Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

“WACANA”

DOSEN PENGAMPU:
DR. HERLINDA, M.A

DI SUSUN OLEH :
1. ALMANDA TRI APRILIANA (12111324983)
2. HANNIFA PERMATA SUKMA (12111322393)
3. MUHAMMAD ERIZAL (12111310181)

KELAS 1 C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2021 M/1443 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
Shalawat serts salam atas nikmat dan karunia yang tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Herlinda, M.A, selaku
dosen pengampu Bahasa Indoonesia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengerjakan tugas tentang Wacana Bahasa Indonesia. Tidak lupa terima kasih
kepada kelompok 9 yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah yang mengenai wacana masih kurangnya isi dari makalah kami ini mungkin
dengan adanya kritik dan saran dari pembaca kami sangat berterima kasih dan berlapang
dada untuk menerima masukannya.
Tiada gading yang tak retak, maka saya akan berusaha menggabungkan gading
tersebut. Pepatah dan tambahannya ini mewakili penulis untuk meminta kritik dan saran
bagi kesempurnaan makalah ini apabila terdapat banyak kesalahan untuk menambah
wawasan keilmuan penulis.
Duri, 12 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WACANA ................................................................................ 2
B. JENIS-JENIS WACANA ................................................................................... 2
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 8
B. SARAN ............................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam praktek berbahasa ternyata kalimat bukanlah satuan sintaksis terbesar seperti
banyak diduga atau diperhitungkan orang selama ini. Kalimat atau kalimat-kalimat
ternyata hanyalah unsur pembentuk satuan bahasa yang lebih besar yang disebut wacana
bukti bahwa kalimat bukan satuan terbesar dalam sintaksis, banyak kita jumpai kalimat
yang jika kita pisahkan dari kalimat-kalimat yang ada disekitarnya, maka kalimat itu
menjadi satuan yang tidak mandiri. Kalimat-kalimat itu tidak mempunyai makna dalam
kesendiriannya. Mereka baru mempunyai makna bila berada dalam konteks dengan
kalimat-kalimat yang berada disekitarnya.
Kalau kalimat itu adalah unsur pembentuk wacana, maka persoalan kita sekarang
apakah wacana itu, apakah cirri-cirinya, bagaimana ujudnya, atau bagaimana
pembentukannya. Berbagai macam definisi tentang wacana telah dibuat orang. Namun,
dari sekian banyak definisi yang berbeda-beda itu, pada dasarnya menekankan bahwa
wacana adalah satuan bahasa yang lengkap. Sehingga dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat
konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam
wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa keraguan apapun. Sebagai
satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana itu dibentuk dari kalimat atau
kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan
lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian wacana itu?
2. Apa saja jenis wacana itu?

C. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini ada pun tujuan penulisan yaitu:
1. Mengetahui pengertian wacana.
2. Memahami jenis-jenis wacana.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN WACANA
Wacana berasal dari bahasa Inggris “discourse” , yang artinya antara lain
”Kemampuan untuk maju menurut urutan-urutan yang teratur dansemestinya.” Pengertian
lain, yaitu ”Komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur.”
Jadi, wacana dapat diartikan adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang
semestinya atau logis.
Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal
merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap,
maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh,
yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana
lisan) tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, wacana
dibentuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan
kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu
sudah terbina kekohesifan, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang
ada dalam wacana sehingga isi wacana apik dan benar.
Istilah wacana mempunyai acuan yang lebih luas dari sekedar bacaan. Wacana
merupakan satuan bahasa yang paling besar di gunakan dalam komunikasi. Satuan bahasa
di bawahnya secara berturut-turut adalah kalimat, frase, kata dan bunyi. Secara berurutan,
rangkaian bunyi merupakan bentuk kata. Rangkaian kata membentuk frase dan rangkaian
frase membentuk kalimat. Akhirnya, rangkaian kalimat membentuk wacana.
Berikut ini adalah pengertian wacana menurut beberapa ahli
1. Hawthorn (1992) mengemukakan pengertian wacana merupakan komunikasi yang
terlihat sebagai sebuah pertukaran diantara pembicara dan pendengar, sebagai sebuah
aktivitas personal dimana bentuknya ditentukan oleh tujuan sosialnya.
2. Roger Fowler (1997) mengemukakan bahwa wacana adalah komunikasi lisan dan
tulisan yang di lihat dari titik pandang kepercayaan,dan nilai.
3. Alwi dkk (2003) wacana adalah rentetan kalimat yang menghubungkan proposisi satu
dengan yang lain dan membentuk satu kesatuan.
B. JENIS-JENIS WACANA
1. Wacana Narasi
a. Pengertian Wacana Narasi

2
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu ( Keraf: 2010). Keraf juga mengatakan unsur
terpenting dalam narasi adalah unsur tindakan atau perbuatan. Namun sebagai
pembeda dengan wacana deskripsi, maka harus ditambahkan unsur kronologi atau
rangkaian waktu.
Wacana narasi adalah salah satu jenis wacana yang berusaha menceritakan/
mengisahkan suatu kejadian yang terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa dari
waktu ke waktu secara kronologis.
b. Unsur-unsur penting dalam sebuah narasi adalah:
1) Kejadian
2) Tokoh
3) Konflik
4) Alur/ plot
5) Latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana
c. Contoh Wacana Narasi
Doni terlambat ke sekolah hari ini karena bangun kesiangan. Ia tiba di sekolah
pukul 7.45, sehingga ia di tegur oleh guru piket. Dan ketika masuk ke ruangan
bahasa inggris ia di larang masuk karena waktu untuk yang kesiangan telah habis.

2. Wacana Deskripsi
a. Pengertian Wacana Deskripsi
Wacana deskripsi adalah satuan jenis wacana yang menggambarkan suatu
objek berdasarkan hasil pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci objek
dengan kesan, fakta, dan citraan.
Dilihat dari sifat objeknya, deskripsi dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1) Deskripsi Imajinatif/Impresionis
a) Pengertian
Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek benda sesuai
kesan/imajinasi si penulis. Pengertian lain tentang deskripsi impresionis
yaitu ialah ragam pemaparan yang didasarkan pada impresi (kesan atau
perasaan) penulis terhadap peristiwa, kejadian, tempat, perbuatan,
karakter, dll.

3
Hal ini didasarkan pada kuat lemahnya kesan yang didapat dari objek.
Contoh: Deskripsi mengenai kota Malang yang dingin, sejuk, dan segar.
Banyak objek wisata yang menyenangkan di sana. Wahananya pun seru-
seru dan asyik-asyik.
b) Contoh Deskripsi Imajinatif
Aku tidak lagi berada di kamarku, tetapi di suatu ruangan bersama-
sama dengan sekelompok orang yang sama sekali belum pernah kulihat
sebelumnya. Bau asap tembakau memenuhi ruangan itu, tapi tak seorang
pun yang kelihatan peduli. Kami semua duduk di kursi yang diatur
membentuk sebuah lingkaran, mirip dengan ruangan diskusi. Semua
tampak duduk tenang, semua kelihatan sedang menulis, dan tidak seorang
pun yang kelihatan peduli pada orang lain di ruangan itu.
2) Deskripsi Faktual/Ekspositoris
a) Pengertian
Merupakan deskripsi yang menggambarkan objek berdasarkan urutan
logika atau fakta-fakta yang dilihat. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia Faktual dapat diartikan sebagai hal (keadaan, peristiwa) yang
merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Atau
juga bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang berdasarkan kenyataan;
mengandung dan kebenaran. Ada juga pendapat lain mengenai deskripsi
ekspositoris, yaitu ragam pemaparan atau penggambaran secara logis.
Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa semua yang ada di dunia ini
mempunyai “logika urut-urutan sendiri”. Contoh: Bila kita ingin
mendeskripsikan manusia, maka logika urutannya: dari atas (kepala) ke
bawah (kaki)
b) Contoh Deskripsi Faktual
Di sebelah kiri pintu tergantung sebuah penanggalan dan sebuah
cermin yang bertuliskan ”Anda manis, Nona.” Di bawahnya merapat
sebuah meja belajar yang diberi alas kertas berbunga-bunga merah jambu,
dan dilapisi lagi dengan plastik bening. Di atas meja ada sebuah tape
recorder kecil, sebuah mesin ketik, jam weker, alat-alat tulis, beberapa
helai kertas berserakan dan buku-buku dalam keadaan terbuka. Pasti
semalam dia habis mengerjakan paper, pikirku.

