Anda di halaman 1dari 22

Kursus Presiden Soekarno tentang Pancasila

di Istana Negara
16 Juni 1958
Dasar Negara
 Harus satu dasar yang dapat mempersatukan
 Satu dasar yang memberi arah bagi peri kehidupan
negara
→Dasar statis dimana kita bisa hidup bersatu dan dasar
dinamis kemana kita harus berjalan, sebagai negara.
→PANCASILA
Negara
 Teori bangsa dengan sendirinya mencapai negara.
→ dibantah sejarah, contoh; kafilah Sentral Afrika.
 Negara adalah penjelmaan dari ide yang luhur sekali.
→ ide itu ide apa??
 Negara adalah satu organisasi kekuasaaan,
machtorganisatie.
Negara Menurut Karl Marx
 Marx: selalu ada dua kelas yang bertentangan; feodal vs
horigen; kapitalis vs proletar
→Negara digunakan sebagai alat kekuasaan (penindas) oleh
penguasa (salah satu kelas)
→Harus ada revolusi sosial yang memungkinkan negara
jatuh pada tangan kelas proletar. Tujuannya;
menghilangkan kelas kapitalis dan menciptakan
masyarakat tanpa kelas, tidak ada satu golongan yang
ditindas.
→Fungsi negara sebagai alat kekuasaan hilang, tinggal fungsi
administratif
→Fungsi negara sebagai negara tidak ada lagi
Negara Menurut Bung Karno
 Dalam mengadakan negara harus dapat meletakkan
negara diatas suatu meja statis yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam
bangsa, tetapi juga harus mempunyai tuntunan
dinamis ke arah mana akan di-gerak-kan rakyat,
bangsa dan negara ini.
Meja Statis dan Leitstar Dinamis
 Leitstar → bintang pimpinan.
 Digali dari sedalam-dalamnya jiwa masyarakat kita
sendiri.
 Dasar statis harus terdiri dari elemen-elemen yang ada
pada jiwa Indonesia.
 Leitstar dinamis harus terdiri dari elemen-elemen
yang betul-betul menghikmati jiwa Indonesia.
→ PANCASILA
Leitstar
 Syarat pemimpin:
1. Harus bisa menggambarkan, mengiming-iming, tapi
bukan yang bohong.
2. Harus bisa memberi kepada rakyat rasa mampu
mencapai apa yang diinginkan.
3. Harus bisa menanamkan kemampuan yang sebenar-
benarnya.
→ Trimurti untuk menggerakkan massa.
 Leitstar dari negara harus bisa realiseren tiga syarat
tersebut.
Mencapai Leitstar
 Dasar negara pertama harus bisa menjadi meja statis
yang mempersatukan segenap elemen bangsa
Indonesia dan dasar negara itu harus bisa merealisir
tiga syarat leitstar supaya rakyat dengan alat yang
dinamakan negara dapat benar-benar mencapai apa
yang di leitstar-kan.
→ PANCASILA
Menggali Pancasila
 Tiap-tiap bangsa mempunyai kepribadian sendiri, sebagai
bangsa.

 Dasar statis atau dasar dinamis bangsa tidak boleh berasal


dari luar jiwa rakyat itu sendiri.

 Bung Karno menggali Pancasila dari zaman imperialis,


zaman Islam, zaman Hindu, sampai dengan zaman pra-
Hindu.

 Elemen yang ditemukan pada setiap zaman adalah:


Ketuhanan, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Kedaulatan
Rakyat, dan Keadilan Sosial.
Evolusi Ketuhanan
 Evolusi ketuhanan sejalan dengan proses evolusi
kebudayaan manusia.
 Fase Berburu dan mencari ikan.
 Fase Berternak.
 Fase Bertani.
 Fase Kerajinan.
 Fase Industri.
Berburu dan
Mencari Berternak Bertani Kerajinan Industri
Ikan
Fase Berburu dan Mencari Ikan
• Nomaden, hidup dalam gua.
• Tuhan bulan, bintang, matahari, petir, batu, sungai, dsb.
• Bagawad Gita; pada hakekatnya yang harus kita kenal dan
hormati bukan batunya itu tetapi dia punya jiwa yang
menyembah.
Fase Berternak
 Binatang mampu memberikan penghidupan untuk
manusia; daging, susu, dan kulitnya.
 Bentuk Tuhan berupa binatang.
 Bangsa Mesir dulu menyembah sapi bernama Apis
atau burung bernama Osiris.
Fase Bertani
 Pada fase ini perempuan memiliki peran yang sangat
penting; mendapat ilmu pertanian.
 Hasil pertanian mampu menghidupi manusia.
 Percaya pada suatu zat yang menguasai pertanian.
 Tuhan dibentukkan sesuatu yang berhubungan
dengan pertanian. Dewi Sri misalnya.
 Pada fase ini Tuhan berbentuk manusia
(anthromorph).
Fase Kerajinan
 Manusia mampu membuat alat; barang kerajinan, alat
pertanian, dsb.
 Akal menjadi penentu pembuatan alat, penentu
kehidupan manusia.
 Tuhan berada di akal, bersifat gaib.
Fase Industri
 Hampir segala sesuatu mampu dibuat oleh manusia;
buat petir, buat hujan, mengirim suara ke tempat yang
sangat jauh, bisa ke bulan, dsb.
 Tuhan lebih di-gaib-kan daripada fase sebelumnya.
 Manusia merasa dirinya atau sebagian dari manusia
merasa dirinya Tuhan.
Ketuhanan Indonesia
 Bangsa Indonesia sejak nenek moyang hidup di dalam
alam pemujaan, alam ketuhanan.
 Masyarakat Indonesia adalah masyarakat agraris, dan
setiap masyarakat agraris pasti memiliki kepercayaan.
 Ketuhanan Yang Maha Esa adalah elemen yang tidak
bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia.
Analogi Gajah
 Lima orang buta mengetahui gajah:
1. A: gajah seperti ular (belalai gajah)
2. B: gajah seperti pohon kelapa tapi empuk (kaki gajah)
3. C: gajah seperti daun keladi (telinga gajah)
4. D: gajah seperti cemeti (ekor gajah)
5. E: gajah seperti hawa (dibawah perut gajah)
 Gajah ada, hanya begrip-nya yang berbeda-beda.
 Tuhan ada, hanya begrip manusia yang berbeda-beda.
Penutup
 Dari sejarah keagamaan, secara historis, pada garis
besarnya rakyat Indonesia percaya kepada Tuhan.
 Ketuhanan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai