Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

“OPINI PUBLIK DAN KAITAN PUBLIK DENGAN HUBUNGAN MASYARAKAT”

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan Publik

Dosen Pengampu : Ibu Khoirin Nisai Shalihatii, M.A

Disusun oleh :

Siti Rahmawati Nahari 43020200017

Nur Bagus Aliyudin 43020200047

Ayu Setyo Rini 43020200063

MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apapun. Tidak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak. Penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk menjelaskan tentang Opini Publik berkaitan dan Kaitan
Publik dengan Hubungan Masyarakat. Serta menambah wawasan para pembaca dan juga
untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pelayanan Publik. Tak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Khoirin Nisai Shalihatii, M.A selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Pelayanan Publik.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Khoirin Nisai Shalihatii, M.A yang telah
membimbing kami, dan juga teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami selaku penulis makalah, sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya, baik berupa materi pembahasan
maupun tekhnik penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Salatiga, 27 Februari 2022

Kelompok 01
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………….1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………4

A. Latar Belakang……………………………………………………………………….4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………4

C. Tujuan ………………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………5

A. Pengertian Publik……………………………………………………………………5

B. Opini Publik…………………………………………………………………………7

C. Publik dalaam kaitannya dengan hubungan masyarakat……………………………13

BAB III PENUTUP………………………………………………………..………….14

A. Kesimpulan……………………………………………………………….…….…..14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...……….15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia sejak dini dilahirkan mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya.
Naluri ini merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk memenuhi
kebutuhan hidup lainnya, yaitu kebutuhan afeksi, kebutuhan inklusi, dan kebutuhan kontrol.
Upaya manusia tidak lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya nya, manusia membutuhkan orang lain. Oleh karena
itu, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi sosial yang menjadi syarat
utama terjadinya aktivitas sosial ini merupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi
sosial menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok, atau antara individu dan
kelompok.

Selain faktor pemenuhan kebutuhan, ada juga beberapa faktor yang menjadi dasar
berlangsungnya suatu proses interaksi sosial, yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, simpati,
empati, dan motivasi.

Interaksi sosial terjadi jika masing-masing pihak sadar akan kehadiran pihak lain. Jadi
walaupun orang-orang saling bertatap muka tetapi tidak saling berbicara tetap terjadi
interaksi sosial. Lantas sejauh manakah peran interaksi sosial terhadap pembentukan pola
keteraturan dan dinamika kehidupan sosial masyarakat?

1.2. Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Publik?

2. Apa yang dimaksud Opini Publik (Pendapat Umum)?

3. Apa saja Publik dalam kaitannya dengan hubungan masyarakat?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Pengertian Publik

2. Untuk mengetahui Opini Publik (Pendapat Umum)


3. Untuk mengetahui Publik dalam kaitannya dengan hubungan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Publik

Pada dasarnya kata publik tidak asing bagi kita karena hampir setiap hari kita mendengar
kata public dari berbagai media massa, seperti televisi, radio, surat kabar (koran), tabloid, dan
majalah. Kata publik sebenarnya identik dengan masyarakat. Namun, dalam pembahasan ini
akan dijelaskan definisi atau pengertian publik menurut ahli atau pakar sehingga definisi atau
pengertian publik tersebut dapat diterima dengan berbagai pihak.

Public adalah "kumpulan" orang yang memiliki minat dan kepentingan yang (interest) sama
terhadap suatu isu atau masalah. Public juga dapat dibedakan dengan kerumunan (crowd).

Public bersifat lebih rasional dengan kerumunan yang bersifat emosional. Ogburnbdan
Nimkoff menyatakan bahwa public ditandai oleh adanya suatu isu yang dihadapi dan
diperbincangkan oleh sekelompok orang dan memunculkan opini mengenai isu tersebut.
Public menganggap isu tersebut penting atau kontroversial sehingga terjadi proses diskusi di
dalamnya.1

Selanjutnya, publik dapat dibedakan dengan generall public dan spesial public. Misalnya
dalam menghadapi suatu isu mengenai olahraga terdapat pabrik olahraga secara umum dan
ada yang memandang secara khusus menurut cabang olahraga yang spesifik, seperti
badminton, sepak bola, dan sebagainya.

