Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pembangkit
Sistem pembangkit berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dengan
cara mengkonversi energi primer seperti batu bara, bahan bakar minyak, panas
bumi, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, dan lain-lain. Dalam sistem tenaga
listrik dengan kapasitas yang cukup besar sistem pembangkitnya merupakan
sistem pembangkit dengan menggunakan generator sinkron.
Sistem pembangkit ditinjau dari jenis energi primernya dapat digolongkan
menjadi 2, yaitu :
a. Pembangkit dengan energi primer tak terbarukan.
Energi Primer tak terbarukan merupakan bahan bakar fosil. (Non
renewable seperti : Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik
Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN), dan lain-lain).
b. Pembangkit dengan energi primer terbarukan. (Renewable seperti :
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), dan lain-lain).
2.1.1 Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro (PLTPH)
Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro (PLTPH) adalah pembangkit listrik
skala kecil menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggerak. Pembangkit ini
dapat diterapkan pada sungai atau saluran irigasi dengan cara memanfaatkan
jumlah dan kecepatan debit air. Pada sistem pembangkit ini komponen utamanya
adalah air, generator, dan turbin. Pico (simbol p) adalah
sebuah awalan dalam sistem metrik yang menunjukkan faktor sepertriliun (10-12).
Awalan ini berasal dari Italia, piccolo, yang berarti kecil. Sedangkan, hydro
berarti air. Jadi, pada dasarnya, pembangkit ini memanfaatkan tenaga air yang
menghasilkan daya yang kecil.
Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro (PLTPH), yaitu
memanfaatkan jumlah debit aliran air sungai atau saluran irigasi. Aliran air
menggerakkan turbin berputar sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi
mekanik yang dihasilkan kemudian menggerakkan generator dan menghasilkan
energi listrik.
2.2 Komponen Utama Pembangkit PLTPH
Adapun komponen utama yang menjadi komponen penting pada
perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro (PLTPH) adalah sebagai
berikut :
2.2.1 Prime Mover
Prime mover atau penggerak mula merupakan peralatan yang berfungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Alat penggerak mula ini adalah turbin yang mana digerakkan oleh air sehingga
turbin menjadi mesin penggerak utama dalam membangkitkan listrik. Pemilihan
jenis penggerak mula dalam merencanakan Pembangkit Listrik Tenaga Picohydro
(PLTPH) didasari atas pertimbangan kondisi air pada lokasi pemasangan dan
kapasitas daya yang akan dibangkitkan. Kondisi air yang perlu diperhatikan
adalah debit dan kecepatan aliran air.
2.2.1.1 Metode Pengukuran Debit
Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
pengukuran debit aliran adalah kondisi tempat dan jaringan stasiun pengukuran.
Kondisi tempat mempertimbangkan dua hal, yaitu ketelitian pengukuran dan
kestabilan penampang sungai. Beberapa persyaratan yang ditentukan untuk
melakukan pengukuran debit aliran adalah:
1. Dapat dipakai untuk mengukur aliran rendah sampai tinggi;
2. Pada bagian yang relatif lurus;
3. Penampang sungai reguler;
4. Penampang sungai stabil (tidak terjadi scouring atau sedimentasi);
5. Tidak ada pengaruh aliran balik (back water atau jauh dari cabang sungai atau
muara);
6. Tidak ada tumbuhan air; dan
7. Perubahan tinggi muka air nyata.
Sedangkan pertimbangan jaringan stasiun aliran memperhatikan hal
berupa tujuan penelitian, kerekayasaan, tipe stasiun (utama, sekunder, khusus),
dan kepadatan stasiun aliran. Debit aliran sungai dapat diukur dengan berbagai
cara tergantung dari kondisi aliran air, alur sungai dan ketersediaan alat.
2.2.1.1.1 Velocity Area Method
Debit aliran dapat pula dihitung atas dasar pengukuran kecepatan aliran
dan luas penampang basah. Kecepatan aliran dapat diukur dengan current meter
atau menggunakan metode apung (pelampung). Keduanya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing dalam aplikasinya di lapangan.
2.2.1.1.1.1 Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Current meter
Current meter (Gambar 2.7) adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran.
Setiap current meter mempunyai rumus kecepatan aliran. Persamaan umum yang
ada misalnya Vair = a + bn, di mana a dan b adalah koefisien regresi,
sedangkan n adalah jumlah putaran baling dibagi dengan waktu. Pengukuran debit
aliran dengan menggunakan current meter mencakup pengukuran kecepatan
aliran dan pengukuran luas penampang basah. Mengingat bahwa distribusi
kecepatan aliran baik arah horisontal dan vertikal tidak sama (Gambar 2.8), maka
perlu teknik sampling pengukuran dan teknik perhitungannya. Contoh
pengambilan sampel pengukuran kecepatan aliran ditunjukkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.7. Current meter

Gambar 2.8. Distribusi kecepatan aliran sungai (Seyhan, 1990)


Pengukuran dibagi segmen-segmen (horizontal) 1, 2 3, dst dengan jarak
tertentu, dan pengukuran kecepatan arus vertikal dapat diukur dengan metode 1
atau 2 titik tergantung kedalaman segmen

Gambar 2.9. Contoh Sampling Pengukuran Kecepatan Aliran pada Suatu


Penampang Sungai (Seyhan, 1990)
Perhitungan debit aliran dilakukan dengan mengalikan kecepatan aliran
dengan luas penampang basah. Luas penampang basah dapat dihitung dengan
beberapa cara seperti yang tersaji di Gambar 2.10. Beberapa cara tersebut
meliputi:
a) Mid section method
b) Mean section method
c) Graphical method

Gambar 2.10. Cara Menghitung Luas Penampang Basah (Soewarno, 2000)


Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengambilan data dengan
current meter, sebagai berikut:
a. Pilih lokasi pengukuran debit dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1) penggal sungai terletak pada bagian yang relatif lurus;
2) jauh dari pertemuan cabang sungai;
3) dasar sungai relatif stabil;
4) tidak ada gangguan dari tumbuh-tumbuhan air; dan
5) aliran tidak melimpah melewati tebing sungai.
b. Tentukan arah penampang melintang, harus tegak lurus arah aliran;
c. Catat: tanggal pengukuran, nama sungai, lokasi pengukuran (koordinat dan
administratif), nomor current meter, persamaan current meter yang digunakan
dan sketsa pengukuran;
d. Ukur lebar permukaan air sungai, temukan interval seksi (tidak boleh lebih
besar dari 1atau20 total lebar);
e. Siapkan current meter (periksa jalannya putaran baling-baling dan bunyi
“siren horn”) serta cek apakah sudah terhubung dengan odometer sebagai
pencatat banyaknya putaran;
f. Siapkan stop watch untuk mengatur lamanya waktu pengukuran;
g. Saat mulai pengukuran harap dicatat: waktuataujam, tinggi muka air (baca
staff gauge), pengukuran dimulai dari tepi kanan atau kiri;
h. Ukur jarak dari tepi air (titik nol) sampai dititik seksi tempat pengukuran
kecepatan aliran dan catat hasilnya.
i. Ukur kedalaman air pada seksi tersebut (d) dengan mistar ukurataustik
current meter dan catat hasilnya: dan
j. Pilih cara pengukuran kecepatan aliran, sesuai dengan poin d (Tabel 2.3).
Tabel 2.3. Beberapa Cara Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Menggunakan
Current meter
Tipe Kedalaman Titik Pengamatan Kecepatan rata-rata
Air (d) pada vertikal (V)
Satu titik 0.3-0.6 m 0,6 dari permukaan V=V
Dua titik 0.6-3 m 0,2 dan 0,8 d V = ½ (V2 + V8)
Tiga titik 3-6 m 0,2; 0,6; 0,8 d V = ¼ (V2 + 2V6 +
V8)
Lima titik lebih 6 m S; 0,2; 0,6; 0,8 dan V = 1atau10 (Vs + 3V2
B +
2V6 + 3V8 + Vb)
2.2.1.1.1.2 Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Metode Apung
Bila kondisi aliran tidak memungkinkan diukur dengan current meter,
kecepatan aliran dapat diukur dengan menggunakan pelampung. Perhitungan
kecepatan aliran dengan pelampung dihitung dengan rumus Kecepatan aliran
(Vair) = k x Vp. Di mana Vp adalah kecepatan pelampung yang diukur saat
pengukuran dan k adalah koefisien koreksi dari pelampung yang digunakan.

Gambar 2.11. Sketsa Pengukuran Metode Apung


Prinsip pengukuran dengan metode apung adalah kecepatan aliran diukur
dengan menggunakan pelampung, luas penampang basah (A) ditetapkan
berdasarkan pengukuran lebar permukaan air dan kedalaman air. Persamaan debit
yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Q=AxkxU
Keterangan :
Q = debit aliran (m3ataudt)
U = kecepatan pelampung (mataudt)
A = luas penampang basah (m2) A

k = koefisien pelampung A`
Nilai k tergantung dari jenis pelampung yang digunakan, nilai tersebut
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Y.B. Francis) sebagai berikut :
k = 1-0,116 ( (√1- α) - 0,1)
di mana :
α = kedalaman tangkai (h) per kedalaman air (d), yaitu kedalaman bagian
pelampung

Gambar 2.12. Penggal Sungai yang Akan Digunakan untuk Pengukuran Debit
Metode Apung
Langkah-langkah dalam metode apung, antara lain:
1) Pilih lokasi pengukuran dengan syarat-syarat:
a) Bagian sungai atau saluran yang relatif lurus dan cukup panjang; dan
b) Penampang sungai kurang lebih seragam.
2) Tentukan 2 titik tempat pengamatan lintasan pelampung;
3) Ukurlah lebar sungai (saluran);
4) Ukurlah kedalaman sungai untuk beberapa tempat (plot di kertas grafik untuk
menentukan luas penampang basah);
5) Ukurlah kecepatan pelampung (minimal 3 kali pengukuran untuk mendapatkan
hasil yang teliti), yaitu jarak tempuh pelampung (L) per satuan waktu; dan
6) Tentukan koefisien pelampung dengan mengukur kedalaman pelampung yang
basah per kedalaman sungai (Gambar 2.13).
Gambar 2.13. Tipe-Tipe Pelampung dan Penentuan Koefisien Pelampung
(Seyhan, 1990)
2.2.2 Generator
Generator pada sistem pembangkit yang digunakan pada sistem tenaga
listrik adalah generator sinkron, yaitu generator yang menghasilkan frekuensi
konstan meskipun beban berubah-ubah. Hal ini disebabkan karena generator
sinkron dilengkapi dengan governor. Generator merupakan sebuah komponen
terpenting dalam suatu PLTPH, dengan fungsi sebagai penggubah energi mekanik

menjadi tegangan listrik. Perencanaan pemilihan generator harus sesuai dengan


pontensi aliran air yang akan dimanfaatkan. Spesifikasi generator yang dipakai :
a) Motor Output voltage: 5V-24V
b) Maximum output current exceeds: 1500mA
c) Maximum load power: 20 watts
d) Length: 130mm Motor diameter: 35mm
e) Shaft length: 22mm
f) Shaft diameter: 8mm
g) Material: Plastic, iron
2.2.2.1 Torsi
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya
gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut
berotasi. Menghitung besar torsi digunakan untuk menentukan generator yang
akan dipakai dengan menggunakan persamaan berikut :
P
T= 2π
N
60

Keterangan :
T = Torsi (Nm)
P = Daya (kW)
N = Kecepatan putaran (rpm)
2.2.3 Turbin
Turbin merupakan suatu alat konversi energi air menjadi energi mekanik,
lalu energi mekanik diubah menjadi energi listrik oleh generator. Besarnya energi
yang digunakan untuk mengkonversikan energi air menjadi energi listrik,
tergantung dari besarnya debit air (Q) yang menumbuk sudu turbin dan luas
penampang sudu yang terkena air (A) untuk menghasilkan daya (P).
2.2.3.1 Turbin Archimedes Screw
Turbin archimedes screw adalah salah satu tenaga microhydro yang
turbinnya berbentuk sebuah ulir. Efisiensi turbin sangat dipengaruhi oleh geometri
dari turbin ulir tersebut. Geometri ini adalah jenis ulir, diameter dalam, diameter
luar, jumlah sudu, pitch atau jarak dan sudut kemiringan dari peletakan turbin.
Setiap perubahan yang dilakukan pada geometri turbin akan menghasilkan nilai
efisiensi yang berbeda pula.
Terdapat dua aspek desain yang mempengaruhi geometri turbin ini, yaitu
parameter internal dan eksternal. Parameter internal adalah nilai yang dapat
dimodifikasi dan diubah selama tahap desain. Parameter internal pada turbin ulir,
yaitu :
Di = Diameter silinder dalam turbin (m)
A = Pitch (jarak atau periode) dari sudu
B = Bucket atau daerah diantara dua sudu turbin yang berisi air
N = Jumlah sudu (blades)
n = Kecepatan putaran turbin (rpm)
Parameter eksternal nilai yang ditentukan dari kondisi atau tempat
peletakan turbin ini. Parameter eksternal biasanya ditentukan oleh penempatan
ulir dan bahan yang tersedia untuk konstruksi, sedangkan parameter internal bebas
dipilih untuk mengoptimalkan kinerja turbin ulir yang dapat dilihat pada gambar.
Parameter eksternal pada turbin ulir, yaitu :
Do = Diameter silinder luar turbin (m)
θ = Sudut kemiringan peletakan turbin (rad)
L = Panjang total turbin (m)
Q = Debit (m3ataus) H = Head (m)
Diameter dalam (Di) turbin ulir adalah salah satu parameter internal yang
dapat divariasikan untuk mendapatkan nilai efisiensi turbin ulir yang berbeda.
Pada penelitian ini, diameter dalam ditentukan dengan perbandingan dari diameter
luarnya (Do). Dimana variasi yang akan diuji adalah 0,1Do dan 0,5Do. Dari kedua
variasi diameter dalam ini akan dihitung nilai efisiensi yang terbesar dan yang
paling cocok untuk digunakan pada turbin Archimedes. Efisiensi turbin
Archimedes akan didapat melalui uji eksperimental dengan menghitung torsi yang
dihasilkan turbin dengan sistem pengereman dan membandingkan hasilnya
dengan energi air teoritis.
2.2.3.2 Kelebihan Turbin Archimedes screw
Adapun kelebihan yang dimiliki oleh turbin archimedes screw
dibandingkan dengan jenis turbin lain yaitu sebagai berikut :
1. Baik dikembangkan pada daerah yang memiliki sumber air dengan
debit yang cukup besar (sungai) namun hanya memiliki head yang
rendah.
2. Tidak memerlukan sistem kontrol yang sangat rumit seperti turbin
lainnya.
3. Tekanan air yang terjadi pada turbin tidak merusak ekologi dalam hal
ini dampak terhadap makhluk hidup air (ikan).
4. Tidak membutuhkan draft tube, sehingga dapat mengurangi
pengeluaran untuk penggalian pemasangan draft tube.
5. Memiliki efisiensi yang tinggi, dengan variasi debit yang besar dan
sangat baik untuk debit air yang kecil.
6. Tidak memerlukan jaring-jaring halus sebagai pencegah masuknya
puing-puing ke dalam turbin, sehingga dapat mengurangi biaya
perawatan.
2.2.3.3 Perhitungan Efisiensi Mekanik
Untuk mendapatkan efisiensi mekanik dari kedua jenis turbin ulir, antara
lain :
a. Luas penampang (A)
untuk mencari luas bagian yang diarsir atau daerah yang dialiri oleh air
maka persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :

θ 1
A= π r 2− r ² sin ⁡(θ)
360 2
Keterangan :
r = Jari-jari inlet, 0,09 m
Tb = Panjang tali busur aliran air (m)
t = Kedalaman aliran air (m)

b. Debit aliran (Q)


Debit air adalah besaran yang menyatakan banyaknya air yang mengalir
selama satu waktu yang melewati suatu penampang luas.

Q =V x A

Keterangan :
V = Kecepatan aliran air (mataus)
A = Luas penampang (m2)

c. Daya teoritis (Pteo)


Daya teoritis adalah daya yang dihasilkan oleh generator dimana hasil
perhitungan diperoleh dari data spesifikasi.

P =ρ x g x Q

Keterangan :
Q = Debit aliran (m3ataus)
ρ = Massa jenis air (kgataum3), 1000 kgataum3
g = Percepatan gravitasi (mataus2)
P = Daya hidrolis (W)

d. Gaya (F)
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan suatu benda
bergerak.
F =m x g
Keterangan :
m = Massa (kg)
g = Percepatan gravitasi (mataus2)
F = gaya pengereman (N)

e. Torsi (T)
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan besarnya
gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda
tersebut berotasi

T =F x r
Keterangan :
F = Gaya pengereman (N)
r = Lengan momen atau jari-jari pulley (m)

f. Daya mekanik (Pmek)


Daya mekanik adalah suatu kemampuan untuk melakukan usaha
mekanik tiap satuan waktu tertentu.

P mek =
T x2 x π xn
Keterangan : 60
T = Torsi (Nm)
n = Kecepatan putaran per menit (rpm)

g. Efisiensi mekanik (η)


Efisiensi mekanik adalah ukuran keefektifan yang digunakan pada sistem
mekanis.

Pmek
η= x 100%
Pteo
Keterangan :
Pteo = Daya teoritis (watt)
Pmek = Daya mekanik (watt)
2.3 Komponen Tambahan PLTPH
2.3.1 IC 7805
IC Regulator 7805 biasanya digunakan untuk meregulasi tegangan
masukan 7 – 8V. Prinsip kerja IC 7805 adalah sebagai berikut :

Jantung dari 7805 IC adalah transistor (Q16) yang mengontrol arus antara
input dan output sehingga akan mampu mengendalikan tegangan output.
Referensi celah pita (kuning) menjaga tegangan stabil. 
Dibutuhkan tegangan output yang diskalakan sebagai input (Q1 dan Q6)
dan memberikan sinyal kesalahan (ke Q7) untuk indikasi jika tegangan terlalu
tinggi atau rendah. Tugas utama celah pita adalah untuk memberikan referensi
yang stabil dan akurat, meskipun suhu chip atau kepingan berubah.
Sinyal kesalahan dari referensi celah pita diperkuat oleh penguat kesalahan
(oranye). Sinyal yang diperkuat ini mengontrol output transistor melalui Q15. Hal
ini akan menutup loop umpan balik negatif yang mengendalikan tegangan output.
Sirkuit startup (hijau) menyediakan arus awal ke sirkuit celah pita, sehingga tidak
terjebak dalam keadaan "mati". 
Sirkuit berwarna ungu memberikan perlindungan terhadap panas berlebih
(Q13), tegangan input berlebihan (Q19), dan arus keluaran yang berlebihan (Q14).
Sirkuit ini mengurangi arus keluaran atau mematikan regulator,
melindunginya dari kerusakan jika terjadi kesalahan. Pembagi tegangan (biru)
menurunkan tegangan pada pin output untuk digunakan oleh referensi celah pita.
Spesifikasi IC 7805 :
a) Kategori : Integrated Circuits (ICs), PMIC - Voltage Regulators - Linear
b) Manufaktur : STMicroelectronics
c) Manufacturer Part Number : L7805CV
d) Part Status : NEW AND ORIGINAL
e) Output Configuration : Positive
f) Output Type : Fixed
g) Number of Regulators : 1
h) Voltage - Input (Max) : 35V
i) Voltage - Output (MinatauFixed) : 5V
j) Voltage Dropout (Max) : 2V @ 1A (Typ)
k) Current - Output : 1.5A
l) Current - Quiescent (Iq) : 8mA
m) PSRR : 62dB (120Hz)
n) Protection Features : Over Temperature, Short Circuit
o) Operating Temperature : 0C ~ 125C
p) Package atau Case : TO-220-3
q) Mounting Type : Through Hole
r) Supplier Device Package : TO-220AB
s) Base Part Number : L7805
t) KELENGKAPAN : L7805CV TO-220
2.3.2 Voltage Stabilizer
Voltase yang kurang stabil dapat mengganggu kinerja peralatan elektronik
tersebut sehingga fungsi dan kegunaannya berkurang dan peralatan elektronik
tersebut rusak karena tegangan listrik yang turun naik. Voltage Regulator
merupakan bagian power supply yang berfungsi untuk memberikan stabilitas
output pada suatu power supply.
Spesifikasi Waterproof Voltage Stabilizer :
a) Material: ABS 1 248.700
b) Model: C121202
c) Input Voltage: 12V 8V - 40V
d) Output Voltage: 12V ± 0.25V
e) Output Power: 24W
f) Output Current: 2A
g) Conversion Efficiency: ≥96%
h) Waterproof Level: IP67
i) Working Temperature: -20-80 Degree Celsius
j) Features: Waterproof, Durable, Easy to Operate
k) Installation Cable Length: 13cm atau 5.12"
l) Size: 75mm x 40mm x 22matau2.95" x 1.57" x 0.87" Approx.