4
b. Ciri- ciri wacana deskripsi
1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan
indera
3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri
3. Wacana Eksposisi
a. Pengertian wacana eksposisi
Wacana eksposisi adalah satuan jenis wacana yang memaparkan atau
menjelaskan secara terperinci (memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan
informasi dan memperluas pengetahuan kepada pembacanya.
Wacana eksposisi biasanya digunakan pada karya-karya ilmiah seperti artikel
ilmiah, makalah-makalah untuk seminar, simposium, atau penataran. Tahapan
menulis wacana eksposisi, yaitu menentukan objek pengamatan, menentukan
tujuan dan pola penyajian eksposisi, mengumpulkan data atau bahan, menyusun
kerangka wacananya, dan mengembangkan kerangka wacana menjadi karangan.
Pengembangan kerangka karangan berbentuk eksposisi dapat berpola
penyajian urutan topik yang ada dan urutan klimaks dan antiklimaks.
b. Ciri-ciri atau karakteristik karangan eksposisi
1) Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
2) Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data aktual)
3) Tidak terdapat unsur memengaruhi atau memaksakan kehendak
4) Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
5) Menunjukan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu
c. Contoh Wacana Eksposisi
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan
peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandara
udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya.
Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak
berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan
menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian 271 penumpang plus
awak tewas seketika.
Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo EI-Al
milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling
ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut dudukan mesin)
5
lepas. Di susul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua
mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat
di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang di
tabrak.
4. Wacana Argumentasi
a. Pengertian wacana argumentasi
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi
sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf:
2010). Melalui argumentasi penulis atau pembicara ingin menunjukkan sesuatu
hal dianggap benar atau salah dengan didukung fakta-fakta.
Wacana argumentasi adalah satuan jenis wacana yang berisi pendapat, sikap,
atau penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan wacana argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan
kebenaran pendapat pengarang. Gorys Keraf (2010:100) menerangkan, untuk
membuktikan suatu kebenaran, argumentasi mempergunakan prinsip-prinsip
logika.
b. Ciri wacana argumentasi
1) Ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya
2) Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung
3) Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.

Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf
argumentasi dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian
lapangan, dan penelitian kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu
disajikan kesimpulan.

c. Contoh Wacana Argumentasi


Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat mengubah paradigma agar lulus
SMP langsung masuk SMA. Kalau memang lebih berbakat pada jalur profesi
sebaiknya memilih SMK. Dia mengingatkan sejumlah resiko bagi lulusan SMP
yang sembarang melanjutkan sekolah. Misalnya lulusan SMP yang tidak
mempunyai bakat minat ke jalur akademik sampai perguruan tinggi , tetapi
memaksakan masuk SMA. Dia tidak akan lulus UAN karena sulit mengikuti

6
pelajaran di SMA. Tanpa lulus UAN mustahil bisa sampi perguruan tinggi. Pada
akhirnya mereka akan menjadi pengangguran karena peljaran SMA tidak memberi
bekal untuk bekerja.

5. Wacana Persuasi
a. Pengertian wacana persuasi
Dalam buku Gorys Keraf (2010:118) ia mengemukakan persuasi adalah suatu
seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu
yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang.
Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu,
maka persuasi dapat dimasukkan dalam cara-cara mengambil keputusan.
Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara
umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau
perorangan.
Isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau
mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan,terutama majalah dan Koran .
b. Contoh wacana persuasi
Contoh 1:
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas
dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang
di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita
masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.
Contoh 2:
Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang
akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi
kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu
sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu,
buanglah sampah pada tempat sampah.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Wacana adalah sebuah tulisan yang teratur menurut urut-urutan yang semestinya atau
logis. Dalam wacana setiap unsur-unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan.
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, Wacana dibedakan menjadi wacana narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentatif, dan persuasi.
1. Narasi adalah cerita yang didasarkan pada urut-urutan suatu kejadian atau peristiwa.
Narasi dapat berbentuk narasi ekspositoris dan narasi imajinatif.
2. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan, dan pengalaman penulisnya.
3. Eksposisi adalah karangan yang memaparkan atau menjelaskan secara terperinci
(memaparkan) sesuatu dengan tujuan memberikan informasi dan memperluas
pengetahuan kepada pembacanya.
4. Argumentasi ialah karangan yang berisi pendapat, sikap, atau penilaian terhadap suatu
hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan pernyataan-pernyataan yang logis.
5. Persuasi ialah wacana yang bertujuan mempengaruhi penerima pesan agar melakukan
tindakan sesuai yang diharapkan penyampai pesan. Untuk mernpengaruhi ini,
digunakan segala upaya yang memungkinkan penerima pesan terpengaruh
B. SARAN
Mahasiswa di tuntut untuk lebih dalam mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia.
Karena dengan itu dapat menambah wawasan kita. Misalnya dalam pembuatan suatu
wacana, kita tidak keliru lagi. Lebih memahami unsur-unsur yang menyangkut tentang
wacana.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://massofa.wordpress.com/2008/01/14/kajian-wacana-bahasa-indonesia/
http://wiwiklistiawati.blogspot.com/2011/06/wacana-bahasa-indonesia.html
http://dahlanbersabar.blogspot.com/2011/02/makalah-wacana-bahasa-inodonesia.html
http://rajul-al.blogspot.com/2012/01/makalah-wacana-sastra-bahasa-indonesia.html
http://beningembun-apriliasya.blogspot.com/2010/10/pengertian-wacana-dan-macam-
macamnya.html
http://satrianiallahuakbar.blogspot.com/2011/11/makalah-bahasa-indonesia-wacana.html
Alwi, hasan dkk 1988 tata bahasa bakau BAHASA INDONESIA, Jakarta. balai pustaka
pengunjung di 11:44:00 PM

Anda mungkin juga menyukai