Anda di halaman 1dari 7

BAB I

LAPORAN KASUS
Status Pasien
A. Identitas
Nama : Ny. K
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Alamat : Sambirejo RT.14/RW.04, Geger, Madiun
Agama : Islam
Tanggal MRS : 18 Juni 2017
Nomer RM : 6467059
B. Anamnesis (Tanggal 20 Juni 2017 oleh anak pasien yaitu Tn.L)
1. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada hari Minggu, tanggal 18 Juni 2017, pukul 09.30 pasien mandi, hingga
30 menit kemudian pasien tidak segera keluar dari kamar mandi. Keluarga
mencoba membuka kamar mandi dan menemukan pasien tidak sadarkan
diri di lantai kamar mandi. Pasien segera diangkat keluar kamar mandi dan
akhirnya dibawa ke IRD RS dr.Soedono Madiun, dalam perjalanan pasien
muntah sekali berisi air. Pasien tiba di IRD pukul 12.20 dalam keadaan
masih belum sadar. Sebelum kejadian pasien tidak mengeluhkan sakit
kepala maupun mual muntah namun pasien terlihat diam tidak seperti hari
sebelumnya.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Keluhan serupa (-)
- Riwayat hipertensi (+) sejak 10 tahun yang lalu
- Riwayat asma (+) sejak kecil
- Riwayat diabetes melitus (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat stroke (-)
5. Ringkasan Anamnesis
- Ny. K, 70 tahun
- Mengalami penurunan kesadaran, merupakan keluhan yang baru
pertama terjadi.
- Pasien memiliki riwayat hipertensi dan asma.

Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Fisik (Dilakukan tanggal 20 Juni 2017)
1. Keadaan umum: lemah, gizi cukup
2. Kesadaran : koma, GCS E1V1M1
3. Vital sign : TD=166/83 mmHg, nadi=71x/menit, napas=23x/menit,
suhu=36⁰C
4. Status lokalis
- Kepala : CA -/-, SI -/-, pupil isokor diameter 3 mm
- Leher : Limfonodi tidak teraba, leher kaku (-), JVP 5+2
- Thorax : Paru-paru=SDV +/+, Rh -/-, Wh -/-, Jantung=S1S2 reguler,
bising (-)
- Abdomen : supel, BU (+), Nyeri tekan - -
- -

- Ekstremitas : akral hangat, lateralisasi (-)


5. Status neurologis
- Sikap tubuh: lurus dan simetris
- Gerakan abnormal : tidak ada
- Kepala : mesocephal, ukuran normal
- Leher : kaku kuduk (-)
- Ekstremitas : tidak ada lateralisasi
6. Pemeriksaan nervus kranialis
a. N.I (Olfaktorious) : Tidak dilakukan
b. N.II (Optikus) : Tidak dilakukan
c. N.III (Okulomotoris): kanan kiri
Ptosis tidak dilakukan tidak dilakukan
Gerakan mata tidak dilakukan tidak dilakukan
Ukuran pupil 3 mm 3mm
Bentuk pupil bulat bulat
Reflek cahaya langsung + +
Reflek cahaya tak langsung + +
Diplopia tidak dinilai tidak dinilai
d. N.IV (Troklearis) : kanan kiri
Gerak mata ke lateral bawah tidak dilakukan tidak dilakukan
Strabismus konvergen tidak dilakukan tidak dilakukan
e. N.VI (Abducen) : kanan kiri
Menggigit tidak dilakukan tidak dilakukan
Membuka mulut tidak dilakukan tidak dilakukan
Sensibilitas tidak dilakukan tidak dilakukan
Reflek kornea tidak dilakukan tidak dilakukan
f. N.VII (Facialis) : kanan kiri
Kerutan kulit dahi tidak dilakukan tidak dilakukan
Kedipan mata tidak dilakukan tidak dilakukan
Lipatan naso-labial normal normal
Meringis tidak dilakukan tidak dilakukan
Menggembungkan pipi tidak dilakukan
Daya kecap lidah 2/3 depan tidak dilakukan tidak dilakukan
g. N.VIII (Vestibulocochlearis) : kanan kiri
Tes bisik tidak dilakukan tidak dilakukan
Mendengar detik arloji tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Weber tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Scwabach tidak dilakukan tidak dilakukan
h. N.IX (Glossofaringeus) :
Arkus faring tidak dinilai
Daya kecap lidah 1/3 belakang tidak dilakukan
Refleks muntah tidak dilakukan
Suara sengau tidak dinilai
Tersedak tidak dilakukan
i. N.X (Vagus) :
Denyut nadi 71x/menit
Arkus faring tidak dinilai
Bersuara tidak dinilai
Menelan tidak dinilai
j. N.XI (Asesorius) : kanan kiri
Memalingkan kepala tidak dilakukan tidak dilakukan
Sikap bahu tidak dinilai tidak dinilai
Mengangkat bahu tidak dilakukan tidak dilakukan
Trofi otot bahu - -
k. N.XII (Hipoglossus) : kanan kiri
Sikap lidah tidak dinilai
Artikulasi tidak dinilai
Tremor lidah tidak dinilai
Menjulurkan lidah tidak dilakukan tidak dilakukan
7. Pemeriksaan motoris : tidak dapat dilakukan, tidak terdapat lateralisasi
- -
- -
8. Pemeriksaan refleks fisiologis
BPR +2 +2
BrPR +2 +2