2.3.3 Bearing
Bearing adalah elemen mesin yang digunakan untuk membatasi gerak
relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar dapat selalu bergerak pada arah
yang diinginkan dan untuk menjaga poros (shaft) agar selalu berputar terhadap
sumbu porosnya dan juga komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada
jalurnya.

Gambar 2.6 Bearing


2.3.4 Pulley
Pulley adalah salah satu komponen atau spare part mesin produksi yang
merupakan tempat dudukan V - Belt atau T - Belt pada mesin produksi, Jadi bisa
di katakan bahwa pulley merupakan perlengkapan dari V - Belt atau T- Belt
sehingga antara pulley dengan V - Belt tersebut merupakan satu unit yang tidak
bisa di pisahkan. Fungsi nya adalah sebagai dudukan dari V - Belt atau T – Belt,
sebagai media untuk menarik V - Belt atau T – Belt, dan meneruskan putaran dari
motor penggerak

Gambar 2.7 Pulley

2.3.5 Kabel
Kabel adalah media untuk menghantarkan arus listrik yang terdiri dari
konduktor dan isolator bahan penghantar listrik. konduktor terbuat dari bahan
tembaga dan ada juga yang berbahan aluminium meskipun ada juga yang
menggunakan silver (perak) dan emas sebagai bahan konduktornya namun bahan-
bahan tersebut jarang digunakan karena harganya yang sangat mahal. Sedangkan
isolator atau bahan yang tidak atau sulit menghantarkan arus listrik yang
digunakan oleh kabel listrik adalah bahan Thermoplastik dan Thermosetting,
yaitu polymer (plastik dan rubber atau karet) yang dibentuk dengan satu kali atau
beberapa kali pemanasan dan pendinginan.

Gambar. Kabel
2.4 Beban
1. Lampu LED 5VDC

Gambar. Lampu
Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai penerang, lampu
memiliki bentuk seperti botol dengan rongga yang berisi kawat kecil yang akan
menyalah apabila disambungkan ke aliran listrik.

2. Charger HP

Gambar. Charger HP
Charger HP adalah alat yang digunakan khusus untuk mengisi baterai
pada HP. Caranya dengan memasukkan arus listrik ke dalam baterai HP sebagai
alat perantara. Setiap charger umumnya menggunakan port USB yang
dihubungkan ke kepala charger sebagai perantara menyambungkan ke arus listrik.
Sedangkan port yang dihubungkan ke HP umumnya memiliki bentuk port yang
berbeda serta kriteria tersendiri yang telah disesuaikan dengan spesifikasi pada HP
dari charger tersebut. Spesifikasi beban charger HP yang dipakai adalah 5V 1A.
2.5 Software Desain dan Simulasi PLTPH
2.5.1 Sketch Up
Sketch up adalah sebuah perangkat lunak desain grafis (pemodelan 3D)
untuk berbagai gambar seperti arsitektur, desain interior, arsitektur lansekap,
teknik sipil dan mekanik, dan sebagainya. Dalam hal ini, pemodelan sistem
PLTPH didesain menggunakan software ini.
2.5.2 OpenFOAM
OpenFOAM merupakan perangkat lunak open source untuk
Computational Fluid Dynamics (CFD). Computational Fluid Dynamics (CFD)
adalah salah satu cabang dari mekanika fluida yangmenggunakan metode numerik
dan algoritma untuk menyelesaikan dan menganalisa masalah yang terjadi pada
aliran fluida. Kegunaan CFD adalah untuk mengetahui bagaimana fluida
mengalir, dan memperkirakan apa yang akan tejadi pada benda yang mengalami
kontak dengan aliran fluida. Jadi, setelah didesain menggunakan sketch up
kemudian akan disimulasikan menggunakan OpenFOAM.

Anda mungkin juga menyukai