PERSAMAAN DIFERENSIAL

Teknik Penyelesaian & Aplikasinya

Dr. Arjudin, M.Si.

Yunita Septriana Anwar, S.Pd., M.Sc.

Mataram University Press

 PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER TAK-HOMOGEN ORDE DUA DAN ORDE
LEBIH TINGGI

Persamaan diferensial orde dua tak homogen secara umum berbentuk 𝑎0 𝑦 ′′ +

′
𝑎1 𝑦 + 𝑎2 𝑦 = 𝑘(𝑥), dengan 𝑘(𝑥) ≠ 0 dan dapat diselesaikan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
(1) Tentukan solusi umum persamaan diferensial homogennya, notasikan solusinya
dengan 𝑦ℎ .
(2) Tentukan suatu solusi khusus persamaan diferensial tak-homogen, notasikan
solusinya dengan 𝑦𝑝 .
(3) Solusi umum persamaan diferensial tak homogen adalah 𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ .
Untuk mencari solusi khusus persamaan diferensial tak homogen, 𝑦𝑝 , dapat
dibagi menjadi dua metode, yaitu metode koefisien tak tentu dan metode variasi
parameter.

1. Metode Koefisien Tak Tentu

Bentuk 𝑦𝑝 pada metode koefisien tak-tentu ditentukan berdasarkan bentuk 𝑘(𝑥),
seperti tabel berikut :
Tabel 2.2. Bentuk 𝒌(𝒙) dan 𝒚𝒑 pada metode koefisien tak-tentu

Bentuk 𝑘(𝑥) Bentuk 𝑦𝑝 Keterangan

𝑚
Polinom - Jika 𝑘(𝑥) adalah
:∑𝑚
𝑘=1 𝑏𝑘 𝑥
𝑘 ∑ 𝐵𝑘 𝑥 𝑘 solusi PD, maka 𝑦𝑝
𝑘=1 dikalikan dengan 𝑥
atau perpangkatan 𝑥.
- Untuk bentuk 𝑘(𝑥)
𝑏𝑒 𝛼𝑥 𝐵𝑒 𝛼𝑥
yang lain,
𝑦𝑝 dapatdigeneralisasi
dari bentuk-bentuk
𝑏 cos 𝛽𝑥 𝐵 cos 𝛽𝑥 tersebut.
+ 𝑐 sin 𝛽𝑥 + 𝐶 sin 𝛽𝑥

Contoh 2.5. Carilah solusi umum persamaan diferensial

𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ + 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑥
Jawab :
Solusi umum persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ + 𝑦 = 0 adalah 𝑦ℎ = 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑥𝑒 𝑥 .
Karena 𝑘(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑥, dapat dimisalkan solusi khusus persamaan diferensial tak
homogen tersebut adalah 𝑦𝑝 = 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑥 + 𝐶. Maka
𝑦𝑝′ = 2𝐴𝑥 + 𝐵 dan 𝑦𝑝′′ = 2𝐴
Substitusikan ke persamaan diferensialnya
2𝐴 − 2(2𝐴𝑥 + 𝐵) + 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑥 + 𝐶 = 𝑥 2 + 𝑥
 𝐴𝑥 2 + (𝐵 − 4𝐴)𝑥 + 2𝐴 − 2𝐵 + 𝐶 = 𝑥 2 + 𝑥
Dengan menyamakan koefisien-koefisien di ruas kiri dan ruas kanan, diperoleh
𝐴=1 (koefisien 𝑥 2 )
𝐵 − 4𝐴 = 1, sehingga 𝐵 = 5 (koefisien 𝑥)
2𝐴 − 2𝐵 + 𝐶 = 0, sehingga 𝐶 = 8. (suku konstanta)
Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah
𝑦𝑝 = 𝑥 2 + 5𝑥 + 8

Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah

𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
= 𝑥 2 + 5𝑥 + 8 + 𝑐1 𝑒 𝑥 + 𝑐2 𝑥𝑒 𝑥

