Anda di halaman 1dari 7

PILLAR OF PHYSICS, Vol. 1.

April 2013, 09-15

ANALISIS JENIS MINERAL MAGNETIK DARI POLUTAN KENDARAAN


BERMOTOR MENGGUNAKAN METODE ISOTHERMAL REMANENT
MAGNETIZATION (IRM) DI KOTA PADANG

Pramita Syafrina*), Mahrizal dan Harman Amir**)


*)
Mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang
**)
Staf Pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP

ABSTRACT

Polution is big problem in many city. Iron-oksida is very small and dangeraous
for healty, so important to measure who give information about magnetic field. The source
of polution are mount eruption, forest fire and motor vehicle. In this eksperiment we
studying about kind polution from motor vehicle. The kind polutan of vehicles was know
with Isothermal Remanent Magnetization (IRM) method. In this eksperiment 93 sample, 45
top soil sample, 40 wood sample and 8 for leaf sample. The result of data analysis
indication that intensity magnetization of top soil is 10.24 to 11.974.558 mA/m for wood
sample is 0,22 to 7.186,20 mA/m and for leaf 0.33 to 900.31 mA/m. The analysis for
saturation kurva of IRM for samples is magnetite (Fe3O4) because out field ≤ 300 mT.

Keywords: Isothermal Remanent Magnetization (IRM), magnetite

PENDAHULUAN magnetik pada polutan dan menghubung-


kannya dengan sumber atau mekanisme
pencemaran. Mineral magnetik sebenarnya
Pesatnya pertambahan jumlah ken- selalu ada secara alamiah pada batuan, ta-
daraan bermotor berakibat meningkatnya nah, atau endapan sedimen, meskipun seca-
pencemaran udara. Pencemaran udara me- ra kuantitatif kelimpahannya cukup kecil
rupakan suatu masalah besar dikebanyakan yaitu sekitar 0.1 % dari massa total batuan
kota di dunia. Hal ini disebabkan oleh atau endapan (Bijaksana, 2002). Mineral
adanya bahan bakar yang digunakan dalam magnetik ini memiliki sifat, jenis dan mor-
transportasi dan industri meski konstribusi fologi yang beragam yang bergantung pada
alam juga menyokong melalui kejadian se- sumbernya. Pada kasus pencemaran, perlu
perti letusan gunung berapi dan kebakaran dilakukan identifikasi apakah mineral mag-
hutan. Dibanyak negara berkembang seper- netik berasal dari sumber-sumber alamiah
ti Indonesia, konsentrasi bahan pencemar atau dari proses pencemaran.
udara berasal dari kendaraan bermotor me- Mengingat oksida-besi dalam uku-
ningkat sebagai suatu konsekuensi terhadap ran kecil yang sangat beresiko bagi keseha-
meningkatnya pembakaran bahan bakar fo- tan, maka perlu dilakukan pengukuran yang
sil (Sutriyo, 2008: 862). dapat memberikan informasi tentang kebe-
Dalam satu dekade terakhir, metoda radaan material magnetik tersebut. Untuk
sifat magnetik batuan (rock magnetic me- memastikan bahwa dalam suatu sampel
thods) telah banyak digunakan dalam ka- yang diambil terdapat material magnetik,
jian tentang pencemar atau polusi lingkun- dilakukan pengukuran menggunakan me-
gan. Tujuan dari kajian seperti ini, umum- tode Isothermal Remanent Magnetization
nya adalah untuk mengidentifikasi mineral (IRM).

9
Pencemaran udara diartikan sebagai merekamnya mempunyai energi koersif
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di yang lebih kecil dari medan yang diguna-
dalam udara yang menyebabkan perubahan kan. Pemberian IRM bertujuan untuk me-
susunan (komposisi) udara dari keadaan nentukan jenis mineral magnetik yang ter-
normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing dapat pada sampel. Untuk membedakan an-
di dalam udara dalam jumlah tertentu serta tara magnetite (Fe3O4) dan hematite
berada di udara dalam waktu yang cukup (Fe2O3) dapat kita ketahui dari pola saturasi
lama, akan dapat mengganggu kehidupan yang dihasilkan.
manusia.
Penyebab pencemaran udara akibat
kendaraan bermotor bersumber pada bahan
bakar kendaraan dan dapat dihasilkan dari
karat pada kendaraan itu dan gesekan-
gesekan yang terjadi pada saat kendaraan
beroperasi. Bagian dalam sistem pembu-
angan pada kendaraan juga dapat meng-
hasilkan material-material magnetik seba-
gai sumber polusi.
Kemagnetan bahan sangat bergan-
tung pada kandungan mineral magnetik, Gambar 5. Kurva perbandingan antara
ukuran bulir, temperatur dan tekanan. Ber- magnetite dan hematite setelah
dasarkan sifat magnetiknya suatu bahan di- pemberian IRM (Hunt,1991:35)
golongkan menjadi tiga bagian yaitu:
diamagnetik, paramagnetik dan ferromag- Menurut Hunt (1991: 34), ada 3
netik. teknik yang digunakan dalam mengkarakte-
Untuk menunjukkan sifat mineral risasi IRM : 1. Akuisisi yaitu pengukuran
dari bahan ferromagnetik, cara yang paling dengan menggunakan medan, dimana me-
umum dilakukan adalah dengan memplot dan demagnetisasi sampel dinaikkan. Re-
induksi magnet B terhadap medan magnet manen maksimum merupakan remanen sa-
H atau dengan memplot magnetisasi M turasi. 2. Demagnetisasi DC yaitu penguku-
terhadap medan magnet H. ran dengan menggunakan medan DC nega-
Istilah mineral magnetik biasanya tif dimulai dari medan remanen saturasi.
hanya digunakan untuk mineral yang tergo- Medan yang menurunkan harga saturasi
long ferromagnetik. Mineral ferromagnetik disebut medan koersif. 3. Demagnetisasi
umumnya berasal dari keluarga besi tita- dengan bolak balik yaitu pengukuran dila-
nium oksida, sulfide besi dan hidroksi besi. kukan dengan medan bolak-balik mulai da-
Yang paling banyak dijumpai dalam batuan ri medan remanen saturasi.
yaitu besi titanium oksida. Keluarga besi Dari 3 teknik yang digunakan dalam
titanium oksida dianggap sebagai pembawa mengkarakterisasi IRM pada penelitian ini
magnetisasi remanen yang paling dominan. digunakan teknik pertama yaitu dengan
Contohnya, magnetite (Fe3O4), hematite (α- teknik akuisisi data. Dimana sampel yang
Fe2O3) dan magnetite (γ-Fe2O3). telah dipreparasi diberikan medan demag-
Isothermal Remanent Magnetiza- netisasi sampai mencapai remanen maksi-
tion (IRM) adalah magnetisasi remanen mum yang merupakan remanen saturasi.
yang dihasilkan dalam waktu yang singkat
melalui medan magnetik yang kuat pada
temperatur konstan. IRM merupakan ben- METODE PENELITIAN
tuk remanen yang dihasilkan melalui eks-
perimen histerisis dan bulir magnetik yang

10
Penelitian ini merupakan penelitian sebanding dengan komponen magnetik
dasar yang dilakukan secara sistematik yang paralel dengan sumbu fluxgate. Rasio
terhadap suatu masalah. Data dari pene- sinyal terhadap noise ditingkatkan dengan
litian ini merupakan data primer yang dipe- frekuensi 6 Hz. Kemudian sinyal output
roleh langsung pada saat melakukan pene- didigitalkan dengan alat Analog Digital
itian. Converter (ADC) dan disimpan dalam
Penelitan ini dilaksanakan dari memori komputer dalam besran berupa
bulan Desember 2011 sampai Mei 2012. arah (dalam inklinasi dan deklinasi) dan
Pengambilan data pada penelitian ini di intensitas mineral magnetik sampel. Untuk
lakukan di Laboratorium Geofisika Uni- putaran pendek jumlah putaran 24 dan 120
versitas Sriwijaya. Pengambilan sampel di- untuk putaran panjang.
lakukan selama lebih kurang satu bulan Pada pengukuran magnetik ini
yaitu dari tanggal 4 Desember sampai de- posisi sampel diatur dalam empat arah yang
ngan 8 Januari 2012. Reparasi sampel dila- berbeda seperti yang terlihat pada Gambar
kukan di Laboratorium Geofisika Univer- 8. Arah pemutaran sampel adalah: a.
sitas Padang pada bulan Februari 2012. Vertikal I ; b. Horizontal I (diputar 90o ke
Beberapa instrumentasi / alat dan arah kiri dari arah Vertikal I) ; c. Vertikal II
bahan yang digunakan pada penelitian ini ; d. Horizontal II (diputar 90o ke arah kanan
adalah : dari arah Vertikal II).
a. Impulse Magnetizer

Gambar 4. Posisi sampel didalam Minispin


Magnetometer

Sampel dari penelitian ini


Gambar 2. Impulse Magnetizer berjumlah 93 sampel, yang terdiri dari 45
sampel jenis top soil, 40 sampel jenis kulit
Impulse Magnetizer digunakan kayu, dan 8 sampel jenis daun. Posisi
untuk memberikan tegangan pada sampel sampel secara geografis dapat ditentukan
yang akan di ukur. Pemberian tegangan dengan meng-gunakan alat GPS (Global
pada sampel dimulai dari 0, 5, 7, 10, 15, 20, Positioning System). Pengambilan sampel
25, 50, 75, 100, 150, 200, 250 dan 300 dilakukan pa-da primer yaitu Jalan
untuk koil 1 dan 0 10, 15, 20, 25, 50, 75, Adinegoro Padang Utara, Jalan By Pass
100, 150, 200, 250 dan 300 untuk koil 2. Kuranji, Jalan By Pass Lubuk Begalung,
Jalan Lubuk Kilangan, Jalan Hamka
b. Minispin Magnetometer Padang Utara, Jalan Khatib Sulaiman dan
Jalan By Pass Koto Tangah.

Gambar 3. Minispin Magnetometer

Minispin Magnetometer seperti


yang terlihat pada Gambar 7 dikontrol oleh
Microprocessor Rockwell 6502. Prinsip
kerja alat ini menghasilkan sinyal DC

11
Pada sampel daun, diambil daun
yang berada di sekitar lokasi pengambilan
sampel topsoil dan kulit kayu.

Prosedur Persiapan Sampel

Ditinjau dari prosedur pengambilan


sampel terdapat tiga jenis sampel yaitu top
soil, kulit kayu dan daun. Adapun langkah
dalam persiapan atau reparasi sampel
Gambar 4. Peta Lokasi Sampel (sumber: adalah : Pada sampel jenis top soil, tanah
Bappeda Kota Padang 2012) yang di dapat kemudian dihaluskan meng-
gunakan ayakan kemudian dimasukkan ke-
Prosedur Pengambilan Sampel dalam holder yang berbentuk tabung. Sam-
pel yang dimasukkan ke dalam holder
Pada data topsoil di ambil tanah harus padat agar sewaktu dilakukan
permukaan. Dimana setiap lokasi di bagi pengukuran tidak ada ruang didalam holder
menjadi 3 titik dan setiap titik akan diambil yang mem-buat hasil pengukuran tidak lagi
3 sampel yaitu yang dekat dengan jalan akurat. Penamaan pada sampel top soil
raya pada jarak 0 meter dari jalan, pada berupa ke-terangan nama jalan, dan titik
jarak 1 meter dan pada jarak 2 meter seperti pengambilan sampel. Pada sampel jenis
yang terlihat pada Gambar 5. kulit kayu perta-ma-tama dihaluskan
dengan cara mengerus terlebih dahulu
bagian permukaan kulit kayu kemudian
diambil bagian yang agak halus untuk
dimasukkan kedalam holder. Karena
sampel dari kulit kayu didapat sedikit maka
Gambar 5. Titik pengambilan sampel top sampel yang didapat dicampur dengan
soil silikon. Penamaan pada sampel ku-lit kayu
berupa keterangan nama jalan dan sudut
Untuk sampel kulit kayu, diambil pengambilan sampel. Pada sampel je-nis
sampel pada kulit terluar. Titik peng- daun pertama-tama daun dipotong-poto-ng
ambilan sampel dilakukan dengan menjadi bagian yang kecil dan dicampur
membagi kayu menjadi 8 bagian yaitu pada dengan silikon lalu masukkan kedalam hol-
sudut 450, yang mana titik 00 pada arah der. Penamaan pada sampel daun berupa
utara. Kemudian diambil sampel yang lain keterangan nama jalan, dan titik peng-
searah dengan jarum jam. Pada sampel ambilan sampel.
kulit kayu diperhatikan juga letak pohon
kayu seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 7. Sampel yang siap untuk diukur


Gambar 6. Titik pengambilan sampel kulit
kayu Pengukuran IRM bertujuan untuk
mendapatkan keadaan saturasi dari sampel

