Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.

1 Tahun 2014

EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle. L) TERHADAP


PENETASAN TELUR IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy. Lac)
Muarofah Ghofur1
M.Sugihartono2
Riko Thomas3
Abstrak
This study aims to determine the effectiveness of betel leaf extract (P. betle) as an anti-fungal against
carp hatchery (O. gouramy) were maintained in a controlled manner inside the aquarium. This research
was conducted at the Laboratory of the University of Edinburgh Batang.
Eggs test used in this study is gurami roe (O. gouramy) obtained from BBAT River Glam of 1200
eggs with a dense spreading 100 rounds / platform. Containers used in immersion using toples volume of
1 liter of water for 20 minutes, then transferred into an aquarium measuring 30x30x60 cm by 12, filled
with water of 20 liters / container and each is equipped with aeration and water heater.
Program used was Randomized Lengakap (CRD) with 4 treatments with the provision of betel leaf
extract with a concentration of 0 ml, 1.25 ml, 1.50 ml, and 1.75 ml each with three replications.
Parameters analyzed are hatching eggs and larvae survival. Results were analyzed with the fingerprint
modes, then proceed with further test of Duncan (DNMRT) at the 5% level.
From the analysis of variance showed that the difference soaking with betel leaf extract showed a
significant influence on the success of hatching eggs and live kelansungan carp larvae (O. gouramy).
From the results of research conducted showed that showed that treatment with a concentration of 1.50 ml
/ l gives results very optimal for egg hatching success was 84.33%, while the survival of larvae was
83.67%.
Keyword : effectiveness, betel leaf extract, fish hatchery
PENDAHULUAN Senyawa sintetik yang sering digunakan antara
Salah satu penghambat keberhasilan dalam lain Methylene blue, Malachite green, formalin
usaha budidaya ikan gurami (O. gouramy) maupun povidone-iodine (Betadine). Namun
adalah serangan hama dan penyakit, baik pada dipihak lain, pemakaian bahan kimia dan anti
tingkat pembenihan maupun pada biotik secara terus-menerus dengan konsentrasi
pembesarannya. Sugianti (2009) menjelaskan yang tidak tepat, akan menimbulkan masalah
bahwa jamur yang biasa menyerang telur ikan baru yaitu meningkatkan resistensi parasit
gurami (O. gouramy) adalah Saprolegnia sp. terhadap senyawa sintetik tersebut. Selain itu,
Jamur dapat menyerang telur dan masalah lainnya adalah bahaya yang
berkembangbiak didalamnya karena terdapat ditimbulkan terhadap lingkungan dan manusia.
luka akibat serangan bakteri. Jika telur ikan Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
gurami (O. gouramy) dibiarkan menetas di perlu adanya alternatif obat yang lebih aman
kolam pemijahan, maka akan mudah terserang dan tentunya dapat digunakan untuk
oleh hama penyakit. Begitu juga dengan mengendalikan penyakit akibat jamur
pemindahan telur dari kolam ke wadah Saprolegnia sp. Salah satu alternatif yang dapat
penetasan, terdapat kemungkinan ikut digunakan yaitu dengan memanfaatkan tanaman
terbawanya parasit bersama dengan telur. tradisional yang bersifat anti jamur. Selain
Parasit yang berupa bakteri akan menginfeksi bersifat anti jamur, tanaman tersebut juga
telur sehingga telur menjadi rusak dan mudah diperoleh dan mudah digunakan pada
kemudian diinfeksi oleh jamur. Oleh karena itu, kegiatan pencegahan dan penanganan penyakit
perlu dilakukan tindakan pencegahan dan ikan.
pengobatan agar telur gurami (O. gouramy) Salah satu tanaman tradisional yang
yang akan ditetaskan, terbebas dari serangan berpotensi dapat mengobati penyakit akibat
penyakit. jamur Saprolegnia sp. adalah daun sirih (Piper
Tindakan pencegahan dan pengobatan betle. L). Daun sirih diketahui memiliki
terhadap serangan jamur Saprolegnia sp. sering kandungan zat yang bersifat anti jamur. Hal ini
menggunakan senyawa sintetik yang telah dikatakan oleh Widarto (1990) dalam Sugianti
terbukti efektifitasnya sebagai anti jamur (2009) bahwa daun sirih mengandung minyak
sehingga kualitas telur dapat meningkat. atsiri yang bersifat menghambat pertumbuhan
mikroba dan jamur. Kemudian menurut Darwis
1
Dosen Fakultas Pertanian Universitas (1991) dalam Sugianti (2009) komposisi dalam
Batanghari minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas fenol propenil (sampai 60%). Komponen
utamanya eugenol (sampai 42,5%), karvakrol
Batanghari
3 chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Batanghari asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol,

