F DENGAN
DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM PADA IBU MELAHIRKAN
DI DESA BATU RINGGIT SELATAN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG MATARAM
OLEH:
1. Irdaniati P07120118019
2. Muhammad Farqan P07120118023
3. Ni Putu Vinka Ernita Dewi P07120118028
4. Nurunniswati P07120118032
5. Safira Nabilaturrahmi Assyifa P07120118038
6. Utami Rizka Mulyasari P07120118046
7. Ika Wulandari P07120118017
8. Ni Nyoman Mariani P07120118026
9. Sry Fauzia P07120118042
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun
segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini dikemudian hari.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat
jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena
stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan
komunitas. Hal ini sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu
dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri dan
lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna
oprasional.
2
Selain Home Care, di Indonesia juga di kenal pelayanan One Day Care
atau pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu
pendek (relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir
70% rumah sakit Indonesia menerapkan sistem one day care. Pelayanan One
pasien tidak perlu di rawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan biaya
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
D. Manfaat
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dibidang
profesi agar dapat menerapkan tindakan keperawatan yang sesuai dalam home
care. Pada mahasiswa, untuk dapat menjadi sarana belajar untuk menambah
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
5
diberikan secara profesional (multidisiplin), direncanakan, dikoordinasikan
kesehatan.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Agar pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
b. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada
(dokter, bidan, perawat, ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi
yang lain).
6
d. Pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif dan
rehabilitaif.
rumah sakit.
7
3) Pelayanan atau asuhan spesialistik
1) Institusi Pemerintah
resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun lansia) yang akan
2) Institusi Sosial
Tuhan.
8
3) Institusi Swasta
dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya jenis program ini selain apa yang
(misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk
mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali pusat
bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum,
kurang.
9
d. Perlunya kesinambungan perawatan pasien dari rumah sakit ke rumah,
alasan; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta
Pemberi layanan keperawatan di rumah terdiri dari dua jenis tenaga, yaitu:
a. Tenaga informal
lanjut usia di Amerika dirawat oleh jenis tenaga ini (Allender & Spradley,
2001).
b. Tenaga formal
apabila telah memiliki lisensi dan surat ijin praktik perawat (SIPP). Isu legal
10
yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antaralain
rumah.
perawatan di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk
biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis
a. Kode etik menurut ANA (1985) menyebutkan bahwa perawat menjaga hak
bersifat rahasia.
11
Didalam praktik harus memperhatikan dimensi politi, etika dan isu-isu
seperti akses ke layanan atau alokasi sumber daya, menajement kasus menjadi
mandiri.
Landasan Hukum:
e. Kemenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
Perkesmas
perawat.
12
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan
Perizinan home care diatur dalam Kep. Menkes no 148 tahun 210 tentang
Persyaratan perizinan
4) Izin lingkungan
5) Izin usaha
penyelamatan jiwa.
14
e. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan
sesungguhnya. Hal ini terkait dengan sistem nilai dan kepercayaan yang
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya pasien, baik
atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya
lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain (Galuh Forestry Mentari, 2012).
15
12. Pro dan Kontra Home Care
tepat. Dibawah ini terdapat tentang pro dan kontra home care, yaitu:
yang dikenal oleh pasien dan keluarga, sedangkan bila dirumah sakit
komprehensif (biopsikososiospiritual).
tindakan yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
16
13. Standar Praktik Pelayanan Home Care
praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap tenaga
aman efektif dan etis. Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang
a. Standar I (Organisasi)
komunitas.
agen yang akan memutuskan jenis pelayan yang dibutuhkan pasien dan
17
b. Standar II-IV teori
pasien dan kluarga pada sat kunjungan rumah pertama kali dan kunjungan
tetapkan menjadi data dasar yang terdiri dari data objektif dan subjektif.
c. Standar V (perencanaan)
dan jangka panjang. Tujuan berfokus pada unsur - unsur promosi dan
komplikasi.
d. Standar VI (pelaksanaan/intervensi)
18
e. Standar VII (evaluasi)
yang menyediakan suatu transisi secara bertahap bag pasien dan keluarga,
dari rumah sakit kerumah. Hal ini dilakukan melalui koordinasi dengan
sumber daya lain yang ada dimasyarakat sesuai dengan kebutuhan pasien.
cukup penting karena banyak anggota yang terlihat dalam tim pelayanan
kesehatan rumah. Agar kerja tim antar disiplin ini sukses maka mereka
terhadap kelompok, evaluasi diri sendiri yang merupakan bagian dari tim
kesehatan.
