Disusun oleh :
Harmade Sonna Putra
(11940311926)
VARIABEL KUANTITATIF
Variabel adalah sebuah fenomena (Yang berubah.ubah) dengan demikian maka
bisa jadi tidak ada satu peristiwa di alam ini Yang tidak dapat disebut variabel, tinggal
2
tergantung bagaimana kualitas variabelnya, yaitu bagatmana bentuk variasi fenomena
tersebut. Ada fenomena Yang spektrum variasinya sederhana, tetapi juga ada fenomena
Iain dengan spektrum variasi Yang amat kompleks. Misalnya fenomena jenis kelamin
manusia. Kalau dikelompokkan hanya ada dua jenis kelamin, yaitu manusia laki-laki
dan manusia pcrcmpuan. Sedangkan fenomena Yang Iain seperti selera memilih mode
pakaian, mungkin tidak dapat dihitung berapa banyak variasinya karena masing-masing
orang memiliki seiera sendiri dalam hal memilih pakaian Yang disukainya tergantung
dari mana dan bagaimana mereka mambuat konsep tentang variabel-variabel pakaian
yang ada.
3
Selain pengukuran variabel di atas secara lebih sederhana variabel dibedakan
dalam ragamnya Yang berbentuk Yang berbeda-beda seperti independent variable
(variabelbebas) , dependentvariable (variabel tergantung), interveningvariable
(variabel penyela) , dan variabel Iain (yang mengikuti) seperti yang dijelaskan pada
Gambar 7. Akan tetapi hubungan masing-masing variabel ini, biasanya tidak
sesederhana yang dipikirkan sehingga harus diperluas pembahasannya terutama dalam
analisis multivariat maupun analisis bivariat.
Variabel bebas adälah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada
variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari
"pengaruh" variabel tergantung. Dengan demikian variabel tergantung adalah variabel
yang "dipengaruhi" Oleh variabel bebas. Umpamanya pada suatu penelitian, tingkat
produksi bergantung pada proses produksi, dengan kata Iain proses yang baik akan
mengakibatkaupcoduksimeningkavsedangkan produksi menurun apabila proses produksi
jelek. Dalam penjelasan inimaka variabel beb4S adalah proses produksi sedangkan variabel
tergantung adalah tingkat produksi.
Namun dalam penelitian banyak dapat dibuktikan. tidak selamanya variabel bebas
memengaruhi variabel tergantung. Dengan kata Iain "perubahan" pada variabel tergantung
tidak semata-tnata disebabkan Oleh variabel bebas, tetapi karena ada faktor Iain. Faktor
disebut variabel penyela. Variabel penyela ini berada di antara variabel bebas dan variabel
tergantung dalam suatu hubungan sebab-akibat. Variabel penyela dapat mernengaruhi
variabel tergantung, namun berasal dari suatu fenomena Yang berada di luar (atau melalui)
"pengaruh" variabel bebas.
Variabel penyela dipertimbangkan dalam analisis, terutama kalau kehadiran variabel
ini sudah didesain dalam desain penelitian atau desain analisis. Pada penelitian tertentu
justru variabel penyela inilah Yang Paling besar "pengaruhnya" terhadap tergantung
melalui penemuan hubungan sebab•akibat Yang sempurna. Suatu contoh, Pada Salah satu
penelitian tentang tingkat penerimaan dan kesiapan birokrasi di Jawa Timur terhadap
teknologi informasi. Salah satu variabel Yang memengaruhi tingkat penerimaan dan
kesiapan birokrasi adalah variabel budaya asal birokrat. Untuk menjelaskan bah.va
perilaku birokrasi (variabel tergantung) dipengarvhi oleh budaya asal birokrat (variabel
bebas) maka diukur pula variabel penyela yaitu ketersediaan perangkat teknologi
informasi dan variabel kebijakan. Hal-hal Yang disebut terakhir ini adalah variabel-
variabel penyela Yang harus diperhatikan dalam analisis penelitian tersebut.
Dalam penelitian kebijakan variabel penyela dapat dibedakan menjadi dua tipe.
