Nim : 18330013
Kelas : B
UAS DIAGNOSTIK KLINIK
1. Perempuan berusia 18 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan mual muntah berat sejak 2 hari yang
lalu, suhu tubuh naik turun sejak semimggu terakhir dan mengalami nyeri perut. Hasil pemeriksaan
menunjukkan hasil sebagai berikut :
e. Apa yang dimaksud dengan positif & negative palsu pada diagnose demam tifoid?
Jawab :
Pada Tes Widal umumnya menunjukan hasil positif pada hari ke 5 atau lebih setelah
terjadinya infeksi bakteri Salmonella enterica serotype typhi. Oleh karena itu bila infeksi baru
berlangsung beberapa hari sering kali hasil tes Widal menunjukan hasil negatif dan menjadi
positif bilamana pemeriksaan diulang beberapa hari kedepan. Dengan demikian hasil tes Widal
negatif terutama pada beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan
terjadinya demam typhoid.
Tes Widal memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang rendah. Selain itu tes Widal dapat
menyebabkan hasil positif-palsu dalam mendiagnosis demam typhoid karena Salmonella enterica
serotype typhi samasama memiliki antigen O dan antigen H dengan Salmonella serotype lainnya
dan memiliki reaksi silang epitope dengan Enterobacteriace.
Pada tabel diatas terdapat tes untuk demam tifoid, pasien yang berusia 18 tahun, mengalami
keluhan dan dibawa kerumah sakit, dengan keluhan mual muntah berat sejak 2 hari yang lalu,
suhu tubuh naik turun sejak seminggu terakhir dan mengalami nyeri perut. Karena Pembentukan
aglutinin mulai terjadi pada akhir minggu pertama demam, serta terdapat puncak pada minggu
keempat dan tetap tinggi dalam beberapa minggu dengan peningkatan aglutinin O terlebih dahulu
bar diikuti aglutinin H Maka pada kasus diatas dinyatakan pasien memang sudah positif demam
tifoid yang disertai dengan data titer pada 2 minggu pemeriksaan yaitu terdapat titer 1/80 yang
positif dan juga titer 1/160 yang positif, serta pasien juga memengalami gejala lain berupa nyeri
peru
2. Pria berusia 59 tahun masuk rumah sakit dan didiagnosa hepatitis B. Dokter mencurigai adanya
indikasi kerusakan hati yang lebih lanjut pada pasien tersebut, sehingga melakukan pemeriksaan untuk
diagnosis sirosis hati. Hasil pemeriksaan lab ditunjukkan pada table berikut :
No Parameter Nilai
1 Total bilirubin (µmol/L) 28
2 Serum albumin (g/L) 32
3 Protrombone time/INR 2.3
4 Asites Ringan
5 hepatic encephalopathy Tidak ada
Pertanyaan :
a. Apa yang dimaksud dengan hepatitis B?
Jawab : Hepatitis B adalah penyakit yang menimbulkan peradangan pada organ hati dan biasanya
disebabkan oleh virus hepatitis B. Hepatitis B ditandai dengan peradangan kronik pada hati dan
berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah terjadi infeksi akut, karena
berlangsung sangat lama penyakit ini dapat bersifat persisten. Hepatitis B sangat beresiko terhadap
pasien yang menggunakan narkotika dan mempunyai banyak pasangan seksual. Gejala yang
ditunjukkan oleh penyakit adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah namun jarang
ditemukan demam
h. Tentukan klasifikasi sirosis yang dialami pasien di atas dengan Chill-Pugh score!
Jawab :
Total skor Chill-Pugh score pasien diatas adalah 8, dimana jumlah ini masuk kedalam Chil B
(Skor 7-9) yang dimaksudkan kedalam golongan sirosis dekompensata. Pasien dengan klasifikasi
Child-Pugh kelas B maka mempunyai angka kelangsungan hidup 80%.
i. Apa yang dimaksud dengan SGOT, SGPT, total bilirubin, serum albumin, Pro trombone time,INR,
asites, hepatic encephalopathy pada table di atas?
Jawab :
a. SGOT : merupakan enzim yang sebagian besar ditemukan dalam otot jantung dan hati,
sementara dalam konsentrasi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal,dan pankreas.
b. SGPT : Serum Glutamate Piruvat Transferase (SGPT), adalah enzim yang mengkatalisis
kelompok amino dalam siklus krebs untuk menghasilkan energi di jaringan. SGPT terdapat
terutama di sitoplasma hati dan sedikit di sel ginjal, seljantung dan otot skelet.
c. Total bilirubin : penjumlahan bilirubin direct (tidak terkonjugasi) dan bilirubin indirect
(berkonjugasi dengan glucuronide).
d. Serum albumin : protein dengan berat molekul sekitar 65.000 Da dan terdiri dari 584 asam
amino.
e. Pro trombone time : adalah pemeriksaan darah untuk mengevaluasi status koagulasi pasien.
