Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TENTANG MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI YANG


SERING TERJADI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ANISA TRI SETIANING BUDI
HAFIFA NURYANA
NOVIA RAMIDA

DOSEN : HENNIWATI, SST, M.KEB

PRODI D-III KEBIDANAN LANGSA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Masalah Kesehatan
Reproduksi Yang Sering Terjadi
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, lebih dan kurang penulis mohon maaf. Atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Langsa, 7 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

A.LATAR BELAKANG.......................................................................................................
B.RUMUSAN MASALAH...................................................................................................
C.TUJUAN PENULISAN MAKALAH................................................................................
D.METODE PENGUMPULAN DATA................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................

A. INFERTILITAS ..............................................................................................................
B. SEKSUAL TRANSMITTED DESEASES(STD)/INFEKSI MENULAR SEKSUAL(PMS)
C. GANGGUAN HAID.......................................................................................................
D. PELVIC INFLAMANTORY DEASEASES...................................................................
E. UNWANTED PREGENANCY DAN ABORSI.............................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

A.KESIMPULAN..................................................................................................................
B.SARAN..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Promosi kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan Nasional
maupun Daerah menuju Indonesia sehat melalui “Peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
setinggi - tingginya, yang mencakup upaya promotif dan preventif yang merupakan
determinan penting dari perilaku hidup sehat masyarakat” (Dep. Kes RI. 2007).
Upaya promosi kesehatan dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi di Puskesmas
perlu diarahkan pada wanita usia subur pada umur 20 tahun – 40 tahun. Karena masih banyak
masyarakat khususnya wanita usia subur yang kurang mendapatkan dan memanfaatkan
informasi tentang kesehatan reproduksi. Apalagi khususnya pada masyarakat yang jauh dari
perkotaan ataupun yang jauh dari Puskesmas setempat. Dimana banyak faktor yang
mempengaruhi masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan informasi seperti faktor
akses dari rumah ke Puskesmas dan juga faktor Pekerjaan. Pelayanan kesehatan reproduksi
sangat dibutuhkan oleh wanita usia subur untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan
seperti aborsi, Infeksi Menular Seksual, HIV-AIDS dan juga salah satu akibatnya wanita usia
subur kurang memanfaatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang telah didapatkan
baik didapat dari Puskesmas setempat melalui penyuluhan ataupun didapatkan melalui media
massa.
Kesehatan Reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang diharapkan dimana
Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Ketertinggalan
Indonesia dalam hal kesehatan reproduksi dapat terlihat dengan masih tingginya kasus-kasus
kesehatan reproduksi seperti IMS dan HIV-AIDS.
Kesehatan reproduksi merupakan komponen yang penting bagi kesehatan pria maupun
wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita (Kusmiran,2011). Kesehatan reproduksi
didefinisikan sebagai kondisi sehat dari sistem, fungsi, dan proses alat reproduksi
(Prayitno,2014). Wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan
fungsi seksual dan reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitif terhadap
kerusakan yang dapat terjadi seperti disfungsi atau penyakit. Penyakit pada sistem tubuh
dapat berinteraksi dengan keadaan sistem reproduksi ataupun fungsinya (Kusmiran,2011).
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh,
bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi, serta prosesnya (WHO, 2012). Kesehatan reproduksi yaitu
keadaan yang sehat organ reproduksinya, yang bebas dari penyakit menular seksual maupun
Infeksi Menular Seksual. Puskesmas memegang peran penting dalam penyebar luasan
informasi tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Usia Subur.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang di maksud dengan infertilitas ?


2. Apa yang dimaksud dengan seksual transmitted deseases (STD) / infeksi menular seksual
(PMS) ?
3. Apa yang di maksud dengan gangguan haid ?
4. Apa yang di maksud dengan pelvic inflamantory deaseases ?
5. Apa yang di maksud denganunwanted pregenancy dan aborsi ?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan komunitas


2. Untuk mengetahui Apa itu infertilitas
3. Untuk mengetahui Apa itu seksual transmitted deseases (STD) / infeksi menular seksual
(PMS) ?
4. Untuk mengetahui Apa itu gangguan haid ?
5. Untuk mengetahui Apa itu pelvic inflamantory deaseases ?
6. Untuk mengetahui Apa itu unwanted pregenancy dan aborsi ?
D. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data di lakukan dengan pengambilan data melalui browsing internet dan dari
beberapa buku promosi kesehatan .
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. INFERTILITAS
1. Pengertian
Infertilitas didefinisikan sebagai hilangnya kemampuan untuk hamil dan melahirkan
seorang anak. Keadaan ini tidak sama dengan sterilitas, yang merupakan kemampuan
absolut dan ireversibel untuk hamil (Heffner & Schust, 2008). Pasangan infertil
ditujukan bagi pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta telah berhubungan
seks selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan (Manuaba dalam Marmi, 2013).
infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah melakukan
hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun, baik
alami maupun modern, selama minimal 1 tahun.
Infertilitas terbagi menjadi 2 yaitu infertilitas primer dan sekunder.
1. Seorang wanita dikatakan mengalami infertilitas primer jika tidak dapat hamil, hamil
namun mengalami keguguran,
2. Infertilitas sekunder terjadi jika wanita tersebut pernah hamil kemudian melahirkan
seorang anak yang hidup, namun tidak dapat hamil kembali
2. Gejala Infertilitas (Kemandulan)
1. terhentinya Menstruasi
2. Menstruasi yang Tidak Teratur
3. .Terjadi Pendarahan di Antara Siklus Menstruasi
4. Mengalami Menstruasi Berat
3. Penyebab
faktor dari suami tersebut antara lain ialah
a. Gangguan fungsi testis dan gangguan ejakulasi dapat disebabkan oleh varikokel
(pembesaran vena pada testis yang menyebabkan peningkatan suhu dan mengganggu
produksi serta fungsi sperma), trauma pada testis, konsumsi obat-obatan dan
suplemen tertentu, riwayat kanker, penyakit kronik, serta pola hidup tidak sehat
(konsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan obat-obat terlarang)
b. Gangguan hormon
c. Penyakit enetik
d. Kadar hormon tiroid yang terlalu rendah
e. Hiperprolaktinemia atau kondisi hormon prolaktin yang terlalu tinggi
f. Rendahnya produksi hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH) dari kelenjar pituitary
g. Hiperplasia adrenal kongenital atau ketika kelenjar pituitar tertekan kenaikan hormon
androgen adrenal yang menyebabkan produksi sperma rendah

Faktor penyebab infertilitas yang berasal dari istri antara lain ialah: Infertilitas wanita
bisa disebabkan oleh berbagai kondisi ini:
a. Gangguan Ovulasi
Masa subur wanita ditentukan dari periode ovulasinya. Oleh karena itu, saat proses
ovulasi terganggu, wanita akan sulit menentukan masa suburnya atau bahkan tidak
dapat melepaskan sel telur yang siap dibuahi untuk menciptakan kehamilan.
b. Penyumbatan tuba falopi 
Tuba falopi yang tersumbat menyebabkan sperma tidak dapat bertemu dengan sel
telur di dalam rahim, sehingga proses pembuahan tidak dapat terjadi. Hal ini juga
menjadi penyebab infertilitas wanita.
c. Jaringan parut pascaoperasi
Riwayat operasi berulang pada rahim atau panggul dapat menyebabkan terbentuknya
jaringan parut, sehingga menghalangi proses ovulasi. Hal ini bisa membuat wanita
sulit hamil.
d. Gangguan lendir serviks
Infertilitas wanita juga bisa disebabkan oleh gangguan lendir serviks. Ketika sedang
memasuki masa subur atau ovulasi, lendir serviks bisa memudahkan sperma untuk
mencapai sel telur di dalam rahim. Namun, jika ada gangguan pada lendir serviks, hal
tersebut dapat mempersulit sperma untuk membuahi sel telur sehingga menghambat
terjadinya kehamilan.
e. Kelainan bawaan
Penyakit bawaan pada organ reproduksi wanita disebabkan oleh kelainan genetik.
Salah satu contoh kelainan bawaan lahir yang dapat membuat wanita menjadi tidak
subur adalah septate uterus, yaitu kondisi ketika terbentuk sekat di dalam rongga
rahim.
f. Submucosal Fibroid
Submucosal Fibroid merupakan tumor jinak yang tumbuh di dalam atau sekitar
dinding rahim. Ketika dinding rahim ditumbuhi benjolan tumor jinak tersebut, sel
telur yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim. Hal ini bisa membuat
wanita sulit hamil dan rentan mengalami infertilitas.
g. Endometriosis
Endometriosis dapat menjadi penyebab terjadinya infertilitas wanita. Penanganan
endometriosis melalui operasi pengangkatan dapat menyebabkan munculnya jaringan
parut. Munculnya jaringan parut ini dapat menghalangi tabung saluran indung dan
menghambat terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma.
h. Efek samping obat-obatan
Infertilitas wanita bisa juga disebabkan oleh efek samping obat-obatan tertentu,
khususnya obat-obatan yang digunakan dalam jangka panjang atau dosis tinggi. Hal
ini karena obat-obatan tersebut dapat mengganggu ovulasi dan produksi sel telur.
Meski infertilitas berkaitan dengan kehamilan, kondisi infertilitas tidak hanya dapat
dialami oleh perempuan, namun dapat juga terjadi pada laki-laki.
I. Usia
semakin tua usia seorang wanita maka semakin rendah kemungkinannya untuk hamil.
Hal ini disebabkan oleh jumlah sel telur yang semakin berkurang. Selain itu semakin
tua usia maka semakin besar risiko keguguran dan kelainan genetik pada bayi yang
dikandung. 
 
4. Penatalaksanaan
Infertilitas dapat ditangani dengan menggunakan
a. obat-obatan,
b. operasi,
c. inseminasi buatan, atau dengan bayi tabung.
Tatalaksana yang diberikan oleh dokter akan tergantung dari beberapa hal yaitu
hasil tes, usia suami-istri, dan keputusan pasangan Untuk mengatasi masalah seksual
seperti impotensi dan ejakulasi dini maka dokter akan memberikan terapi perilaku dan
atau obat-obatan. Infertilitas akubat jumlah sperma yang sedikit atau masalah pergerakan
sperma dapat ditangani dengan operasi atau obat-obatan.
Obat yang digunakan untuk mengatasi masalah ovulasi atau pelepasan sel telur
pada wanita antara lain ialah clomifen sitrat, human menopausal
gonadotropin (hMG), follicle-stimulating hormone (FSH), gonadotropin-releasing
hormone (Gn-RH), metformin, bromokriptin. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa
obat-obat fertilitas untuk wanita meningkatkan peluang untuk mengalami kehamilan
kembar. Wanita yang hamil lebih dari satu janin berisiko mengalami amsalah selama
kehamilannya dan berisiko untuk melahirkan secara prematur. 

