk penyelesaian : Bentuk dan penyelesaian
dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti
melengkung, berpola, polos, memperlihatkan
struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 :
72)
73
5) Sifat Perletakan
i. Bulit In : Jenis furniture yang perletakannya
menempel pada dinding, misalnya almari, rak, dan
sebagainya.
ii. Moveable : Jenis furniture yang bergerak bebas dan
dapat dipindahkan.
6) Bentuk Furniture
i. Fungsional : Furniture yang didesain atas dasar
kepentingan aman, pemanfaatan bahan, dan teknik
maksimal.
ii. Tema : Kelompok furniture yang secara visual
memberi suatu tema tertentu.
iii. Khusus : Furniture yang direncanakan secara khusus
guna suatu kepentingan, dalam hal ini furniture
dirancang khusus untuk anak-anak. Pemilihan
furniture yang akan digunakan untuk anak-anak
hendaknya menghindari bentuk yang runcing atau
tajam, berserat kasar, dan memiliki elemen yang
membahayakan.
8) Warna
Setiap warna memiliki efek berbeda pada setiap
orang. Warna kombinasi yang dipilih secara benar akan
menciptakan harmoni. Sebaliknya, warna yang tidak
dipilih dengan benar akan menghasilkan agresi,
75
i. Merah
Merah merupakan sumber energi dan
kegembiraan, meningkatkan tekanan darah dan
membuat jantung berdetak lebih cepat. Warna cat
merah sempurna dapat diapliaksikan untuk ruang
makan, kamar tidur orang dewasa, ruang bermain
anak-anak, ruang kerja, dan benda didalam ruang
yang membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi.
ii. Kuning
Kuning adalah warna kebahagiaan, harapan,
dan membangkitkan kreativitas. Warna kuning ini
dapat diaplikasikan pada kamar mandi utama, meja
makan, ruang baca, ruang belajar, ruang kerja, ruang
pertemuan sosial, dan tempat dimana diperlukan
pembicaraan. Jangan gunakan warna ini pada ruang
istirahat serta pada anak dan orang dewasa yang
hiperaktif, agresif atau memiliki kelaianan perilaku.
iii. Orange
Orange merupakan personifikasi kegembiraan
dan energi yang berpengaruh menyingkirkan
kesepian dan ketakutan, meningkatkan nafsu makan,
memberikan kreativitas, membuka pikiran,
memberikan energi dan kehangatan. Warna ini baik
76
viii. Ungu
Ungu adalah warna yang mencerminkan
kemewahan, romantis, merangsang aktivitas otak,
memberikan rasa sejuk, tenang, kreatifitas, estetika,
artistik, dan cita-cita. Di sisi lain, ungu dapat
menyebabkan depresi dan isolasi. Gunakan warna
ini pada ruangan dengan aktivitas artistik, estetik,
dan imajinatif, ruang teater, dan ruang kelas untuk
anak-anak. Jangan gunakan warna ini di dalam
ruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana
kita menginginkan adanya percakapan, atau di
ruangan yang ditinggali oleh mereka yang memiliki
gangguan mental.
ix. Hitam
Hitam adalah warna yang kaya, menarik, dan
dipertanyakan, agresif, sinyal suasana hati yang
pesimis. Warna ini dapat diaplikasikan hanya
ssebagai aksen karena penggunaan yang berlebihan
dapat mengakibatkan depresi.
x. Abu-Abu
Abu-abu merupakan warna yang
membangkitkan perasaan tenang di sebuah ruangan,
warna netral yang elegan, tetapi dapat menyebabkan
depresi bagi sebagian orang.
xi. Putih
Putih adalah warna yang netral dan
mencerminkan semua cahaya dalam spektrum
warna. Putih memberikan efek ruang yang lebih
luas, menenangkan, steril, dan terasa dingin. Warna
ini baik digunakan pada ruang yang berhubungan
dengan profesi kesehatan, seperti ruang praktik
dokter, apotek, laundry, dan ruang kerja.
78
q. Interior Sistem
1) Penghawaan
Penghawaan merupakan faktor penting dalam proses
pergantian udara, udara kotor dapat diganti dengan udara
yang bersih melalui pintu maupun jendela. Tingkat
kepuasan penghawaan dapat dicapai dari proses
mendinginkan udara mencapai temperatur dan
kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat
diperhatikan pada tingkat keadaan yang diinginkan.
Berikut merupakan standar dari kebutuhan pergantian
udara bersih dari suatu ruangan, yaitu:
2) Pencahayaan
Pencahayaan adalah suatu penerangan yang
digunakan untuk menerangi bangunan maupun ruangan.
Perencanaan sistem pencahayaan harus disesuaikan
dengan jenis bangunan atau ruangan yang akan dibuat.
79
3) Akustik
Menurut Satwiko (2004: 124), sistem akustik adalah
ilmu yang mempelajari tentang mutu suara dan bunyi yang
dihasilkan. Akustik sendiri berhubungan dengan organ
pendengar, suara, atau ilmu bunyi. Sistem akustik dalam
sebuah ruangan merupakan keadaan sebuah ruang yang
mempengaruhi mutu bunyi yang terjadi di dalamnya.
Tujuan dari akustik yaitu:
i. Mengatur sistem tata suara agar bunyi yang
dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan.
82
4) Sistem Keamanan
i. Sistem Pengamanan Terhadap Kegiatan
Dental Center ini menggunakan Security dan
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat
yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang
melalui monitor yang menampilkan gambar dari
rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut
ruangan yang diinginkan.