Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A.LATAR BELAKANG.......................................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C.TUJUAN PENULISAN MAKALAH................................................................................
D.METODE PENGUMPULAN DATA................................................................................
A. INFERTILITAS ..............................................................................................................
B. SEKSUAL TRANSMITTED DESEASES(STD)/INFEKSI MENULAR SEKSUAL(PMS)
C. GANGGUAN HAID.......................................................................................................
D. PELVIC INFLAMANTORY DEASEASES...................................................................
E. UNWANTED PREGENANCY DAN ABORSI.............................................................
A.KESIMPULAN..................................................................................................................
B.SARAN..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan Nasional
maupun Daerah menuju Indonesia sehat melalui “Peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi - tingginya, yang mencakup upaya promotif dan preventif yang merupakan
determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat” (Dep. Kes RI. 2007).
Upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi di Puskesmas
perlu diarahkan pada wanita usia subur pada umur 20 tahun – 40 tahun. Karena masih banyak
masyarakat khususnya wanita usia subur yang kurang mendapatkan dan memanfaatkan
informasi tentang kesehatan reproduksi. Apalagi khususnya pada masyarakat yang jauh dari
perkotaan ataupun yang jauh dari Puskesmas setempat. Dimana banyak faktor yang
mempengaruhi masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan informasi seperti faktor
akses dari rumah ke Puskesmas dan juga faktor Pekerjaan. Pelayanan kesehatan reproduksi
sangat dibutuhkan oleh wanita usia subur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
seperti aborsi, Infeksi Menular Seksual, HIV-AIDS dan juga salah satu akibatnya wanita usia
subur kurang memanfaatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang telah didapatkan
baik didapat dari Puskesmas setempat melalui penyuluhan ataupun didapatkan melalui media
massa.
Kesehatan Reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang diharapkan dimana
Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Ketertinggalan
Indonesia dalam hal kesehatan reproduksi dapat terlihat dengan masih tingginya kasus-kasus
kesehatan reproduksi seperti IMS dan HIV-AIDS.
Kesehatan reproduksi merupakan komponen yang penting bagi kesehatan pria maupun
wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita (Kusmiran,2011). Kesehatan reproduksi
didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi
(Prayitno,2014). Wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan
fungsi seksual dan reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitif terhadap
kerusakan yang dapat terjadi seperti disfungsi atau penyakit. Penyakit pada sistem tubuh
dapat berinteraksi dengan keadaan sistem reproduksi ataupun fungsinya (Kusmiran,2011).
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya (WHO, 2012). Kesehatan reproduksi yaitu
keadaan yang sehat organ reproduksinya, yang bebas dari penyakit menular seksual maupun
Infeksi Menular Seksual. Puskesmas memegang peran penting dalam penyebar luasan
informasi tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Usia Subur.
B. RUMUSAN MASALAH
Pengumpulan data di lakukan dengan pengambilan data melalui browsing internet dan dari
beberapa buku promosi kesehatan .
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. INFERTILITAS
1. Pengertian
Infertilitas didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan
seorang anak. Keadaan ini tidak sama dengan sterilitas, yang merupakan kemampuan
absolut dan ireversibel untuk hamil (Heffner & Schust, 2008). Pasangan infertil
ditujukan bagi pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah berhubungan
seks selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan (Manuaba dalam Marmi, 2013).
infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah melakukan
hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun, baik
alami maupun modern, selama minimal 1 tahun.
Infertilitas terbagi menjadi 2 yaitu infertilitas primer dan sekunder.