B. SEKSUAL TRANSMITTED DESEASES(STD)/INFEKSI MENULAR


SEKSUAL(PMS)
1. Pengertian
STD adalah sexually transmitted diseases atau penyakit menular seksual
(PMS). STD adalah infeksi yang ditularkan dari satu orang ke orang lain
melalui kontak seksual. Penyebab STD dilansir dari  MedLinePlus, meliputi
bakteri, parasit dan virus. Adapun jenis-jenis STD termasuk chlamydia, gonore,
HIV/AIDS, HPV, sipilis, trikomoniasis. penyakit menular seksual adalah infeksi
yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau
lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin.

2. Gejala Penyakit Menular Seksual


Penyakit menular seksual tidak selalu menimbulkan gejala atau bisa hanya
menyebabkan gejala ringan. tidak heran beberapa orang baru mengetahui dirinya
menderita penyakit menular seksual setelah muncul komplikasi atau ketika
pasangannya terdiagnosis menderita penyakit menular seksual. Gejala yang dapat
muncul akibat penyakit menular seksual akan berbeda-beda tergantung jenis
penyakitnya, namun umumnya berupa:
a. Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut.
b. Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
c. Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
d. Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).
e. Nyeri perut bagian bawah.
f. Demam dan menggigil.
g. Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan.
h. Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
i. Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan.

3. Jenis- Jenis SPD / PMS


Penyakit menular seksual dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, dan
parasit. Berikut ini adalah macam-macam penyakit menular seksual:
a. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal
dengan sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut.
Melalui luka inilah penularan akan terjadi.
b. Gonore
Gonore, yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari
penis atau vagina dan rasa nyeri ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore
juga dapat menimbulkan infeksi di bagian tubuh lain, jika terjadi kontak dengan
sperma atau cairan vagina.
c. Human papillomavirus (HPV)
Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu
HPV. Virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada
perempuan. Gejala kanker serviks stadium awal sering kali tidak khas bahkan tak
bergejala. Penularan HPV terjadi melalui kontak langsung atau melakukan
hubungan seksual dengan penderita.
d. Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks
tanpa kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat
persalinan.
e. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia
trachomatis. Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada
pria, menyerang saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka
pada area kelamin.
f. Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas
vaginalis. Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau
malah tidak menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak
sadar menularkan penyakit ini ke pasangan seksualnya
g. Hepatitis B dan hepatitis C
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan
hati kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh
penderita. Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum
suntik yang dipakai bersama dan transplantasi organ.
h. Tinea cruris
nfeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar
alat kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam
merah yang terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui
kontak langsung dengan penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.
i. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau
bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi
melalui kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.
j. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengaan ruam
atau lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti
infeksi menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui
hubungan seksual dengan penderita.
k. Granuloma inguinale
Granuloma inguinale atau donovanosis adalah penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Klebsiella granulomatis.  Kondisi ini ditandai
dengan munculnya benjolan dan luka di selangkangan, penis, anus, atau di
skrotum.

4. Pengobatan Penyakit Menular Seksual


Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi,
melalui pemberian obat-obatan berikut ini
1. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik
harus tetap dikonsumsi, walaupun gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini
dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi. Dokter juga akan menganjurkan
pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan berakhir dan gejala
menghilang. Jenis antibiotik yang diberikan antara
lain penisilin, doxycycline, amoxicillin, dan erythromycin.Selain membunuh bakteri,
antibiotik seperti metronidazole dapat membunuh parasit pada penyakit
trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum maupun sediaan
yang dimasukkan ke dalam vagina.
2. Antivirus
Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan
mengurangi risiko penyebaran. Jenis obat antivirus yang digunakan untuk
menangani herpes genital adalah acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir. Sementara
untuk hepatitis, obat yang diberikan meliputi entecavir, interferon, dan lamivudine.
3. Antijamur
Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis,
dokter akan memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina,
seperti nystatin dan clotrimazole. Obat antijamur dalam bentuk tablet juga dapat
diresepkan oleh dokter, seperti fluconazole dan miconazole.

5. komplikasi Penyakit Menular Seksual


Deteksi dan penanganan terhadap penyakit menular seksual perlu dilakukan sejak dini.
Jika dibiarkan, penyakit menular seksual dapat menyebabkan beberapa komplikasi
berikut:
 Peradangan pada mata
 Radang sendi
 Nyeri panggul
 Radang panggul
 Infertilitas
 Penyakit jantung
 Kanker serviks
 Kanker anus
 Abses anus

penyakit menular seksual juga dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Beberapa
penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, HIV, dan sifilis dapat menular dari
ibu hamil ke janinnya selama kehamilan atau saat persalinan. Kondisi ini dapat
memicu keguguran dan gangguan kesehatan atau cacat lahir pada bayi.