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 37
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

eugenol, metil eter, p-simen, karyofilen,


kadinen, dan senyawa seskuiterpen.
Hal ini juga dikatakan oleh Widarto (1990)
dalam Dwiyanti (2010) bahwa daun sirih
mengandung minyak atsiri yang bersifat
menghambat pertumbuhan mikroba. Minyak
atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai
aktivitas terhadap beberapa bakteri gram positif
dan gram negatif.
Selama ini, sudah banyak penelitian tentang
pengobatan penyakit yang disebabkan oleh Gambar 1. Ikan Gurami (O.gouramy)
bakteri maupun jamur menggunakan ekstrak Khairuman dan Amri dalam Dalimunthe
daun sirih. Akan tetapi kebanyakan pengobatan (2010) menyatakan ikan gurami (O. gouramy)
tersebut diaplikasikan pada penyakit yang mempunyai bentuk badan agak panjang, lebar
menyerang ikan, belum banyak diaplikasikan atau pipih ke samping (compressed) badan
pada penyakit yang menyerang telur ikan. Oleh tertutup sisik yang besar-besar terlihat kasar dan
sebab itu, penulis merasa tertarik untuk kuat. Gurami memiliki sepasang sirip perut
melakukan penelitian mengenai efektifitas yang mengalami perubahan menjadi benang
ekstrak daun sirih sebagai anti jamur panjang yang berfungsi sebagai alat peraba.
Saprolegnia sp. yang diaplikasikan pada telur Pada bagian kepala gurami muda berbentuk
ikan gurami (O. gouramy). lancip dan bila sudah besar terdapat tonjolan
TUJUAN PENELITIAN seperti cula pada ikan jantan. Mulutnya kecil
Sesuai dengan masalah diatas, maka tujuan dan bibir bagian bawah sedikit lebih maju
penelitian ini adalah untuk mengetahui daripada bibir atas dan dapat disembulkan.
efektifitas ekstrak daun sirih (P. betle) sebagai Sitanggang (2007) menjelaskan bahwa ikan
anti jamur terhadap penetasan telur ikan gurami gurami (O. gouramy) memiliki alat bantu
(O. gouramy). pernafasan tambahan berupa labyrinth.
MANFAAT PENELITIAN Menurut Marni dalam Dalimunthe (2010)
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan labyrinth yaitu berupa selaput insang yang
manfaat, antara lain : berbentuk tonjolan pada tepi atas lapisan insang
1. Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pertama. Dengan adanya alat pernafasan
dalam bidang perikanan khususnya tambahan ini, ikan gurami (O. gouramy) mampu
budidaya ikan gurami (O. gouramy). hidup diperairan yang miskin oksigen terlarut,
2. Daun sirih (P. betle) bermanfaat sebagai asalkan perairan terdapat udara bebas.
antiseptik untuk pembenihan ikan gurami Sitanggang (2007) menjelaskan bahwa pada
(O. gouramy). gurami (O. gouramy) yang masih muda terlihat
3. Sebagai informasi akan kegunaan daun 8 - 10 garis vertikal dan garis ini akan
sirih pada ikan gurami (O. gouramy). menghilang ketika ikan menginjak dewasa.
Hipotesis Habitat dan Kebiasaan Hidup
Diduga pemberian ekstrak daun sirih (P. Ikan gurami (O. gouramy) hidup dan
betle) dengan konsentrasi yang berbeda akan berkembang biak diperairan tawar seperti rawa,
memberikan pengaruh terhadap penetasan telur waduk, dan danau. Ikan gurami (O. gouramy)
ikan gurami (O. gouramy). menyukai kolam yang tidak banyak mengalami
TINJAUAN PUSTAKA pergerakan air, karena ikan lebih menyukai
Klasifikasi dan Biologi Ikan Gurami (O. bergerak naik turun dibandingkan dengan
gouramy). berenang secara horizontal. Ikan ini mampu
Bachtiar (2010) mengklasifikasikan ikan gurami menyesuaikan diri dan tumbuh normal pada
(O. gouramy) adalah sebagai berikut : kondisi air yang kandungan oksigennya rendah
Filum : Chordata dan ikan ini mampu menghirup oksigen dari
Kelas : Pisces udara bebas melalui mulut (Susanto dalam
Subkelas : Teleostei Dalimunthe, 2010).
Ordo : Labyrinthici Habitat asli atau tempat hidup gurami
Subordo : Anabantoidei adalah rawa di dataran rendah. Salah satu faktor
Famili : Anabantidae yang membedakan dataran rendah dan dataran
Genus : Osphronemus tinggi adalah suhu. Suhu di dataran rendah lebih
Spesies : Osphronemus gouramy, Lac tinggi dibandingkan di dataran tinggi. Berkaitan
dengan suhu, ikan ini tumbuh dengan baik pada
suhu antara 24o ± 28oC. Karena itu, ketinggian
lokasi yang cocok untuk budidaya ikan gurami