Contoh 2.6. Carilah solusi umum persamaan diferensial

𝑦 ′′ + 9𝑦 = 𝑥 + cos 3𝑥
Jawab:
Persamaan karakteristik pada persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ + 9𝑦 = 0 adalah 𝑟 2 +
9 = 0 yang masuk karakteristik akar-akar kompleks, yaitu 𝑟12 = 0 ± 3𝑖. Sehingga solusi
persamaan homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 sin 3𝑥. Karena 𝑘(𝑥) = 𝑥 + cos 3𝑥, dapat
dimisalkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogen tersebut adalah 𝑦𝑝 =
(𝐴𝑥 + 𝐵) + (𝐶 sin 3𝑥 + 𝐷 cos 3𝑥). Tetapi pada solusi 𝑦ℎ dan 𝑦𝑝 terdapat suku-suku yang
saling bergantung (suku yang memuat cos 3𝑥 dan sin 3𝑥), sehingga dipilih 𝑦𝑝 = (𝐴𝑥 + 𝐵) +
(𝐶𝑥 sin 3𝑥 + 𝐷𝑥 cos 3𝑥). Maka
𝑦𝑝′ = 𝐴 + 𝐶 sin 3𝑥 + 3𝐶𝑥 cos 3𝑥 + 𝐷 cos 3𝑥 − 3𝐷𝑥 sin 3𝑥,
dan
𝑦𝑝′′ = 6𝐶 cos 3𝑥 − 9𝐶𝑥 sin 3𝑥 − 6𝐷 sin 3𝑥 − 9𝐷𝑥 cos 3𝑥
Substitusikan ke persamaan diferensialnya
(6𝐶 cos 3𝑥 − 9𝐶𝑥 sin 3𝑥 − 6𝐷 sin 3𝑥 − 9𝐷𝑥 cos 3𝑥) + 9[(𝐴𝑥 + 𝐵) + (𝐶𝑥 sin 3𝑥 + 𝐷𝑥 cos 3𝑥)]
= 𝑥 + cos 3𝑥
9𝐵 + 9𝐴𝑥 + 6𝐶 cos 3𝑥 − 6𝐷 sin 3𝑥 = 𝑥 + cos 3𝑥
Dengan menyamakan koefisien-koefisien di ruas kiri dan ruas kanan, diperoleh
9𝐵 = 0, sehingga 𝐵 = 0 (koefisien 𝑥 0 )
1
9𝐴 = 1, sehingga 𝐴 = (koefisien 𝑥)
9
1
6𝐶 = 1, sehingga𝐶 = 6 (koefisien cos 3𝑥)
−6𝐷 = 0, sehingga 𝐷 = 0 (koefisien sin 3𝑥)
Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah
 1 1
𝑦𝑝 = 𝑥 + 𝑥 sin 3𝑥
9 6
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
1 1
= 9𝑥 + 6
𝑥 sin 3𝑥 + 𝑐1 cos 3𝑥 + 𝑐2 sin 3𝑥

Untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat dilakukan dengan cara
serupa. Berikut ini diberikan contohnya.