KPR +2 +2
APR sd Sdn
n
9. Pemeriksaan refleks patotologis kanan kiri
Hoffman tromner - -
Babinski - -
10. Pemeriksaan sensibilitas tidak dilakukan
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah lengkap
Hemoglobin : 13,9 g/dL
Hitung leukosit : 11,10 103/µL
Trombosit : 253 103/µL
Hematokrit : 38,1%
Hitung Eritrosit : 4,89 106/µL
MCV : 77,9 fL ↓
MCH : 28,4 pg
MCHC : 36,5 g/dL ↑
Hitung jenis Leukosit
- Limfosit (%) : 8,4% ↓
- MID (%) : 5,70 %
- Granulosit (%) : 85,90% ↑
b. Kimia klinik
SGOT : 27 U/L
SGPT : 17 U/L
BUN : 18,6 mg/dL
Creatinin : 1,39 mg/dL ↑
Gula Darah Sewaktu: 134 mg/dL
Natrium Darah : 144 mmol/L
Kalium Darah : 4,40 mmol/L
Chloride Darah : 102 mmol/L
Cholesterol total : 257 mg/dL ↑
Cholesterol HDL direct: 73,0 mg/dL ↑
LDL direct : 165,0 mg/dL ↑
Trigliserida : 83 mg/dL
Asam Urat : 6,60 mg/dL ↑
2. Radiologi : CT-scan kepala dengan bacaan
- ICH tampak +17cc
- Tampak midline shift ke kanan
- IVH
- Edema cerebri
3. EKG : Left ventricular hyperthrophy

Rangkuman Masalah Pasien


A. Masalah pada pasien
- Penurunan kesadaran
B. Diagnosis
1. Diagnosis Klinis
- Penurunan kesadaran
2. Diagnosis Topis
- Lesi di ...
3. Diagnosis Kausal
- CVA ICH + IVH
C. Planning
1. Planning terapi
a. Non-medikamentosa
- Oksigenasi nasal canul 4 liter/menit
- Pemasangan IV line
- Pemasangan DC/kateter urirn
b. Medikamentosa

c. Edukasi
d. Monitoring
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi
Stroke hemoragik adalah perdarahan yang tidak terkontrol di otak
(manajemen stroke). Perdarahan atau ekstravasasi darah di parenkim otak ini
terjadi secara spontan dan bukan disebabkan oleh trauma (non-traumatis)
(neuro dasar).
B. Epidemiologi
Prevalensi stroke di Indonesia sebesar 121 kasus per 1000 penduduk
(riskesdas). Dan termasuk ke dalam penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di dunia.
C. Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi dua kategori utama yaitu stroke perdarahan/hemoragik
dan stroke iskemik (manajemen stroke).
D. Etiologi
Terjadinya perdarahan di otak dapat disebabkan oleh:
1. Abnormalitas pembuluh darah seperti aneurisma atau malformasi arteri-
vena.
2. Hipertensi
3. Deposit protein sepanjang pembuluh darah yaitu amyloid angiopati
4. Gangguan pendarahan (neuro dasar untuk dr.umum)
E. Patofisiologi
Stroke hemoragik terjadi melalui tiga tahap yaitu (1) perdarahan awal, (2)
perluasan hematoma dan (3) edema di peri-hematoma. Tahap pertama yaitu
perdarahan awal terjadi akibat pecahnya arteri cerebral. Tahap selanjutnya
yaitu perluasan perdarahan yang berhubungan dengan hiperglikemi,
hipertensi dan obat antikoagulan. Ukuran awal dan laju perluasan hematom
merupakan salah satu variabel penting yang mempengaruhi prognosis. Tahap
selanjutnya terjadi edema cerebral di sekitar daerah perdarahan akibat
inflamasi dan kerusakan sawar darah otak. Daerah edema peri-hematom
inilah yang menyebabkan munculnya gejala defisit neurologis pada pasien
(patofis stroke).
F. Tanda dan gejala klinis

G. Penegakkan diagnosis

H. Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai