1. Pengertian Alat suntik Auto-Disable adalah alat suntik yang setelah dipakai
mengunci sendiri dan hanya dapat dipakai sekali. Alat suntik ini yang
direkomendasikan untuk semua jenis pelayanan imunisasi. Setiap alat
suntik AD adalah steril dan diberi segel oleh pabrik. Ada beberapa jenis
alat suntik AD yang berbeda-beda antara lain : Uniject, Soloshot,
Destroject, Univec, Terumo, K1, Medico injet.
Semua alat suntik AD mempunyai penutup plastik untuk menjaga agar
jarum tetap steril dan beberapa juga memiliki penutup pada pistonnya.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penggunaan Alat Suntik Auto-Disable.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Larangan Utara No.
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Larangan Utara
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
5. Prosedur / Langkah-langkah umum menggunaan alat suntik AD
Langkah-langkah 1) Keluiarkan alat suntik dan jarum dari bungkus plastik (lepaskan dan
buka ujung piston alat suntik dari paket) atau lepaskan tutup
plastiknya.
2) Pasang jarum pada alat suntik jika belum terpasang.
3) Lepaskan tutup jarum tanpa menyentuh jarum.
4) Masukkan jarum ke dalam vial/ampul vaksin dan arahkan ujung
jarum ke bagian paling rendah dari dasar vial/ampul (dibawah
permukaan vaksin).
5) Tarik piston untuk mengisi alat suntik. Piston secara otomatis akan
berhenti setelah melewati tanda 0,05 ml/0,50 ml dan anda akan
mendengar bunyi “klik”.
6) Tekan/dorong piston hingga isi alat suntik sesuai dosis 0,05 ml/0,5
ml. lepaskan jarum dari botol. Untuk menghilangkan gelembung
udara, pegang alat suntik tegak lurus dan buka penyumbatnya.
7) Kemudian tekan dengan hati-hati ke tanda tutup.
8) Tentukan tempat suntikan.
9) Dorong piston ke depan dan suntikkan vaksin. Setelah suntikan,
piston secara otomatis akan mengunci dan alat suntik tidak bisa
digunakan lagi. Jangan lagi menutup jarum setelah digunakan.
10) Segera masukkan jarum dan alat suntik langsung ke dalam safety
box. Safety box adalah penampung ADS bekas yang tahan bocor dan
tahan tusukan.
Catatan :
Keuntungan alat suntik AD :
1) Sterilitas ADS terjamin.
2) Alat ini mengeliminasi penyebaran penyakit dari penerima vaksin ke orang
lain yang disebabkan oleh penggunaan jarum dan alat suntik yang
terkontaminasi.
3) Tidak perlu sterilisasi.
6. Unit Terkait Puskesmas, posyandu
PEMBERIAN & PENYUNTIKAN VAKSIN BCG
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Kepala Klinik
Terbitan : 01 Pratama Mitra Insani
SOP
Revisi : 00
Tgl. Mulai : Januari 2021
berlaku
KLINIK PRATAMA
MITRA INSANI
Halaman : 1/1
Tri Wahyuningsih
1. Pengertian Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap
dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus
strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg
residu erythromycin.’
untuk pemberian kekebalan aktif terhadap campak.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penyuntikan Campak.
3. Kebijakan
1. Pengertian Vaksin DPT/HB/Hib adalah vaksin jerap Difteri Pertusis Tetanus, Hepatitis
B Rekombinaan, Haemophilus influenza tipe B, berupa suspensi homogen
yang mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk
rejan) inaktif, antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak
infeksius, dan komponen HiB sebagai vaksin bakteri.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan pemberian
dan Penyuntikan Vaksin DPT/HB/HiB.
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes 2012
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis Vaksin DPT/HB/Hib :
Langkah-langkah Vaksin harus disuntikkan secara intramuscular.
Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas.
Penyuntikan pada bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf
siatik dan tidak dianjurkan.
Suntikan yang digunakan adalah spuit 0,5 ml.
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
Cara Penyuntikan Vaksin DPT/HB/Hib :.
1. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan jari telunjuk.
2. Suntikan vaksin dengan posisi jarum suntik 90o terhadap permukaan
kulit (lakukan aspirasi sebelumnya untuk memastikan jarum tidak
menembus pembuluh darah).
3. Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui kulit sehingga masuk
ke dalam otot.
4. Suntikkan pelan-pelan untuk mengurang rasa sakit.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu, Klinik Pratama
PEMBERIAN DAN PENYUNTIKAN VAKSIN POLIO
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala Klinik Pratama
Mitra Insani
SOP
Revisi : 00
Tgl. Mulai : Januari 2021
berlaku
KLINIK PRATAMA
MITRA INSANI
Halaman : 1/1
Tri Wahyuningsih
1. Pengertian Vaksin Oral Polio hidup (Oral Polio Vaccine = OPV) adalah Vaksin Polio
Trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2 dan 3
(Strain Sabin) yang sudah dilemahkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
pemberian dan Penyuntikan Vaksin Polio.
3. Kebijakan
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012
5. Prosedur / Cara Pemberian dan Dosis :
Langkah-langkah Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes
sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal
4 minggu.
Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang
baru.
Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu masa kadaluarsa dan label
VVM.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu, Klinik Pratama
PEMBERIAN VAKSIN TETANUS TOXOID
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala Klinik Pratama
Mitra Insani
SOP
Revisi : 00
Tgl. Mulai : Januari 2021
KLINIK PRATAMA
MITRA INSANI berlaku
Halaman : 1/1
Tri Wahyuningsih
PERAWATAN LEMARI ES
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala Puskesmas
Larangan Utara
: 00
SOP
Revisi
Tgl. Mulai berlaku :
Halaman : 1/2
Dr. Hj. Any ernawati
NIP. 19680221200212 2004
1. Pengertian Lemari es atau peralatan rantai dingin adalah peralatan yang digunakan
dalam pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin
pada suhu yang telah ditetapkan.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan Perawatan
Lemari Es.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Larangan Utara No.
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Larangan Utara
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
5. Prosedur / a. Prosedur Harian :
Langkah-langkah 1. Memantau suhu dengan melihat termometer atau alat pemantau suhu
digital setiap hari pada pagi dan sore.
2. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es.
Apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan defrosting ( pencairan
bunga es).
3. Lakukan pencatatan langsung pada kartu pencatatn suhu setelah
selesai pengecekan suhu dan defrosting.
b. Prosedur Mingguan :
1. Memeriksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kencangkan baut
dengan obeng.
2. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat
perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah steker dengan
yang baru.
3. Sebelum membersihkan badan lemari es, cabut steker terlebih dahulu
agar tidak terjadi konsleting/arus pendek.
4. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah,
kuas yang lembut/spon busa dan sabun.
5. Pergunakan lap kering untuk mengeringkan badan lemari es.
6. Ketika membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari
es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 oC.
7. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali steker.
8. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan mingguan.
PERAWATAN LEMARI ES
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala Puskesmas Aikmel
SOP Revisi
Tgl. Mulai berlaku
: 00
:
Halaman : 2/2 dr. Hj Any Ernawati
NIP. 19680221200212 2004
5. Prosedur / c. Prosedur Bulanan :
Langkah-langkah 1. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, lakukan penghitungan vaksin
yang akan dipindahkan dan kondisikan cool pack (kotak dingin
cair), vaksin carrier atau cold box sesuai dengan kebutuhan.
2. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair).
3. Sebelum melakukan defrosting, cabut steker lemari es.
4. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat
yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup tidak
perlu dilakukan pembersihan.
5. Lakukan pembersihan karet pintu lemari es, pada model yang mudah
dibuka gunakan kain atau busa yang lembut untuk mencucinya dan
pasang kembali setelah kering, pada model tertutup pembersihan
dilakukan dengan menggunakan lap basah atau dengan tekanan
udara.
6. Memeriksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila
kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila
kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengeras, beri bedak untuk
sementara dan rencanakan untuk diganti.
7. Jika ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan
menggunakan obeng.
8. Setelah selesai melakukan hal tersebut diatas colokkan kembali
steker.
9. Setelah suhu lemari es mencapai 2 s/d 8 oC, susun kembali vaksin.
10. Lakukan pencatatan pada kartu pemeliharaan lemari es sebagai
kegiatan pemeliharaan bulanan.
6. Unit Terkait Puskesmas
1. Pengertian Vaksin adalah produk biologis yang sangat mudah rusak dan kehilangan
potensi bila tidak dikelola dengan benar.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Penanganan Vaksin.
3. Kebijakan
1. Pengertian Semua alat suntik pada akhirnya harus dimusnahkan. Alat suntik dan
jarum untuk mencampur yang sekali digunakan rusak atau dibuang (auto-
disable atau disposable) sebaiknya digunakan sekali dan kemudian
dimusnahkan. Limbah imunisasi yang lain seperti vial/flacon vaksin, tutup
vial, kapas bekas suntikan dan lain-lain, sebaiknya tidak dibuang bersama
dengan jenis-jenis sampah lainnya, karena dapat mencemari dan
membahayakan lingkungan. Maka harus ditangani sama seperti menangani
limbah tajam imunisasi.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
Pembuangan Sampah Limbah Tajam dan Limbah Imunisasi Lainnya.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Larangan Utara No.
tentang Standar Pelayanan Publik Puskesmas Larangan Utara
4. Referensi Permenkes RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi.
Modul Penyelenggaraan Imunisasi Kemenkes RI tahun 2012.
5. Prosedur / 1. Letakkan kotak pengaman di tempat yang terjangkau oleh petugas
Langkah-langkah kesehatan. Setiap kali selesai melakukan penyuntikan, segera
masukkan alat suntik dan jarum ke dalam kotak pengaman atau wadah
untuk benda-benda tajam.
Jika tersedia pencabut atau pemotong jarum, segera pisahkan jarum
dan alat suntik bekas stiap kali setelah digunakan untuk menyuntik.
Setelah mencabut jarum dengan sebuah alat, segera masukkan ke
dalam kotak pengaman.
2. Setelah pelayanan imunisasi atau ketika isi kotak pengaman sudah ¾
penuh, tutup kotak tesebut.
Jangan memindahkan alat suntik dan jarum bekas dari kotak pengaman
ke wadah lain. Kotak pengaman dengan kapasitas lima liter dapat
menampung kurang lebih dari 100 alat suntik dan jarum. Selain itu
terdapat juga safety box ukuran 0,25 ml yang dapat menampung 10
HB PID bekas.
3. Kirim ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan pemusnahan sampah
medis.
6. Unit Terkait Puskesmas, Posyandu
PENYIAPAN PELAYANAN IMUNISASI
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala
Revisi : 00 Puskesmas
SKRINING TT WUS
No. Dokumen : Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Kepala
Revisi : 00 Puskesmas