Contoh 2.7. Carilah solusi umum persamaan diferensial

𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 6𝑦 = 𝑥𝑒 3𝑥
dengan syarat awal 𝑦(0) = −1 dan 𝑦 ′ (0) = 1.
Jawab :
Persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 6𝑦 = 0 memiliki persamaan karakteristik
adalah 𝑟 2 − 𝑟 − 6 = 0 dengan 𝑟1 = 3 dan 𝑟2 = −2 sebagai akar-akarnya. Sehingga solusi
persamaan homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥 . Karena 𝑘(𝑥) = 𝑥𝑒 3𝑥 , dapat
dimisalkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogen tersebut adalah 𝑦𝑝 =
(𝐴𝑥 + 𝐵)𝑒 3𝑥 = 𝐴𝑥𝑒 3𝑥 + 𝐵𝑒 3𝑥 . Tetapi pada solusi 𝑦ℎ dan 𝑦𝑝 terdapat suku yang memuat
𝑒 3𝑥 , sehingga dipilih 𝑦𝑝 = (𝐴𝑥 + 𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 = 𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 + 𝐵𝑥𝑒 3𝑥 . Maka
𝑦𝑝′ = 2𝐴𝑥𝑒 3𝑥 + 3𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 + 𝐵𝑒 3𝑥 + 3𝐵𝑥𝑒 3𝑥 = 𝐵𝑒 3𝑥 + (2𝐴 + 3𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 + 3𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 ,
𝑦𝑝′′ = 3𝐵𝑒 3𝑥 + (2𝐴 + 3𝐵)𝑒 3𝑥 + 3(2𝐴 + 3𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 + 6𝐴𝑥𝑒 3𝑥 + 9𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 = (2𝐴 + 6𝐵)𝑒 3𝑥 + (12𝐴 +
9𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 + 9𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥
Substitusikan ke persamaan diferensialnya
[(2𝐴 + 6𝐵)𝑒 3𝑥 + (12𝐴 + 9𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 + 9𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 ] − [𝐵𝑒 3𝑥 + (2𝐴 + 3𝐵)𝑥𝑒 3𝑥 + 3𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 ] −
6(𝐴𝑥 2 𝑒 3𝑥 + 𝐵𝑥𝑒 3𝑥 ) = 𝑥𝑒 3𝑥 (2𝐴 + 5𝐵)𝑒 3𝑥 + (10𝐴)𝑥𝑒 3𝑥 = 𝑥𝑒 3𝑥
Dengan menyamakan koefisien-koefisien di ruas kiri dan ruas kanan, diperoleh
1
10𝐴 = 1, sehingga 𝐴 = 10 (koefisien 𝑥𝑒 3𝑥 )
1
2𝐴 + 5𝐵 = 0, sehingga 𝐵 = − 25 (koefisien 𝑒 3𝑥 )

Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah

1 2 3𝑥 1
𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥
𝑦𝑝 =
10 25
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑦𝑝 + 𝑦ℎ
1 2 3𝑥 1
= 𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥 + 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥
10 25
Untuk memperoleh solusi khusus, substitusikan syarat awal 𝑦(0) = −1 dan 𝑦 ′ (0) = 1
1 1 1 3 1 3
pada 𝑦 = 10 𝑥 2 𝑒 3𝑥 − 25 𝑥𝑒 3𝑥 + 𝑐1 𝑒 3𝑥 + 𝑐2 𝑒 −2𝑥 dan 𝑦 ′ = 5 𝑥𝑒 3𝑥 + 10 𝑥 2 𝑒 3𝑥 − 25 𝑒 3𝑥 − 25 𝑥𝑒 3𝑥 +
3𝑐1 𝑒 3𝑥 − 2𝑐2 𝑒 −2𝑥 , diperoleh sistem persamaan dalam 𝑐1 dan 𝑐2 , yaitu
𝑐1 + 𝑐2 = −1
26
3𝑐1 − 2𝑐2 =
25
24 101
Dengan menerapkan subtitusi eliminasi diperoleh 𝑐1 = − 125 dan 𝑐2 = − 125. Sehingga
solusi khusus persamaan diferensial 𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 6𝑦 = 𝑥𝑒 3𝑥 yang memenuhi syarat awal
𝑦(0) = −1 dan 𝑦 ′ (0) = 1 adalah
1 2 3𝑥 1 24 3𝑥 101 −2𝑥
𝑦= 𝑥 𝑒 − 𝑥𝑒 3𝑥 − 𝑒 − 𝑒
10 25 125 125