Dapat dibedakan bola antara generator public opinion dengan pendapat public awam dan elit
public opinion, yaitu golongan elit yang karena pendidikan atau posisinya, mereka
mempunyai keterkaitan dengan isu tertentu. Dengan demikian, opini publik tidak dapat
begitu saja diartikan sebagai pendapat umum. Public tidak berarti umum, tetapi ditentukan
dengan adanya kesamaan minat dan kepentingan terhadap suatu hal.

Public berbeda dengan crowd. Public dapat berada di manapun, sedangkan crowd berada di
suatu tempat, terkonsentrasi, atau berkumpul/ berkerumun. Crowd dapat kita temukan,
misalnya di jalanan. Jika kita melihat sekelompok orang yang berkumpul, bergerombol,
melihat-lihat apa yang ditawarkan seorang tukang obat, itu adalah crowd.

1
Nasution,Zulkarnaen,1990,Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta:Yudhistira,hlm.94
Pengertian publik, menurut Yulianita (1996), dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu
pengertian publik secara kuantitatif, geografis, psikologis, dan sosiologis.2

a. Pengertian Publik Secara Kuantitatif

Secara kuantitatif public ditandai dengan jumlah dari public itu. Dengan demikian, public
itu lebih dari satu orang yang mempunyai minat yang sama mengenai suatu masalah sosial.
Misalnya, dua orang atau lebih (yang memperhatikan atau memiliki minat dan kepentingan
terhadap isu atau masalah) yang menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dan
pembelian pesawat Sukhoi.

b. Pengertian Publik Secara Geografis

Public diartikan sebagai sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama di suatu tempat.
Dengan demikian, public ditandai dengan wilayah tempat pabrik berada atau bertempat
tinggal serta mempunyai minat yang sama mengenai suatu permasalahan sosial. Misalnya,
public yang terdiri atas warga dan pedagang di Bali memiliki kesamaan minat terhadap kasus
peledakan bom di Bali. Public di Bandung Jawa barat memiliki keinginan untuk mengikuti
proses pencalonan dan pemilihan gubernur Jawa barat. Public di Aceh sangat berminat
terhadap masalah operasi militer di Aceh dan lain sebagainya.

c. Pengertian Publik Secara Psikologis

Secara psikologis public diartikan sebagai orang-orang yang menaruh perhatian yang sama
terhadap suatu masalah yang sama, tetapi tidak bersangkut paut dengan tempat mereka
berada. Dengan demikian, walaupun secara fisik tidak terlihat menyatu dalam sebuah
kelompok, secara psikologis mereka disatukan dengan kepentingan yang sama.

Publik di sini bukan didasarkan pada sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama di
suatu tempat yang sama (public secara geografis). Misalnya, kasus peledakan bom di Bali
ternyata tidak hanya diperhatikan oleh para pedagang di Bali, tetapi public di seluruh dunia.
Contoh lain, orang-orang Indonesia, Malaysia, Afghanistan, Palestina, dan di belahan dunia
lainnya yang menaruh perhatian dan mengikuti peristiwa agresi Amerika ke Irak. Mereka
disatukan oleh adanya kesamaan perhatian meskipun tempat mereka berbeda. Satu contoh
lagi, public di berbagai wilayah Indonesia "disatukan" secara psikologis karena sangat intens

2
Yulianita,Neni,1999,Dasar-dasar Public Relations, Bandung:Alqaprint,hlm.2-4.
mengikuti pemberitaan tentang biaya pendidikan PTN (jalur khusus) yang begitu mahal, dan
lain-lain.

d. Pengertian Publik Secara Sosiologis

Secara sosiologis public ditandai dengan adanya kelompok individu yang mempunyai minat
atau keinginan yang sama kehendak untuk memecahkan masalah secara bersama-sama serta
mencapai tujuan secara bersama pula misalnya public yang berharap agar kasus pencairan
harta karun di Bogor diselesaikan di pengadilan secara tuntas menurut mereka dan sayuran
harta itu telah merusak situs sejarah di Bogor dan itu melanggar hukum.

Definisi atau pengertian public lainnya adalah jumlah orang yang mempunyai minat sama.
3
terhadap suatu persoalan akan tetapi mempunyai minat yang sama tidak berarti mempunyai
pendapat yang sama dengan demikian publik adalah sejumlah orang yang berminat dan
merasa tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat mencari jalan keluar dengan
mewujudkan tindakan yang konkret.

