Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

JURNAL READING
MUKOEPIDERMOID KARSINOMA : MUNCUL SEBAGAI RANULA

Dosen Pembimbing : drg. Leni Rokhma Dewi, Sp.PM

Oleh :
Lisa Wahyu Zelda F (201611101103)
Rinda Puspa Safitri (201611101104)

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021
PENDAHULUAN

Karsinoma mukoepidemoid (MEC) adalah neoplasma ganas yang paling umum dari
kelenjar saliva mayor dan minor dan juga dapat terjadi sebagai intraoseus tumor yang sering
disebut MEC sentral. [1] Pada tahun 1895, Volkman mendeskripsikan tumor ini untuk pertama
kalinya; kemudian, dielaborasi oleh Stewart et al. pada tahun 1945 sebagai tumor
mukoepidermoid. Pada tahun 1953, Foot dan Frazell menamai tumor ini sebagai MEC. Sekitar
dua pertiga muncul di dalam kelenjar parotis, dan sepertiganya muncul di dalam kelenjar saliva
minor. Ketika MEC muncul di kelenjar saliva minor, MEC dapat ditemukan di berbagai area
seperti langit-langit, area retromolar, dasar mulut, mukosa bukal, bibir, dan lidah. MEC tingkat
rendah terkadang menyesatkan dokter karena lokasinya yang tidak biasa dan penampilannya
yang polos. Dalam makalah ini, kami menjelaskan kasus MEC tingkat rendah pada pasien
wanita berusia 70 tahun, yang timbul dari kelenjar saliva minor yang terletak di dasar mulut
yang sangat jarang terjadi.

LAPORAN KASUS

Seorang pasien wanita berusia 70 tahun datang ke Departemen Diagnosis Mulut dengan
keluhan utama pembengkakan di sisi kiri dasar mulut selama 1 tahun, hal ini berhubungan
dengan rasa nyeri ringan selama 1 bulan. Pasien melihat adanya pembengkakan kecil di dasar
mulut, yang awalnya lebih kecil dan berangsur-angsur meningkat ke ukuran saat ini.
Pemeriksaan jaringan lunak intraoral menunjukkan pembengkakan difus soliter terlihat pada
dasar mulut di sisi kiri yang secara kasar berbentuk oval dan berukuran sekitar 2 cm × 3 cm
memanjang ke anterior dari frenum lingual dan ke posterior sampai sisi mesial 36, sisi medial
ventarl lidah, dan meluas lateral ke vestibul lingual yang berhubungan dengan 32-36. Warna
permukaan yang mengalami pembengkakan tampak sama dengan mukosa normal [Gambar 1]
dengan semburat kebiruan di bagian sebelah aspek lateral dari pembengkakan [Gambar 2].
Pada pemeriksaan palpasi, bagian yang mengalami bengkak agak lunak dan konsistensi
bervariasi dengan konsistensi kistik di tengah dan keras pada sekelilingnya. Pemeriksaann
ekstraoral menunjukkan kelenjar getah bening submandibular teraba tunggal di sebelah sisi
kiri, ukurannya sekitar 1 cm × 1 cm, berbentuk bulat kasar, bergerak bebas, konsistensi kokoh,
dan lembut saat palpasi. Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan klinis, hal ini didiagnosis
sementara sebagai ranula.
Gambar 1: Pembengkakan yang menyebar di Gambar 2: Gambaran klinis menunjukkan
dasar mulut sisi sebelah kiri rona kebiruan pada permukaan aspek lateral
dari pembengkakan
Orthopantomogram [Gambar 3] dan oklusal radiografi [Gambar 4] tidak menunjukkan
adanya perubaha. Ultrasonografi mengungkapkan bukti massa hypoechoic padat di sisi kiri
anterosuperior kelenjar submandibular, menunjukkan keganasan.

Gambar 3: Orthopantomogram tidak Gambar 4: Radiografi oklusal tidak


menunjukkan adanya patologi periapikal dan menunjukkan adanya batu kalsifikasi.
invasi tulang.
Hasil biopsi eksisi berupa spesimen, dan dilakukan di bawah anestesi lokal [Gambar 5]
subjek di evaluasi histopatologi, berdasarkan gambaran histologi nya [Gambar 6 dan 7]
diagnosis MEC tingkat rendah dibuat. Disampaikan bahwa akan dilakukan terapi ajuvan
setelah operasi eksisi kelenjar limfe submandibular kiri yang teraba. Hasil tindak lanjut
setelah 2 tahun tidak menunjukkan apapun gejala kambuh.
Gambar 5: Spesimen bedah kotor yang Gambar 6: Bagian histopatologi dengan daya
dipotong. rendah (× 10) menunjukkan ruang kistik berisi
musin yang menonjol, atipia seluler minimal dan
tinggi proporsi sel mukosa bersama dengan
struktur kelenjar yang terbentuk dengan baik.
Adanya epidermoid dan sel perantara tersusun
dalam bentuk lembaran-lembaran yang dipisahkan
oleh septa jaringan ikat tipis.

