Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN II

VARIABEL

A. Pengertian Variabel.
Secara umum Variabel diartikan sebagai objek penelitian. Objek
penelitian adalah segala sesuatu yg ada pada manusia/hewan/ tumbuhan
dan sebagainya. Secara metodologis variabel adalah segala faktor atau
segala hal yang didalamnya terdapat keanekaragaman/variasi nilai. Jadi
variabel dapat juga dikatakan sebagai konsep yang mengandung
keragaman/variasi nilai baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif,
sebagi contoh:
1. IPK mahasiswa. IPK merupakan variabel, karena secara
kuantitatif IPK mahasiswa dapat bervariasi mulai dari 0,00 – 4,00.
2. Berat badan merupakan variabel karena secara kuantitatif berat
badan juga bervariasi pada setiap orang, misalnya dari 40 kg - 50
kg.
3. Tingkat sosial ekonomi juga merupakan variabel karena tingkat
soaial ekonomi masyarakat juga bervariasi, dari tingkat sosial
ekonomi rendah sampai dengan tingkat social ekonomi tinggi.
4. Tinggi badan, ini juga variabel karena tinggi badan setiap orang
juga bervariasi
5. Jenis kelamin juga merupakan variabel karena secara kualitatif
jenis kelamin dapat dibedakan menjadi jenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
6. Dalam bidang psikologi, sebagai contoh : agresivitas dan motivasi
juga merupakan variabel karena secara kualitatif agresivitas dan
motivasi setiap orang berbeda kadarnya.

Keragaman/variasi tersebut dapat didasarkan pada:


a. Tingkatan.
Variabel ini jika diukur, secara kuantitatif akan menghasilkan data
sinambung. Data sinambung adalah data yang dapat diurutkan dari kecil
ke besar, dari rendah ke tinggi atau sebaliknya.
Contoh dari variabel yang disebut diatas, misalnya hasil pengukuran
Variabel Indeks Prestasi dari lima mahasiswa : 3,8; 2,7 ; 3,4; 3,0; 2,5 dan
seterusnya. Hasil ukur tersebut dapat diurutkan dari yang rendah ke tinggi
menjadi : 2,5; 2,7; 3,0; 3,4; 3,8, dan sebaliknya bisa diurutkan dari tingg
ke rendah.
Contoh lain adalah hasil pengukuran Variabel Tinggi Badan dari
empat orang diperoleh hasil ukur : 170cm, 150 cm, 162 cm dan 157.
Data tersebut jika diurutkan dari rendah ke tinggi, menjadi 150 cm, 157
cm, 162 cm, 170 cm.
b. Jenis.
Variabel ini secara kualitatif menghasilkan data tidak sinambung,
tidak dapat diurutkan. Sebagai contoh variabel jenis pekerjaan, etnis,
agama dll. Hanya dapat dihitung dan menghasilkan data
pilah/diskrit/nominal

Sebaliknya apabila sesuatu itu tidak bervariasi maka itu tidak dapat
dinamakan variabel. Sesuatu yang tidak bervariasi disebut sebagai
konstanta. Sebagai contoh laki-laki . Laki-laki itu bukan variabel karena laki-
laki tidak bervariasi. Hanya ada satu laki-laki. Matahari juga bukan variabel
karena hanya ada satu matahari di dunia ini.
Penelitian sosial/psikologis pada dasarnya mencari hubungan antar
variabel maka atribut apapun yang tidak bervariasi tidak dapat dijadikan
sebahgai objek penelitian karena tidak dapat diukur. Jadi tidak akan dapat
dicari hubungannya dengan variabel/ fenomena yang lain.

