BENAR
Disusun oleh :
1.Riska Aditia:12111321390
2.Winda Asmarani:12111321962
3.Wonszu Fatham Mubina:12111314139
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb…
Segala puji dan syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Makalah yang berjudul “Pengunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
” Ini sebagai pemenuhan tugas dari Dosen Pengampu Bahasa Indonesia.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan bagi pihak
yang membutuhkan, Amin.
ii
Pekanbaru, 16 september 2021
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................... 1
L. Belakang .......................................................................................... 1
R. Masalah .......................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................... 3
Pengertian .......................................................................................... 3
Tata Cara .......................................................................................... 5
Manfaat .......................................................................................... 9
BAB III .......................................................................................... 11
Kesimpulan .......................................................................................... 11
Saran .......................................................................................... 11
Daftar Pustaka .......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara
luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin
secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang baik itu.
Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat
bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku
atau bahasa Indonesia yang benar. Bahasa Indonesia yang baku dan bahasa
indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud
dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa
indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
C. Tujuan
2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Mengetahui cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan
terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke
atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang
baik perlu memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya .(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988, halaman 20).
4
menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah
gagasan yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.
Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan
dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi.
Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau
dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua
bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau
cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti,
dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita,
dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lainlain,
menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan
kata, kaidah penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah –
kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak
benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti
kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan
dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang
perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
5
2. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana
tempat, atau waktu bahasa
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik
dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya
dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita
menggunakan bahasa Indonesia yaitu :
1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang
meliputi :
Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan
oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam
fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinankemungkinan, bunyi-
bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.
6
Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah
terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang
lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain
itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan
orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa
Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang
gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali
kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu
pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan
subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian
kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk
kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam
pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama
ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja,
predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.
3. Kosakata,
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut
untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis
maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan
bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap
itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak
dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini
disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan
memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan
bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh
melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan
7
penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas
pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan)
atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi
atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan
bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
4. Ejaan,
8
yang digunakan. Dari sistem ejaan juga penting untuk mengatur pengunaan
bahasa dan peraturan berbahasa.
5. Makna
9
(Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh
orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang
lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil
pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak
sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan
memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang
lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang
komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan
tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti
oleh masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami
dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas,
rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum.
Sebaliknya, kata-kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa
kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.
10
masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara berbahasa tertentu selain
berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan
adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu,
kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan
kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada
orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di
lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau
orang-orang yang kita hormati.
Bahasa Indonesia yang baku adalah bentuk bahasa yang telah mengalami
proses standardisasi, yaitu tahap menegagakan tata bahasabahasa dan kamus
normatif. Penetapan bahasa baku biasanya melibatkan kodifikasi norma
kebahasaan dan sistem ejaan, serta penerima konvensi ini oleh khalayak umum.
Contoh kata baku abjad, akhirat, aktif dan lain lain.
sesuai dengan kaidah bahasa yang ada. Kata tidak baku juga memiliki ejaan yang
tidak sesuai dengan KBBI. Kata tidak baku biasanya muncul karena adanya
kebiasaan menggunakan kata yang salah baik dalam penulisan maupun pengucapan.
Contoh bahasa tidak baku abjat, akherat, aktip dan lain lain.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat
mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.
12
B. Saran-Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:
Balai Pustaka
2. Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress
3. Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia
4. Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
5. Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar.
Jakarta: Pustaka Jaya
6. Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2
LPTK
7. Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
8. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
9. Prihartini, Niniek. Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya
Compugrafi
10. Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam
13
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Mitra Gama Widya
11. Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu 12.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
14