Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN SENGATAN BINATANG LAUT

DISUSUN OLEH :

NAMA : SENDEA TISPAWANA


NPM : F0H020081
KELAS : IIB

Dosen Pengampu :
Ns. Tuti Anggraini Utama, S.Kep,M.Kep

DIII KEPERAWATAN FAKULTAS MATEMATIKA


DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU 2022
LAPORAN KASUS

Tn.A 37 tahun masuk rumah sakit tgl 13 April 2016, sebelumnya penderita pada pukul 12.30
WIB disengat Binatang laut di tungkai kiri, dibawa ke RSUD Kebumen jam 13.00 WIB.
Penderita mengeluh : sesak nafas, terasa panas, nyeri, badan kaku semua dan kaki bengkak.
Nyeri kepala (-), mual dan muntah (-). Px TTV di IGD : S : 36.9 derajat C, TD : 130 80, N :
78/menit, RR : 34 x/menit.

PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien

Nama : Tn.A

Umur 1 37 tahun

Alamat : Kebumen

Jenis Kelamin : L

Pekerjaan : Tani

Pendidikan : SMP

B. Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak nafas.


C. Riwayat Kesehatan Sekarang : klien datang kc IGD pada tanggal 13 April 2015 jam 13.00
WIB, dengan di bawa oleh tetangganya, klien mengatakan tungkai kirinya di Sengatan
binatang laut, setelah itu klien merasakan sesak nafas, terasa panas, nyeri, badan kaku semua
dan kaki bengkak, tampak kebiruan. dan tiba-tiba terjatuh. Di rumah kaki klien sudah diikat
dengan menggunakan kam diatas luka bagian sengatan tersebut. Lalu klien langsung dibawa
ke RS.
D. Hasil pemeriksaan
TTV : TD : 90/60 mmHg,
N : 78 x/menit
RR : 34 x/menit
S:369 C
GCS E:3 V:3 M:S di IGD terpasang infus NaC1 0,9 96 30 Tpm.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien sebelumnya tidak menderita sakit apapun.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien sebelumnya tidak menderita sakit apapun.
Riwayat Kesehatan Keluarga : klien mengatakan dalam kduarga tidak ada yang menderita
penyakit menular atau menurun seperti, DM, hepatitis, TBC, Hipertensi, dll
Kaji kondisi pasien,apabila ada sengatan akan ditemukan :
1. Mendesah
2. Sesak nafas
3. Tenggorokan sakit atau susah berbicara
4. Pingsan atau lemah
5. Infeksi
6. Kemerahan
7. Bengkak
8.     Nyeri
9.     Gatal-gatal di sekitar area yang terkena gigitan
    Pada Sengatan Binatang laut dapat ditemukan data :
1. Tampak kebiruan
2.  Pingsan
3. Lumpuh
4. Sesak nafas
5. Syok hipovolemik
6.  Nyeri kepala
7.   Mual dan muntah
8.   Nyeri perut
9.     Diare
10.      Keluarnya darah terus menerus dari tempat sengetan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi


2.  Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan

3. Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses inflamasi
4. Gangguan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan reaksi endotoksin
5. Hipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin pada hipotalamus
6. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat

INTERVENSI
(TINDAKAN KEPERAWATAN)

1.Nyeri berhubungan dengan proses toksikasi


                           

    Tujuan : Meredakan nyeri


    Intervensi
a.       Sengat kalau masih ada dicabut dengan pinset
Rasional         : mengeluarkan sengat serangga yang masih tertinggal
b.      Berikan kompres dingin
Rasional         : meredakan nyeri dan mengurangi bengkak
c.       Lakukan tehnik distraksi relaksasi
Rasional         : mengurangi nyeri
d.      Kolaborasi dalam pemberian antihistamin seperti diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk
krim/salep atau pil, losion Calamine
Rasional         : mengurangi gatal – gatal

2.Syok berhubungan dengan tidak adekuatnya peredaran darah ke jaringan


                           

    Tujuan : Menangani penyebab, memperbaiki suplai darah ke jaringan


    Intervensi
a.       Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat di atasi(perdarahan luar)
Rasional         :Mengurangi keparahan
b.      Pasien dibaringkan kepala lebih rendah.
     Rasional          :Kepala lebih rendah supaya pasien tidak hilang kesadaran
c.       Kaki di tinggikan dan di topang
Rasional         :Meningkatkan suplai darah ke otak
d.      Longgarkan pakaian yang ketat atau pakaian yang menghalangi
     Rasional          : Sirkulasi tidak terganggu
e.       Periksa dan catat pernapasan nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
Rasional         :Mengetahui tingkat perkembangan pasien

3.Rasa gatal, bengkak dan bintik – bintik merah berhubungan dengan proses inflamasi 
                           

    Tujuan : Mencegah peradangan akut


    Intervensi
a.       Pasang tourniket pada daerah di atas gigitan
Rasional         : Mencegah tersebarnya racun ke seluruh tubuh
b.      Bersihkan area yang terkena gigitan dengan sabun dan air untuk menghilangkan partikel yang
terkontaminasi oleh serangga (seperti nyamuk).
Rasional         :Untuk menghindari terkontaminasi lebih lanjut pada luka
c.       Kolaborasi dalam pemberian antihistamin dan serum Anti Bisa Ular (ABU) polivalen i.v dan
disekitar luka. ATS dan penisilin procain 900.000 IU
Rasional         :Mencegah terjadinya infeksi

                            4.Gangguan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan reaksi endotoksin
Tujuan:Mengembalikan fungsi pernapasan
    Intervensi
                                a.            Auskultasi bunyi nafas

Rasional         :mengetahui kondisi nafas pasien


                               b.            Pantau frekuensi pernapasan
Rasional         :mencegah pasien mengalami gangguan pernafasan yang lebih akut
                                c.            Atur posisi klien dengan nyaman dan atur posisi kepala lebih tinggi

Rasional         :agar sirkulasi darah dan jalan nafas tidak terganggu


                               d.            Observasi warna kulit dan adanya sianosis

Rasional         :untuk mengetahui persebaran bisa ular dan tingkat keparahnnya


                                e.            Kaji adanya distensi abdomen dan spasme otot

Rasional         :spasme otot akan memberikan tanda adanya gangguan pernafasan yang parah
                                f.            Batasi pengunjung klien

Rasional         :mengurangi stress pada pasien


                               g.            Bantu pengobatan pernapasan (fisioterapi dada)

Rasional         :membantu jalan nafas pasien


                               h.            Beri O2 sesuai indikasi (menggunakan ventilator)

Rasional         :memberikan kecukupan oksigen pada pasien dan membnatu pernapasan

                            5.Hipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin pada hipotalamus


Tujuan         :mengembalikan suhu normal pasien (36-37oC)
    Intervensi
                                a.            Pantau suhu klien, perhatikan menggigil atau diaforesis

Rasional         :mengetahui keadaan suhu tubuh pasien dan reaksi tubuh pasien terhadap racun
yang menyebar di tubuh pasien
                               b.            Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur

Rasional         :linen yang tebal maupun tipis akan memppengaruhi suhu tubuh pasien
                                c.            Beri kompres mandi hangat

Rasional         :agar pasien tidak kehilangan suhu tubuh yang ekstrem apabila diberi kompres
dingin
                               d.            Beri antipiretik

Rasional         :membantu menurunkan suhu tubuh pasien


                                e.            Berikan selimut pendingin

Rasional         : membantu menurunkan suhu tubuh pasien

                            6.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat
Tujuan         :Mencegah terjadinya infeksi
    Intervensi
                                  a.     Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi

Rasional        :agar  pasien tidak terkena infeksi dari luar


                                  b.     Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap klien

Rasional        :agar tindakan yang diberikan perawat ke pasien selalu dalam keadaan steril
                                  c.     Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali

Rasional        :mencegah gangguan integritas kulit pada bagian yang terus tertekan


                                 d.     Batasi penggunaan alat atau prosedur infasive jika memungkinkan

Rasional        :mencegah terjadinya luka


                                  e.     Lakukan infeksi terhadap luka alat infasif setiap hari
Rasional        :mencegah paparan kuman dari luar kepada pasien
                                   f.     Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan

Rasional        :mencegah kontaminasi kuman pada luka pasien


                                  g.     Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang terbuka atau antisipasi dari kontak

langsung dengan ekskresi atau sekresi


Rasional        :mencegah tertularnya kuman dari pasien ke perawat/tenaga medis lainnya
                                  h.     Pantau kecenderungan suhu mengigil dan diaforesis