B. Macam-macam Variabel
1. Berdasarkan Fungsinya, antara lain :
a. Variabel Bebas ( Independent Variable / I V ) .
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab
timbulnya variabel yang lain atau suatu variabel yang variasinya
mempengaruhi variasi variabel yang lain. Variable yang lain yang
dimaksud disebut sebagai variabel tergantung/terikat,
Sebagai Contoh :
Hubungan antara Curah Hujan dengan Omzet Penjualan Payung

Variabel Bebas

b. Variabel Terikat / Tergantung ( Dependent Variable / D V )


Variabel terikat/tergantung adalah variabel yang variasinya
dianggap disebabkan oleh variasi variabel lainnya. Variabel lainnya
yang dimaksud disini adalah variable bebas. Efek ini biasanya diamati
dari berubahnya (membesar-mengecilnya) variasi yang tampak
sebagai akibat perubahan variabel yang lain (variabel bebas).
Hubungan antara Curah Hujan dengan Omzet Penjualan Payung

Variabel Tergantung

c. Variabel Intervening.
Variabel intervening adalah Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas (independent
variable) dengan Variabel Terikat (dependent variable), tetapi tidak
dapat diamati dan diukur. Tuckman (1988) menyatakan bahwa “an
intervening variable is that factor that theoretically affect the observed
phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”. Variabel ini
merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variabel
bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak secara
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel
tergantung. Pengertian yang sama juga disampaikan oleh Sugiyono
(2019).
Variabel intervening (mediator/mediasi) ini dapat memperlemah
dan memperkuat hubungan antar variabel, tetapi tidak dapat diukur &
diamati. Variabel mediasi atau intervening letaknya berada di antara
variabel independen dengan dependen sehingga variabel dependen
tidak dapat langsung terpengaruh oleh variabel independen.
Contoh :

Tingkat Pendidikan Orang Tua akan mempengaruhi Prestasi Belajar


Siswa. Tingkat Pendidikan orang tua secara tidak langsung akan
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun dari hasil-hasil penelitian
ternyata tingkat pendidikan tidak berkorelasi positif dengan prestasi
belajar anaknya. Hal tersebut
Perhatikan gambar dua model di atas, terdapat perbedaan yang
sangat mendasar yaitu:

1) Variabel intervening (mediator/mediasi) berada dalam satu


jalur hubungan, sedangkan variabel moderator berada di luar
jalur.
2) Variabel intervening (mediator/mediasi) dipengaruhi oleh
variael independen dan mempengaruhi variabel dependen,
sedangkan variabel moderator lebih banyak tidak.
3) Ciri khas variabel interening atau mediator (terutama dalam
penelitian keperilakuan/sosial) adalah mudah berubah,
misalnya rasa puas, sedih, benci, emosi, mood dan lain-lain.
Sedangkan variabel moderator lebih susah berubah seperti
masa kerja, usia, kepribadian, budaya dan lain-lain.

Sifat Hubungan antar kedua variabel (bebas dan terikat ) tersebut bisa
positif dan juga bisa bersifat negatif. Hubungan Positif akan diketahui jika
meningkat atau menurunnya variasi variabel bebas akan diikuti pula dengan
meningkat atau menurunnya variasi variabel tergantung. sedangkan
hubungan Negatif akan diketahui jika meningkatnya variasi pada variabel
bebas akan diikuti oleh menurunnya variasi pada variabel tergantung, atau
sebaliknya menurunnya variasi pada variabel bebas akan diikuti dengan
meningkatnya variasi pada variabel tergantung.
Contoh :
Dari kerangka teori dibawah ini kita dapat melihat arah hubungan antar
variable
a). Motivasi dengan Kinerja karyawan itu berhubungan positif . Artinya jika
motivasi kerja tinggi maka kinerja karyawannya juga tinggi.Selanjutnya
jika motivasi kerjanya rendah maka kinerjanya juga rendah.
b).Konflik kerja dengan Knerja karyawan itu berhubungan secara negative
artinya jika konflik kerjanya tinggi maka kinerja karyawannya akan
rendah..Sebaliknya konflik kerjanya kerjanya rendah maka kinerjanya
tinggi.

2. Berdasar Jenis Datanya :


a. Variabel Kontinyu
Variabel kontinyu adalah adalah suatu variabel yang jika diukur
akan menghasilkan data kontinum (sinambung), artinya jika data
diurutkan maka akan diketahui posisi subjek dlm kelompoknya.
Cirinya:
1) Memiliki ciri bersambung.
Contoh : Skor tes Psikologi Faal dari 7 mahasiswa :
5, 8, 2, 4, 3, 6, 7
Data tersebut dapat diurutkan mulai :
a) dari kecil ke besar : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8.
b) dari besar ke kecil: 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2.
2) Dapat dibuat klasifikasi berdasar kualitas
3) Pengumpulan datanya menggunakan alat ukur. Contoh alat ukur:
Timbangan Berat, Tes IQ, Tes Prestasi Belajar Fisika, Tes Prestasi
Belajar Bahasa Inggris, Skala Agresivitas dan sebagainya.
4) dari hasil pengukuran, akan dpt diperoleh data rasio, interval, atau
ordinal.

Apakah data rasio, interval, ordinal itu ?


Dalam psikometri dikenal ada level of meassurement , yaitu :

1) Data Rasio (level pengukuran tertinggi)


Ciri :
a) Data rasio adalah data berbentuk angka yang diperoleh dari
pengukuran phisik yang terstandar
b) Hasil ukurnya berjarak sama.
Jarak antar skala ukur sama, jadi alat ukur yang digunakan
menunjukkan skala yang sama antar skala yang satu dengan
skala yang lain.
Misalnya meteran tinggi badan, kalau satuannya cm, maka
skala ukurnya 1 cm, 2 cm dst
c) Dapat dikenai operasi hitung, artinya dapat ditambah, dijumlah
dikurangi maupun dikalikan.
d) Memiliki nilai nol mutlak
Pengertian nilai 0 mutlak adalah jika alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel tersebut menunjukkan angka nol.
artinya harga 0 pada skala ini memang menunjukkan bahwa
atribut yang diukur sama sekali tidak ada pada objek yang
bersangkutan..
Contoh: Apabila kita ke SPBU membeli bensin. Maka jika
pada alat ukurnya menunjukkan angka nol berarti memang
tidak ada bensin yang keluar.

2). Data Interval.


a. Data interval adalah data yang pada umumnya diperoleh dari
pengukuran psikhis
b. Berbentuk angka yg merupakan nilai (skor) dari pengukuran
psikhis
Pada dasarnya merupakan hasil pengukuran ordinal yang
memiliki jarak antar jenjang yang tetap (selalu sama)
sebagai contoh= 1,2, 3,4,5,6,7………..
Kita juga dpt menyatakan bahwa jarak 2-4 sama dgn jarak 4-6
c. Skor 0 tidak berlaku mutlak
Pada dasarnya Skor 0 tidak berlaku mutlak

3). Data ordinal


a) Data ordinal adalah data yang juga diperoleh dari hasil
pengukuran.
b) Hasil ukurnya berwujud rangking atau penjenjangan kualitatif.
jadi data statistik ini dapat diurutkan dari jenjang yang paling
rendah sampai jenjang yang paling tinggi atau sebaliknya.
c) Sifat data kualitatif (tdk berangka tapi memiliki graduasi) dalam
bentuk kategori, klasifikasi.
d) Jarak tidak sama
e) Posisi data tidak setara/bertingkat
f) Menyatakan klasifikasi yg satu lebih dari pada yg lain
g) Angka 0 berlaku tidak mutlak
contoh: Prestasi Akademik: rangking 1, 2, 3
Status kelulusan : sangat memuaskan, memuaskan,
kurang memuaskan

b. Variabel Diskrit / Pilah / kategorik / Nominal


Variabel ini tidak menghasilkan data kontinyu, tetapi data
pilah. Data pilah adalah data yang bersifat kualitiatif, tidak
berangka dan tidak memiliki graduasi.
Ciri :
1. Dapat dibuat klasifikasi/kategori secara terpisah, saling lepas
berdasarkan atas ciri-ciri tertentu
2. Memiliki kedudukan setara
3. Tidak memiliki ciri yg bersambung
4. Pembagian bukan berdasarkan kualitas
5. Data ini tidak dimaksudkan untuk kuantifikasi, sehingga tidak
dapat dikenai operasi hitung.
Contoh : Data agama ( 1= Islam, 2= Kristen, 3=Hindu dst).
Data Jenis pekerjaan (1= Pedagang, 2=Petani dst)
Data Jenis Kelamin (1=Laki-laki, 2=Perempuan)
Data Etnis(1= Batak, 2=Sunda 3=Bali dst)
Untuk dapat dikenai analisis statistik maka data kualitatif ini
harus diangkakan. Bagaimana caranya. Untuk mendapatkan data
angka, dapat dilakukan dengan penghitungan. Hasil
penghitungannya disebut sebagai frekuensi. Sebagai contoh
menghitung jumlah anak berdasarkan etnis, jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan), menghitung jenis pekerjaan orang tua, jenis
agama dan sebagainya.

C. Nilai Variabel.
Nilai varibel, hanya dapat dikenakan pada variabel sinambung
/kontinyu, khususnya pada variabel yang datanya adalah data rasio/
interval.
Pada variabel diskrit/pilah data yang dihasilkan adalah data diskrit.
Data diskrit ini bersifat kualitatif, maka agar dapat dikenai statistik, data ini
harus dicari /dihitung frekwensinya.
Contoh: Tabel 1: Data Tentang Pilihan Fakultas
Jenis Kelamin Jenis Fakultas
Psikologi Teknik Ekonomi
Laki-laki 50 120 144
Perempuan 150 40 80
∑ 200 160 224

Latihan : Identifikasi Jenis-jenis Data


Tabel 2. Hasil Juara lomba Menyanyi Siswa SD X Yogyakarta
Ke- Nilai Juara
No Nama JK las Yuri Yuri Yuri 3 Total ke Hadiah
1 2
1 Vera 2 4 80 78 79 237 1 Rp. 60000
2 Budi 1 6 75 73 76 224 2 Rp.30 000
3 Arni 2 5 70 70 75 215 3 Rp 15000
4 Santo 1 4 69 67 70 206 4 6 buku
5 Sinta 2 5 66 64 70 200 5 3 buku
Keterangan: 1= laki-laki 2= Perempuan

Tugas 1
Silahkan mencari secara online/offline, jurnal penelitian ataupun skripsi
dan hasil-hasil penelitian yang bisa diakses melalui e-lab, Google scholar,
perpustakaan universitas, fakultas dll, kemudian buatlah laporan Tugas statistika
dasar yang pertama dan dikirimkan ke Portal/Sipeda, paling lambat 3 hari
sebelum kuliah di minggu berikutnya (lihat baik-baik batas terakhir pengumpulan
yang tertera di portal)
1. Tuliskan judul skripsinya atau judul penelitian yang anda baca. Anda wajib
mereview (dua buah penelitian kuantitatif, yang terdiri dari satu buah
penelitian hubungan/korelasi dan satu buah penelitian
perbedaan/komparasi), lengkap dengan nama peneliti dan sumber referensi.
2. Tuliskan nama dari variabel tergantung/terikat dan nama dari variable
bebasnya
3. Tuliskan subyek penelitiannya.
4. Tuliskan hasil ukur yang didapat dari masing-masing variabel tersebut
(apakah berdata rasio, interval, ordinal atau diskrit/nominal).

Keterangan:
Jika anda membaca laporan skripsi, data mengenai identifikasi variable ini
terdapat pada BAB III.

Anda mungkin juga menyukai