Anda di halaman 1dari 5

BAB VI PERSAMAAN DIOPHANTINE LINIER

Pembahasan tentang persamaan Diophantine ini akan diuraikan tentang sifat-sifat dasar
persamaan Diophantine Linier dan Non Linier yaitu suatu persamaan-persamaan yang
menuntut solusi atau himpunan penyelesaiannya adalah bilangan bulat. Menyelesaikan
persamaan Diophantine berarti memncari bilangan-bilangan bulat yang memenuhi
persamaan. Bentuk persamaan Diophantine tidak berbeda dengan persamaan pada umunya,
memuat dua atau lebih variabel tetapi cara penyelesaiannya banyak menggunakan sifat-sifat
kongruensi, keterbagian, FPB dan KPK serta Keprimaan. Pembahasan tentang persamaan
Diophentine Linier ditekankan pada memperoleh selesaian dengan cara biasa, cara reduksi
dan cara kongruensi. Pada pertemuan ini pembahasan hanya terbatas pada persamaan-
persaman dua variabel. Sedangkan pembahasan tentang persamaan Diophantine non linier
hanya terbatas pada Triple Phitagoras

Persamaan Diophantine adalah persamaan polinomial yang umumnya memuat dua atau lebih
variabel dengan solusi berupa bilangan bulat. Ada beberapa jenis persamaan Diophantine, di
antaranya persamaan Diophantine linier (misalnya 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐) yang sering menjadi kajian
dalam teori bilangan. Kata “Diophantine” sendiri diambil dari nama Diophantus, ahli
matematika asal Alexandria. Beliau mempelajari dan merumuskan teorema terkait persamaan
seperti itu. Persamaan linear Diophantine, khususnya, dapat diselesaikan secara analitis
menggunakan bantuan Algoritma Euclid. Selain Persamaan Diophantine Linier juga terdapat
Persamaan Diophantine Non Linier. Pada kesempatan hanya akan membahas mengenai
persamaan Diophantine dua variabel.

A. Persamaan Diophantine Linier


Persamaan Diophantine Linier adalah persamaan yang koefisen dan variabelnya berupa
bilangan bulat. Ada tiga kemungkinan solusi Persamaan Diophantine, yaitu :
(1) Tidak mempunyai solusi
(2) Hanya ada satu penyelesaian
(3) Lebih dari satu penyelesaian
Persamaan Diophantine yang paling sederhana adalah persamaan yang memuat dua
varibel dengan bentuk umum sebagai berikut :
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐, dengan 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝑍
Contoh :
(1) 4𝑥 + 5𝑦 = 10
(2) 14𝑥 − 6𝑦 = 74
(3) 6𝑥 + 15𝑦 = 128

Teorema 6.1
Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑍, dan 𝑑 = (𝑎, 𝑏). Persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 :
(1) Jika 𝑑 ⫮ 𝑐 tidak memiliki solusi bulat.
(2) Jika 𝑑 | 𝑐 memiliki tak hingga banyaknya solusi bulat.
Lebih lanjut, jika 𝑥0 dan 𝑦0 merupakan salah satu solusi, maka semua solusinya adalah :
𝑏 𝑎
𝑥 = 𝑥0 + 𝑛, 𝑦 = 𝑦0 − 𝑛, 𝑛∈𝑍
𝑑 𝑑