1. Seorang wanita dikatakan mengalami infertilitas primer jika tidak dapat hamil, hamil
namun mengalami keguguran,
2. Infertilitas sekunder terjadi jika wanita tersebut pernah hamil kemudian melahirkan
seorang anak yang hidup, namun tidak dapat hamil kembali
2. Gejala Infertilitas (Kemandulan)
1. terhentinya Menstruasi
2. Menstruasi yang Tidak Teratur
3. .Terjadi Pendarahan di Antara Siklus Menstruasi
4. Mengalami Menstruasi Berat
3. Penyebab
faktor dari suami tersebut antara lain ialah
a. Gangguan fungsi testis dan gangguan ejakulasi dapat disebabkan oleh varikokel
(pembesaran vena pada testis yang menyebabkan peningkatan suhu dan mengganggu
produksi serta fungsi sperma), trauma pada testis, konsumsi obat-obatan dan
suplemen tertentu, riwayat kanker, penyakit kronik, serta pola hidup tidak sehat
(konsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obat terlarang)
b. Gangguan hormon
c. Penyakit enetik
d. Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah
e. Hiperprolaktinemia atau kondisi hormon prolaktin yang terlalu tinggi
f. Rendahnya produksi hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) dari kelenjar pituitary
g. Hiperplasia adrenal kongenital atau ketika kelenjar pituitar tertekan kenaikan hormon
androgen adrenal yang menyebabkan produksi sperma rendah
Faktor penyebab infertilitas yang berasal dari istri antara lain ialah: Infertilitas wanita
bisa disebabkan oleh berbagai kondisi ini:
a. Gangguan Ovulasi
Masa subur wanita ditentukan dari periode ovulasinya. Oleh karena itu, saat proses
ovulasi terganggu, wanita akan sulit menentukan masa suburnya atau bahkan tidak
dapat melepaskan sel telur yang siap dibuahi untuk menciptakan kehamilan.
b. Penyumbatan tuba falopi
Tuba falopi yang tersumbat menyebabkan sperma tidak dapat bertemu dengan sel
telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi. Hal ini juga
menjadi penyebab infertilitas wanita.
c. Jaringan parut pascaoperasi
Riwayat operasi berulang pada rahim atau panggul dapat menyebabkan terbentuknya
jaringan parut, sehingga menghalangi proses ovulasi. Hal ini bisa membuat wanita
sulit hamil.
d. Gangguan lendir serviks
Infertilitas wanita juga bisa disebabkan oleh gangguan lendir serviks. Ketika sedang
memasuki masa subur atau ovulasi, lendir serviks bisa memudahkan sperma untuk
mencapai sel telur di dalam rahim. Namun, jika ada gangguan pada lendir serviks, hal
tersebut dapat mempersulit sperma untuk membuahi sel telur sehingga menghambat
terjadinya kehamilan.
e. Kelainan bawaan
Penyakit bawaan pada organ reproduksi wanita disebabkan oleh kelainan genetik.
Salah satu contoh kelainan bawaan lahir yang dapat membuat wanita menjadi tidak
subur adalah septate uterus, yaitu kondisi ketika terbentuk sekat di dalam rongga
rahim.
f. Submucosal Fibroid
Submucosal Fibroid merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam atau sekitar
dinding rahim. Ketika dinding rahim ditumbuhi benjolan tumor jinak tersebut, sel
telur yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim. Hal ini bisa membuat
wanita sulit hamil dan rentan mengalami infertilitas.
g. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas wanita. Penanganan
endometriosis melalui operasi pengangkatan dapat menyebabkan munculnya jaringan
parut. Munculnya jaringan parut ini dapat menghalangi tabung saluran indung dan
menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.
h. Efek samping obat-obatan
Infertilitas wanita bisa juga disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu,
khususnya obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Hal
ini karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu ovulasi dan produksi sel telur.
Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat
dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki.
I. Usia
semakin tua usia seorang wanita maka semakin rendah kemungkinannya untuk hamil.
Hal ini disebabkan oleh jumlah sel telur yang semakin berkurang. Selain itu semakin
tua usia maka semakin besar risiko keguguran dan kelainan genetik pada bayi yang
dikandung.
4. Penatalaksanaan
Infertilitas dapat ditangani dengan menggunakan
a. obat-obatan,
b. operasi,
c. inseminasi buatan, atau dengan bayi tabung.
Tatalaksana yang diberikan oleh dokter akan tergantung dari beberapa hal yaitu
hasil tes, usia suami-istri, dan keputusan pasangan Untuk mengatasi masalah seksual
seperti impotensi dan ejakulasi dini maka dokter akan memberikan terapi perilaku dan
atau obat-obatan. Infertilitas akubat jumlah sperma yang sedikit atau masalah pergerakan
sperma dapat ditangani dengan operasi atau obat-obatan.