19
Perawat pelayanan kesehatan dirumah diberi kesempatan untuk
i. Standar XI (Riset)
Kode etik yang disun oleh American Nurses Assosiasion bagi perawat
20
14. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah (Homecare)
fungsi:
dengan fungsi:
2) Rencana keperawatan
efektif
21
15. Standar Alat Home Care
a. Alat kesehatan
1) Tas/ kit
2) Pemeriksaan fisik
4) Set emergency
6) Set huknah
7) Set memandikan
11) Sterilisator
22
17) Kursi roda
pada pasien dan keluarga. Proses kolaborasi di mulai dari rumah sakit dengan
bersama dengan dokter untuk membuat program di rumah nanti. Peran dan
di bidang mereka.
adalah dokter, Perawat, Apoteker, Ahli fisioterapi, ahli terapi wicara, ahli
gizi, pekerja sosial dan home health aide (pembantu kesehatan rumah).
a. Dokter
23
kepada pasien. Rencana perawatan meliputi: diagnosa, status mental, tipe
b. Perawat
dan tidak langsung. Direct care yaitu aspek fisik actual dari perawatan,
Indirect care terjadi ketika pasien tidak perlu mengadakan kontak personal
dengan perawat. Tipe perawatan ini terlihat saat perawat home care
berperan sebagai konsultan untuk personil kesehatan yang lain atau bahkan
c. Apoteker
24
rumah pasien, memonitoring terapi penggunaan obat sehingga dapat
berjalan, dan mengajarkan latihan gerak pasif dan aktif. Perawatan tidak
e. Ahli gizi
mendokumentasikan tindakan
25
dapat berkomunikasi dengan pasien, serta mengatasi masalah gangguan
1. Definisi
Masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta atau tali pusat sampai
26
Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang
jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit
setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu dimana pada waktu
perineum (perineal body), daerah otot dan jaringan fibrosa yang menyebar
terjadi baik di sengaja maupun yang ruptur spontan. Kondisi nyeri ini
lebih jelas dirasakan oleh ibu dan bukan seperti rasa nyeri dialami saat
dalam.
Keterangan:
a. Vagina
28
b. Uterus
gepeng dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas berbentuk
segitiga yang merupakan badan uterus yaitu korpus dan bagian bawah
serviks. Saluran ovum atau tuba falopi bermula dari kornus (tempat
masuk tuba) uterus pada pertemuan batas superior dan lateral. Bagian
atas uterus yang berada diatas kornus disebut fundus. Bagian uterus
semu serviks dengan korpus uteri disebut isthmus uteri. Bentuk dan
29
multipara, serviks hanya sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang
dengan lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu ostium interna dan
serviks dan korpus uteri. Arteri ovarika yang merupakan cabang aorta
30
terutama berasal dari sitem saraf simpatis, tapi sebagian juga
dari pleksus ini mensyarafi uterus, vesika urinaria serta bagian atas
vagina dan terdiri dari serabut dengan maupun tanpa myelin. Uterus
disangga oleh jaringan ikat pelvis yang terdiri atas ligamentum latum,
ikat yang tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah
belakang, kiri dan kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan, sedang
sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah ingunal kiri dan kanan.
c. Serviks Uteri
31
peritoneum pada kandung kemih. Ostium eksterna terletak
yang tipis.
d. Korpus Uteri
1) Endometrium
32
didalamnya terdapat banyak pembuluh darah. Kelenjar uterine
lembab.
2) Miometrium
3) Peritonium
33
3. Organ Generatif Eksterna
Keterangan:
a. Mons Veneris
posterior.
Labia Minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir
34
klitoridis.Ke belakang kedua bibir kecil bersatu dan membentuk fossa
glandula sebasea dan urat saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat
d. Klitoris
klitoridis, terdiri atas glans klitoridis , korpus klitoridis, dan dua krura
jaringan yang dapat mengembang, penuh urat saraf dan amat sensitive.
e. Vulva
dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan
jauh dari lubang kemih di kiri dan kanan bawahnya dapat dilihat dua
3-4 cm, lebar 1-2 cm dan tebal 0,51- 1cm; mengandung pembuluh
35
darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus
g. Introitus Vagina
semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubang- lubang atau yang ada
yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh 2 jari. Umumnya
himen robek pada koitus. Robekan terjadi pada tempat jam 5 atau
h. Perineum
4. Fisiologi
a. Proses Involusi
akibat konstraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir persalinan tahap III,
36
jam, tinggi fundus kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Fundus turun
kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus normal berada
500 gr, dua minggu beratnya 350 gr, enam minggu berikutnya
mencapai 60 gr (Bobak,2004:493).
b. Konstraksi Uterus
c. Tempat Plasenta
37
memungkinkan implantasi untuk kehamilan dimasa yang akan datang.
d. Lochea
Lochea adalah rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-
mula berwarna merah lalu menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas
jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah
menjadi merah muda dan coklat setelah 3-4 hari (lochea serosa).
lochea serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit dan
debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini
leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum dan bakteri. Lochea alba
bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi lahir (Bobak, 2004: 494).
e. Serviks
495).