Gambar 7: Bagian histopatologi dengan kekuatan tinggi (× 40) menunjukkan


atipia seluler. Proporsi sel mukosa yang tinggi bersama dengan epidermoid
dan sel perantara.
PEMBAHASAN/DISKUSI

MEC adalah neoplasma ganas pada epitel kelenjar ditandai dengan mukus, sel-sel
epidermoid dan intermediet dengan kolumnar, clear sel dan gambaran onkositoid. Menurut
Eversole insidensi MEC ditemukan sebanyak 89.6% pada kelenjar parotis, 8.4% kelenjar
submandibularis, dan 0.4% pada kelenjar sublingual. Tumor kelenjar saliva minor berperan
pada 10-15% dari semua neoplasma kelenjar saliva. Palatum adalah lokasi yang paling sering
terjadi tumor kelenjar saliva minor (55%) dan lebih dari 60% diantaranya ganas. Sekitar 3.5%
MEC kelenjar saliva minor terjadi di dasar mulut. Usia rata-rata terjadinya MEC adalah pada
usia 48 tahun (kisaran 12–82 tahun) dengan puncak di tahun kelima dan dekade keenam
kehidupan meskipun dapat terjadi pada usia berapapun dan lebih sering terjadi pada wanita
daripada pria (3:2).
Pada kasus ini terlihat pada pasien wanita berusia 70 tahun pada dasar mulut yang mana
hal ini merupakan kejadian langka. Lesi MEC pada kelenjar saliva minor biasanya berkembang
perlahan dan tidak bergejala, dengan riwayat berlangsung dari 1½ sampai 10 tahun. Keluhan
paling umum adalah pembengkakan di mulut yang tidak nyeri (60%). Secara klinis, MEC dapat
bermanifestasi sebagai lesi dengan warna mulai dari biru hingga merah atau ungu. Tumor ganas
low-grade biasanya muncul sebagai sebuah massa tanpa rasa sakit dan membesar secara
perlahan menyerupai adenoma pleomorfik. Karena kecenderungannya untuk mengembangkan
area kistik, lesi intraoral ini mungkin memiliki kemiripan klinis yang dekat dengan fenomena
retensi mukus atau mucocele. Tumor tipe high-grade berkembang cepat dan menghasilkan
nyeri sebagai gejala awal, lesinya tidak berkapsul dan cenderung menyusup ke jaringan
sekitarnya. Dalam kasus yang dilaporkan saat ini, pembengkakan menyebar dan timbul dari
kelenjar saliva minor dengan gambaran biru dan sebagian berkapsul, disertai dengan nyeri
ringan pada palpasi, yang memiliki tampilan klasik ranula pada dasar mulut.
Diagnosis MEC dan tipe tingkatannya dapat dicapai hanya setelah pemeriksaan
histologis. Tumor ini diklasifikasikan sebagai high-grade atau low-grade, tergantung pada
rasio dari sel epidermis ke sel mukus. Tumor low-grade memiliki rasio yang lebih tinggi
dan merupakan lesi yang kurang agresif. Tumor high-grade dianggap lebih ganas dan memiliki
prognosis yang lebih buruk. Operasi merupakan perawatan utama MEC. untuk pengendalian
penyakit secara lokal, reseksi bedah secara luas, limfadenoktomi servikal secara selektif,
dan pengobatan radioterapi post-operative dianjurkan.[9] Saat ini, pembedahan yang
disertai dengan terapi radiasi sangat dianjurkan untuk pengobatan tumor hugh-grade dan
tumor intermediate-grade; tumor low-grade dapat ditangani dengan pembedahan saja. Diseksi
kelenjar getah bening tidak diperlukan pada pasien dengan tumor low-grade dan
intermediate-grade. Kasus yang dilaporkan saat ini dirawat dengan pembedahan eksisi
bersamaan dengan terapi adjuvan dari pembedahan pada kelenjar limfe submandibular
kiri yang yang teraba, dan setelah 2 tahun ditindak lanjut, tidak ada riwayat kekambuhan.

KESIMPULAN
Terkadang, lokasi yang tidak khas dan tampilan polos tumor seperti yang dilaporkan
dalam kasus ini bisa menyesatkan dokter dan dapat menyebabkan diagnosis yang salah.
Pemeriksaan rutin terkadang tidak meyakinkan, maka dari itu diperlukan prosedur
pemeriksaan yang lebih spesifik dan berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
Donempudi P, Bhayya H, Venkateswarlu M, Avinash Tejasvi ML, Paramkusam G. 2018.
Mucoepidermoid Carcinoma Of The Minor Salivary Gland: Presenting As Ranula.
Journal of Cancer Research and Therapeutics.14:1418-21.

Anda mungkin juga menyukai