2.2. Opini Publik (Pendapat Umum)

1. Memahami Pendapat Umum (Opini Publik)

Opini publik berasal dari bahasa Inggris, yaitu public opinion yang kemudian disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia.

Pendapat umum (opini publik) merupakan akumulasi Citra yang tercipta atau diciptakan oleh
proses komunikasi dalam pendapat umum sering terjadi pergeseran Citra yang sangat
bergantung pada siapa saja yang terlibat dalam proses komunikasi.

Menurut William albig pendapat umum adalah hasil interaksi antar orang dalam suatu
kelompok adapun emory mengartikan pendapat umum sebagai hasil pengintegrasian
pendapat berdasarkan diskusi yang dilakukan dalam masyarakat demokratis.4

Selanjutnya pabrik diartikan sebagai sekelompok orang yang menaruh perhatian terhadap
masalah yang dilontarkan melalui media massa dan ikut serta dalam proses diskusi yang
intensif untuk mencari solusi yang dihadapi untuk kepentingan orang banyak.

3
Djunasih,Sunarjo,1984,Opini Publik, Yogyakarta: Liberty,hlm.32.
4
Anwar Arifin,1991, Strategi Komunikasi, Bandung:Armico,hlm.23.
Menurut kimball young public tidak mensyaratkan adanya temu muka atau Hubungan
langsung ia menambahkan bahwa pabrik adalah sejumlah orang yang terpencar dan
memberikan reaksi terhadap suatu stimuli.5

Beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar berkaitan dengan pendapat
umum adalah:

a. Berita yang banyak diketahui dan dipermasalahkan oleh masyarakat.

b. Pendapat mayoritas masyarakat.

c. Pikiran orang yang banyak yang menjadi bahan perdebatan.

d. Pendapat orang banyak yang dikumpulkan jadi satu setelah di musyawarahkan.

e. Pendapat anggota masyarakat yang disampaikan melalui media komunikasi.

f. Pendapat orang banyak yang disampaikan untuk kepentingan bersama.

Dalam konteks kegiatan humas dan yang perlu diketahui oleh seorang petugas humas
pendapat umum adalah:

a. Pendapat yang disuarakan oleh orang-orang pemerintah dengan organisasi yang berkenan.

b. Pendapat kelompok elit yang disebabkan kompetensi pendidikannya.

c. Pendapat organisasi mengenai isu yang bisa memberikan pengaruh terhadap proses
pengambilan keputusan.

d. Pendapat yang disampaikan kepada pemerintah atau lembaga-lembaga yang berkenan.

e. Pendapat terhadap masalah yang berhubungan dengan pemerintah atau organisasi.

Arifin lebih lanjut menyimpulkan bahwa opini publik adalah:6

a. Pendapat, sikap, perasaan, ramalan, pendirian, dan harapan rata-rata individu kelompok
dalam masyarakat tentang suatu hal yang berhubungan dengan kepentingan umum atau
persoalan sosial.

5
Hartono,1966, Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis,
Yogyakarta: Andi,hlm.45.
6
Anwar Arifin ,loc.cit.,hlm.26.
b. Hasil interaksi diskusi atau penilaian sosial antar individu tersebut yang berdasarkan
pertukaran pikiran yang sadar dan rasional yang dinyatakan baik lisan maupun tulisan.

c. Isu atau masalah yang di diskusikan dari hal-hal yang disebarkan oleh media massa.

d. Hanya dapat berkembang pada negara-negara yang menganut paham demokrasi (paham
yang memberikan kebebasan pada warganya untuk menyatakan pendapat dan sikap).

2. Unsur-unsur Pendapat Umum (Opini Publik)

Pada prinsipnya, opini publik tidak berarti harus merupakan pendapat bulat dari semua
orang, melainkan pendapat mayoritas. tetapi bisa juga hanya pendapat minoritas, bahkan bisa
jadi hanya merupakan pendapat seorang elit atau influential minority.

Untuk itu Arifin menyatakan bahwa opini publik sering kurang memiliki tiga unsur berikut: 7

a. Isu yang aktual, penting, dan menyangkut kepentingan pribadi kebanyakan orang dalam
masyarakat atau kepentingan umum, yang disiarkan melalui media massa.

b. Sejumlah orang yang mendiskusikan isu tersebut, yang kemudian menghasilkan kata
sepakat mengenai sikap, pendapat, dan pandangan mereka.

c. Pendapat tersebut selanjutnya diekspresikan atau dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan,
dan gerak-gerik.