C. GANGGUAN HAID
1. Pengertian
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami abnormali
atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali.
Menstruasi atau haid adalah perdarahan uterus secara periodik dan siklik, yang
disertai pelepasan endometrium. Umumnya panjang siklus menstruasi adalah 28-35 hari,
dengan lama menstruasi 2-7 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata 20–60 ml.
Menstruasi pertama kalinya pada remaja perempuan disebut menarche. Usia menarche
bervariasi antara 10–16 tahun, tetapi rata-ratanya adalah 12 tahun 13.
Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 bagi fase, yaitu:
1) Fase menstruasi
Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan sisa endometrium melalui
vagina.Fase ini bersamaan dengan fase folikular ovarium. Saat korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen menurun
tajam, merangsang pembebasan prostaglandin yang menyebabkan vasokonstriksi
vaskular endometrium. Penurunan distribusi oksigen menyebabkan kematian
endometrium beserta vaskularnya.Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan vaskular
ini membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya menyisakan sebuah
lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya menjadi asal 8 regenerasi
endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan
miometrium uterus yang membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium
melalui vagina. Kontraksi yang terlalu kuat akibat produksi prostaglandin berlebih
dapat menyebabkan rasa kram yang disebut dismenorea.
2) Fase proliferasi Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular
ovarium.Ketika darah haid berhenti, endometrium mulai memperbaiki diri dan
berproliferasi di bawah pengaruh estrogen dari folikel-folikel yang baru
berkembang .Estrogen memacu proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular
endometrium. Fase ini berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar
puncak estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.
3) Fase sekretorik Berlangsung bersamaan dengan fase luteal ovarium.Setelah ovulasi,
terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan sejumlah besar progesteron dan
estrogen. Progesteron mengubah endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen
yang mana dipersiapkan untuk implantasi.

2. Tanda dan gejala gangguan haid

Gejala-gejala umum pada gangguan menstruasi umumnya bervariasi, tergantung dari apa
jenis gangguannya. Berikut adalah gejala-gejala yang gangguan haid yang seringkali
dialami oleh wanita.
PMS atau premenstrual syndrome biasanya terjadi selama 1-2 minggu sebelum haid
dimulai.Kebanyakan perempuan mengalami berbagai gejala fisik maupun emosional.
Gejala PMS yang umunya terjadi seperti:
 perut kembung,
 mudah emosi,
 nyeri punggung,
 sakit kepala,
 nyeri pada payudara,
 jerawat,
 kelaparan,
 rasa lelah,
 depresi,
 gelisah,
 stres,
 insomnia,
 konstipasi,
 diare, dan
 kram perut ringan.
3. Jenis-jenis gangguan haid
1. Menoragia
Menoragia adalah gangguan menstruasi dengan perdarahan menstruasi yang
berlangsung lebih dari 7 hari. Bisa juga berupa pendarahan yang sangat deras.
Pendarahan dianggap berat jika mengganggu aktivitas normal. Perdarahan
menstruasi yang berat dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon,
kelainan struktur pada rahim (seperti kutub atau fibroid), kondisi medis lainnya
(seperti masalah tiroid, gangguan pembekuan darah, penyakit hati atau ginjal,
leukemia, komplikasi dari IUD, keguguran, dan infeksi).

 Miliki aliran menstruasi yang membasahi satu atau lebih pembalut atau
tampon setiap jam selama beberapa jam berturut-turut.
 Perlu menggandakan pembalut untuk mengontrol aliran menstruasi.
 Perlu mengganti pembalut atau tampon pada malam hari.
 Memiliki periode menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari.
 Memiliki aliran menstruasi dengan ukuran gumpalan darah seperempat atau
lebih besar.
 Miliki aliran menstruasi yang banyak sehingga Moms tidak dapat
melakukan hal-hal yang biasa dilakukan.
 Sakit terus-menerus di bagian bawah perut selama menstruasi.
 Lelah, kurang energi, atau sesak napas.