38
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan
minggu setelah bayi lahir . Rugae akan kembali terlihat pada sekitar
g. Payudara
kantong susu yang terisi berubah dari hari kehari. Sebelum laktasi
terasa hangat dan keras waktu disentuh. Rasa nyeri akan menetap
h. Laktasi
39
kelenjar-kelanjar untuk menghadapi masa laktasi. Proses ini timbul
pembentukan ASI. Setelah ari-ari lepas ,hormone placenta tak ada lagi
kolostrum yang bagus sekali untuk bayi, karena mengandung zat kaya
i.Sistem Endokrin
j.Sistem Urinarius
40
biasanya akan pulih dalam 5-7 hari setelah bayi lahir (Bobak,
2004:497-498).
k. Sistem Cerna
traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama tiga hari setelah
selama proses persalinan dan pada awal masa pasca partum. Nyeri
l. Sistem Kardiovaskuler
Pada minggu ke-3 dan 4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya
m. Sistem Neurologi
41
disebabkan hipertensi akibat kehamilan , strees dan kebocoran cairan
n. Sistem Muskuloskeletal
o. Sistem Integumen
42
pelayanan pada tahap ini pasien sangat ketergantungan.
ibu siap menerima pesan barunya dan belajar tentang hal-hal baru,
normal.
5. Klasifikasi Episiotomi
perinei totalis.
43
6. Klasfikasi Nyeri
kejadian meliputi:
a. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu (durasi) dari satu
detik sampai dengan kurang dari enam bulan yang pada umumnya
sampai berat).
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi dalam waktu lebih dari enam
bahkan persisten.
tingkat nyeri. Skala nyeri ini terdiri dari garis 0-10 cm yang telah
44
kemudian diberi skalanya. Numerical Ratting Scale (NRS), dengan
Skala ini kombinasi antara verbal dan nilai numerik yang melekat
7. Etiologi
b. Gawat janin
c. Gawat ibu
a. Primigravida
45
c. Terjadi peregangan perinium berlebihan misalnya persalinan
a. Janin premature
a. Kerusakan jaringan
pain.
8. Patofisiologi
yang lama: gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar),
pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa
46
resiko defisit volume cairan. Terputusnya jaringan menyebabkan resti
dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi pada bayi, apabila bayi
mampu menerima asupan ASI dari ibu maka reflek bayi baik berarti
kelainan pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir sumbing, puting
47
perubahan psikologos terjadi Taking In, Taking Hold, dan
9. Manifestasi Klinis
a. Laserasi Perineum
b. Laserasi Vagina
c. Cedera Serviks
48
terjadi pada sudut lateral ostium eksterna, kebanyakan dangkal dan
10. Penatalaksanaan
a. Perbaikan Episiotomi
air kecil, buang air besar, ataupun pada saat personal higiene.
49
benar, teknik pembalutan yang aseptik serta melindungi pasien yang
privasi pasien.
berikut:
lepaskan balutan
50
5) Observasi karaktersitik dan jumlah drainase pada balutan
13) Lalu di beri obat salep / antiseptik lalu ditutup dengan pembalut
51
(Bobak 2014). Salah satu cara penanganan nyeri non farmakologi
proses penyembuhan.
0,9% pada luka dapat menurunkan gejala edema karena cairan normal
salin dapat menarik cairan dari luka melalui proses osmosis. Selain itu
0,9% lebih efektif dari pada kompres alkohol 70% dalam menurunkan
52
frekuensi sering kemungkinan tekstur kulit menjadi kering dan
12. Komplikasi
a. Pendarahan
pendarahan.
b. Infeksi
c. Hipertensi
d. Gangguan Psikososial
membantu ibu dan pasagannya selama masa transisi awal mengasuh anak.
53
kesejahteraan psikologis, dan kemampuan ibu untuk merawat diri sendiridan
bayi barunya.
a. Pengkajian
intranatal meliputi:
o Komplikasi antepartum
o Respon janin pada saat persalinan dan kondisi bayi baru lahir (nilai
APGAR)
kelahiran
immediate postpartum
54
(payudara), Uterus (rahim), Bowel (Fungsi usus), Bladder (kandung
1. Pengkajian Payudara
2. Pengkajian Uterus
55
1) Pada sekitar satu jam pasca persalinan, fundus teraba keras
ruas jari per hari dan harus tidak bisa dipalpasi (nonpalpable)
56
ini tidak dapat menyatu kembali seperti sebelum hamil tetapi dapat
meliputi:
1) Saturasi satu pad penuh lokia dalam waktu kurang dari satu
secepatnya
57
3) Lochia berbau busuk biasanya menunjukkan infeksi dan perlu
didasarkan pada data ibu sebelum hamil dan berat badan saat
58
pengkajian postpartum yang dapat membantu perawat
6. Emosi
7. Pengkajian lainnya
a. Fital Signs
59
berikutnya. Perubahan yang harus dicatat dan dilaporkan segera
adalah:
2) Pernapasan
epidural. Narkotika
paru.
3) Nadi
4) Tekanan Darah
60
bisa terjadi dengan anestesi regional (epidural), tetapi
uterus.
8. Integritas Neurologi
9. Nyeri
61
Selama periode postpartum, sangat penting bagi perawat
Insisi seksio sesaria bisa insisi vertical atau horizontal yang perlu
untuk menilai insisi. Insisi harus rapat dan tidak ada tanda-tanda
tidak ada drainase dari insisi. Jika ada drainase harus sedikit
atau rasa sakit yang sangat layanan Kesehatan. Perawat juga harus
62
memantau tingkat nyeri pada klien yang mengalami seksio sesaria.
IPV adalah pelecehan yang terjadi antara dua orang yang berada
1) Sakit kronis
2) Migrain
63
3) Depresi
4) Kecemasan
teman-teman.
b. Pengkajian
dan istri, pacar dan pacar, dan anggota keluarga lainnya, perawat
teman.
64
b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
65
Ansietas bd NOC : NIC :
tanggung jawab Anxiety control Coping 3.1 Kaji pasien menggunakan
menjadi orang Kriteria Hasil : pendekatan yang
tua 1. Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi 3.2 Identifikasi tingkat kecemasan
dan 3.3 Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan harapan terhadap pelaku
gejala cemas pasien
2. Mengidentifikasi, 3.4 Jelaskan semua prosedur
mengungkapkan dan apa yang dirasakan
dan menunjukkan selama prosedur
tehnik untuk 3.5 Temani pasien untuk
mengontol cemas memberikan keamanan dan
3. Vital sign dalam mengurangi takut
batas normal 3.6 Berikan informasi faktual
4. Postur tubuh, mengenai diagnosis, tindakan
ekspresi wajah, prognosis
bahasa tubuh dan 3.7 Dorong suami untuk
tingkat aktivitas menemani pasien
menunjukkan 3.8 Dengarkan dengan penuh
berkurangnya perhatian
kecemasan 3.9 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Gangguan NOC : NIC :
intergritas kulit bd Tissue Integrity : Skin 4.1 Kaji lingkungan yang dapat
luka episiotomi and Mucous menyebabkan tekanan pada
perineum Membranes Kriteria kulit atau luka
Hasil : 4.2 Monitor aktivitas dan
1. Integritas kulit yang mobilisasi pasien
baik bisa 4.3 Monitor status nutrisi pasien
dipertahankan 4.4 Monitor kulit akan adanya
(sensasi, elastisitas, kemerahan
temperatur, hidrasi, 4.5 Anjurkan pasien untuk
pigmentasi) menggunakan pakaian yang
2. Tidak ada luka/lesi longgar
pada kulit 4.6 Hindari kerutan padaa tempat
3. Perfusi jaringan baik tidur
4. Menunjukkan 4.7 Jaga kebersihan kulit agar
pemahaman dalam tetap bersih dan kering
proses perbaikan 4.8 Mobilisasi pasien (ubah
kulit dan mencegah posisi pasien) setiap dua
terjadinya sedera jam sekali
66
berulang
67
normal 6-8 minum dengan waktu tidur
jam/hari
2. Pola tidur, 6.3 Monitor/catat kebutuhan tidur