3. Konteks Kerja Pendapat Umum

Beberapa konteks kerja pendapat umum adalah sebagai berikut:

a. Memperbaiki citra baru, tetapi membentuk citra baru relatif mudah dilakukan bagi produk-
produk inovatif yang sebelumnya tidak dikenal masyarakat

b. Mempertahankan citra yang telah terbangun. Mempertahankan citra lebih sulit daripada
membangun citra.

Memperbaiki citra yang terpuruk. Ketidakpercayaan publik pada perusahaan memicu


perusahaan untuk mengembalikan kepercayaan tersebut.

d. Menguatkan citra karena kekuatan bersaing. Citra ternyata bisa menurun bukan karena apa
yang diperbuat, melainkan karena semakin kuatnya citra pesaing. Menguatkan atau
7
Ibid.,hlm.35.
mempertahankan citra ketika berada di puncak. Dalam kondisi ini yang perlu dilakukan
adalah sekadar mengingatkan publik bahwa kita masih eksis.

4. Prinsip-prinsip Pendapat Umum

Hadley Cantril, pakar humas dan pendapat umum Amerika Serikat, mengemukakan beberapa
prinsip pendapat umum sebagai berikut.

a. Pendapat umum sangat peka terhadap kejadian yang bersifat luar biasa.

b. Kejadian yang bersifat luar biasa akan mengguncang pendapat umum untuk sementara
waktu. c.Pendapat umum dinyatakan dalam bentuk ucapan atau sikap yang dapat
diinterpretasikan.

d. Orang mudah terpengaruh sepanjang anggota masyarakat belum berstruktur. 8

Ada beberapa implikasi dari pendapat umum, yaitu:

A.menyejajarkan fungsinya dengan standar normatif;

B. menghilangkan karakter individu dalam lingkungan sosialnya;

C. menjadi sumber ketakutan bagi kalangan minoritas apalagi jika jumlahnya sangat sedikit.

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam menganalisis pendapat umum, yakni dengan
melakukan penelitian dan promosi.

A. Penelitian berusaha mengetahui isu-isu tertentu.

B.Analisis pendapat umum yang berhubungan dengan promosi dimaksudkan untuk


memberikan pendidikan dan kesadaran seseorang tentang pendapat umum tersebut.

5. Syarat Terbentuknya Pendapat Umum (Opini Publik)

Syarat terbentuknya suatu pendapat umum adalah demokrasi, yaitu kebebasan menyatakan
pendapat atau kebebasan bersuara. Pendapat umum bisa direncanakan dan tidak
direncanakan.9

Pendapat umum yang tidak direncanakan muncul karena tidakada tujuan dan target tertentu.

8
Cantril, Hadley, Hazel Gaudet,and Herta Herzog, 1945, The Invasion from Mars:a Study in the Psychology of
Panic, Princeton University Press,hlm.423.
9
Nuruddin,2001,Komunikasi Propaganda. Bandung: Remaja Rosdakarya,hlm.45.
Pendapat umum yang direncanakan melibatkan organisasi, media, dan target tertentu yang
menjadi sasaran sudah benar-benar dipersiapkan. Pembentukan pendapat umum melalui
proses berikut:

A. ketidakpuasan terhadap sesuatu yang memerlukan perbaikan;

B. ketidakpuasan tersebut menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat;

C.masalah tersebut mendesak penyelesaiannya;

D. diperlukan pengambilan keputusan dalam penyelesaiannya.

6. Faktor-faktor Terbentuknya Pendapat Umum (Opini Publik)

Ada tiga faktor yang dapat membentuk pendapat umum menurut D.W. Rajeki (Ruslan, 1999)
yang dikenal dengan istilah ABC of Attitude, yaitu sebagai berikut.

a . Komponen A: affect (perasaan atau emosi). Komponen ini berkaitan dengan rasa senang,
suka, sayang, takut, benci, dan sebagainya. Kemudian, komponen afektif tersebut merupakan
evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek emosional) untuk
menghasilkan penilaian, yaitu baik atau buruk.

b. Komponen B; behaviour (tingkah laku). Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku
atau perilaku seseorang, misalnya bereaksi untuk memukul, menghancurkan, menerima,
menolak, dan sebagainya. Jadi, merupakan komponen untuk menggerakkan seseorang secara
aktif untuk melakukan tindakan atau berperilaku atas suatu reaksi yang sedang dialaminya.

