Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UAS

Disususn Guna Memenuhi Mata Kuliah Teori Kepemimpinan

Dosen pengampu: Dr.Budi Sunarso,S.Pd.,M.M.Pd.,MSi

Disusun oleh:

Umu fatmawati (43020200031)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021
CERAMAH 1

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pertama-
tama marilah kita panjatkan puja dan puji kehadiran Allah SWT yang mana telah
mempertemukan kita di sini dengan keadaan sehat wal afiat. Sholawat serta salam tak lupa
mari kita junjung tinggi kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bersama ahlul baitnya.
Alhamdulilah pada kesempatan ini saya akan sedikit memberikan penjelasan mengenai
makna pernikahan dalam islam.

Jamaah rohimakumullah,

Pernikahan merupakan ibadah yang agung,Pernikahan juga merupakan sunnahnya para nabi
dan rasul serta amalan orang-orang shaleh sebelum kita. Sebuah pernikahan akan semakin
bertambah nilainya dan juga semakin mendapat banyak keberkahan dan kemudahan dalam
menjalankannya apabila dihadirkan di hati kita dengan niat yang dituntunkan oleh Allah dan
Rasul-Nya. Dan sesungguhnya allah juga telah menciptakan hambanya berpasang-pasangan.:

Jamaah rohimakumullah,

Di antara niat pernikahan yang hendaknya dihadirkan di hati kita diantaranya yaitu

1. Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi yaitu pernikahan merupakan fitrah
manusia sehingga jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan aqad nikah
untuk menghindari perbuatan menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur yaitu tujuan utama dari disyari’atkannya
pernikahan dalam Islam di antaranya untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan
haram, yang dapat merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Dalam konsep
Islam, hidup sepenuhnya untuk mengabdi dan beribadah hanya kepada Allah dan berbuat
baik kepada sesama manusia.

Dari sudut pandang ini, rumah tangga adalah satu di antara lahan subur bagi peribadahan dan
amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain, bahkan berhubungan suami
isteri pun termasuk ibadah.
Jamaah rohimakumullah ,

Tujuan pernikahan di antaranya adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih, untuk
melestarikan dan mengembangkan bani Adam, sebagaimana firman Allah Yang terpenting
lagi dalam pernikahan bukan hanya sekedar memperoleh anak, tetapi berusaha mencari dan
membentuk generasi yang berkualitas, yaitu mencari anak yang shalih dan bertaqwa kepada
Allah. Maksudnya, Allah memerintahkan untuk memperoleh anak dengan jalan pernikahan.
Setiap orang selalu berdo’a agar diberikan keturunan yang shalih. Maka, jika ia telah
dikarunai anak, sudah seharusnya jika ia mendidiknya dengan benar.

Jamaah rohimakumullah,

Tentang tujuan pernikahan, Islam juga memandang bahwa pembentukan keluarga itu sebagai
jalan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang lebih besar yang meliputi berbagai aspek
kemasyarakatan yang akan mempunyai pengaruh besar dan mendasar terhadap kaum
muslimin dan eksistensi ummat Islam. oleh karena itu menikahlah karena menikah akan
menjauhkan kita dari perbuatan dosa dan juga menikah merupakan bagian dari ibadah.

Demikian sedikit sambutan yang dapat disampaikan sebelumnya mohon maaf jika ada salah
kata dalam berucap dan juga terimakasih atas partisipasinya diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Akhir kata, saya ucapkan Wassalamu'alaikum Warohmatullaahi
Wabarokaatuh

CERAMAH 2

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Alhamdulillah segala puji bagi Allah. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pertama-
tama marilah kita panjatkan puja dan puji kehadiran Allah SWT yang mana telah
mempertemukan kita di sini dengan keadaan sehat wal afiat. Sholawat serta salam tak lupa
mari kita junjung tinggi kepada Baginda Nabi Muhammad SAW bersama ahlul baitnya.
Jamaah rohimakumullah,

Pada kesempatan ini saya akan sedikit memberikan penjelasan mengenai Komitmen dalam
pernikahan. Komitmen dalam pernikahan sendiri melebihi komitmen dalam perjanjian
apapun. Islam memandangan pernikahan sebagai komitmen yang kokoh dan kuat dengan
Allah dan para nabi Nya. Oleh karena itu, suami istri harus bertanggung jawab untuk
menjaga komitmen yang diucapkan pada ijab kabul secara Islam. Menjaga komitmen berarti
berupaya merawat cinta dan kasih sayang yang telah Allah berikan ke dalam sanubari,
ketentraman akan dirasakan, tetapi sebaliknya, jika mengabaikan komitmen berarti menyia-
nyiakan anugerah yang telah diberikan sehingga ketentraman tidak pernah didapatkan.

Jamaah rohimakumullah,

Bila mengharapkan kebahagiaan dalam pernikahan, terdapat beberapa hal penting dalam
pernikahan yang harus segera disudahi agar hal itu tidak sampai menghancurkan pernikahan.

1.Kekerasan dalam rumah tangga yaitu seorang istri tidak berhak mendapatkan perlakukan
kasar dari suaminya. Suami dan istri adalah rekan yang saling membutuhkan. Oleh karena itu,
berbagai macam bentuk kekerasan dalam rumah tangga baik yang dilakukan secara fisik
maupun kata-kata harus segera dihentikan. Kekerasan di dalam rumah tangga sangat tidak
manusiawi dan itu sangat mengerikan.

2.Perselingkuhan merupakan sebuah pengkhianatan, ketika salah satu pasangan mengkhianati


rekannya. Tidak ada kebahagiaan sejati yang bisa dirasakan oleh mereka yang mengkhianati
pasangannya, kesenangan yang dirasakannya hanya bersifat sementara namun mengandung
dosa besar kebahagiaan sejati dalam rumah tangga hanya bisa diperoleh melalui sikap saling
setia.