Rasional        :mencegah infeksi menjalar ke bagian lain


                                    i.     Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)

Rasional        :membantu proses penyembuhan pasien dan pertahanan pasien dari kuman yang
lain.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENANGANAN SENGATAN BINATANG

DISUSUN OLEH:
NAMA : SENDEA TISPAWANA
NPM : F0H020081
KELAS : II.B

DOSEN PENGAMPUH
Ns. Tuti Anggraini Utama, S.Kep,M.Kep

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENANGANAN SENGATAN BINATANG

Pengertian Sengatan Binatang Adalah kelainan akibat Sengatan


berbisa binatang yang disebabkan reaksi terhadap toksin
atau alergen yang dikeluarkan artropoda penyerang.
Akibat dari sengatan binatang laut adalah bisa
menyebabkan terjadinya infeksi.
Gejala dari terjadinya infeksi antara lain adalah:
1. Kemerahan dan pembengkakan pada daerah sekitar
gigitan
2. Rasa panas dan nyeri pada daerah sekitar gigitan
3. Keluarnya cairan bening / nanah dari luka gigitan.
4. Membesarnya kelenjar limfa

Tujuan 1. Menghentikan terjadinya infeksi dan terjangkit


rabies
2. Mencegah terjadinya tetanus

Kebijakan Penatalaksanaan dilakukan oleh dokter dan perawat

Persiapan Pasien 1. Pasien yang mengalami kesulitan sesak nafas


Persiapan Alat Alat :
1. Gunting plester
2. Torniquet
3. IV line
4. Spuit
5. Infus set
Bahan :
1. Kasaa gulung
2. Betadin
3. Plester
4. Cairan NaCl 0,9%
5. Cairan RL atau Dextrose 5%
6. Hanscoon

Prosedur I. Mengamankan penolong dari tersebut masih ada binatang apa


tidak.

2. Mengamankan korban dari sengatan binatang susulan

3. Mengamankan lingkungan dari bintang

4. Petugas mencuci tangan dan persetujuan tindakan dan memakai


sarung tangan

5. Memposisikan pasien ketempat yang lebih aman dan baru di beri


pertolongan pertama pada sengatan binatang laut

6. Mengidentifikasi Airway : melihat apakah pada korban menglami


hal yang berhubungan dengan airway yaitu melihat apakaha korban
mengalami sumbatan jalan nafas

7. Mengidentifikasi Breathing: melihat apakah pada korban menglami


hal yang berhubungan dengan Breathing yaitu penilaian jalan nafas
apakah pada pasien menggunakan otot-otot bantu nafas, melihat
apakah ada hembusan nafas pasien.

8. Mengidentifikasi Circulation : melihat apakah pada korban


menglami hal yang berhubungan dengan Circulation yaitu penilaian
pada korban apakah terdapat perdarahan pada bekas sengatan tersebut.

9, Mengidentifikasi Disability: melihat apakah pada korban menglami


hal yang berhubungan dengan Disability yaitu penilaian pada korban
tentang tingkat kesadaran seperti melihat reaksi pupil. Apakah pasien
masih sadar atau tidak sadar. ( penilaian GCS)

10. Mengidentifikasi Exprosure: melihat apakah pada korban


menglami hal yang berhubungan dengan Exprosure yaitu penilaian
pada sekitar luka bekas sengatan tersebut apakah ada luka lain.

11. Cuci daerah yang disengatan dengan air bersih dan sabun atau
detergen selama 10 sampai 15 menit (gigitan yang dalam disemprot
dengan air sabun)

12. Kemudian bilas dengan air yang mengalir , lalu keringkan dengan
kain bersih.

13. Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia (misalnya betadin)

14. Lalu dibalut dengan pembalut atau kain yang bersih.

15. Kemudian melakukan evaluasi pada korban

16. Petugas membereskan alat dan cuci tangan

17. Mencari bantuan kepada orang lain atau menghubungi Ambulance


dan menceritakan kejadian, lokasi. hal yang suadah diberikan kepada
korban dan meminta kepada petugas Ambulance hal yang dibutuhkan
untuk penanganan lanjut.

Referensi Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Jakarta: Selembang Medika

Anda mungkin juga menyukai