c. Komponen C: cognition (pengertian atau nalar). Komponen kognisi berkaitan dengan


penalaran seseorang untuk menilai suatu informasi, pesan, fakta, dan pengertian yang
berkaitan dengan pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian dari
seseorang berdasarkan penilaian atau rasio atau kemampuan nalarnya. Artinya, kognitif
tersebut. merupakan aspek kemampuan intelektualitas seseorang yang berhubungan dengan
ilmu pengetahuan.10

Sehubungan dengan pentingnya opini publik di dalam masyarakat, ada beberapa hal yang
perlu diketahui tentang pengaruh dan sifatnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Ruslan
(1999), antara lain:

10
Ruslan,loc.cit.,hlm.42.
a.opini publik dapat memperkuat undang-undang/peraturan-peraturan. Hal ini karena tanpa
dukungan opini publik, undang-undang tersebut tidak akan jalan;

b. opini publik merupakan pendukung moriel dalam masyarakat;

c. opini publik adalah pendukung eksistensi lembaga-lembaga. sosial.11

Dalam kaitannya dengan kebijakan public, Hennessy (1990). menyatakan proses pendapat
kebijakan (opinion-policy process), yaitu cara yang di dalamnya tercakup hal-hal yang
dipikirkan rakyat berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan pemerintah tidak dimaksudkan
untuk gagasan yang lebih rumit. Sekalipun sederhana, definisi ini mengandung semua
pertanyaan yang timbul pada semua pikiran. Ternyata bahwa pada pandangan pertama
hubungan antara pendapat umum dan kebijakan pemerintah merupakan suatu hal yang
sederhana dalam masyarakat demokrasi.12

7. Proses Pembentukan Opini Publik

Moore berpendapat bahwa akar dari proses pembentukan opini adalah sikap (attitude). Sikap
adalah perasaan atau suasana hati seseorang mengenai orang, organisasi, persoalan, atau
objek.

Sikap menggambarkan predisposisi seseorang untuk mengevaluasi masalah kontroversional


dengan cara menyenangkan ataupun tidak menyenangkan. Secara singkat, sikap adalah cara
untuk melihat situasi. Sikap yang diungkapkan adalah opini.

Latar belakang kebudayaan, ras, dan agama sering menentukan sikap seseorang. Sama halnya
dengan R.P. Abelson bahwa proses pembentukan opini seseorang dan publik berkaitan erat
dengan sikap mental (attitude), persepsi (perseption), yaitu proses pemberian makna dan
hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief).

Menurut Sunarjo (1984), opini, sikap, perilaku, tidak dapat dipisahkan. Ada beberapa konsep
tentang opini, yaitu sebagai berikut.

a. Opini atau pendapat merupakan jawaban terbuka (overt) terhadap suatu persoalan atau isu
ataupun jawaban yang dinyatakan berdasarkan kata-kata yang diajukan secara tertulis
ataupun lisan.

11
Ibid.,hlm.45.
12
Hennessy,Bernard, 1990, Pendapat umum,Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga,hlm.53.
b. Sikap atau attitude adalah reaksi seseorang yang mungkin sekali terbuka/terlihat, tetapi
tidak selalu dimaksudkan untuk dinyatakan/diperlihatkan. Oleh karena itu, sikap atau attitude
dinyatakan reaksi yang tertutup (covert).

c. Biasanya sikap seseorang mencerminkan pendapatnya secara implisit (dari bahasa Latin
implicite, artinya meskipun belum atau tidak disebut, sudah termasuk di dalamnya).

d. Opini merupakan pernyataan yang diucapkan atau tertulis/ tulisan maka sikap atau attitude
merupakan kecenderungan untuk

e. Opini dianggap sebagai jawaban lisan pada individu yang memberikan respon (tanggapan)
pada stimulus dalam situasi / keadaan yang pada umumnya diajukan suatu pertanyaan.

f. Keyakinan merupakan sikap dasar seseorang yang bertujuan mencapai cita-citanya,


memecahkan suatu persoalan, ataupun mewujudkan suatu rencana.13

Perubahan opini dapat terjadi apabila ada faktor ataupun data serta pengalaman yang baru,
yang menjelaskan bahwa dengan jangka waktu lama, masyarakat dapat menerima ide mula
mula ditolaknya,semua pembentukan opini didasarkan pada pengalaman pribadi dan
pengalaman orang secara langsung atau tidak langsung diketahui oleh individu dan terkenal
sebagai frame of refernce.