kualitas dalam pasien setiap hari dan jam
batas normal 6.4 Diskusikan dengan pasien dan
3. Perasaan segar keluarga tentang teknik tidur
sesudah tidur atau pasien
istirahat 6.5 Fasilitas untuk
4. Mampu mempertahankan aktivitas
mengidentifikasik sebelum tidur (membaca)
an hal- hal yang 6.6 Determinasi efek-efek
meningkatkan medikasi terhadap pola
tidur tidur
6.7 Jelaskan pentingnya tidur
yang adekuat
6.8 Ciptakan lingkungan yang
nyaman
6.9 Kolaborasikan pemberian
obat tidur
Defisit NOC : 7.1 Kaji pengetahuan klien tentang
pengetahuan bd Knowledge : deases penyakitnya
kurang terpapar proces 7.2 Jelaskan tentang proses
informasi tentang Kriteria Hasil : penyakit (tanda dan gejala),
kesehatan masa 1. Menjelaskan identifikasi kemungkinan
post partum, kembali tentang penyebab. Jelaskan kondisi
perawatan penyakit, tentangklien
payudara,teknik 2. Mengenal 7.3 Jelaskan tentang program
menyusui kebutuhan pengobatan dan alternatif
perawatan dan pengobantan
pengobatan tanpa 7.4 Diskusikan perubahan gaya
cemas hidup yang mungkin digunakan
untuk mencegah komplikasi
7.5 Diskusikan tentang terapi dan
pilihannya
7.6 Eksplorasi kemungkinan
sumber yang bisa digunakan/
mendukung
7.7 Instruksikan kapan harus ke
pelayana
7.8 Tanyakan kembali pengetahuan
klien tentang penyakit,
prosedur perawatan dan
pengobatan
68
puas dengan 8.2 Pantau kemampuan untuk
kebutuhan mengurangi kongesti
menyusui payudara dengan benar
2. Kemantapan 8.3 Pantau berat badan dan
pemberian ASI : pola eliminasi bayi
Bayi : pelekatan 8.4 Pantau keterampilan ibu
bayi yang sesuai dalam menempelkan bayi
pada dan proses ke puting
menghisap 8.5 Pantau integritas kulit puting ibu
payudara ibu 8.6 Tentukan Keinginan Dan
untuk memperoleh Motivasi Ibu untuk menyusui
nutrisi selama 3 8.7 Evaluasi pola menghisap /
minggu pertama menelan bayi
3. Kemantapan 8.8 Evaluasi pemahaman ibu
Pemberian ASI : tentang isyarat menyusui dan
IBU : kemantapan bayi (misalnya reflex rooting,
ibu untuk membuat menghisap dan terjaga)
bayi melekat 8.9 Evaluasi pemahaman tentang
dengan tepat dan sumbatan kelenjar susu dan
menyusui dan mastitis
payudara ibu untuk
memperoleh nutrisi
selama 3 minggu
pertama pemberian
ASI
4. Pemeliharaan
pemberian ASI :
keberlangsungan
pemberian ASI
untuk menyediakan
nutrisi
bagi bayi/todler
5. Penyapihan
Pembenian ASI
6. Diskontinuitas
progresif
pemberian ASI
7. Pengetahuan
Pemberian ASI :
tingkat
pemahaman yang
ditunjukkan
megenal laktasi
dan pemberian
makan bayi
melalui proses
pemberian ASI ibu
mengenali isyarat
69
lapar dari bayi
dengan segera ibu
mengindikasikan
kepuasaan
terhadap
pemberian ASI ibu
tidak mengalami
nyeri tekan pada
puting mengenali
tanda-tanda
penurunan suplai
ASI
c. Implementasi Keperawatan
70
metode implementasi spesifik direvisi untuk menghubungkan dengan
3) Mengidentifikasi bantuan
fisik.
2005)
d. Evaluasi Keperawatan
melihat keberhasilannya.
pengertian:
71
O: adalah keadaan objektif yang didefinisikan oleh perawat
keperawatan
klien.
cara:
72
BAB III
A. PENGKAJIAN
73
(-) Kesemutan tergantung
(-) Berkeringat *
(-) Rasa Haus
(-) Pengisian kapiler
< 2 detik
Catatan:
Lecet pada putting payudara, dan sering terbangun pada malam hari. Pemeriksaan fisik
pasien normal BB dan TB juga bagus keadaan umum pasien baik, sirkulasi cairan juga
baik, perkemihan juga tidak ada gangguan, begitupun di pernafasan tidak ada gangguan
74
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
(-) Mual (-) Tonus otot Fungsi Penglihatan:
(-) Muntah (-) Kontraktur Fungsi perabaan:
(-) Kembung (-) Fraktur (-) Buram
Nafsu (-) Nyeri otot/tulang* (-) Kesemutanpada...
Makan :Berkurang (-) DropFootLokasi (tidak ada)..