Pertama adalah variabel-variabel hnplementasi (variabel-variabel Yang ikut memengaruhi
implementasi) , variabel ini adalah kondisi.kondisi Yang ikut memengaruhi ketika sebuah
kebijakan itu dilaksanakan. Kondisi ini sudah diperkirakan dan ikut memengaruhi
permulaan kebijakan, tetapi kemudian punya pengaruh terhadap efek-efek akhir dari suatu
program. Misalnya, kebijakan publik pendidikan dasar sembilanj tahun. Kebijakan ini
membutuhkan ketersediaan instrumen bantu (implement) yang sejak semula sudah
tersedia, seperti instrumen prasarana pendidikan dasar, instrumen guru, dan sebagainya.
4
Instrumen-instrumen ini adalah variabel implementasi. Proses implementasi bisa banyak
perinciannya dan juga dapat terdiri dari unsur-unsur yang lebih kecil, seperti kesiapan
kepala-kepala sekolah, pegawai administrasi; peralatan administrasi, perpustakaan, dan
sebagainya.
Pada penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat analisis statistik, mengukur
variabel dalam jumlah yang banyak bukan lagi persoalan, karena itu bisa saja sernua
variabel itu dianalisis sekaligus baik variabel bebas, variabel tergantung, variabel penyela
maupun variabel yang mengikuti. Kesulitan-kesulitan peneliti terletak bukan pada analisis
namun pada pembahasan, karena begitu banyak "hubungan" variabel yang harus dibahas
satu persatu.
Dalam penelitian kebijakan publik, variabel kontrol dibagi dua macam: variabel
Pembantu dan variabel kendala. Suatu variabel pembantu mengacu kepada tindakan
membantu Yang berkemungkinan dipakai guna meningkatkan nilai tambah efektivitas dari
kebijakan atau program Yang dilaksanakan. Suatu variabel pembantu dapat dipandang
sebagaivariabel diluar tindakan alternatif. Namun demikian, variabel pembantu adalah
program atau kebijakan Suplemen sehingga walaupun Variabel pembantu di luar tindakan
alternatif, tetapi dapat juga dipandang sebagai suatu alternatif Yang Iain. Bahkan dapat
muncul sekaligus dengan variabel bebas tetapi bukan berurutan dengannya.
Perlu juga diingat di sini bahwa variabel pembantu tidak boleh dikacaukan dengan
variabel penengah. Misalnya, kita kembali ke contoh variabel menjembatani di yaitu
dalam hal kebijakan penyediaan lapangan kerja bagi eks. pelacur di Surabaya. Untuk
memperoleh pekerjaan seperti kebijakan publik tersebut, maka eks. pelacur dibeti latihan
keterampilan kerja (variabel menjembatani). Kemudian untuk pelaksanaan latihan kerja
dengan suatu hasil Yang memuaskan, maka perlu kgpada eks. pelacur itu diberi atau
ditumbuhkan motivasi latihan kerja Yang baik melalui penyuluhan atau bimbingan pribadi
öleh psikolog, ulama atau social uorker. Bimbingan pribadi ini adalah Yang dimaksud
dengan variabel pembantu dan dengan contoh di atas pula kita sekaligus dapat
membedakan variabel menjembatani dan variabel pembantu.
Tipe Iain dari variabel kontrol adalah variabel kendala. Sesuai dengan namanya,
variabel ini bermaksud sebagai variabel rintangan atau penghalang terhadap kebijakan
publik Yang diprogramkan karena faktor Situasi. Kemudian dari isinya, variabel kendala
dapat dipisahkan, yaitu variabel faktor lingkungan dan variabel karakteristik populasi
sasaran kebijakan. Dalam hal pencapaian kebijakan yang diharapkan, faktor lingkungän di
mana kebijakan dilaksanakan merupakan hal„hal yang perlu mendapat perhatian. Begitu
pula dengan karakteristik sasaran kebijakan. Apa pun alasannya, faktor karakteristik
sasaran adalah persoalan yang inheren dengan kebijakan itu sendiri, dan ini pun petlu
diperhatikan dalam analisis suatu kebijakan.
