Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISIS KASUS

I. Definisi

Teori Kasus
Bell’s Palsy adalah merupakan paresis Pada kasus ini, pasien datang dengan
nervus fasialis perifer yang penyebabnya keluhan utama wajah dirasa tebal dan
tidak diketahui (idiopatik) dan bersifat terlihat asimetris saat bercermin
akut sedangkan tidak ada kelemahan badan
yang lain dan tidak ada keluhan
berbicara pelo sesaat setelah
banguntidur  hal ini menunjukkan
adanya paresis nervus fasialis perifer
yang awitannya akut,

II. Faktor Risiko

Teori Kasus
 Jenis Kelamin  Pasien, merupakan seorang
 Usia laki-laki. Dimana prevalensi
 Diabetes Mellitus kejadian bell’s palsy sama
antara laki-laki dan perempuan
 Pasien, menderita diabetes
mellitus, hal ini ditunjukan
dengan gula darah sewatu
pasien yang dice saat pasien
datang adalah 305. Sesuai
dengan teori bahwa prevalensi
lebih tinggi pada penderita
diabetes mellitus.
 Pasien berusia 49 tahun. Hal
ini menunjukkan risiko yang
meningkat seiring
bertambahnya usia.

III.Diagnosis

Anamnesis

Teori Kasus
 Menggali gejala klinis neurologis  Pada kasus ini, gejala klinis
pada pasien neurologis yang terdapat pada
 Mengetahui onset timbulnya pasien yaitu kelemahan wajah
gejala neurologis (pada bell’s terasa tebal dan terlihat
palsy bersifat akut) asimetris saat bercermin
 Menggali faktor risiko dan disertai mata kiri tidak dapat
pengendaliannya menutup sempurna tanpa
keluhan defisit neurologis
lainnyaOnset timbulnya gejala
neurologis tersebut yaitu 4 jam
sebelum masuk Rumah Sakit.
 Pada anamnesis, faktor risiko
yang ditemukan hanya usia
lanjut dan jenis kelamin. Pasien
tidak mengetahui penyakit yang
dideritanya selama ini.

Pemeriksaan Fisik

Teori Kasus
 Melakukan pemeriksaan tanda- Pada kasus didapatkan:
tanda vital, kesadaran, dan status Keadaan umum: tampak sakit ringan
generalis (pemeriksaan fisik Kesadaran : compos mentis,
umum) untuk memperoleh GCS : E4V5M6 : 15
gambaran kondisi klinis umum
pasien serta memperoleh data yang
dapat mengkonfirmasi adanya Tanda Vital
faktor risiko (antara lain: atrial Tekanan darah: 120/80 mmHg
fibrilasi, penyakit pembuluh darah Nadi : 90 x/menit, teratur,
perifer, dan sebagainya). kuat, penuh
 Melakukan pemeriksaan Respirasi : 20x/menit
neurologis lengkap (rangsang Suhu : 36,40 C
meningeal, Nn. Kranialis, motorik, Saturasi : 95%
sensorik, otonom, refleks, fungsi Akral : hangat
luhur) untuk menelusuri gangguan
saraf dan mengetahui diagnosis Nervus Kranialis
topis dari gejala-gejala neurologis Nervus VII: paresis N.VII sinistra
tersebut.
Kekuatan Motorik
Ekstremitas atas :5/5
Ekstremitas bawah :5/5

IV. Tatalaksana

Teori Kasus
Tatalaksana umum: Planning di IGD:
 Golongan Kortikosteroid  Prednison 80 mg selama 5 hari
 Neurotropik  Metilo kobalalamin 3x500 mg
 Antivirus  Acyclovir 5x400mg selama 7 hari
 Tatalaksana hiperglikemi  KIE kontrol per poli doter spesalis
saraf dr Lucia Sp.S

Anda mungkin juga menyukai