12
yang diteliti. Adapun prosesnya adalah
sebagai berikut : Untuk melihat kandungan mineral
Proses Kalibrasi Alat magnetik yang dimiliki oleh sampel yang
Sebelum alat Minispin Magnetometer diteliti, di ukur IRMnya dengan meng-
digunakan, terlebih dahulu dilakukan pro- gunakan alat Impulse Magnetizer yaitu de-
ses kalibrasi dengan menggunakan sampel ngan cara memberikan tegangan tinggi
kalibrasi. Sampel kalibrasi dimasukkan ke- secara bertahap. Tegangan yang diberikan
dalam pemutar pada alat Minispin secara bertahap akan dikonversi menjadi
Magnetometer seperti Gambar 3. Arah pa- kuat medan (H) dengan menggunakan tabel
nah menunjukkan arah utara (N). Tekan yang terdapat pada Minispin Operator’s
short spin yang menghasilkan 24 putaran Manual. Kemudian sampel di ukur dengan
atau long spin yang menghasilkan 120 menggunakan alat Minispin Magnetometer
putaran dan tunggu sampai nilai East. Pada dan dari hasil pengukuran didapat nilai
penelitian ini digunakan short spin. Jika intensitas.
nilai East terletak antara terletak antara Nilai kuat medan (H) didapat dari
0.00 sampai 2.00 berarti kalibrasi sudut Kalibasi Data Impulse Magnetizer yang
sudah benar. Jika belum benar putar ring dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah di-
fluxgate searah jarum jam atau berlawanan dapat nilai kuat medan (H) dan intensitas,
arah jarum jam kemudian klik lagi spin kemudian dengan menggunakan Microsoft
sampai diperoleh nilai yang benar. Excel data tersebut diplot dalam bentuk
Kemudi-an masukkan nilai kalibrasi 537, grafik yang menyatakan hubungan antara
tekan cal kemudian tekan spin sampai kuat medan (H) (sumbu x) dan intensitas
keluar nilai intensitas sampel kalibrasi. (sumbu y).
Setelah didapat nilai yang sama maka alat Untuk menentukan jenis mineral
Minispin Magne-tometer sudah terkalibrasi. magnetik pada sampel dilakukan dengan
Pengkalibrasi alat harus dilakukan setiap 1 menganalisis kapan terjadi saturasi. Jika
jam dari pengukuran sampel. sampel tersaturasi 300 mT menunjukkan
Proses Demagnetisasi
Tekan tombol power pada alat jenis mineral magnetite (Fe3O4), sedangkan
Impulse Magnetizer. Letakkan sampel pada jika tersaturasi >300 mT menunjukkan
tempat sampel kemudian masukkan keda- jenis mineral hematite (Fe2O3).
lam tabung demagnetisasi. Lalu tekan tom-
bol trigger dengan tegangan 0 mV. Setelah HASIL
terdengar bunyi tik pada alat Impulse Hasil pengukuran IRM di Jalan By Pass
Magnetizer, tarik sampel keluar untuk se- Kuranji untuk sampel top soil:
lanjutnya dilakukan proses pengukuran
IRM. Lakukan langkah untuk koil I dan 400000
Intensitas (mA/m)

koil II. 300000


Proses Pengukuran IRM 200000 BPKT 11
Setelah sampel didemagnetisasi 100000
0 BPKT 12
kemudian diukur intensitasnya dengan alat
Minispin Magnetometer, ukur sampel 0 1000 2000 BPKT 13
sebanyak 4 kali sesuai posisi sampel pada Kuat Medan (mT)
Gambar 4. Setelah itu klik sp4 pada moni-
tor komputer. Kemudian didapat nilai in- Gambar 8. Kurva saturasi IRM untuk sam-
tensitasnya, deklinasi daan inklinasinya. pel BPKT 11, BPKT 12, BPKT 13

Dari Gambar 8 dapat dilihat kea-


Teknik Analisa Data daan saturasi mulai terjadi pada kuat medan

13
antara 220 mT – 300 mT dan tidak terjadi
lagi akuisisi IRM pada medan yang lebih PEMBAHASAN
tinggi. Dari Gambar 17 dapat dilihat bahwa
nilai intensitas yang tertinggi terdapat pada Dilihat dari kurva saturasi IRM
BPKT 11 yang berjarak 1 meter dari jalan. pada sampel top soil, kulit kayu dan daun,
diketahui bahwa nilai medan saturasi pada
Hasil pengukuran IRM di Jalan By Pass penelitian ini adalah sama yaitu ≤ 300 mT.
Kuranji untuk sampel kulit kayu: Perilaku mineral magnetik dengan harga
saturasi yang rendah ini mengindikasikan
8000
BPKK 0
koersifitas magnetik yang rendah. Rendah-
Intensitas (mA/m)

