Anda di halaman 1dari 8

MATERI

DISCOVERY LEARNING DAN INQUIRY LEARNING

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 4

 FEBY JUMRANA ARFAH

 ANDI NUR AIMMA JUFRY


DISCOVERY LEARNING DAN INQUIRY LEARNING

A. DISCOVERY LEARNING

Model pembelajaran discovery learning ini menekankan agar siswa mampu


menemukan informasi dan memahami konsep pembelajaran secara mandiri berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya namun tidak tanpa bimbingan dan pengawasan guru agar
pembelajaran yang mereka dapatkan terbukti benar.

Definisi Discovery Learning Menurut beberapa Ahli

Menurut Bruner (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103) “Model Discovery


Learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
disajikan dalm bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri”.

Menurut Budiningsih (2005:43), “Model Discovery Learning adalah cara belajar


memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan”.

Ciri – ciri Discovery Learning

Model discovery learning memiliki ciri tersendiri sehingga dapat ditemukan


perbedaan dengan model pembelajaran lainnya, berikut tiga ciri utama belajar dengan
model pembelajaran discovery learning atau penemuan yaitu:

 Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,menggabungkan dan


menggeneralisasi pengetahuan
 Berpusat pada peserta didik
 Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Karakteristik Discovery Learning

Pembelajaran ini memiliki karakter yang dapat ditemukan ketika pembelajaran


berlangsung, berikut tiga karakter tersebut:

 Peran guru sebagai pembimbing


 Peserta didik belajar secara aktif sebagai seorang ilmuwan
 Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan
menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, serta membuat
kesimpulan.

Langkah – Langkah Dalam Menerapkan model Discovery learning

Menurut Syah (2004:244) dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning di


kelas, ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar
secara umum sebagai berikut:

 Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang


menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru
dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca
buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan
masalah.

 Problem Statement (Pernyataan/ Identifikasi Masalah)

Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi


kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah) (Syah 2004:244). Memberikan kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi dan menganalisispermasasalahan yang mereka hadapi,
merupakan teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa
untuk menemukan suatu masalah.

 Collection (Pengumpulan Data)

Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para


siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, uji coba sendiri dan sebagainya.
 Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244), pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu (Djamarah, 2002:22).
 Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244).
 Generalization (Menarik Kesimpulan/Generalisasi)
Tahap generalisasi / menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244).

Kelebihan Discovery Learning

Model pembelajaran yang beragam tentunya memiliki kelebihan dan kekurang


yang berdeda pula, kelebihan discovery learning yakni:

1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan


keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif.
2. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer
3. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
Kekurangan Discovery Learning

1. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar bagi
siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir,
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan,
sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
2. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.

SUMBER

http://repository.unpas.ac.id/30925/3/9a%20BAB%20II.pdf

B. INQUIRY LEARNING
Model inkuiri merupakan proses pembelajaran yang dibangun atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa. Para siswa didorong untuk
berkolaborasi memecahkan masalah, dan bukannya sekedar menerima instruksi
langsung dari gurunya.

Inquiry Based Learning didasari atas pemikiran John Dewey, seorang


pakar pendidikan Amerika, yang mengatakan bahwa
pembelajaran,perkembangan, dan pertumbuhan seorang manusia akan optimal
saat mereka dihadapkan dengan masalah nyata dan substantif untuk dipecahkan

Sumantri (1999, h. 164) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah cara


penyajian pelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru.

Karakteristik Dalam Inquiry Learning

 Menekankan pada proses mencari dan menemukan.


 Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
 Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam belajar.
 Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan kesimpulan.
Langkah – Langkah Dalam Menerapkan model inquiry learning

 Orientasi
Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat
penting. Keberhasilan strategi ini sangat tergantung pada kemauan siswa
untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan
masalah,
 Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi
inkuiri learning.
 Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
 Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
 Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan.

Kelebihan Inquiry Learning

 Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat menjadikan siswa aktif.


   Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa.
   Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

Kekurangan Inquiry Learning

 Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang


panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
 Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila
siswa kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif.

SUMBER

[http://ronisaputra01.blogspot.co.id/2014/11/model-embelajaran-inkuiribased-learning.html
dikutip pada tanggal 21 September 2021]

Hamzah B. Uno, 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Efektif  dan Dinamis. Jakarata: Bumi aksara

Anda mungkin juga menyukai