Ada bermacam-macam opini, yaitu

a. Opini yang berisi atau berwujud ide/gagasan

b. Opini keyakinan/ideologi

c. Opini yang berupa pemikiran.

Bentuk opini lain yang sifatnya lebih kuat ditengah kehidupan masyarakat adalah opini
umum. Opini umum berakar pada tradisi serta data istiadat, berkembang dari dahulu hinggap
sekarang dan telah diterima sebagaimana adanya tanpa kesadaran dan kritik dari generasi
lama oleh generasi muda.

Opini umum biasanya berdasarkan nilai dan norma norma yang berwujud sanksi sosial
sehingga jika dipersoalkan, berarti memperkenalkan kaidah kaidah sosial yang pada
dasarnya tidak dapat dipersoalkan lagi karena telah diterima menurut tradisi dan adat istiadat,

13
Sunajo,Djoenasi, loc.cit.,hlm.46.
contoh opini umum adalah adanya opini yang mendukung monogami diberbagai negara
ataupun sebaliknya.

Dengan demikian, opini umum merupakan iklim sosial yang sebagian besar bersumber pada
opini persona, opini kelompok, dan opini publik. Sekalipun menatap dan bersifat statis.
Apabila ada peristiwa yang cukup menggoncangkan ataupun rasangan hebat dari luar
sehingga menimbulkan masalah yang kontroversial. Opini umum menjadi opini publik yang
dinamis, bahkan opini publik yang agresif.

Sebaliknya opini publik yang menetap dan solid/padat atau opini publik yang mantap lama
kelamaan akan meresap serta pada akhirnya menjadi nilai dan norma norma dan dapat
dirasakan sebagai suatu iklim sosial dan selanjutnya akan menjadi opini umum.

Jackson Baur, seorang pakar pendapat umum Amerika menyebutkan 3 proses pembentukan
pendapat umum, yaitu tingkah laku massa, situasi kontroversial dan dilakukan secara
melembaga.

2.3. Publik dalam Kaitannya dengan Hubungan Masyarakat

Pada dasarnya humas adalah kegiatan untuk membangun hubungan antar dua pihak yang
disadari oleh rasa saling percaya, mengerti dan memengaruhi. Gejala humas adalah hubungan
yang dibangun untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia.

Publik dalam kaitannya dengan humas adalah sekelompok orang yang memiliki kepentingan
dengan suatu organisasi. Publik yang kita kenal dalam dua bagian.

1. Publik Internal dan Eksternal Organisasi

a. Publik Internal Organisasi

Menurut Onong U. Effendy, publik Internal Organisasi/ perusahaan adalah para karyawan
(employee) dan para pemegang saham (stockholder). Berdasarkan pengelompokan itu ,
terjadi hubungan khusus. Yaitu "hubungan dengan karyawan" (employee relations) dan
"hubungan dengan pemegang saham" (stockholder relations).14

b. Publik Eksternal dari Organisasi

14
Effendy, Onong Uchjana,1993.Human Relation and Public Relations, Bandung : Mandarmaju, hlm.132.
Publik Eksternal dari Organisasi adalah semua masyarakat yang berada diluar
perusahaan,baik secara geografis maupun administratif.

Komunikasi dengan publik Eksternal dapat diselenggarakan dengan cara :

1). Personal contact (kontak pribadi)

2). Press relenses;

3). Press relations;

4). Press coverence & press briefings;

5). Publicity;

6). Radio dan televisi;

7). Film;

8). Media komunikasi dan informasi lainnya.

Tujuan hubungan eksternal adalah menjaga kredibilitas perusahaan dan mengupayakan agar
politik eksternal perusahaan memberi opini yang positif terhadap perusahaan/organisasi
tersebut.

2. Hubungan Internal dan Eksternal Komunikasi Organisasi

a. Pengertian komunikasi organisasi

Komunikasi dalam organisasi adalah proses penyampaian informasi,ide-ide diantara anggota


organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.15

Komunikasi dalam organisasi merupakan kegiatan internal dalam organisasi. akan tetapi,
dalam praktiknya, kegiatan komunikasi dalam organisasi itu dapat melampaui batas batas
organisasi itu sendiri.

