Anda di halaman 1dari 24

KETEPATAN

DALAM
PEMBERIAN
VAKSIN YANG
AMAN
DOSEN : DEWITA, SST, M.KEB
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
HAFIFA
ERLINA

01. 02.
NURYANA

SILFIA RIRIN INDRIANTI


ULANDARI SYAM
03. 04.
PENYUNTIKAN YANG AMAN

Pemberian penyuntikan yang aman ( safe injection ) memiliki pengertian sebagai berikut
yaitu adalah :

● Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan terhadap suatu penyakit dalam rangka


menurunkan prevalensi penyakit
● Tidak ada dampak negatif berupa kecelakaan atau penularan penyakit pasca imunisasi
pada sasaran maupun petugas
● Secara tidak langsung tidak menimbulkan kecelakaan atau penularan infeksi pada
masyarakat dan lingkungan terkait
penggunaan teknik dan sarana imunisasi yang benar meliputi
:

• Kualitas vaksin yang terjamin


• Penyuntikan yang steril
• Penggunaan alat suntik sekali
pakai Ads
• Melarutkan vaksin secara benar
• Lokasi suntikan yang tepat
• Penapisan indikasi kontra
Alat suntik untuk penyuntikan vaksin :

ALAT KETERANGAN
Peralatan suntik yang di
Semprit Auto-Disable ( AD )
rekomendasikan
Alat suntik Prefilled Auto-Disable Tersedia untuk vaksin hepatitis B
(PID) dan TT
Alat suntik dan jarum yang bisa di
Tidak di rekomendasikan
pakai ulang ( reusable )
Untuk tujuan mencampur vaksin
Alat suntik dan jarum sekali pakai
saja ( tidak di rekomendasikan saat
buang
ini )
Semprit Auto-Disable
Jenis :
( AD )
Adalah alat suntik yang setelah
dipakai mengunci sendiri dan hanya 1. Uniject TM
dapat dipakai sekali. Semprit ini 2. Soloshot TM
yang direkomendasikan untuk semua 3. Destroject TM
jenis pelayanan imunisasi. Setiap 4. Univec TM
semprit AD adalah steril dan diberi 5. Terumo
segel oleh pabrik. Beberapa jenis 6. KI TM
semprit AD yang ada di lapangan 7. Medeco inject
adalah :
Ukuran suntik :

● Ukuran 0,05 ml : Pemberian


imunisasi BCG

● Ukuran 0,5 ml : Pemberian


imunisasi DPT-HB-HIB,
campak, rubella, DT, Td, IPV,
PCV, HPV, JE

● Ukuran 5 ml : Untuk melarutkan


vaksin BCG dan campak rubella
LANGKAH-LANGKAH PENYUNTIKAN
● Keluarkan alat suntik dari kemasannya
● Buka penutup jarum tanpa menyentuh jarumnya.
● Tusukan jarum ke dalam vial vaksin, tepat di tengah tutup karet. Ujung jarum harus
berada di bagian terbawah botol.
● Jangan tekan piston ke depan sebelum mengisi vaksin.
● Tarik piston untuk mengisi alat suntik hingga garis takar: 0.5 ml untuk hampir setiap
jenis vaksin, 0.05 ml untuk BCG
● Tanpa mengeluarkan jarum dari botol vaksin, buang gelembung udara, pegang alat
suntik dengan tegak ke atas. Lalu dorong secara hati-hati hingga garis takar.
● Untuk dosis terakhir dari botol vaksin multi dosis, pastikan agar ujung jarum terletak
pada titik paling bawah, tepat di tengah tutup karet, dan kosongkan botol vaksin.
LANGKAH-LANGKAH PENYUNTIKAN
● Lanjutkan dengan proses penyuntikan di lokasi yang tepat sesuai jenis vaksin
● Dorong piston dan suntikkan vaksin. Di awal atau di akhir penyuntikan, pendorong
akan terkunci secara otomatis sehingga alat suntik tidak dapat digunakan kembali.
● Jangan menutup kembali jarum suntik setelah digunakan.
● Buang jarum dan alat suntik di dalam safety box.
Alat suntik Prefilled Injection
Devide
( PID )
Prefilled injection device ini digunakan dalam
  Setiap peralatan
vaksin Hepatitis B uniject.
injeksi prefilled AD disteril dan disegel dalam
kemasan dari produsen. Vaksin ada di dalam
reservoir bubble jarum suntik.
Semprit dan jarum yang hanya bisa
dipakai sekali dan dibuang Semprit dan
( disposable single-use ) tidak
direkomendasikan untuk suntkan jarum sekali
dalam imunisasi karena risiko
penggunaan kembali semprit dan buang
jarum menyebabkan resiko infeksi
yang tinggi. ( disposable )
CARA, LOKASI, DAN LOKASI
PENYUNTIKAN
VAKSIN BCG DPT/HB CAMPAK POLIO HB PID

Paha
Lengan sebelah
Tempat Paha tengah Lengan kiri
kanan atas Mulut kanan
suntikan bagian luar atas
luar bagian
tengah luar

Cara
penyuntika IC IM SC Tetes IM
n

Dosis 0,05 cc 0,5 cc 0,5 cc 2 tetes 0,5 cc


PERSIAPAN SEBELUM
MELAKSANAKAN IMUNISASI
PERIKSA LABEL PERIKSA
01. VAKSIN DAN
PELARUT 02. TANGGAL
KADARLUARSA

JANGAN
GUNAKAN:
03. 04.
• Vaksin tanpa label/label tidak
PERIKSA VVM terbaca
• Vaksin yang kadarluwasa
• Vaksin dengan status VVM
telah C atau D
• Vaksin dengan botol
retak/bocor
1. Baca label pada ampul atau botol pelarut pastikan dikirim oleh pabrik
yang sama
2. Pastikan pelarut adalah benar untuk jenis vaksin yang akan dilarutkan di
pelarut. Pelarut tidak boleh saling tukar
3. Pelarut harus didinginkan sebelum di campurkan dengan vaksin
4.Jangan mencampurkan dengan pelaurt sebelum siap mengimunisasi
5. Goyang botol atau ampul vaksin pastikan semua bubuk ada pada dasar
botol
6. Buka botol atau ampul vaksin amati pelarut pastikan tidak reak
7.Buka ampul kaca

CARA MENCAMPUR VAKSIN DAN PELARUT


MEMASTIKAN VAKSIN BERKUALITAS SELAMA
PROSES IMUNISASI
● Hindari vaccine carrier yang berisi vaksin dari sinar matahari langsung.
● Sebelum sasaran datang, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier
yang tertutup rapat.
● Jika sasaran imunisasi sudah datang, maka vaksin dilarutkan dengan jenis pelarut yang
sesuai.
● Pada saat melarut kan vaksin, suhu vaksin dan pelarut harus sama.
● Vaksin yang sudah dilarutkan, ditulis tanggal dan waktu pelarutan nya. Setelah
dilarutkan, vaksin BCG hanya boleh digunakan selama 3 jam, dan vaksin campak/MR
dan JE selama 6 jam.
● Vaksin yang lainnya, setelah dibuka harus diberi label yang ditulis tanggal dan waktu
vaksin dibuka. Penggunaannya mengikuti standar penggunaan vaksin multidose.
MEMASTIKAN VAKSIN BERKUALITAS SELAMA
PROSES IMUNISASI
● Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan dalam vaccine carrier
dengan menggunakan cool pack, agar suhu vaksin dan pelarut tetap terjaga
● Tidak diperkenankan membuka vial baru sebelum vial yang sudah dibuka habis.
● Apabila sasaran selanjutnya belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus
diletakkan di lubang busa yang terdapat di bagian atas vaccine carrier (lihat gambar di
bawah), dan dilindungi agar tidak terkena sinar matahari langsung.
● Setiap vaccine carrier sebaiknya dilengkapi dengan empat buah cool pack (disesuaikan
dengan tipe/jenis vaccine carrier)
● Apabila vaksin yang sudah dilarutkan habis, pelarutan selanjutnya dilakukan jika
sasaran berikutnya telah datang
PENANGANAN VAKSIN YANG SUDAH
DILARUTKAN
1. harus membuang vaksin yang
telah di campur dengan pelarut
setelah tiga jam ( untuk vaksin
BCG ) atau setelah 6 jam
( untuk vaksin Campak ) atau
pada akhir pelayanan
imunisasi

2. Menyimpan vaksin yang telah


di campurkan dengan pelaurt
di atas bantalan busa yang ada
di dalam termos ( vaccine
carrier )
Bayi yang mengalami kondisi ini
sebaiknya tetap diberikan imunisasi
• Alergi atau asma
• Sakit ringan seperti infeksi saluran pernafasan atau
diare dengan suhu dibawah 38,5 o c
• Riwayat keluarga tentang peristiwa yang
membahayakan setelah imunisasi
• Pengobatan antibiotik
• Dugaan infeksi HIV atau positif terinfeksi HIV dengan
tidak menunjukan tanda-tanda dan gejala AIDS, tanda-
tanda dan gejala AIDS kecuali BCG
• Riwayat sakit kuning
• Anak diberi ASI
• Sakit kronis pereti sakit jantung kronis, paru-paru,
ginjal atau liver
• Kondisi syaraf stabil seperti kelumpuhan otak
karena luka atau Down’s Syndrome
KONTRAINDIKASI
Ada terdapat 3 kontraindikasi utama dalam imunisasi :

● Anafilaksis atau reaksi hipersensitivitas yang hebat merupakan kontraindikasi mutlak


terhadap dosis vaksin berikutnya
● Riwayat kejang demam dan panas > 38oC merupakan kontraindikasi pemberiann
DPT/HB1 dan campak.
● Jangan berikanvaksin BCG kepada bayi yang menunjukan tanda-tanda dan gejala
AIDS , sedangkan vaksin lainnya sebaiknya diberikan
● Catatan : jika orang tua sangat keberatan terhadap pemberian vaksin kepada bayi yang
sakit, jangan berikan imunisasi. Mintalah ibu untuk kembali lagi jika bayinya sudah
sehat.
PENANGANAN LIMBAH PASCA
PELAKSANAAN IMUNISASI

Limbah dari penyelenggaraan


Imunisasi diluar gedung harus
dibawa kembali ke puskesmas untuk
kemudian dimusnakan bersama
dengan limbah Imunisasi yang
dilaksanakan didalam gedung.
Limbah Imunisasi dibagi menjadi 2
(dua), yaitu limbah infeksius dan non
infeksius.
LIMBAH
INFEKSIUS
• Limbah medis tajam berupa alat
suntik ADS yang telah dipakai,
alat suntik untuk pencampur
vaksin, alat suntik yang telah
Limbah Infeksius kegiatan kadaluwarsa.
Imunisasi merupakan limbah yang • Limbah farmasi berupa sisa
ditimbulkan setelah pelayanan vaksin dalam botol atau ampul,
Imunisasi yang mempunyai potensi kapas pembersih/usap, vaksin
menularkan penyakit kepada orang dalam botol atau ampul yang
lain, yaitu: telah rusak karena suhu atau
yang telah kadaluarsa.
LIMBAH NON
-INFEKSIUS

Limbah non Infeksius kegiatan Penanganan limbah yang


Imunisasi merupakan limbah yang tidak benar akan mengakibatkan
ditimbulkan setelah pelayanan berbagai dampak terhadap
Imunisasi yang tidak berpotensi kesehatan baik langsung maupun
menularkan penyakit kepada orang tidak langsung.
lain, misalnya kertas pembungkus
alat suntik serta kardus pembungkus
vaksin..
THANKS!

Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon, and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai