Anda di halaman 1dari 31

1

Pemberian Imunisasi Yang Tepat Secara Aman

Penyuntikan imunisasi yang tepat secara


aman meliputi:
– Kualitas vaksin yang terjamin
– Penyuntikan yang steril
– Melarutkan vaksin secara benar
– Lokasi suntikan yang tepat
– Penapisan kontraindikasi
– Teknik penyuntikan yang benar

3
Teknik/Cara Penyuntikan Imunisasi

Intramuskular
Subkutan Mis: Hepatitis B,
Mis: campak, MR, DTP-HB-Hib, IPV
varicella

Oral Intrakutan
Mis: Polio BCG
Dosis, Cara
dan Tempat Pemberian Imunisasi
(Permenkes No. 12 Tahun 2017)
Tehnik Penyuntikan

Bab 2 Pelayanan Imunisasi 8


Cara dan lokasi penyuntikan
Vaksin BCG DPT/HB Campak Polio HB Uniject

Tempat Lengan Paha tengah Lengan Mulut Paha sebelah


suntikan kanan atas bagian luar Kiri Atas kanan bagian
luar tengah luar

Cara Intrakutan Intramuskular Sub Kutan Diteteskan Intramuskular


Penyuntikan

Dosis 0.05 cc 0.5 cc 0.5 cc 2 tetes 0.5 cc

Bab 2 Pelayanan Imunisasi 9


Intrakutan
Suntikan BCG diberikan
pada lengan kanan atas.
• Dosis 0,05cc,
disuntikkan ke dalam
lapisan kulit dengan
pelan-pelan (intrakutan).
• Untuk memberikan
suntikan intrakutan
secara tepat,harus
menggunakan jarum
pendek yang sangat
halus (10mm, ukuran
26).
10
Intramuskular
Suntikan diberikan pada paha
tengah luar secara intramuskular
dengan dosis 0,5 cc
Cara Pemberian :
• Letakkan bayi dengan posisi miring di
atas pangkuan ibu dengan seluruh
kaki telanjang.
• Orang tua sebaiknya memegang kaki
bayi.
• Pegang paha dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
• Masukkan jarum dengan sudut 900.
• Tekan seluruh jarum langsung ke
bawah melalui kulit sehingga masuk
ke dalam otot. Suntikkan pelan-pelan
untuk mengurangi rasa sakit.
11
Subkutan Suntikan campak /MR diberikan pada
lengan kiri atas secara subkutan dengan
dosis 0,5 cc
Cara Pemberian :
• Atur bayi dengan posisi miring di
atas pangkuan ibu dengan seluruh
lengan telanjang.
• Orang tua sebaiknya memegang kaki
bayi. Gunakan jari-jari kiri anda
untuk menekan ke atas (mencubit)
lengan bayi
• Cepat tekan jarum ke dalam kulit
yang menonjol ke atas dengan sudut
450.
• Untuk mengontrol jarum, peganglah
ujung semprit dengan ibu jari dan
jari telunjuk anda tetapi jangan
sentuh jarum.
12
JENIS ALAT SUNTIK
Semprit sekali pakai / Auto Disable Syringe (ADS)
Semprit yang setelah dipakai mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai
sekali
Misalnya: • Alat ini hanya bisa
Uniject digunakan sekali
Skifa • Mengeliminasi penyebaran
penyakit dari pasien ke
Soloshot pasien
Destroject • Menghemat waktu untuk
Univec mensterilisasi
Terumo
K1 No Ukuran ADS Penggunaan
Medeco inject
1 0,05 ml Pemberian imunisasi BCG
Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib, Campak,
2 0,5 ml
DT, Td, dan IPV
3 5 ml Untuk melarutkan vaksin BCG dan Campak
Langkah-langkah penggunaan ADS Oneject :

Keluarkan semprit Pasang jarum pada Lepaskan tutup jarum


dari bungkus plastik semprit bila jarum tanpa menyentuh
belum terpasang jarum
Lakukan
penyuntikan.
Setelah
penyuntikan
piston secara
otomatis akan
mengunci dan
semprit tidak
bisa digunakan
lagi.
Masukkan jarum ke dalam Tarik piston untuk mengisi semprit. Piston secara
botol vaksin, ujung jarum otomatis akan berhenti setelah melewati tanda
berada di bawah permukaan 0,05/0,5 ml dan terdengar bunyi klik. Tekan/dorong
vaksin piston hingga isi semprit sesuai dosis 0,05/0,5 ml.
Lepaskan jarum dari botol, keluarkan sisa gelembung 14
udara pada semprit
JENIS ALAT SUNTIK
Alat suntik Prefilled Injection Device (PID)
Jenis alat suntik yang telah berisi vaksin dosis tunggal dari
pabriknya

Contoh: Hepatitis B

Keuntungan:
 Mencegah vaksin dari
kontaminasi
 Memastikan dosis yang
tepat
 Vaksin & Semprit dalam
set yang sama
 Mengurangi vaksin
terbuang 15
Langkah-langkah penggunaan PID

Dorong dan tekan dengan Jarak antara penutup jarum


Keluarkan PID dari cepat penutup jarum ke dan port akan hilang dan
kemasan dalam port terasa ada klik

Tekan reservoir (gelembung vaksin)


Pegang PID pada port dan untuk mengeluarkan vaksin.
Keluarkan penutup jarum suntikkan jarum ke lokasi Sesudah reservoir kempes, tarik
suntikan PID keluar
Semprit & Jarum sekali buang

Semprit yang hanya bisa dipakai sekali dan dibuang


(disposable), tidak direkomendasikan untuk
penyuntikan imunisasi karena risiko penggunaan
kembali semprit dan jarum tersebut menyebabkan
risiko infeksi tinggi (WHO,UNICEF & UNFPA, 1999)

17
Prosedur penyuntikan :
• Mengunakan ADS baru dan steril.
• Memeriksa bungkus ADS, untuk
memastikan tidak rusak & belum
kedaluarsa.
• Tidak menyentuh jarum.
• Membersihkan kulit dengan kapas air
hangat, tunggu kering.
• Tidak memijat-mijat daerah bekas
suntikan.
• Jika perdarahan, menekan daerah
suntikan dengan kapas kering baru hingga
darah berhenti.
• Membuang ADS bekas pakai langsung ke
dalam safety box tanpa melakukan
penutupan kembali jarum suntik
(recapping)
18
Prosedur Injection Safety
Tools – WHO 2008
Prosedur Injection Safety Tools – WHO
2008
Praktek Penyuntikan Yang Tidak Aman

Membahayakan penerima
suntikan, petugas kesehatan,
& masyarakat
Memegang Semprit Dan Jarum Dengan Aman

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang semprit


dan jarum dan ambil semprit yang baru dan steril.
Cara pengamanan jarum suntik
bekas pakai
Tidak Benar

 Segera masukkan jarum suntik


bekas pakai kedalam safety box
(tanpa direcapping).
 Safety box hanya untuk alat
suntik bekas pakai
 Kumpulkan seluruh bekas
ampul pelarut, vial vaksin,
tutup vaksin, limbah lainnya
(kapas) didalam kantong atau
wadah yang aman.
Jangan Membuka Karet Penutup

INGAT !!! Vaksin atau menyedot langsung


dari vial
Jangan meninggalkan jarum
suntik tertanam dalam vial.

•Jangan Menyiapkan suntikan


sebelum anak / sasaran hadir

Bab 4 Penyuntikan yang Aman 24


Cara Mencegah Luka Tusukan
Jarum dan Infeksi
1. Memegang semprit dan jarum
dengan aman
2. Mengatur tata letak tempat
pelayanan imunisasi
3. Mengatur posisi anak yg tepat
saat penyuntikan
4. Mempraktekkan pembuangan
sampah medis tajam secara
aman

25
Rerata Titer IgG Difteri menurut
Kelompok Umur di Kota Semarang
Tahun 2003
(Sbr : Umi Kunarti, 2004)

Hasil pengukuran titer Ig G difteri di


Kota Semarang tahun 2003.

2-3 th 3-4 th 4-5 th 5-6 th 6-7 th 7-8 th 8-9 th >9 th


Rerata Titer IgG Difteri menurut
Kelompok umur anak di Jerman
(Sbr: Cathy Mathei, et.al 1994) Rerata Titer IgG Difteri menurut
Kelompok Umur di Kota Semarang
Tahun 2003
(Sbr : Umi Kunarti, 2004)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2-3 th 3-4 th 4-5 th 5-6 th 6-7 th 7-8 th 8-9 th >9 th

Titer Ig G 0.9 0.55 0.36 0.4 0.7 0.78 0.66 0.3


INGAT !!!! 4 pesan penting yg perlu
disampaikan kepada orang tua
• Manfaat dari vaksin yang diberikan
(contoh: BCG untuk mencegah TBC)
• Tanggal imunisasi dan pentingnya
KMS disimpan secara aman dan
bawa pada saat kunjungan berikut
• Apa akibat ringan dapat dialami,
cara mengatasi dan tidak perlu
khawatir.
• Tujuan: minimal 5 kali kontak untuk
menyelesaikan semua vaksinasi
sebelum HUT 1 tahun.

Bab 2 Pelayanan Imunisasi 28


Vaccine freeze sensitive

• HB, DTP, DT, Td, TT,Hib


• Mengandung adjuvant (AL SO3)
• Fungsi adjuvant : meningkatkan titer antibody
• AL tidak tahan beku
• Harus disimpan di suhu 2-8 C
Alasan vaccine freeze sensitive diberikan secara
sub cutan/intra muscular

• Adjuvant : Aluminium sulfat harus diberikan


dengan suntikan agak dalam karena mudah
penyerapannya.

• Jika tidak akan terjadi pembengkakan karena


tidak diserap dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai