PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42
minggu lengkap dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Neagle
dengan siklus haid rata-rata 28 hari dan belum terjadi persalinan. Kehamilan lewat
waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi, di mana dapat terjadi
komplikasi pada ibu dan janin. Diagnosis usia kehamilan lebih dari 42 minggu
didapatkan dari perhitungan usia kehamilan, seperti rumus Naegele atau dengan
tinggi fundus uteri serial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan serotinus?
2. Apa saja penyebab terjadinya serotinus?
3. Apa tanda dan gejala dari serotinus?
4. Bagaimana diagnosa dari serotinus?
5. Bagaimana penatalaksanaan serotinus?
6. Bagaimana komplikasi serotinus?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat membuat asuhan kebidanan penanganan ibu bersalin
dengan serotinus.
2. Tujuan Khusus
a. Agar Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin
dengan serotinus.
b. Agar Mahasiswa dapat menentukan diagnosa pada ibu bersalin
dengan serotinus.
c. Agar Mahasiswa dapat menentukan diagnosa potensial pada ibu
bersalin dengan serotinus.
d. Agar Mahasiswa dapat menentukan dan melaksanakan tindakan
segera pada ibu bersalin dengan serotinus.
e. Agar Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaan yang telah
dirumuskan pada ibu bersalin dengan serotinus.
f. Agar Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan
pada ibu bersalin dengan serotinus.
2
D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan
serotinus.
2. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa pada ibu bersalin dengan
serotinus.
3. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa potensial pada ibu bersalin
dengan serotinus.
4. Mahasiswa dapat menentukan dan melaksanakan tindakan segera pada
ibu bersalin dengan serotinus.
5. Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaan yang telah dirumuskan
pada ibu bersalin dengan serotinus.
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan yang telah diberikan pada ibu
bersalin dengan serotinus.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini adalah :
1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Bab I : Pendahuluan
5. Bab II : Tinjauan Teori
6. Bab III : Tinjauan Kasus
7. Bab IV : Penutup
8. Daftar Pustaka
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persalinan Postterm
1. Pengertian
B. Etiologi
4
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian
menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan
laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya
dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh
kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%.
Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-
keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian
perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi, yaitu 30% prepartum, 55%
intrapartum, dan 15% postpartum.
b. Tidak diketahui.
C. Patofisiologi
5
mencapai puncaknya pada kehamilan 34-36 minggu dan setelah itu terus
mengalami penurunan. Pada kehamilan postterm dapat terjadi penurunan
fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin. Bila keadaan
plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat tumbuh terus
namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat menyebabkan
distosia bahu.
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan postterm sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya
persalinan. Beberapa teori diajukan antara lain sebagai berikut :
1. Pengaruh Progesteron
2. Teori Oksitosin
6
produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,
selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin.
Pada cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin, dan
tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol
janin tidak diproduksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung
lewat bulan.
4. Herediter
E. Resiko
7
uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala kurang.
Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia
bahu, dan perdarahan postpartum.
F. Manifestasi Klinis
Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang,
yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif dengan
KTG kurang dari 10 kali/20 menit.
1. Terhadap Ibu :
2. Terhadap Bayi :
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan asuhan persalinan pada Ny. D dengan persalinan normal, maka
ada beberapa hal yang penulis uraikan mengenai penanganan pertolongan
berdasarkan tahap proses kebidanan sebagai berikut:
9
Untuk memperoleh data obyektif penulis melakukan pendekatan-
pendekatan melalui pengamatan langsung, pemeriksaan fisik baik
inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan labolatorium
sehingga didapatkan hasil : TD : 120/80 mmHg, N : 82x/menit, RR :
20x/menit, S : 36,8oC, DJJ : 155x/menit, TFU : 30cm, VT: pembukaan
3cm.
3. Pembahasan
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan data yang
ditemukan.
C. Analisa
1. Teori
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik.
2. Praktik
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa sebagai berikut:
- Ny. D umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 41+2 minggu janin
tunggal hidup intra uterin, preskep, puki inpartu kala I fase laten
3. Pembahasan
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan data yang
ditemukan.
D. Pelaksanaan
1. Teori
Pada langkah ini dilakukan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi.
Pada tinjauan pustaka asuhan yang diberikan pada ibu bersalin adalah
asuhan persalinan normal. Fokus asuhan persalinan normal adalah
persalinan bersih dan aman serta mencegah terjadinya komplikasi.
10
2. Praktek
Sesuai dengan kewenangan yang berlaku bahwa Puskesmas tidak
diperbolehkan menangani kasus patologis sehingga diperlukan rujukan
ke tempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
3. Pembahasan
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
11
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan persalinan normal pada Ny. D, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek pada data
subyektif.
2. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek pada data obyektif.
3. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek pada penegakan
diagnosa.
4. Tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek pada perencanaan
asuhan pada Ny. D.
B. SARAN
1. Bagi lahan praktek agar dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
baik sehingga tidak akan ada kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Bagi penulis, diharapkan hasil pembahasan laporan ini dapat
digunakan untuk menambah wawasan tentang pertolongan persalinan
normal dengan kasus serotinus.
3. Bagi keluarga, diharapkan agar tetap memperhatikan dan
melaksanakan nasihat yang diberikan oleh petugas kesehatan sehingga
tercapai hasil yang optimal.
12
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Varney, Helen Dkk.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
APN. 2008. Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta: Institusi
DEPKES RI
13