Contoh :
1. Periksa apakah persamaan Diophentine 4𝑥 + 6𝑦 = 7
Jawab :
Pertama akan diperiksa 4 dan 6, yaitu 4, 6 = 2. Karena 4 dan 6 tidak relatif prima atau
(4, 6) ≠ 1, maka persamaan tersebut tidak mempunyai solusi/penyelesaian.
2. Tentukan semua solusi bulat dari persamaan 4𝑥 + 5𝑦 = 10
Jawab :
(1) Akan diperiksa terlebih dahulu, apakah persamaan tersebut memiliki solusi bulat.
Perhatikan bahwa 4,5 = 1 dan 1 | 10. Berdasarkan Teorema 1, persamaan 4𝑥 +
5𝑦 = 10 memiliki solusi bulat.
(2) Kemudian akan dicari salah satu solusi bulat yang mungkin dengan menggunakan
perluasan Algoritma Euclides. Perhatikan bahwa :
5=4 1 +1
4=2 1 +0
Sehingga diperoleh 1 = 5 − 4 1 = 4 −1 + 5(1)
(3) Perhatikan bahwa 10 = 1(10), sehingga :
1 = 4 −1 + 5(1)
1 10 = 4 −1 + 5 1 (10)
10 = 4 −1 10 + 5 1 (10)
10 = 4 −10 + 5(10)
Sehingga diperoleh salah satu solusinya adalah 𝑥0 = −10 dan 𝑦0 = 10.
(4) Akan dicari semua solusi bulat yang mungkin.
Berdasarkan Teorema 1, jika 𝑥0 = −10 dan 𝑦0 = 10 maka secara umum
solusinya berbentuk :
𝑏 𝑎
𝑥 = 𝑥0 + 𝑛, 𝑦 = 𝑦0 − 𝑛
𝑑 𝑑
5 4
𝑥 = −10 + 𝑛, 𝑦 = 10 − 𝑛
1 1
𝑥 = −10 + 5𝑛, 𝑦 = 10 − 4𝑛
dengan 𝑛 ∈ 𝑍.
Jadi 𝐻𝑃 = 𝑥, 𝑦 𝑥 = −10 + 5𝑛, 𝑦 = 10 − 4𝑛, 𝑛 ∈ 𝑍 }
Penyelesaian persamaan dengan cara seperti diatas merupakan cara biasa.
3. Tentukan semua solusi bulat dari persamaan 91𝑥 + 221𝑦 = 1066

Berikut diberikan algoritma untuk menentukan penyelesaian persamaan Diophantine


berdasarkan Teorema 6.1 dengan cara biasa.

1. Hitung 𝑎, 𝑏 = 𝑑 dengan cara langsung atau menggunakan algoritma Euclides


2. Bila 𝑑 ⫮ 𝑐 maka persamaan Diophantine tidak mempunyai penyelesaian, berhenti.
Bila 𝑑 | 𝑐 tulis 𝑐 = 𝑘𝑑, 𝑘 ∈ 𝑍
3. Temukan bilangan bulat 𝑝 dan 𝑞 shingga 𝑎𝑝 + 𝑎𝑞 = 𝑑
Kedua ruas dikalikan dengan 𝑘, diperoleh :
𝑎𝑘𝑝 + 𝑏𝑘𝑞 = 𝑘𝑑
𝑎(𝑘𝑝) + 𝑏(𝑘𝑞) = 𝑐
Diambil 𝑥0 = 𝑘𝑝 dan 𝑦0 = 𝑘𝑞 sebagai penyelesaian khusunya.
4. Gunakan formula pada teorema 6.1(2) untuk himpunan semua penyelesaian.

Selain cara biasa, ada beberapa cara dalam menyelesaikan Persamaan Diophantine Linier,
antara lain yaitu cara reduksi dan cara kongruensi.

Cara Reduksi
Cara reduksi dalam menyelesaikan persamaan Diophantine linier adalah mereduksi
koefisien (bukan mereduksi variabel) melalui pembagian berulang (sama halnya dengan
pembagian Algoritma) sehingga diperoleh tanpa pecahan. Selanjutnya dengan bekerja
mundur, nilai-nilai penyelesaian akan diperoleh dan variabel lain yang digunakan dan
tidak tercantum dalam persamaan semula, antara lain : 𝑟, 𝑠, 𝑡 dan 𝑢 meskipun tanpa
keterangan semuanya yang diambl merupakan bilangan bulat.

Contoh :
(1) Tentukan semua solusi bulat dari persamaan 4𝑥 + 5𝑦 = 10 dengan cara reduksi ?
Jawab :
Terlebih dahulu akan diperiksa FPB dari 4 dan 5 berdasarkan teorema 1 diatas.
Karena 4, 5 = 1 dan 1 | 10 maka persamaan tersebut mempunyai solusi bulat.
10 − 5𝑦
4𝑥 + 5𝑦 = 10 ⟹ 4𝑥 = 10 − 5𝑦 ⟹ 𝑥 =
4
8 − 4𝑦 + 2 − 𝑦
𝑥=
4
8 − 4𝑦 2 − 𝑦
= +
4 4
2−𝑦
𝑥 =2−𝑦 +
4
Ambil 𝑡, sehingga :
2−𝑦
𝑡= atau 𝑦 = 2 − 4𝑡
4
Sehingga :
2−𝑦
𝑥 =2−𝑦 +
4
2 − (2 − 4𝑡)
𝑥 = 2 − (2 − 4𝑡) +
4
𝑥 = 4𝑡 + 𝑡 = 5𝑡
Jadi 𝐻𝑃 = 𝑥, 𝑦 𝑥 = 0 + 5𝑡, 𝑦 = 2 − 4𝑡, 𝑡 ∈ 𝑍 }

(2) Tentukan semua solusi bulat dari persamaan 3𝑥 + 8𝑦 = 10 dengan cara reduksi ?

Cara Kongruensi
Penyelesaian persamaan linier dengan menggunakan cara kongruensi melibatkan
penyelesaian kongruensi linier dan sistem kongruensi linier. Meskipun hasil yang
diperoleh mungkin mempunyai bentuk yang berbeda dengan hasil yang diperoleh dengan
menggunakan cara yang lain, sebenarnya hasil itu adalah sama. Persamaan Diophantine
dapat dituliskan dalam bentuk modulo sebagai berikut :
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 ⟹ 𝑎𝑥 ≡ 𝑐 𝑚𝑜𝑑 𝑏 dan 𝑏𝑦 ≡ 𝑐 (𝑚𝑜𝑑 𝑎)
Karena itu untuk menyelesaiakn persamaan Diophantine 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐 dapat dilakukan
dengan menyelesaikan salah satu kongruensi 𝑎𝑥 ≡ 𝑐 𝑚𝑜𝑑 𝑏 atau 𝑏𝑦 ≡ 𝑐 (𝑚𝑜𝑑 𝑎).
Selanjutnya solusi dari salah satu pengkongruenan tersebut disubtitusikan pada persamaan
semula.
Contoh :
(1) Tentukan semua solusi bulat dari persamaan 4𝑥 + 5𝑦 = 10 dengan cara kongruensi?
Jawab :
4𝑥 + 5𝑦 = 10 ⟹ 4𝑥 = 10 − 5𝑦 dan 5𝑦 = 10 − 4𝑥
⟹ 4𝑥 ≡ 10 𝑚𝑜𝑑 5 dan 5𝑦 ≡ 10(𝑚𝑜𝑑 4)
Akan diselesaikan dengan memilih kngruensi 5𝑦 ≡ 10(𝑚𝑜𝑑 4)
Perhatikan bahwa 5𝑦 ≡ 10 𝑚𝑜𝑑 4 ≡ 2 (𝑚𝑜𝑑 4). Setelah itu periksa FPB 5 dan 2
dan harus membagi 4. Karena 5, 2 = 1 dan 1 | 4 maka kongruensi mempunyai
solusi/penyelesaian.
5𝑦 ≡ 2(𝑚𝑜𝑑 4)
𝑦 ≡ 2(𝑚𝑜𝑑 4)
Sehingga diperoleh
𝑦 = 2 + 4𝑡
Perhatikan bahwa :
4𝑥 + 5𝑦 = 10
4𝑥 = 10 − 5𝑦
4𝑥 = 10 − 5 2 + 4𝑡
4𝑥 = 10 − 10 − 20𝑡
𝑥 = −5𝑡
Jadi 𝐻𝑃 = 𝑥, 𝑦 𝑥 = −5𝑡, 𝑦 = 2 + 4𝑡, 𝑡 ∈ 𝑍 }

(2) Selesaikan persamaan 2𝑥 + 5𝑦 = 51 dengan cara kongruensi ?

Dari cara biasa, cara reduksi dan cara kongruensi menghasilkan bentuk solusi bulat secara
umum yang berbeda-beda tetapi sebenarnya hasil adalah sama. (Silakan diperiksa !)

Catatan : Keadaan khusus dimana 𝑎 dan 𝑏 relatif prima maka persamaan Diophantine selalu
mempunyai penyelesaian yang diberikan oleh 𝑥 = 𝑥0 + 𝑏𝑛 dan 𝑦 = 𝑦0 − 𝑎𝑛 dengan (𝑥0 , 𝑦0 )
penyelesaian khususnya.

Berikut permasalahn dalam bentuk cerita tentang penyelesaian persamaan Diophantine.

Seorang nenek meminta cucunya membeli dua macam buah, yaitu mangga dan jeruk. Sang
nenek memberikan uang 𝑅𝑝100.000,00 kepada sang cucu untuk mendapatkan sebanyak
mungkin buah tetapi jeruk lebih banyak dari mangga. Bila harga mangga 𝑅𝑝700 per biji dan
jeruk 𝑅𝑝1.300 per biji, tentukan banyak buah yang harus dibeli oleh sang cucu.

(Silakan di coret-coret sebagai latihan).

Anda mungkin juga menyukai