3. Kurang komunikasi yaitu sebagai rekan dalam kehidupan pernikahan hendaknya suami
istri tidak mengabaikan pentingnya komunikasi. Melalui komunikasi yang baik segala macam
permasalahan serta kesalahpahaman akan bisa diatasi dengan baik

4.Ketidakjujuran hal ini merupakan ibarat membangun sebuah rumah di atas batu karang,
membangun sebuah hubungan yang sehat harus dilandasi kejujuran, tanpanya mustahil
kebahagiaan yang sejati dapat terwujud. Dalam sebuah pernikahan, kejujuran adalah batu
karang itu. Sikap saling terbuka di antara setiap pasangan tidak akan memberi peluang bagi
kecurigaan dan prasangka buruk tumbuh di dalam kehidupan pernikahan.
5.Sikap egois dan mementingkan diri sendiri merupakan sebuah hubungan pernikahan yang
setiap pasangan wajib untuk saling peduli dan memerhatikan satu sama lain. Segala bentuk
keegoisan dan sikap mementingkan diri sendiri dapat menghancurkan hubungan tersebut.
Dengan demikian, bila suami istri memiliki satu tujuan, tidak hanya suami istri yang
berbahagia tetapi juga seluruh anggota keluarga.

Jamaah rohimakumullah,

Telah disadari bersama bahwa komitmen adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan.
Komitmen adalah hal yang lebih berat dari sebuah janji dan tepat waktu. Komitmen berbicara
tentang seluruh aspek kehidupan manusia yang pada akhirnya berjalan beriringan dengan
pencapaian visi misi hidup dalam membangun sebuah keluarga. Tidak dipungkiri bahwa
komitmen dalam sebuah pernikahan jauh lebih rumit daripada komitmen sebuah pekerjaan.
Untuk menyempurnakan komitmen sebuah pernikahan perlu mengenal karakter masing-
masing. Oleh karena itu, pernikahan adalah penyatuan dua karakter manusia yang berbeda.
Pengenalan karakter ini tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sebentar. Butuh kesabaran
selama proses pengenalan karakter berlangsung. Tentunya, karakter besar dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang diyakini serta perilaku lingkungan terdekat.

Jamaah rohimakumullah,

Dengan begitu,dalam menciptakan sebuah komitmen diperlukan untuk mengenal karakter


masing-masing dan hal tersebut dapat dilakukan dengan cara Pemeliharaan kasih sayang.
Secara logika, antara karakter dan kasih sayang memiliki keterikatan yang tidak putus. Bila
kasing sayang terbangun sempurna, pengenalan karakter bukan hal sulit yang dilakukan.
Karena dalam upaya pengenalan karakter, dibutuhkan kasih sayang antara dua insan. Dalam
Islam telah dijelaskan dan ditegaskan bahwa suami memiliki tanggung jawab dan kewajiban
memberi nafkah kepada keluarganya. Namun selalu tidak menutup kemungkinan bagi istri
untuk membantu suami dalam kegiatan penataan ekonomi rumah tangga. Selama sesuai
dengan kesepakatan dan ketentuan syariah Islam yang ditetapkan. Selain itu juga bisa
dilakukan dengan cara Pembagian beban yaitu beban yang dimaksud adalah tanggung jawab
dalam keluarga. Bukan hanya hal nafkah menafkahi, namun kepada tanggung jawab dan
tugas dalam rumah tangga. Meski istri memiliki beban mengurusi rumah tangga dan anak-
anak, tetapi bukan berarti suami tidak memiliki tugas tersebut. Saling tolong menolong,
saling mengasihi, mengutamakan kepentingan orang lain, dan tentunya saling berbagi peran
dalam segala aspek kehidupan dalam rumah tangga. Seperti teladan yang telah ditunjukkan
Rasulullah dalam sebuah riwayat shahih, cara beliau bercengkrama dengan anak cucu,
menyapu rumah, bahkan menjahit baju yang koyak. Hal itu hanya beberapa contoh peran
sang istri yang Rasulullah SAW ambil alih sebagai salah satu pembagian tanggung jawab di
dalam rumah tangga.

Jamaah rohimakumullah,

Selain itu juga bisa dilakukan dengan cara Pembagian beban yaitu beban yang dimaksud
adalah tanggung jawab dalam keluarga. Bukan hanya hal nafkah menafkahi, namun kepada
tanggung jawab dan tugas dalam rumah tangga. Meski istri memiliki beban mengurusi rumah
tangga dan anak-anak, tetapi bukan berarti suami tidak memiliki tugas tersebut. Saling tolong
menolong, saling mengasihi, mengutamakan kepentingan orang lain, dan tentunya saling
berbagi peran dalam segala aspek kehidupan dalam rumah tangga. Seperti teladan yang telah
ditunjukkan Rasulullah dalam sebuah riwayat shahih, cara beliau bercengkrama dengan anak
cucu, menyapu rumah, bahkan menjahit baju yang koyak. Hal itu hanya beberapa contoh
peran sang istri yang Rasulullah SAW ambil alih sebagai salah satu pembagian tanggung
jawab di dalam rumah tangga.

Jamaah rohimakumullah,

Demikian sedikit sambutan yang dapat disampaikan sebelumnya mohon maaf jika ada salah
kata dalam berucap dan juga terimakasih atas partisipasinya diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya. Akhir kata, saya ucapkan Wassalamu'alaikum Warohmatullaahi
Wabarokaatuh.

Anda mungkin juga menyukai