/Tidak* (-) Tremor Jenis (-) Tak bisa melihat (bisa)
(-) SulitMenelan tidak ada. (-) Kebas pada (tidak ada)
(-) Disphagia (-) Malaise/fatique (-) Alat bantu (tidak ada)
(-) Bau Nafas (-) Atropi (-) Disorientasi (tidak)
(-) Kerusakan Kekuatan otot (-) Parese(tidak)
gigi/gusi/lidah/geraham ....….....5.....5. (-) Visus(tidak)
/rahang/palatum* 5 5 (-) Halusinasi (tidak)
(-) DistensiAbdomen (-) Postur tidak normal (-) Disartria (tidak)
BisingUsus: 16x/ ................. Fungsi pendengaran :
menit RPS Atas : (-)Amnesia (-) Paralisis
(-) Konstipasi bebas/terbatas/kele (-) Kurang jelas
(-) Diare......tidak x/hr mahan/kelumpuha (-) Refleks patologis…normal
(-) Hemoroid, grade n(kanan/kiri)* (-) Tuli
(-) Teraba RPS Bawah (-) Kejang: sifat…tidak ada…..lama ..…
Masa abdomen :bebas/terbatas/ tidak ada…
(-) Stomatitis kelemahan/ frekuensi........tidak ada............................
(-) Warna. kelumpuhan(kanan/ (-) Alat bantu.......tidak
(-) Riwayat kiri)* ada..........................
obat (v) Berdiri: (-) Tinnitus tidak ada
pencahar....tida Mandiri/ Bantu Fungsi Penciuman
k ada..... sebagian/ (v) Mampu (iya)
(-) Maag tergantung* (-) Terganggu (tidak)
(-) (v) Berjalan : FungsiPerasa
Konsistensi......normal. Mandiri/ Bantu (v) Mampu (iya) (-) Terganggu
... sebagian/ (tidak)
Diet Khusus : tergantung* Kulit
Tidak / (-) Alat ( √ ) Jaringan parut ada pada bagian
Ya*................ Bantu :Tidak payudara
Kebiasaan makan- /Ya*..........tidak ... (-) Memar
minum : . (-) Laserasi
Mandiri/Bantusebagia (-) (-) UlserasiPus………
n/Tergantung* Nyeri :Tidak (-) Bulae/lepuh
(-) /Ya*.......................tidak
(-) Perdarahan bawah
Alergimakanan/minuma (-) Krustae
n :Tidak (-) LukabakarKulit......Derajat......
/Ya*..........tidak........... (-) Perubahan warna…….
(-) Alat (-) Decubitus:grade…Lokasi ………..….
75
bantu :Tidak TidurdanIstirahat
/Ya*........... tidak .. (-) Susah tidur pada malam hari
(v) Waktu tidur normal 5 jam/hari
(-) Bantuan obat
Catatan: pasien tidak mual, muntah,perutnya tidak kembung, pencernaan bagus tidak ada
gangguan, bising usus 16x/menit, tidak diare, tidak memakai obat pencahar, kekuatan otot
normal, tidak menggunakan alat bantu, fungsi pendengaran juga normal, fungsi penciuman
juga normal, begitupun dengan fungsi peraba normal, kulitnya bersih tidak ada jaringan
parut dan tidak meminum obat apapun.
76
Mental Komunikasi dan Kebersihan Diri Perawatan Diri
(-)Cemas (-) Denial Budaya (-) Gigi- Sehari-hari
(-) Marah (-) Takut (v) Interaksi Mulut kotor (v)
(-) Putus asa(-) denganKeluarga:B (-) Mata kotor Mandi :Mandiri
Depresi aik/Terhambat* (-) Kulit kotor /Bantusebagian/Terga
(-) Rendah diri ...................... (-) ntung*
(-) Menarik diri (v) Berkomunikasi Perineal/genitalia (v)
(-) Agresif Lancar/Terhambat* kotor Berpakaian :Mandiri/
(-) Perilaku kekerasan Kegiatan sosial sehari- (-) Hidung kotor Bantusebagian/Terga
(-) Respon pasca hari: berkegiatan seperti (-) Kuku kotor ntung*
trauma biasanya (-) Telinga kotor (v) Menyisir
(-) Tidak mau (-) Rambut- Rambut
melihat bagian tubuh Kepala kotor Mandiri/Bantusebagi
yang an/tergantung*
Rusak
Catatan: komunikasi dengan tetangga dan keluarga baik, perawatan dan kebersihan diri
juga dilakukan sendiri, dan mental pasien juga tidak terganggu
77
Keluhan tambahan
Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari karena bayinya selalu bangun, pasien
juga mengatakan tidak mengetahui cara membersihkan payudaranya sehingga putting
payudara pasien lecet. Riwayat kehamilan pertama pasien mengatakan Hbnya normal dan
tidak transfuse dan kehamilan kedua Hbnya 4 gr/dL sempat di transfuse, pasien juga merasa
pusing dan nyeri pada bagian perineum akibat jahitan.