2. Nyeri Menstruasi (Dismenorea)


Kram menstruasi disebabkan oleh kontraksi (pengencangan) di rahim (yang
merupakan otot) oleh zat kimia yang disebut prostaglandin. Rahim, tempat
bayi tumbuh, berkontraksi sepanjang siklus menstruasi wanita. Saat
menstruasi, rahim berkontraksi lebih kuat. Jika rahim berkontraksi terlalu
kuat, ia dapat menekan pembuluh darah di sekitarnya, memutus suplai
oksigen ke jaringan otot rahim. Nyeri terjadi ketika bagian otot kehilangan
pasokan oksigennya sebentar.
3. Oligomenore
Oligomenore adalah gangguan menstruasi di mana Moms mengalami
periode menstruasi yang jarang. Itu terjadi pada wanita usia subur.Beberapa
variasi dalam menstruasi adalah normal, tetapi wanita yang secara teratur
melewati 35 hari tanpa menstruasi dapat didiagnosis dengan oligomenore.
Haid biasanya terjadi setiap 21-35 hari. Diagnosis berubah menjadi
oligomenore setelah lebih dari 90 hari tanpa menstruasi.
Gangguan menstruasi oligomenore memiliki berbagai penyebab:
 Paling sering, kondisi ini merupakan efek samping dari pengendalian
kelahiran hormonal. Beberapa wanita mengalami menstruasi yang lebih
ringan selama tiga sampai enam bulan setelah mereka mulai menggunakan
kontrasepsi. Terkadang, menstruasi mereka berhenti total.
 Wanita muda yang berpartisipasi dalam olahraga atau melakukan olahraga
berat dapat mengembangkan kondisi ini.
 Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia, juga bisa
menyebabkan kondisi ini.
 Oligomenore sering terjadi pada gadis remaja dan wanita
perimenopause karena kadar hormon yang berfluktuasi.
 Oligomenore juga dapat terjadi pada wanita yang menderita  diabetes atau
masalah tiroid.
 Ini juga umum terjadi pada wanita dengan tingkat protein tinggi yang
disebut prolaktin dalam darah mereka. Obat-obatan, seperti antipsikotik
dan anti-epilepsi, dapat menurunkan menstruasi.

4. Tidak Menstruasi (Amenore)


Amenore terbagi menjadi primer dan sekunder. Dikatakan sebagai amenore
primer bila seorang perempuan belum pernah mengalami menstruasi sama
sekali. Sedangkan amenore sekunder bila seorang perempuan yang sudah
mengalami haid secara reguler, siklus menstruasinya berhenti sebanyak 3 siklus
atau 6 bulan tidak mengalami menstruasi. Amenore dapat disebabkan oleh
sejumlah perubahan pada organ, kelenjar, dan hormon yang terlibat dalam
menstruasi.
Penyebab gangguan menstruasi amenore primer meliputi:

 Kegagalan ovarium (organ intim wanita yang menyimpan telur).


 Masalah dengan hormon yang disekresikan oleh hipotalamus atau kelenjar
pituitari (area di otak yang membuat hormon terlibat dalam menstruasi.
 Organ reproduksi yang bentuknya buruk.
 Dalam banyak kasus, penyebab amenore primer tidak diketahui.

Penyebab umum gangguan menstruasi amenore sekunder adalah:

 Kehamilan.
 Menyusui.
 Tidak lagi minum pil KB.
 Mati haid.
 Beberapa metode KB, seperti Depo Provera.
Penyebab lain dari gangguan menstruasi amenore sekunder meliputi:

 Stres.
 Nutrisi buruk.
 Depresi.
 Obat/pengobatan tertentu.
 Penurunan berat badan yang ekstrim.
 Olahraga berlebihan.
 Penyakit yang sedang berlangsung.
 Kenaikan berat badan tiba-tiba atau menjadi sangat kelebihan berat badan
(obesitas).
 Masalah dengan kelenjar pembuat hormon, termasuk tiroid (jarang terjadi).
 Tumor di ovarium (jarang terjadi).
 Operasi rahim sebelumnya dengan jaringan parut

5. Gejala Sebelum Menstruasi (Sindrom Premenstrual)


Gangguan menstruasi sindrom premenstrual atau yang biasa kita kenal
dengan gejala PMS ini umum dialami oleh 80-90 persen perempuan. Gejala
PMS berbeda untuk setiap wanita. Moms mungkin mengalami gejala fisik,
seperti kembung atau gas, atau gejala emosional, seperti kesedihan, atau
keduanya. Gejala ini juga dapat berubah sepanjang hidup.
Gejala fisik gangguan menstruasi PMS dapat meliputi:

 Payudara bengkak atau lunak


 Sembelit atau diare
 Perasaan kembung atau gas
 Kram perut
 Sakit kepala atau sakit punggung
 Kecanggungan
 Toleransi yang lebih rendah untuk kebisingan atau cahaya

Gejala gangguan menstruasi emosional atau mental PMS meliputi:

 Lekas marah atau perilaku bermusuhan


 Merasa lelah
 Masalah tidur (tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit)
 Perubahan nafsu makan atau mengidam makanan
 Kesulitan dengan konsentrasi atau ingatan
 Ketegangan atau kecemasan
 Depresi, perasaan sedih, atau mantra tangisan
 Perubahan suasana hati
 Kurang tertarik pada seks

Gejala yang akan dirasakan seperti nyeri sendiri, merasa lapar, pembengkakan
dan nyeri payudara, jerawat, nyeri kepala, perut kembung, mudah emosi,
mudah menangis, serta depresi. Penyebab gejala PMS ini bisa disebabkan
karena gangguan keseimbangan hormon, yang terkait dengan estrogen dan
progesteron.