Masalah komunikasi dalam organisasi menyangkut dua segi, yaitu masalah komunikasi dan
masalah organisasi. Semua masalah yang timbul dalam organisasi, dapat segera diatasi
apabila komunikasi yang berlangsung dalam organisasi berjalan dengan baik.

b. Komunikasi (hubungan) internal


15
Wursanto,Ignatius,2003, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta:Andi, hlm.43.
Hubungan terpenting dalam organisasi adalah hubungannya dengan karyawan disemua level.
Istilah public internal dan karyawan mengacu pada, baik manager maupun orang orang yang
menjadi bawahan nya.

Menurut Alvie Smith, organisasi akan hilang sebagian besar potensi sumber daya
manusianya. Karena tidak memprioritaskan komunikasi dua arah yang efektif yang
merupakan landasan untuk hubungan manajemen karyawan dan kinerja. Pekerjaan secara
keseluruhan. Hal ini disebut juga konsekuensi akibat "kemalasan dalam kerja". 16

c. Komunikasi hubungan eksternal adalah merupakan komunikasi yang dilakukan untuk


memelihara dan membina hubungan yang harmonis dengan pelanggan, pemerintah, pers, dan
lain lain kelompok diluar organisasi.17

Salah satu tujuan eksternal adalah mempererat hubungan dengan orang orang diluar
badan/Instansi sehingga terbentuk opini publik tang menguntungkan organisasi. Bagi suatu
organisasi/instansi. Hubungan baik dengan publik diluar perusahaan nya merupakan suatu
keharusan yang mutlak.

BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Salah satu tujuan komunikasi politik saat ini adalah pembentukan opini publik. Hal ini
ditambah bahwa sekarang manusia hidup di tengah-tengah era keterbukaan dan transparansi,
seperti contohnya di Indonesia dewasa ini. Komunikasi politik yang dilakukan para elit
politik tidak akan berjalan maksimal tanpa pembentukkan opini publik. Popularitas para
kandidat politik tidak akan naik jika tidak ditunjang oleh signifikannya opini dari publik

16
Cutlip,M.Scott & Center, H.Ellen. 1971,Effective Public Relations, London:Prentice Hall International
Inc,hlm.223.
17
Onong U. Effendy.loc.cit.,hlm.150.
terhadap mereka. Karena itu, komunikasi politik dan opini publik memeliki keterkaitan yang
erat karena keduanya saling menunjang. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode
deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dampak komunikasi politik,
opini publik, dan media terhadap perilaku masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
di era digital ini media adalah sarana paling efektif dalam pembentukkan opini publik. Selain
itu, partisipasi dan keterlibatan masyarakat di dalam dunia politik juga dipengaruhi oleh
proses komunikasi politik dan opini publik yang beredar di tengah-tengah mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Zulkarnaen,1990, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta: Yudhistira,hlm.94.

Yulianita,Neni,1999, Dasar-dasar Public Relations, Bandung:Alqaprint,hlm.2-4.

Djunasih,Sunarjo,1984, Opini Publik, Yogyakarta:Liberty,hlm.32.

Anwar Arifin,1991, Strategi Komunikasi, Bandung:Armico,hlm.23.

Hartono,1966, Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan
Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi,hlm.45.
Anwar Arifin ,loc.cit.,hlm.26.

Ibid.,hlm.35.

Cantril, Hadley, Hazel Gaudet,and Herta Herzog, 1945, The Invasion from Mars:a Study in
the Psychology of Panic, Princeton University Press,hlm.423.

Nuruddin,2001,Komunikasi Propaganda. Bandung: Remaja Rosdakarya,hlm.45.

Ruslan,loc.cit.,hlm.42.

Ibid.,hlm.45.

Hennessy,Bernard, 1990, Pendapat umum,Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga,hlm.53.

Sunajo,Djoenasi, loc.cit.,hlm.46.

Effendy, Onong Uchjana,1993.Human Relation and Public Relations, Bandung :


Mandarmaju, hlm.132.

Wursanto,Ignatius,2003, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta:Andi, hlm.43

Cutlip,M.Scott & Center, H.Ellen. 1971,Effective Public Relations, London:Prentice Hall


International Inc,hlm.223.

Onong U. Effendy.loc.cit.,hlm.150.

Anda mungkin juga menyukai