B. DIAGNOSA
2. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan tanggung jawab memberi asuhan pada
bayi ditandai dengan pasien mengatakan sering kebangun pada malam hari dan pasien
merasa pusing.
C. RENCANA
78
Nama Puskesmas Tanjung Karang
Nama Individu/keluarga/kelompok
79
memberikan b. Anjurkan ibu nifas
ASI pada bayi a. Jumlah jam dan keluarga untuk
tidur dalam memberikan ASI
batas normal 6- setiap 2 jam pada
8 jam/hari sinag hari secara
b. Kualitas tidur maximal
terpenuhi c. Anjurkan ibu pasien
c. Kondisi pasien dan keluarga untuk
dalam keadaan selalu menciptakan
rileks lingkungan yang
aman dan nyaman
80
tidak
mengetahui cara
pemberian ASI
pada bayi
Pasien
mengatakan
tidak
mengetahui cara
perawatan
payudara yang
benra
O:
Pasien tampak
kooperatif
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Jelaskan tentang
teknik perawatan
payudara
2. Anjurkan pasien
untuk control
sesuai anjuran
dokter
3. Evaluasi
kembali pasien
tentang
perawatan
payudara yang
sudah diajarkan
oleh petugas.
18/03/202 I a. Menjelaskan tentang teknik S:
1 perawatan payudara pasien
b. Menganjurkan pasien untuk mengatakan
control sesuai anjuran dokter memahami
tentang teknik
c. Mengevaluasi kembali perawatan
pasien tentang perawatan /message
payudara yang sudah payudara
diajarkan oleh petugas.
Pasien
mengatakan
memahami
penyuluhan yang
81
diberikan leh
petugas
O:
pasien tampak
memerhatikan
tentang
penyuluhan dan
demontrasi cara
perawatan
payudara
tampak pasien
aktif dalam
bertanya
tampak pasien
mau mengikuti
cara perawatan
payudara sesuai
instruksi.
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
83
A. Kesimpulan
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ada beberapa bentuk pelayanan home care di
masyarakat sehingga home dapat menjadi upaya terbaik bagi pasien – pasien penyakit
Dalam pelaksanaan home care ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
seperti aspek legal dan etik dalam home care, perizinan pendirian home care,
kebijakan dalam home care, dan kepercayaan dan budaya dalam home care. Hal ini di
lakukan untuk menghindari adanya saling menyalahkan dalam home care sehingga
tidak ada pihak yang saling merugikan. Sehingga pasien juga mendapatkan perawatan
yang baik serta perawat juga mengerti dan memahami peraturan-peraturan yang ada
dan langkah-langkah dalam menjalankan home care. Hal tersebut juga dapat menekan
peran serta fungsi perawat dalam home care sehingga perawat dapat memberikan
Dalam home care juga diperlukan team kesehatan yang solid untuk
84
B. Saran
Keperawatan Home care ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami
85
DAFTAR PUSTAKA
Nurbaeti Irma, dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media
86
Lampiran 1
PENGERTIAN perawatan yang dilakukan pada ibu pasca persalinan atau post partum
87
kemudian kesamping, telapak tangan kiri dan telapak tangan
kanan kearah sisi kanan. Selanjutnya diteruskan kearah bawah
samping. Lakukan pengurutan ini sebanyak 15-30 kali.
Selanjutnya letakkan kedua telapak tangan disalah satu
payudara bagian bawahnya edengan posisi telapak tangan yang
satu diatas dan yang satu dibawah (posisi bertumpuk). Lalu
digerakkan secara bergantian keatas sambil menyentuh sedikit
payudara dan dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 15-
30 kali.
Dilanjutkan dengan arah garukan yang terakhir adalah
melintang yaitu tempatkan kedua telapak tangan dibawah
kedua payudara kiri dan kanan, kemudian secara bersamaan
digerak-gerakan keatassambil menyentuh sedikit payudara dan
dilepas perlahan-lahan, lakukanlah sebanyak 20-30 kali.
a. Pengurutan II
Salah satu tangan menopang payudara sedang tangan yang
lainnya mengurut payudara dari pangkal menuju putting
susu dengan tangan dikepalkan. Lakukanlah sebanyak 20-
30 kali
b. Pengurutan III
Satu payudara dan telapak tangan menopang yang lainnya
mengatur payudara dari pangkal menuju ke putting susu.
