Dosen Pengampu :
Apt. Putu Rika Veryanti, S.Farm. M.Farm-Klin.
Disusun oleh :
Apriliana Putri 18330029
Miranda Septiani Nurdindasari 18330036
Astri Aulia Azahra 18330055
Anggita Suci Rismawati 18330056
Maarif Nur Saputra 18330072
Indah Rosalia 18330085
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dan atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Diagnostik Klinik berupa makalah
“Pemeriksaan ginjal”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Terimakasih.
Penyusun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.3. TUJUAN
Ginjal pada umumnya adalah alat untuk menyaring sejumlah besar volume
darah dan melewatkan filtrat hasil saringan melalui tubulus yang panjang, dilapisi
oleh sel-sel yang dengan selektif mengangkut senyawa ke dalam dan keluar filtrat.
Sebagian besar pengangkutan selektif tersebut menyangkut penyerapan air dan solute
(bahan-bahan terlarut) dari filtrat, untuk digunakan kembali di dalam tubuh. Sebagian
lagi berupa sekresi aktif dari sel-sel kedalam filtrat. Hasil akhir dari semua proses ini
adalah urin yang bila semuanya berjalan baik, memuat tiap kelebihan air dan elektrolit
yang telah diminum, bersama-sama dengan produksi harian urea, asam urat, kreatinin,
dan produk sisa lainnya yang tak dibuang di tempat lain. (Mc Gilvery Goldstein, 1996
)
Terdapat kurang lebih satu juta nefron yang merupakan unit fungsional ginjal
dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
lengkung Henle, tubulus kontortus distalis dan tubulus kolektivus. Glomerulus
merupakan unit kapiler yang disusun dari tubulus membentuk kapsula Bowman.
Setiap glomerulus mempunyai pembuluh darah arteriola afferen yang membawa
darah masuk glomerulus dan pembuluh darah arteriola efferen yang membawa darah
keluar glomerulus. Pembuluh darah arteriola efferen bercabang menjadi kapiler
peritubulus yang memperdarahi tubulus. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat
pembuluh kapiler, yaitu arteriola yang membawa darah dari dan menuju glomerulus,
serta kapiler peritubulus yang memperdarahi jaringan ginjal.
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus tempat masuknya syaraf,
masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter dan
memiliki permukaan lateral yang cembung (Junquiera dan Carneiro, 2002). Sistem
pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks major, dan
pielum/pelvis renalis (Junquiera dan Carneiro, 2002).
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis
yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries
yaitu arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang–cabang dari arteri
lain, sehingga jika terdapat kerusakan salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya
iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya (Purnomo, 2003).
METODE ENZIMATIK
Metode-metode menggunakan Urease Urea + 2 H2O 2 NH4+
tahapan pertama yang sama + CO32-
Enzimatik GLDH coupled GLDH Digunakan pada banyak
peralatan otomatis sebagai
pengukuran kinetik
Indikator perubahan warna NH4+ + indikator pH Digunakan pada sistem
perubahan warna otomatis, reagen fi lm
berbagai lapisan, dan reagen
kering
Konduktimeter Konversi urea tidak Spesifik dan cepat
terinonisasi menjadi NH4 +
dan CO32- menghasilkan
peningkatan konduktivitas
METODE LAIN
Spektrometri massa Deteksi karakteristik fragmen Metode referensi yang
pengenceran isotop setelah ionisasi; kuantifi kasi disarankan
menggunakan senyawa yang
dilabel isotop
Wanita Dewasa Plasma atau serum 0,6-1,1 mg/dL (53-97 0,5-0,8 mg/dL (40-66
μmol/L) μmol/L)
Anak Plasma atau serum 0,3-0,7 mg/dL (27-62 0,0-0,6 mg/dL (0-52
μmol/L) μmol/L)
Metode kimia
Phosphotungstic acid Na2CO3OH Nonspesifik; memerlukan
Asam urat + H2 PW12O40 + O2 allantoin pengeluaran protein
+ tungsten blue + CO2
Metode enzimetik
Tahapan pertama yang Uricase Sangat spesifik
sama Asam urat + O2 + 2H2O allantoin +
CO2 + H2O
Spektrofotometri Penurunan absorbans pada 293 nm Hemoglobin dan xanthine
yang diukur berperan
Coupled enzymatic (I) Catalase Secara otomatis; mengurangi
CH3OH + H2O2 H2CO + 2H2O agen yang mengganggu
CH2O + 3C3H8O2 + NH3 senyawa
berwarna + 3H2O
Metode lain
Spektrometri massa Deteksi karakteristik fragmen setelah Metode referensi yang
pengenceran isotop ionisasi;kuantifikasi menggunakan diajukan
(IDMS) senyawa yang dilabel isotop
2. Pemeriksaan Cystatin C