Contoh 2.8. Tentukan solusi umum persamaan diferensial

𝑦 (4) − 𝑦 = 5𝑒 2𝑥
Jawab :
Persamaan bantu dari persamaan diferensial homogennya
𝑟4 − 1 = 0
(𝑟 2 − 1)(𝑟 2 + 1) = 0
Akar-akarnya 𝑟1,2 = 1, 𝑟3,4 = −𝑖. Sehingga solusi umum persamaan diferensial
homogennya adalah
𝑦ℎ = 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑥𝑒 𝑥 + 𝐶3 cos 𝑥 + 𝐶4 sin 𝑥
Dimisalkan suatu solusi khusus persamaan diferensial tak homogen adalah 𝑦𝑝 = 𝐴𝑒 2𝑥 .
Maka
(4)
𝑦𝑝′ = 2𝐴𝑒 2𝑥 dan 𝑦𝑝 = 16𝐴𝑒 2𝑥
Substitusikan ke persamaan diferensialnya
16𝐴𝑒 2𝑥 − 𝐴𝑒 2𝑥 = 5𝑒 2𝑥
15𝐴𝑒 2𝑥 = 5𝑒 2𝑥
1
Diperoleh 𝐴 = 3. Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya
adalah
1
𝑦𝑝 = 𝑒 5𝑥
3
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
1
𝑦 = 𝑒 5𝑥 + 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑥𝑒 𝑥 + 𝐶3 cos 𝑥 + 𝐶4 sin 𝑥
3
2. Metode Variasi Parameter
Bentuk 𝑘(𝑥) pada metode koefisien tak-tentu terbatas hanya pada fungsi
polinomial, eksponensial, trigonometri sinus dan kosinus, maupun kombinasi
ketiganya. Tetapi untuk 𝑘(𝑥) yang lain, tidak dapat digunakan metode koefisien tak
tentu.
Untuk mencari bentuk 𝑦𝑝 dengan 𝑘(𝑥) sebarang fungsi kontinu ditentukan sebagai
berikut. Misalkan diberikan persamaan diferensial orde dua tak homogen
𝑎0 (𝑥)𝑦 ′′ + 𝑎1 (𝑥)𝑦 ′ + 𝑎2 (𝑥)𝑦 = 𝑘(𝑥)
Nyatakan solusi persamaan homogennya adalah
𝑦ℎ = 𝑐1 𝑦1 (𝑥) + 𝑐2 𝑦2 (𝑥)
Solusi khusus persamaan diferensial tak-homogen dipilih dengan memvariasikan
koefisien 𝑐1 dan 𝑐2 pada 𝑦ℎ dengan fungsi-fungsi 𝑣1 (𝑥) dan 𝑣2 (𝑥), sehingga
𝑦𝑝 = 𝑣1 (𝑥)𝑦1 (𝑥) + 𝑣2 (𝑥)𝑦2 (𝑥)
Untuk mencari 𝑣1 (𝑥) dan 𝑣2 (𝑥), terlebih dicari 𝑦𝑝′ sebagai
′𝑦 ′𝑦
𝑦𝑝′ = 𝑣1 1 + 𝑣1 𝑦1′ + 𝑣2 2 + 𝑣2 𝑦2′
= (𝑣1 𝑦1′ + 𝑣2 𝑦2 ′) + (𝑣1 ′𝑦1 + 𝑣2 ′𝑦2 )
Untuk menyederhanakan persamaan, diberi syarat bahwa nilai
𝑣1 ′𝑦1 + 𝑣2 ′𝑦2 = 0 (2.3)
Sehingga
𝑦𝑝′ = 𝑣1 𝑦1′ + 𝑣2 𝑦2 ′
dan
𝑦𝑝′′ = 𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣1 𝑦1′′ + 𝑣2′ 𝑦2′ + 𝑣2 𝑦2′′
Substitusikan nilai 𝑦𝑝′ dan 𝑦𝑝′′ ke persamaan diferensial 𝑎0 (𝑥)𝑦 ′′ + 𝑎1 (𝑥)𝑦 ′ + 𝑎2 (𝑥)𝑦 =
𝑘(𝑥), sehingga
𝑎0 [𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣1 𝑦1′′ + 𝑣2′ 𝑦2′ + 𝑣2 𝑦2′′ ] + 𝑎1 [𝑣1 𝑦1′ + 𝑣2 𝑦2 ′] + 𝑎2 [𝑣1 𝑦1 + 𝑣2 𝑦2 ] = 𝑘
𝑣1 [𝑎0 𝑦1′′ + 𝑎1 𝑦1′ + 𝑎2 𝑦1 ] + 𝑣2 [𝑎0 𝑦2′′ + 𝑎1 𝑦2 ′ + 𝑎2 𝑦2 ] + 𝑎0 [𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣2′ 𝑦2′ ] = 𝑘
Karena 𝑦1 dan 𝑦2 merupakan solusi persamaan diferensial homogennya, maka
𝑎0 𝑦1′′ + 𝑎1 𝑦1′ + 𝑎2 𝑦1 = 0
𝑎0 𝑦2′′ + 𝑎1 𝑦2′ + 𝑎2 𝑦2 = 0
Sehingga
𝑎0 [𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣2′ 𝑦2′ ] = 𝑘
atau
𝑘
𝑣1′ 𝑦1′ + 𝑣2′ 𝑦2′ = 𝑎 (2.4)
0
 Akibatnya, diperoleh pada persamaan (2.3) dan (2.4) merupakan sistem
persamaan linier dalam 𝑣1′ dan 𝑣2′ , sehingga dengan menerapkan teknik eliminasi
substitusi ataupun metode Cramer akan diperoleh nilai 𝑣1′ dan 𝑣2′ . Nilai 𝑣1 dan 𝑣2
diperoleh dengan masing-masing mengintegralkan 𝑣1′ dan 𝑣2′ . Sehingga nilai 𝑦𝑝 diperoleh
begitupun solusi umum persamaan diferensial tak homogennya.