HUBUNGAN-HUBUNGAN VARIBEL
Kompleksitas variabel lengkap dengan uraian di atas, tidak banyak dijumpai dalam berbagai
penelitian kuantitatif Iainnya, Pada penelitian kuantitatif umumnya dijumpai (independent variable),
variabel tergantung (dependent variable) dan variabel penyela (intervening variable). Sedangkan
5
varian variabel seperti pada penelitian kebijakan publik tidakbanyak dijumpai akan tetapi
kompleksitas modelnya bisa menjadi perhatian dalam pengembangan model variabel pada penelitian
kuantitarif Iainnya yang lebih progresif. Hanya saja dalam penelitian kuantitatif yang bervariasi
adalah hubungan antara variabel-variabel tersebut. Hubungan mana dalam penelitian kebijakan sosial
Vidak banyak dijumpai.
HUBUNGAN SIMTRIS
Ada empat kelompok hubungan simetris yang masing-masing dapat dijelaskan sebagi berikut:
1. Kedua variabel merupkan indikator sebuah konsep yang sama. Pada suatu saat orang bersuara
sendu, kemudian mengeluarkan air mata, tandanya ia menangis. Namun tidak dapat dikatakan
bahwa seseorang mengeluarkan air mata menyebabkan ia bersuara sendu atau sebaliknya.
2. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor. Kebijakan pemerintah membebaskan
pajak impor barang mewah, berakibat menmgkatnya permintaan barang impor dalam
negeri. Kebijakan kemudahan pernberian kredit sepeda motor berakibat terhadap
pertumbuhan angkutan ojek di masyarakat.
3. Kedua variabel berikaitan secara fungsional. Bertambahnya ngkutan ojek
secara fungsional mematikan fungsi angkutan Iain seperti becak. Berkembang
hypermarket disatu wilayah, secara fungsional mematikan toko-toko kecil di
sekitar hypermarket. Kebijakan motorisasi perahu angkutan antarpulau, secara
fungsiona1 mematikan angkutan tradisional yang menggunakan tenaga angin
atau tenaga manusia.
4. Kedua variabel mempunyai hubungan Yang kebetulan semata. Seorangibu
menumpang pesawat Lion Air, sebulan kemudian mendapat hadiah jutaan rupiah
Yang menjadikannya seorang milioner. Hubungan antara naik pesawat dan
hadiah jutaan rupiah hanyalah kebetulan karena maskapai Lion Air sedang
menyelenggarakan program hadiah jutaan rupiah.
HUBUNGAN ASIMETRIS
Pembahasan mengenai berbagai hubungan variabel penelitian kuantitatif, Pada
umumnya tertumpu pada pembicaraan mengenai hubungan asimetris. Hubungan ini
mendeskripsikan bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel yang Iain. Hubungan
asimetris terdiri dari enam tipe yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
6
1. HUBUNGAN ANTARA STIMULUS DAN RESPONS
Sifat hubungan İni menjelaskan variabel stimulus memberikan
pengaruh terhadap variabel respons, dan kemudian variabel rcspons memberi
reaksi terhadap stimulus tersebüt. Hubungan İni adalah bagian dari hubungan
sebab-akibat. yang biasanya dilakukan oleh ahli-ahli penelitian kuantiratif
dari berbagai disiplin ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial. Contohnya
seorang peneliti meneliti hubungan antara tayangan erotik di media massa
terhadap sikap seks remaja di perkotaan. Penelitian tentang perturnbuhan
ekonomi pedesaan pasca pemberian kredit UKM di desa tersebut.
7
Pada kasus hubungan ini dimaksud, variabel tertentu memiliki
hubungan Yang imanen dengan variabel Yang Iain, perubahan variabel tertentu
akan diikuti Pula dengan perubahan berlebihan variabel Yang akan Iain.
menyebabkan Contohnya, menurunnya jumlah barang harga Yang barang
beredar tersebut, di pasar jumlahdalam jumlah lulusan sekolah keguruan Yang
terus bertambah dengan tidak diikuti Oleh bertambahnya jumlah sekolah baru,
akan mengakibatkan jumlah pengangguran bagi lulusan sekolah keguruan.