Lakukanlah secara bergantian pada payudara kiri dan
kanan, lakukanlah sebanyak 20-30 kali.
c. Pengurutan IV
Merangsang payudara dengan mengompreskan air hangat
dan air dingin secara bergantian dengan memakai waslap,
dilakukan sebanyak 20-30 kali. Bisa juga dilakukan oleh
ibu pada saat mandi dikamar mandi dengan menggunakan
Waskom kecil berisi air hangat diguyur atau diciprat-
cipratkan ke payudara dan untuk air dinginnya bisa
dilakukan saat ibu mandi dengan air dingin. Selanjutnya
dikeringkan dengan handuk dan alat-alat yang dipakai
dibereskan
Pakailah BH khusus untuk menyusui bayi (BH yang
menyangga payudara)
Penting;
- Jangan membersihkan putting susu dengan sabun atau
alcohol karena dapat menyebabkan putting susu lecet/sakit.
- Perawatan dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi.
4. TahapTerminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
88
Lampiran 2
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
membantu ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya, karena dengan
Breast Care payudara menjadi terangsang dalam memproduksi air susu dan
89
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
benar
C. Materi
d. Pengertian ASI
e. Manfaat ASI
90
g. Teknik atau cara perawatan payudara
D. Pelaksanaan Kegiatan
E. Metode
a) Ceramah
b) Demonstrasi
c) Tanya jawab
91
F. Media
a. Materi SAP
b. Leaflet
c. SOP
d. Pantum Payudara
G. Evaluasi
- Tes awal
- Tes akhir
1) Observasi
92
LAMPIRAN MATERI
PERAWATAN PAYUDARA
1) Perawatan Payudara
Payudara
diatas otot dada. Payudara memiliki fungsi sebagai produksi ASI untuk
lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui mencapai 800
gram. Payudara disebut pula glandula mamalia yang ada baik pada wanita
maupun pria. Pada pria secara normal tidak berkembang, kecuali jika
masa menyusui.
1. letak setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi kosta
atau aksila.
Sunarsih, 2012).
93
2) Perawatan Payudara Post – Partum
pengeluaran ASI (Sitti Saleha, 2009).Post-natal breast care pada ibu nifas
untuk ibu nifas yang menyusui merupakan salah satu upaya dukungan
(Anggraini Y, 2010).
94
1. Untuk menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan puting
kebutuhan bayi.
4. Dengan perawatan payudara yang baik puting susu tidak akan lecet
susu.
5) Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting
berbagai zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan
95
kebutuhannya.ASI tidak hanya memberikan manfaat untuk bayi saja,
6) Manfaat ASI
Zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain: lemak, karbohidrat,
lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama dan 1/3 nutrisi
Dengan adanya zat protektif yang terdapat dalam ASI, maka bayi
berikut.
pertumbuhan kuman
96
d) Komplemen C3 dan C4. Membuat daya opsenik.
dari infeksi, dari semua yang paling penting adalah Ig A, zat ini
berumur 6-9 bulan, sedangkan protein dalam susu sapi bisa bekerja
sebagai allergen
Pada masa bayi kontak kulit dengan ibunya, maka akan timbul rasa
aman dan nyaman bagi bayi. Perasaan ini sangat penting untuk
baik. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan berat badan bayi dan
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
menyusu dengan botol atau dot akan menyebabkan gigi lebih lama
97
6. Mengurangi kejadian maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
ditempati oleh janin ibu, karena ibu menyusui maka perut ibu akan
terasa mulas, hal ini merupakan tanda kandungan ibu mulai menyusut
Persiapan Alat:
1. Baby oil
3. Waslap 2 buah
6. Bengkok
klien
98
5. Perawat mencuci tangan, mengompres kedua puting susu dan
mamae.
dengan dua atau tiga jari tangan kanan, mulai dari pangkal
payudara dan berakhir pada gerakan spiral pada daerah puting susu
99
10. Variasi lainnya adalah gerakan payudara kiri dengan kedua tangan
ibu jari di atas dan empat jari lainnya di bawah peras dengan
rah puting susu. Lakukan hal yang sama pada payudara kanan.
11. Sanggah payudara dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain
Setelah itu, letakkan satu tangan disebelah atas dan satu lagi di
vena dan rasa nyeri. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-
mandi.
100
16. Merapikan alat, perawat mencuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih, Tri.(2012). Asuhan Kebidanan pada
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
101
Lampiran 3
Dokumentasi
102
103
Evaluasi dx 1jumat, 19 Maret 2021
104