Contoh 2.9. Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial

𝜋 𝜋
𝑦 ′′ + 𝑦 = sec 𝑥, dengan − 2 < 𝑥 < 2 .
Jawab :
Solusi umum persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ + 𝑦 = 0 adalah 𝑦ℎ = 𝐶1 sin 𝑥 + 𝐶2 cos 𝑥.
Dipilih 𝑦𝑝 = 𝑣1 sin 𝑥 + 𝑣2 cos 𝑥 sebagai solusi khusus persamaan diferensial tak homogen.
Maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah
𝑣1′ sin 𝑥 + 𝑣2′ cos 𝑥 = 0
𝑣1′ cos 𝑥 − 𝑣2′ sin 𝑥 = sec 𝑥
Dengan aturan Cramer diperoleh
0 cos 𝑥
| |
𝑣1′ = sec 𝑥 − sin 𝑥 = 0 − cos 𝑥 sec 𝑥 = −1 = 1
sin 𝑥 cos 𝑥 2 2
| | − sin 𝑥 − cos 𝑥 −1
cos 𝑥 − sin 𝑥

sehingga

𝑣1 = ∫ 1 𝑑𝑥 = 𝑥 + 𝐶

dan
sin 𝑥 0
| |
𝑣2′ = cos 𝑥 sec 𝑥 = sin 𝑥 sec 𝑥 − 0 = sin 𝑥 sec 𝑥 = − sin 𝑥 sec 𝑥
sin 𝑥 cos 𝑥 2 2
| | − sin 𝑥 − cos 𝑥 −1
cos 𝑥 − sin 𝑥
sehingga
sin 𝑥
𝑣2 = ∫ − sin 𝑥 sec 𝑥 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑑𝑥 = − ln|cos 𝑥| + 𝐶
cos 𝑥
𝜋 𝜋
Karena − 2 < 𝑥 < 2 , maka |cos 𝑥| = cos 𝑥. Sehingga 𝑣2 = − ln cos 𝑥 + 𝐶. Dihasilkan solusi
khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah
𝑦𝑝 = 𝑥 sin 𝑥 − cos 𝑥 ln cos 𝑥
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑥 sin 𝑥 − cos 𝑥 ln cos 𝑥 + 𝐶1 sin 𝑥 + 𝐶2 cos 𝑥

Contoh 2.10. Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial

 3𝑒 2𝑥
𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 2𝑦 =
1 + 𝑒𝑥
Jawab :
Solusi umum persamaan diferensial homogen 𝑦 ′′ − 𝑦 ′ − 2𝑦 = 0 adalah 𝑦ℎ = 𝐶1 𝑒 2𝑥 + 𝐶2 𝑒 −𝑥 .
Dipilih 𝑦𝑝 = 𝑣1 𝑒 2𝑥 + 𝑣2 𝑒 −𝑥 sebagai solusi khusus persamaan diferensial tak homogen.
Maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah
𝑣1′ 𝑒 2𝑥 + 𝑣2′ 𝑒 −𝑥 = 0
3𝑒 2𝑥
2𝑣1′ 𝑒 2𝑥 − 𝑣2′ 𝑒 −𝑥 =
1 + 𝑒𝑥
Dengan aturan Cramer diperoleh
0 𝑒 −𝑥
| 3𝑒 2𝑥 −𝑥 | 3𝑒 𝑥
𝑥 −𝑒 0 − 1 + 𝑒𝑥 1
𝑣1′ = 1 +2𝑥𝑒 −𝑥 = 𝑥 𝑥
=
𝑒
| 2𝑥
𝑒
| −𝑒 − 2𝑒 1 + 𝑒𝑥
2𝑒 −𝑒 −𝑥