6000 nya nilai saturasi dan koersifitas ini


BPKK 45 mengindikasikan bahwa jenis mineral
4000
2000 BPKK 90 magnetik yang terkandung pada sampel top
0 BPKK 135 soil, kulit kayu dan daun adalah mineral
magnetite. Menurut Butler (1998) magne-
0 1000 2000 BPKK 180 tite tersaturasi pada rentang 100 hingga 300
Kuat Medan (mT) BPKK 225 mT, sedangkan hematite tersaturasi pada
sekitar 800 mT.
Gambar 9. Kurva saturasi IRM untuk sam- Dari hasil penelitian dapat dilihat
pel BPKK 0, BPKK 45, bahwa nilai intensitas tertinggi terdapat
BPKK 90, BPKK 135, BPKK pada sampel yang berjarak 1 meter dari
180, BPKK 225, BPKK 270 jalan untuk sampel top soil. Tapi pada
dan BPKK 315 beberapa sampel ada yang terdapat nilai
intensitas tertinggi pada jarak 2 meter dari
Dari Gambar 9 dapat dilihat kea- jalan atau pada jarak 3 meter dari jalan. Hal
daan saturasi mulai terjadi pada kuat medan ini dapat terjadi karena pada sampel top
antara 160 mT – 300 mT dan tidak terjadi soil, tanah yang terdapat di permukaan
lagi akuisisi IRM pada medan yang lebih dapat terbawa air saat hujan dan dapat
tinggi. Dari Gambar 27 dapat dilihat bahwa diterbangkan angin.
nilai intensitas yang tertinggi terdapat pada
BPKK 0.
Hasil pengukuran IRM di Jalan By Pass KESIMPULAN
Kuranji untuk sampel daun:
Berdasarkan pembahasan hasil
penelitian dengan menggunakan metode
Isothermal Remanent Magnetization (IRM)
200
di kota Padang pada tiga jenis sampel yaitu
Intensitas

100
(mA/m)

0 top soil, kulit kayu, dan daun menunjukkan


BPKD bahwa jenis mineral megnetik yang
0 1000 2000
terkandung dalam masing – masing sampel
Kuat Medan (mT) adalah magnetite (Fe3O4). Hal ini
ditunjukkan dengan melihat kurva saturasi
Gambar 10. Kurva saturasi IRM untuk
IRM dari nilai intensitas dengan kuat
sampel BPKD
medan yang mana tersaturasi pada kuat
medan ≤ 300 mT. Tingginya nilai intensitas
Dari Gambar 10 dapat dilihat kea-
menunjukkan bahwa aktivitas lalulintas di
daan saturasi mulai terjadi pada kuat medan
lokasi pengambilan sampel juga tinggi.
antara 250 mT – 300 mT dan tidak terjadi
lagi akuisisi IRM pada medan yang lebih
tinggi.

14
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih untuk Ibu Fatni Mufit,
Bapak Mahrizal dan Bapak Harman Amir
yang telah mengizinkan saya ikut serta
dalam penelitian Dosen tahun 2011 dana
DIPA Jurusan Fisika FMIPA UNP
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
saya. Terima kasih untuk Wedara Yuliatri
yang telah bekerjasama dalam persiapan
sampai pengukuran sampel.

DAFTAR PUSTAKA

Bijaksana, S. (2002). “Analisa Mineral


Magnetik dalam Masalah Ling-
kungan”. Journal Geofisika. Vol
1. Hlm. 19-27.

Buttler, R.F. (1998). Paleomagnetism :


Magnetic Domain to Geologic
Terranes. Blackwell.

Evans, Michael. E & Heller, Friedrich.


(2003). Principles and Aplication
of Enviromagnetik. Sandiego, Cal-
ifornia USA: Akademic press.

Hunt, Christoper. P. (1991). Environmental


Magnetism Workshop. University
of Minnesota.

Minispin Operation’s Manual. Molspin


Ltd. New Castle, England.

15

Anda mungkin juga menyukai