Pemeriksaan PT bertujuan untuk mengevaluasi faktor koagulasi ekstrinsik
f. INR : waktu yang dibutuhkan oleh tubuh seseorang guna membuat bekuan darah.
g. Asites : penumpukan cairan di dalam rongga antara selaput yang melapisi dinding perut dan
organ dalam tubuh.
h. Hepatic encephalopathy : sindrom neuropsikiatri yang dapat terjadi pada penyakit hati akut dan
kronik berat dengan beragam manifestasi, mulai dari ringan hingga berat. Manifestasi
tersebut mencakup perubahan perilaku, gangguan intelektual, serta penurunan kesadaran tanpa
adanya kelainan di otak yang mendasarinya.
3. Jelaskan salah satu penyakit dengan pemeriksaan mikrobiologi! Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Penyakit yang dipilih
b. Gejala klinik
c. Faktor resiko
d. Pathogenesis
e. Pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan
f. Pemeriksaan mikrobiologi,
g. Intepretasi data hasil pemeriksaan lab dan mikrobiologi
h. Tata laksanaka terapi
Catatan : penyakit yang dipilih bisa disentri, sepsis, pneumonia dan lain-lain
Jawab :
a) Penyakit yang dipilih Sepsis (Septikemia) Sepsis merupakan terjadinya respon sistemik
terhadap infeksi di dalam tubuh yang berkembang menjadi sepsis berat dan syok septik.
Sepsis berat adalah sepsis yang disertai dengan kondisi disfungsi organ, yang disebabkan
karena inflamasi sistemik dan respon prokoagulan terhadap infeksi. Sedangkan syok septik
merupakan kondisi sepsis dengan hipotensi refrakter ( tekanan darah sistolik 40 mmHg
dari ambang dasar tekanan darah sistolik yang tidak responsif setelah diberikan cairan
kristaloid sebesar 20 – 40 mL/kg). Sepsis dapat dikatakan keadaan disfungsi organ yang
mengancam jiwa yang disebabkan karena disregulasi respon tubuh terhadap infeksi. Sepsis
yang disebabkan oleh penyakit seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih yang dapat
menimbulkan disfungsi pada organ – organ yang berkaitan.
b) Gejala Klinik
Sepsis mempunyai gejala klinik yang btidak spesifik, seperti demam, menggigil, dan
gejala konstitutif seperti lelah, malaise, gelisah. Tempat terjadinya infeksi sering terjadi
pada paru, traktus digestifus, traktus urinarius, kulit, jaringan lunak dan saraf pusat. Gelaja
sepsis akan menjadi lebih berat pada penderita usia lanjut, diabetes, kanker, gagal organ
utama, dan pasien dengan gramulosiopemia. Gejala klinis yang umum terjadi, yaitu:
1) Demam (>38,3°C)
2) Hipotermia (suhu pusat tubuh)
3) Edema signifikan atau keseimbangan cairan positif (suhu pusat tubuh 20 mL/kg lebih
dari 24 jam)
4) Napas cepat
5) Tekanan darah rendah
6) Penurunan kesadaran / perubahan status mental
7) Hiperglikemia (glukosa plasma >140 mg/dL atau 7,7 mmol/L)
c) Faktor resiko
Faktor risiko umum
1) Menderita penyakit kronis, seperti diabetes, kanker, penyakit paru – paru dan penyakit
ginjal.
2) Menderita penyakit parah dan sedang di rawat di ICU
3) Menderita kecanduan alkohol
4) Menderita penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh seperti HIV/AIDS
5) Menjalani pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti
kemoterapi atau kortikosteroid
6) Sedang menggunakan alat bantu medis tertentu seperti keteter urin atau selang napas
7) Sedang hamil
Faktor risiko sepsis meliputi faktor risiko mayor yaitu ketuban pecah dini (KPD)
>18 jam, ibu demam intrapartum >38°C, korioamnionitis, ketuban berbau, denyut
jantung janin > 160x/menit. Faktor risiko minor terdiri dari KPD >12 jam, demam
intrapartum >37,5°C, skor APGAR rendah (menit 1 skor skor <5 dan menit ke 5
skor <7), BBLSR (<1500 gram), kembar, usia kehamilan <37 minggu, keputihan
yang tidak diobati, ibu yang dicurigai infeksi saluran kemih (ISK)
d) Pathogenesis
Merupakan terapi spesifik pada sepsis yang sampai saat ini masih dalam
penelitian. Misalnya pemberian antibodi monoklonal sebagai antiendotoksin,
pemberian steroid, strategi anti mediator, netralisasi NO, hemofiltrasi,
fitofarmaka dan Intravenous Imunoglobulin.