6.  Gangguan Disforik Pramenstruasi (PMDD)


Gangguan disforik pramenstruasi (PMDD) adalah gangguan menstruasi
yang mirip dengan sindrom pramenstruasi (PMS) tetapi lebih serius. PMDD
menyebabkan iritabilitas parah, depresi, atau kecemasan dalam satu atau dua
minggu sebelum menstruasi dimulai Gejala biasanya hilang dua hingga tiga
hari setelah menstruasi dimulai. Moms mungkin memerlukan obat atau
perawatan lain untuk membantu mengatasi gejalanya.
Gejala gangguan menstruasi PMDD meliputi:

 Lekas marah atau amarah yang dapat mempengaruhi orang lain


 Perasaan sedih atau putus asa, atau bahkan pikiran untuk bunuh diri
 Perasaan tegang atau cemas
 Serangan panik
 Suasana hati berubah-ubah atau sering menangis
 Kurangnya minat dalam aktivitas dan hubungan sehari-hari
 Kesulitan berpikir atau fokus
 Kelelahan atau energi rendah
 Mengidam makanan atau makan berlebihan
 esulitan tidur
 Merasa lepas kendali
 Gejala fisik, seperti kram, kembung, nyeri payudara, sakit kepala, dan nyeri
sendi atau otot.

Perawatan untuk gangguan menstruasi PMDD meliputi:

 Anti depresan Juga disebut selective serotonin reuptake inhibitors


(SSRIs). SSRI mengubah kadar serotonin di otak. Administrasi Makanan
dan Obat (FDA) menyetujui tiga SSRI untuk mengobati PMDD:
sertraline, fluoxetine, paroxetine HCI
 Pil KB FDA telah menyetujui pil KB yang mengandung drospirenone dan
ethinyl estradiol, untuk mengobati PMDD. Pereda nyeri yang dijual bebas
di apotek dapat membantu meringankan gejala fisik, seperti kram, nyeri
sendi, sakit kepala, sakit punggung, dan nyeri payudara. Ini termasuk
ibuprofen, naproxen, dan aspirin.
 Manajemen stress Seperti teknik relaksasi dan menghabiskan waktu untuk
aktivitas yang Moms sukai.
 Membuat Perubahan yang Sehat Seperti makan kombinasi makanan yang
sehat di seluruh kelompok makanan, mengurangi makanan asin dan manis,
dan melakukan lebih banyak aktivitas fisik, juga dapat membantu
meredakan beberapa gejala PMDD.

D. PELVIC INFLAMANTORY DEASEASES


1. Pengertian
PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul adalah infeksi dan
radang pada saluran genitalia bagian atas (uterus, tuba falopii, ovarium, dan struktur-
struktur sekitar panggul). Infeksi dan inflamasi dapat menyebar ke abdomen (peritonitis)
termasuk struktur perihepatik (perihepatitis/Sindrom Fitz-Hugh–Curtis). Perempuan yang
memiliki risiko tinggi terkena PID adalah perempuan muda usia reproduktif (khususnya
di bawah 25 tahun) yang memiliki partner seksual lebih dari satu, melakukan hubungan
seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kontrasepsi), dan tinggal di area dengan
prevalensi infeksi menular seksual (IMS) yang tinggi.
PID biasanya diawali dengan infeksi di vagina dan serviks yang kemudian naik ke
saluran genitalia bagian atas. Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae adalah
dua bakteri penyebab penyakit menular seksual yang paling sering berkaitan dengan PID.
Selain kedua bakteri tersebut, bakteri yang juga dapat berperan pada patogenesis PID
adalah flora vaginalis seperti Gardnerella vaginalis, Haemophilus influenzae, dan bakteri
anaerob.

2. Gejala
gejala dari radang panggul meliputi:
 Adanya nyeri di panggul dan perut bagian bawah;
 Terdapat keputihan dengan bau yang tidak sedap;
 Perdarahan abnormal yang keluar melalui Miss V, terutama saat melakukan
hubungan såeksual atau bisa juga terjadi diantara siklus menstruasi;
 Demam kadang sampai menggigil;
 Nyeri saat melakukan hubungan intim; dan
 Nyeri atau sulit dalam berkemih.
3. Penyebab dan Faktor Risiko Radang Panggul
Radang panggul disebabkan oleh infeksi bakteri, bakteri yang paling sering
menyebabkan kondisi ini adalah bakteri gonore dan bakteri Chlamydia. Penyebaran
bakteri ini terjadi saat seseorang melakukan hubungan seksual tanpa proteksi dengan
orang yang mempunyai kondisi ini.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko radang panggul adalah :
 Wanita berusia <25 tahun yang aktif secara seksual.
 Memiliki banyak pasangan dalam melakukan hubungan intim.
 Melakukan hubungan intim dengan seseorang yang mempunyai pasangan seksual
lebih dari satu.
 Melakukan hubungan intim tanpa kondom.
 Pernah mengalami infeksi seksual atau memiliki riwayat sakit radang panggul.
 Tidak membersihkan Miss V dengan sabun khusus.
4. Pencegahan Radang Panggul
Pencegahan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
 Mempraktikkan hubungan intim yang aman;
 Pemeriksaan rutin harus dilakukan, jika seseorang berisiko terjangkit penyakit
menular seksual;
 Selalu waspada ketika mencuci Miss V karena dapat menggangu keseimbangan
bakteri baik;
 Berbicara dengan dokter mengenai kontrasepsi;
 Melakukan pengecekkan berkala; dan
 Selalu mengikuti saran dokter dengan melakukan pengobatan yang dianjurkan.

5. pegobatan Radang Panggul


Langkah pengobatan dari kondisi radang panggul adalah mengobati sumber
penyebab infeksinya dengan antibiotik, kemudian pada proses pengobatan, dilarang
untuk melakukan hubungan intim. Jika pengidap radang panggul memiliki pasangan,
maka pasangannya juga perlu diperiksa dan diobati jika memiliki kondisi yang sama.
Agar infeksi benar-benar hilang, pengidap radang panggul akan diberikan antibiotik di
rumah sakit. Pengobatan pun harus dilakukan sampai selesai.

E. UNWANTED PREGENANCY DAN ABORSI


1. Pengertian
Unwanted pregnancy atau dikenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan
merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran
dari suatu kehamilan. Kehamilan ini akibat dari suatu perilaku seksual / hubungan
seksual baik yang disengaja atau tidak disengaja (Widyastuti, 2009).
Merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak menghendaki adanya proses kelahiran
dari suatu kehamilan. Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perilaku
seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Unwanted preagnancy atau di kenal sebagai kehamilan yang tidak diinginkan
merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak mengendaki adanya proses kelahira dari
suatu kehamilan .Kehamilan ini bisa merupakan akibat dari suatu perila
seksual/hubungan seksual baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja

2. faktor penyebab Unwanted Pregnancy


Banyak faktor yang menyebabkan unwanted pregnancy,antara lain :
 Penundaan dan peningkatan usia perkawinan, serta semakin dininya usia menstruasi
pertama (menarche )
 Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat
menyebabkan kehamilan
 Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan
 Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak )
 Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang
dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar )
 Kehamilan karena incest

3. Pencegahan unwanted pregnancy


Unwanted pregnancy dapat di cegah dengan beberapa langkah,yaitu :
 Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
 Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positif seperti berolah
raga ,seni dan keagamaan
 Hindari perbuatan-perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba-raba tubuh pasangannya dan menonton video porno.

4. Akibat unwanted pregnancy dan aborsi bagi remaja


Angka kejadian aborsi di indonesia di perkirakan mencapai 2,3 juta pertahun,
sekitar 750.000 dilakukan oleh remaja. Program kesehatan reproduksi yang
dikembangkan oleh pemerintah tidak hanya untuk yang sudah menikah dan tidak
merujuk pada kebutuhan yang terkait dengan informasi seksualitas ,edukasi dan
penyediaan pelayanan. Bermula dari hubungan seks pranikah atau seks bebas adalah
terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh
remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan (aborsi).Semua
tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi.
Bila kehamilan diakhiri (aborsi) Banyak remaja memilih untuk mengakhiri
kehamilan (aborsi) bila hamil. Jika di negara maju yang melegalkan aborsi, bisa
dilakukan secara aman oleh dokter atau bidan berpengalaman. Di negara kita lebih
sering dilakukan dengan cara yang tidak aman bahkan tidak lazim dan oleh dukun aborsi
mengakibatkan dampak negatif secara fisik, psikis, dan sosial terutama bila dilakukan
secara tidak aman.
a. Risiko fisik
Perdarahan dan konflikasi lain merupakan salah satu risiko aborsi.Aborsi yang
berulang selain bisa mengakibatkan kompilikasi juga bisa menyebabkan
kemandulan. Aborsi yang dilakukan secara tidak aman bisa berakibat fatal yaitu
kematian.
b. Risikopsikis
Pelaku aborsi sering kali mengalami perasaan-perasaan takut, panuk, tertekan atau
setres, trauma mengingat proses aborsi dan kesakitan. Kecemasan karena rasa
bersalah atau dosa akibat aborsi bisa berlangsung lama. Selain itu pelaku aborsi itu
juga sering kehilangan kepercayaan diri.
c. Risikososial
Ketergantungan pada pasangan sering kali menjadi lebih besar karena perempuan
merasa tidak perawan, pernah mengalami KTD atau aborsi .Selanjutnya remaja
perempuan lebih sulit menolak ajakan seksual pasanganya. Resiko lain adalah
pendidikan menjadi terputus atau masa depan terganggu.
d. Risiko ekonomi
Biaya aborsi cukup tinggi bila terjadi komplikasi maka biaya akan semakin tinggi

5. Penanganan kasus unwanted pregnancy (KTD) pada remaja


Saat menemukan kasus unwanted pregnancy pada remaja, sebagai petugas kesehatan
harus :
1. bersikap bersahabat dengan remaja
2. memberikan konseling pada remaja dan keluarganya
3. apabila ada masalah yang serius agar diberikan jalan keluar yang terbaik dan
apabila belum bisa terselesaikan supaya dikonsultasikan kepada dokter ahli
4. memberikan alternatif penyelesaian masalah apabila terjadi kehamilan pada
remaja yaiti:
 diselesaikan secara kekeluargaan
 segera menikah
 konseling kehamilan, persalinan, dan keluarga berencana
 pemeriksaan kehamilan sesuai standar
 bila ada gangguan kejiwaan, rujuk kepsikiater
 bila ada risiko tinggi kehamilan, rujuk ke SpOG
 bila tidak terselesaikan dengan menikah anjurkan pada keluarga supaya
menerima dengan baik
 bila ingin melakukan aborsi berikan konseling risiko aborsi
6. Defenisi Aborsi
Ensiklopedi Indonesia  mermberikan penjelasan bahwa abortus diartikan sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28 minggu atau sebelum janin mencapai
berat 1.000 gram.
Menurut Eastmen abortus adalah terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus, karena masih dalam usia kehamilan kurang dari 28
minggu. Sama halnya dengan Jefflot memberikan definisi abortus adalah pengeluaran
dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by
llaous. Secara umum pengertian abortus provokatus kriminalis adalah suatu kelahiran
dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada
umumnya janin yang keluar itu sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan secara yuridis
abortus provokatus kriminalis adalah setiap penghentian kehamilan sebelum hasil
konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan dan janin
dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.