Obat yang digunakan untuk mengatasi masalah ovulasi atau pelepasan sel telur
pada wanita antara lain ialah clomifen sitrat, human menopausal
gonadotropin (hMG), follicle-stimulating hormone (FSH), gonadotropin-releasing
hormone (Gn-RH), metformin, bromokriptin. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
obat-obat fertilitas untuk wanita meningkatkan peluang untuk mengalami kehamilan
kembar. Wanita yang hamil lebih dari satu janin berisiko mengalami amsalah selama
kehamilannya dan berisiko untuk melahirkan secara prematur.
penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa
penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari
ibu hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.
C. GANGGUAN HAID
1. Pengertian
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami abnormali
atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.
Menstruasi atau haid adalah perdarahan uterus secara periodik dan siklik, yang
disertai pelepasan endometrium. Umumnya panjang siklus menstruasi adalah 28-35 hari,
dengan lama menstruasi 2-7 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 20–60 ml.
Menstruasi pertama kalinya pada remaja perempuan disebut menarche. Usia menarche
bervariasi antara 10–16 tahun, tetapi rata-ratanya adalah 12 tahun 13.
Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 bagi fase, yaitu:
1) Fase menstruasi
Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisa endometrium melalui
vagina.Fase ini bersamaan dengan fase folikular ovarium. Saat korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen menurun
tajam, merangsang pembebasan prostaglandin yang menyebabkan vasokonstriksi
vaskular endometrium. Penurunan distribusi oksigen menyebabkan kematian
endometrium beserta vaskularnya.Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan vaskular
ini membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya menyisakan sebuah
lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal 8 regenerasi
endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan
miometrium uterus yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium
melalui vagina. Kontraksi yang terlalu kuat akibat produksi prostaglandin berlebih
dapat menyebabkan rasa kram yang disebut dismenorea.
2) Fase proliferasi Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular
ovarium.Ketika darah haid berhenti, endometrium mulai memperbaiki diri dan
berproliferasi di bawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru
berkembang .Estrogen memacu proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular
endometrium. Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar
puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.
3) Fase sekretorik Berlangsung bersamaan dengan fase luteal ovarium.Setelah ovulasi,
terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan
estrogen. Progesteron mengubah endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen
yang mana dipersiapkan untuk implantasi.
Gejala-gejala umum pada gangguan menstruasi umumnya bervariasi, tergantung dari apa
jenis gangguannya. Berikut adalah gejala-gejala yang gangguan haid yang seringkali
dialami oleh wanita.
PMS atau premenstrual syndrome biasanya terjadi selama 1-2 minggu sebelum haid
dimulai.Kebanyakan perempuan mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional.
Gejala PMS yang umunya terjadi seperti:
perut kembung,
mudah emosi,
nyeri punggung,
sakit kepala,
nyeri pada payudara,
jerawat,
kelaparan,
rasa lelah,
depresi,
gelisah,
stres,
insomnia,
konstipasi,
diare, dan
kram perut ringan.
3. Jenis-jenis gangguan haid
1. Menoragia
Menoragia adalah gangguan menstruasi dengan perdarahan menstruasi yang
berlangsung lebih dari 7 hari. Bisa juga berupa pendarahan yang sangat deras.
Pendarahan dianggap berat jika mengganggu aktivitas normal. Perdarahan
menstruasi yang berat dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon,
kelainan struktur pada rahim (seperti kutub atau fibroid), kondisi medis lainnya
(seperti masalah tiroid, gangguan pembekuan darah, penyakit hati atau ginjal,
leukemia, komplikasi dari IUD, keguguran, dan infeksi).
Miliki aliran menstruasi yang membasahi satu atau lebih pembalut atau
tampon setiap jam selama beberapa jam berturut-turut.
Perlu menggandakan pembalut untuk mengontrol aliran menstruasi.
Perlu mengganti pembalut atau tampon pada malam hari.
Memiliki periode menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari.
Memiliki aliran menstruasi dengan ukuran gumpalan darah seperempat atau
lebih besar.
