Oleh :
RYDHO BASTIAN
NIM : 07011281924067
Dosen Pengampu:
DR. Alamsyah, S.IP., M.SI.
Pencapaian pembangunan akan terlihat dari masyarakat yang berdaya guna, sejahtera,
dan sejahtera secara merata. Kecukupan perbaikan pada dasarnya adalah demonstrasi rencana
kontras dan hasil yang ada. Hal ini karena di antara kedua hal tersebut sering terjadi
penyimpangan, tugas administrasi adalah melakukan perbaikan terhadap penyimpangan
tersebut. Kelangsungan suatu kemajuan pada dasarnya adalah demonstrasi dari rencana yang
kontras dan hasil yang ada. Hal ini karena diantara kedua hal tersebut sering terjadi
penyimpangan, tugas administrasi adalah melakukan perbaikan terhadap penyimpangan
tersebut.
Pencapaian suatu rencana atau proyek tidak hanya di pengaruhi dari faktor internal,
tetapi faktor eksternal juga berperan dalam mempengaruhi pencapaian pembangunan.
Dukungan dari publik merupakan faktor luar yang menentukan tercapainya suatu program,
tanpa kerjasama daerah tidak akan berjalan dengan baik, perlu adanya kepentingan publik
dalam penyusunan atau proyek, sehingga program dapat berjalan dengan baik. Proyek-proyek
yang disusun tidak diragukan lagi erat kaitannya dengan peningkatan wilayah setempat. Oleh
karena itu, perlu adanya perhatian dari masyarakat setempat terhadap proyek pembangunan
ini. Kerjasama publik dalam pelaksanaan program perbaikan membutuhkan keakraban
masyarakat dengan kepentingan dan kepentingan yang sama. Metodologi yang diterapkan
adalah melalui sistem mindfulness. Salah satu investasi publik dalam pemerintahan para
eksekutif adalah mengambil keputusan sebagai bagian penting dari teknik strategi perbaikan.
Jika publik mengambil bagian dalam pembangunan, misalnya jalannya pembuatan strategi,
pelaksanaan, pengecekan, penilaian, dan perolehan keuntungan, maka pada saat itulah tujuan
perbaikan akan tercapai.
Penyusunan suatu program tentu bukanlah pekerjaan yang mudah, program yang
layak harus sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dilihat oleh masyarakat yang menjadi
tujuan program, semakin beragam dan kompleks persyaratan dan masalah dari pengumpulan
tujuan, semakin banyak berbelit-belit penyusunan program. Masyarakat (kelompok sasaran)
memiliki atribut khusus. Masyarakat memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda,
kemampuan mereka untuk membedah situasi saat ini juga bermacam-macam, kemampuan
mereka untuk menentukan pilihan tidak sama antara kelompok masyarakat satu dengan
lainnya.
1.3. Tujuan
a) Untuk mengetahui konteks-konteks dalam pengawasan
b) Untuk mengetahui hierarki fungsi pengawasan dalam administrasi
pembangunan
c) Untuk mengetahui konsep partisipasi masyarakat
d) Untuk mengetahui hakikat pengawasan dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan
1.4. Manfaat
a) Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan mengenai Ilmu Administrasi Publik dan memberikan kontribusi
terhadap pembuatan karya ilmiah tentang Pengawasan dan Partisipasi dalam
Pembangunan.
b) Manfaat Praktis
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah
serta melatih penulis dalam menerapkan dan mengembangkan disiplin Ilmu
Administrasi Publik, khususnya di bidang administrasi pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional sebagai upaya administratif yang dilakukan oleh
otoritas yang ditunjuk secara khusus untuk mengarahkan tinjauan otonom terhadap
pasal-pasal yang mereka kelola. Pengawasan ini berperan untuk membantu
administrasi kontrol hierarkis dalam mencapai tujuannya. Pengawasan fungsional
dipisahkan menjadi dua, khususnya: pertama, pengawasan internal adalah
pengawasan yang dilakukan oleh Badan Pengelola Utilitarian (APFP), seperti BPKP,
Inspektorat Jenderal (Itjen). Selanjutnya, kedua, pengawasan luar adalah pengelolaan
yang dilakukan oleh perangkat di luar kewenangan publik, seperti BPK dan DPRD.
B. Pengawasan Melekat
Dalam pengawasan melekat, pengawasan diartikan sebagai atasan yang
memiliki kendali dan dapat bertindak tanpa hambatan dari keadaan yang tidak dapat
didamaikan. Dalam ide ini, bawahan dan masyarakat tidak terlalu diperhatikan
dengan anggapan bahwa bos dapat melatih kekuatannya sehingga mereka diizinkan
untuk mengatur bawahannya. Pengawasan yang melekat merupakan suatu tindakan
yang bersifat nonstop control, yang dilakukan oleh atasan langsung yang lebih baik
dari bawahannya sehingga pelaksanaan kewajiban bawahan berjalan dengan sukses
dan cakap sesuai rencana gerakan dan undang-undang serta pedoman yang relevan.
Johnson, dkk (1973) membagi sistem pengawasan menjadi dua bagin yakni
pertama, pengawasan otoritatif. Khususnya suatu kerangka pengamatan menyeluruh
yang menilai pameran umum suatu gerakan di dalam asosiasi. Norma estimasi yang
biasa digunakan untuk jenis manajemen ini adalah estimasi kecukupan tindakan. Dari
hasil estimasi kelayakan, masukan selanjutnya dapat digunakan untuk menilai tujuan
dan sasaran, mengetahui tahap persiapan selanjutnya, dan selanjutnya
mengembangkan arah pelaksanaan tindakan (metodologi kerja standar). Kedua,
pengawasan fungsional, khususnya kerangka pemeriksaan yang digunakan untuk
mengukur pelaksanaan setiap hari dari suatu tindakan dan memberikan tindakan
restoratif langsung.
3.1. Kesimpulan
Partisipasi masyarakat sebagai siklus ketika penduduk sebagai makhluk
individu seperti kumpulan individu dan afiliasi, berpartisipasi dan mempengaruhi
interaksi untuk merencanakan, melaksanakan, dan memperhatikan prosedur yang
secara langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Pencapaian pembangunan tidak
lepas dari dinamika kepentingan individu daerah. Kelompok masyarakat teritorial,
baik sebagai kerangka kebersamaan maupun sebagai rakyat, merupakan bagian
fundamental yang vital dari kerangka otoritas publik, karena pada tingkat dasar
organisasi daerah diarahkan pada pemahaman masyarakat yang sejahtera dalam
ruang yang bersangkutan. partisipasi dari masyarakat dapat berupa komitmen
pertimbangan atau pemikiran, kerjasama sebagai tenaga, dukungan kemampuan
sebagai salah satu kepentingan daerah sebagai komitmen kemampuan dan juga
partisipasi dari masyarakat dapat berupa pengawasan atas berjalannya program
pembangunan agar sesuai dengan tujuan yang disepakati.