7. Jenis-jenis Aborsi Abortus spontaneous


Adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun
medicinalis semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah. Rustam Mochtar dalam
Muhdiono menyebutkan macam-macam aborsi spontan:
1. Abortus completes
(keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga
rahim kosong.
2. Abortus inkompletus
(keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta
3. Abortus iminen,
yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal ini keluarnya fetus
masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan anti pasmodica
4. Missed abortion, 
keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
5. Abortus habitualis 
atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran
berturut-turut 3 kali atau lebih.
6. Abortus infeksious
dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi genital.
Kehilangan janin tidak disengaja biasanya terjadi pada kehamilan usia muda (satu
sampai dengan tiga bulan). Ini dapat terjadi karena penyakit antara lain: demam; panas
tinggi; ginjal, TBC, Sipilis atau karena kesalahan genetik. Pada aborsi spontan tidak
jarang janin keluar dalam keadaan utuh.

8. Abortus provokatus (indoset abortion)


Adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat,
ini terbagi menjadi dua:

 Abortus provocatus medicinalis


adalah aborsi yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila
tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan jiwa ibu.
 Abortus provocatus criminalis
adalah aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis, sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka
melenyapkan janin sebagai akibat hubungan seksual di luar perkawinan.

9. Alasan terjadinya Aborsi


a. Keluarga yang tidak siap menerima kehamilan, misal : karena tidak ber-KB
atau gagal ber-KB, membatasi jumlah anak, jarak kehamilan yang terlalu
pendek.
b. Keluarga yang dikarenakan memiliki ekonomi pas-pasan sehingga cenderung
bersikap menolak kelahiran anak.
c. Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita yang hamil di
luar nikah, baik secara sengaja ataupun pada kasus perkosaan. Wanita selalu
disalahkan, tidak ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan
disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan melakukan aborsi.
d. Ada aturan perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya hamil
(meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau ketahuan hamil
akan dihentikan dari pekerjaannya.
e. Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di bangku
sekolah, misal SMA, mengakibatkan kecelakaan dan membuahkan kehamilan.
Karena merasa malu, dengan teman-temannya, takut kalau kesempatan
belajarnya terhenti dan barangkali masa depannya pun menjadi buruk.
Ditambah dengan tekanan masyarakat yang menyisihkan sehingga akhirnya ia
melakukan aborsi supaya tetap eksistensi di masyarakat dan dapat
melanjutkan sekolah.
f. Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35 tahun. Bila
seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan masuk dalam kriteria
risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan, sehingga perempuan yang
mengalaminya lebih menjurus menolak kehamilannya dan ujung-ujungnya
akan melakukan aborsi.
g. Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin antara lain
adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan. Maka hal ini akan
memicu seorang wanita yang mengalami suatu masalah akan melakukan
aborsi dengan alasanusiabayibelumsampai3bulan.

10. Aborsi dalam etika

Dalam masyarakat yang kompleks sebagai dampak modernisasi, terjadi


pergeseran moral dan etika ke arah keterpurukan. Untuk mencegah penurunan
moral etik, diperlukan sikap etis yang menunjukkan bahwa sikap tindakan moral
terdiri atas hak dan kewajiban yang ditentukan dengan peraturan yang bertujuan
legalisasi dari moral dan moralisasi dari hukum ”legalism and medical ethics”.
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi setelah pembuatan makalah ini dapat di simpulkan bahwa Tingkat pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang baik serta ditunjang peran serta lingkungan yang memadai
dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja akan
membentuk pribadi remaja sebagai generasi muda penerus bangsa yang sehat jasmani
dan rohani serta melindungi remaja dari sikap seksual yang berbahaya.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa maupun
masyarakat. Dan makalah ini dapat menjadi bahan ajar dan serta sumber pengetahuan
untuk melindungi kesahatan reproduksi dalam promosi Kesehatan.
2. Bagi maysarakat
Dengan adanya makalah penyakit yang sering terjadi pada Kesehatan reproduksi dalam
promosi Kesehatan semoga dapat menambah wawasan pengetahuan dan bisa menjadi
bahan pendidik bagi masyarakat awam.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyaroh, N. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung
diterbitkan oleh Unissula.www.unissula.ac.id.

BKKBN. (2010). Remaja Genre dan Perkawinan Dini. Diunduh dari:


http://www.bkkbn.go.id/publikasi/Documents/Policy%20brief%20remaja %20%20perkawinan
%20dini.pdf. Tanggal akses: 6 April 2012.
Depkes RI. (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010. Diunduh dari:
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_risk
esdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf. Tanggal akses: 28 Juli 2010. Emilia, O. (2008).
Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press

Anda mungkin juga menyukai