Miliki aliran menstruasi yang banyak sehingga Moms tidak dapat
melakukan hal-hal yang biasa dilakukan.
Sakit terus-menerus di bagian bawah perut selama menstruasi.
Lelah, kurang energi, atau sesak napas.
Kehamilan.
Menyusui.
Tidak lagi minum pil KB.
Mati haid.
Beberapa metode KB, seperti Depo Provera.
Penyebab lain dari gangguan menstruasi amenore sekunder meliputi:
Stres.
Nutrisi buruk.
Depresi.
Obat/pengobatan tertentu.
Penurunan berat badan yang ekstrim.
Olahraga berlebihan.
Penyakit yang sedang berlangsung.
Kenaikan berat badan tiba-tiba atau menjadi sangat kelebihan berat badan
(obesitas).
Masalah dengan kelenjar pembuat hormon, termasuk tiroid (jarang terjadi).
Tumor di ovarium (jarang terjadi).
Operasi rahim sebelumnya dengan jaringan parut
Gejala yang akan dirasakan seperti nyeri sendiri, merasa lapar, pembengkakan
dan nyeri payudara, jerawat, nyeri kepala, perut kembung, mudah emosi,
mudah menangis, serta depresi. Penyebab gejala PMS ini bisa disebabkan
karena gangguan keseimbangan hormon, yang terkait dengan estrogen dan
progesteron.
2. Gejala
gejala dari radang panggul meliputi:
Adanya nyeri di panggul dan perut bagian bawah;
Terdapat keputihan dengan bau yang tidak sedap;
Perdarahan abnormal yang keluar melalui Miss V, terutama saat melakukan
hubungan såeksual atau bisa juga terjadi diantara siklus menstruasi;
Demam kadang sampai menggigil;
Nyeri saat melakukan hubungan intim; dan
Nyeri atau sulit dalam berkemih.
3. Penyebab dan Faktor Risiko Radang Panggul
Radang panggul disebabkan oleh infeksi bakteri, bakteri yang paling sering
menyebabkan kondisi ini adalah bakteri gonore dan bakteri Chlamydia. Penyebaran
bakteri ini terjadi saat seseorang melakukan hubungan seksual tanpa proteksi dengan
orang yang mempunyai kondisi ini.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko radang panggul adalah :
Wanita berusia <25 tahun yang aktif secara seksual.
Memiliki banyak pasangan dalam melakukan hubungan intim.
Melakukan hubungan intim dengan seseorang yang mempunyai pasangan seksual
lebih dari satu.
Melakukan hubungan intim tanpa kondom.
Pernah mengalami infeksi seksual atau memiliki riwayat sakit radang panggul.
Tidak membersihkan Miss V dengan sabun khusus.
4. Pencegahan Radang Panggul
Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
Mempraktikkan hubungan intim yang aman;
Pemeriksaan rutin harus dilakukan, jika seseorang berisiko terjangkit penyakit
menular seksual;
Selalu waspada ketika mencuci Miss V karena dapat menggangu keseimbangan
bakteri baik;
Berbicara dengan dokter mengenai kontrasepsi;
Melakukan pengecekkan berkala; dan
Selalu mengikuti saran dokter dengan melakukan pengobatan yang dianjurkan.
A. KESIMPULAN
Jadi setelah pembuatan makalah ini dapat di simpulkan bahwa Tingkat pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang baik serta ditunjang peran serta lingkungan yang memadai
dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan
membentuk pribadi remaja sebagai generasi muda penerus bangsa yang sehat jasmani
dan rohani serta melindungi remaja dari sikap seksual yang berbahaya.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa maupun
masyarakat. Dan makalah ini dapat menjadi bahan ajar dan serta sumber pengetahuan
untuk melindungi kesahatan reproduksi dalam promosi Kesehatan.
2. Bagi maysarakat
Dengan adanya makalah penyakit yang sering terjadi pada Kesehatan reproduksi dalam
promosi Kesehatan semoga dapat menambah wawasan pengetahuan dan bisa menjadi
bahan pendidik bagi masyarakat awam.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyaroh, N. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung
diterbitkan oleh Unissula.www.unissula.ac.id.