sehingga
1 𝑒𝑥
𝑣1 = ∫ 𝑑𝑥 = ∫ 1 − 𝑑𝑥 = 𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝐶
1 + 𝑒𝑥 1 + 𝑒𝑥
dan
𝑒 2𝑥 0
| 2𝑥 3𝑒 2𝑥 | 3𝑒 4𝑥 3𝑒 4𝑥
2𝑒 −0 3𝑥
𝑣2′ =
𝑥
1+𝑒 = 1+𝑒 𝑥
= 1 + 𝑒𝑥 = − 𝑒
𝑒 2𝑥 𝑒 −𝑥 −𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 −3𝑒 𝑥 1 + 𝑒𝑥
| |
2𝑒 2𝑥 −𝑒 −𝑥

sehingga
𝑒 3𝑥 𝑒 2𝑥 𝑥
𝑣2 = ∫ − 𝑑𝑥 = − ∫ 𝑒 𝑑𝑥
1 + 𝑒𝑥 1 + 𝑒𝑥
Misalkan 𝑢 = 1 + 𝑒 𝑥 , maka 𝑒 𝑥 = 𝑢 − 1. Sehingga diperoleh
𝑒 2𝑥
𝑣2 = − ∫ 1+𝑒 𝑥 𝑒 𝑥 𝑑𝑥
(𝑢−1)2
= −∫ 𝑢
𝑑𝑢
1
= − ∫ (𝑢 − 2 + ) 𝑑𝑢
𝑢
1
= − 2 𝑢2 + 2𝑢 − ln|𝑢| + 𝐶
1
= − 2 (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln(1 + 𝑒 𝑥 ) + 𝐶,
Karena 1 + 𝑒 𝑥 > 0, mka ln|𝑢| = ln|1 + 𝑒 𝑥 | = ln(1 + 𝑒 𝑥 ). Dihasilkan solusi khusus
persamaan diferensial tak homogennya adalah
1
𝑦𝑝 = [𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 )]𝑒 2𝑥 + [− 2 (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln(1 + 𝑒 𝑥 )] 𝑒 −𝑥

Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah

 1
𝑦 = [𝑥 − ln(1 + 𝑒 𝑥 )]𝑒 2𝑥 + [− (1 + 𝑒 𝑥 )2 + 2(1 + 𝑒 𝑥 ) − ln(1 + 𝑒 𝑥 )] 𝑒 −𝑥 + 𝐶1 𝑒 2𝑥 + 𝐶2 𝑒 −𝑥
2

Contoh 2.11. Tentukan penyelesaian umum persamaan diferensial

𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 𝑒 −𝑥
Jawab :
Solusi umum persamaan diferensial homogennya adalah 𝑦ℎ = 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 2𝑥 . Misalkan
𝑦𝑝 = 𝑣1 𝑒 𝑥 + 𝑣2 𝑒 2𝑥 merupakan suatu solusi khusus persamaan diferensial tak homogen.
Maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah
𝑣1′ 𝑒 𝑥 + 𝑣2′ 𝑒 2𝑥 = 0
𝑣1′ 𝑒 𝑥 + 2𝑣2′ 𝑒 2𝑥 = 𝑒 −𝑥
Dengan aturan Cramer diperoleh

| 0 𝑒 2𝑥 |
−𝑥 2𝑥 −𝑒 𝑥
𝑣1′ = 𝑒 𝑥 2𝑒2𝑥 = 3𝑥 = −𝑒 −2𝑥
𝑒 𝑒 𝑒
| 𝑥 |
𝑒 2𝑒 2𝑥
dan
𝑒𝑥 0
| 𝑥 −𝑥 | 1
𝑣2′ = 𝑥𝑒 𝑒 = 3𝑥 = 𝑒 −3𝑥
𝑒 𝑒 2𝑥
| 𝑥 2𝑥 | 𝑒
𝑒 2𝑒
Dengan pengintegralan diperoleh
1 1
𝑣1 = 𝑒 −2𝑥 dan 𝑣2 = − 𝑒 −3𝑥
2 3

Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah

1 1 1
𝑦𝑝 = 𝑒 −2𝑥 𝑒 𝑥 − 𝑒 −3𝑥 𝑒 2𝑥 = 𝑒 −𝑥
2 3 6
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
1
𝑦 = 𝑒 −𝑥 + 𝐶1 𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 2𝑥
6
1
= 𝑒 −𝑥 + (𝐶1 − 1)𝑒 𝑥 + 𝐶2 𝑒 2𝑥
2

Untuk persamaan diferensial orde lebih tinggi dapat diperumum dari persamaan
diferensial orde dua. Misalkan untuk persamaan diferensial orde tiga berlaku bahwa:
jika 𝑢1 , 𝑢2 dan 𝑢3 adalah solusi-solusi persamaan diferensial homogen yang bebas linier,
maka suatu solusi khusus persamaan diferensial tak-homogennya berbentuk
𝑦𝑝 = 𝑣1 𝑢1 + 𝑣2 𝑢2 + 𝑣3 𝑢3
dengan syarat sistem persamaan linier berikut :
𝑣1′ 𝑢1 + 𝑣2′ 𝑢2 + 𝑣3′ 𝑢3 = 0
 𝑣1′ 𝑢1′ + 𝑣2′ 𝑢2′ + 𝑣3′ 𝑢3′ = 0
𝑣1′ 𝑢1′′ + 𝑣2′ 𝑢2′′ + 𝑣3′ 𝑢3′′ = 𝑘(𝑥)
Contoh 2.12. Tentukan solusi umum persamaan diferensial
𝑦 ′′′ − 𝑦 ′′ = 𝑒 𝑥
Jawab :
Solusi umum persamaan diferensial homogennya adalah
𝑦ℎ = 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + 𝐶3 𝑒 𝑥
Perhatikan tiga solusi bebas linier yang merupakan basis solusi homogennya adalah
𝑢1 = 1, 𝑢2 = 𝑥, 𝑢3 = 𝑒 𝑥
Misalkan𝑦𝑝 = 𝑣1 + 𝑣2 𝑥 + 𝑣3 𝑒 𝑥 merupakan suatu solusi khusus persamaan diferensial
tak homogen. Maka persyaratan yang harus dipenuhi adalah
𝑣1′ + 𝑣2′ 𝑥 + 𝑣3′ 𝑒 𝑥 = 0 (i)
𝑣2′ + 𝑣3′ 𝑒 𝑥 = 0 (ii)
𝑣3′ 𝑒 𝑥 = 𝑒 𝑥 (iii)
Dari persamaan (iii) diperoleh 𝑣3′ = 1, sehingga dengan pengintegralan dihasilkan 𝑣3 =
𝑥. Substitusikan ke persamaan (ii) diperoleh 𝑣2′ = −𝑒 𝑥 , sehingga dengan pengintegralan
dihasilkan 𝑣2 = −𝑒 𝑥 juga. Substitusikan ke persamaan (i) diperoleh 𝑣1′ = 𝑥𝑒 𝑥 − 𝑒 𝑥 ,
sehingga dengan pengintegralan parsial diperoleh 𝑣1 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 .
Dihasilkan solusi khusus persamaan diferensial tak homogennya adalah
𝑦𝑝 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 − 𝑥𝑒 𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥
Jadi solusi umum persamaan diferensial tak homogen di atas adalah
𝑦 = 𝑥𝑒 𝑥 − 2𝑒 𝑥 + 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + 𝐶3 𝑒 𝑥
= 𝐶1 + 𝐶2 𝑥 + (𝐶3 − 2)𝑒 𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥
= 𝐴 + 𝐵𝑥 + 𝐶𝑒 𝑥 + 𝑥𝑒 𝑥 (𝐴,𝐵,𝐶 konstanta sebarang)