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 38
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

(O. gouramy) adalah 0-800m dpl (Sitanggang, panjang dari pada kuning telur dan telah
2007). berbentuk sirip perut, maka telur akan segera
Pembenihan dan Pemijahan menetas. Sebelum embrio menetas, embrio akan
Kegiatan pembenihan diawali dengan sering merubah posisi karena kekurangan ruang
kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan, gerak didalam cangkang telur. Selanjutnya
penetasan telur, dan perawatan larva hingga cangkang telur akan menjadi lunak dan akhirnya
berukuran 0,5 - 1 cm yang dilanjutkan dengan cangkang akan pecah. Pada bagian cangkang
perawatan benih hingga berukuran siap deder yang pecah ujung ekor embrionya akan
(10 ± 50 gram/ekor) (Khairuman dan Amri dikeluarkan lebih dahulu sambil digerakkan,
dalam Dalimunthe, 2010). sedangkan bagian kepalanya akan dikeluarkan
Pemijahan induk gurami (O. gouramy) dari pada bagian akhir, karena bagian ini paling
masa kemasa mengalami perubahan dan besar dibandingkan dengan bagian tubuh
perbedaan di berbagai daerah, tetapi pada lainnya.
prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan benih Parameter Kualitas Air
ikan gurami dalam jumlah dan mutu. Perubahan Faktor luar yang berpengaruh terhadap
dan perbedaan itu terletak pada penggunaan penetasan telur ikan adalah oksigen, pH, suhu
kolam pemijahan yaitu ukurannya, jumlah dan intensitas cahaya. Proses penetasan
pasangan induk, perlengkapan dan pemasangan umumnya berlangsung lebih cepat pada suhu
kerangka sarang serta cara penetasan telur. yang lebih tinggi karena pada suhu yang tinggi
Pemijahan ikan gurami dapat dilakukan tiga proses metabolisme berjalan lebih cepat
cara yaitu pemijahan di kolam campuran, sehingga perkembangan embrio akan lebih
pemijahan massal dan di kolam khusus secara cepat juga. Hal ini akan mempengaruhi
berpasangan (Khairuman dan Amri dalam pergerakan embrio dalam cangkang menjadi
Dalimunthe, 2010). lebih intensif (Gusrina, 2008).
Perkembangan Embrio Tabel 1. Parameter Kualitas Air
Telur merupakan cikal bakal bagi suatu No Parameter Kualitas Air Kisaran
makhluk hidup baru. Kecepatan perkembangan 1 Oksigen 4-7 ppm
telur tergantung pada suhu. Dalam suhu rendah, 2 pH 6,5-7,5
perkembangannya lambat. Dalam suhu lebih 3 Suhu 24-30oC
tinggi, perkembangannya lebih cepat. Suhu 4 Kecerahan/warna air Jernih
yang baik dalam penetesan telur adalah 280 ±
Sirih (P. betle)
300C (Khairuman dan Amri dalam Dalimunthe,
Klasifikasi lengkap tanaman sirih menurut
2010).
Koesmiati dalam Sugianti (2009) adalah sebagai
Menurut Mandiri (2007) menyatakan,
berikut :
perkembangan embrio diawali dengan
Devisio : Spermatopyta
pembuahan oleh spermatozoa. Pembuahan
Subdevisio : Angiospermae
adalah penggabungan antara sel telur dengan
Klas : Dicotyledonae
spermatozoa sehingga dapat membentuk zygote.
Ordo : Piperales
Pada ikan umumnya terjadi pembuahan di luar
Familia : Piperaceae
tubuh. Telur yang tidak dibuahi akan mati dan
Genus : Piper
mudah dikenal karena kecerahannya hilang,
Species : Piper betle Linn.
warnanya jadi memutih dan keruh.
Spermatozoa memasuki telur lewat
mikropyle. Satu spermatozoa sudah cukup
untuk tujuan pembuahan. Setelah spermatozoa
masuk yaitu hanya kepala dan ekor saja
tertinggal diluar, cytoplasma dan chorin
meregang dan menutup micropyle untuk
menghalangi masuknya spermatozoa lainnya.
Setelah telur dilepaskan ke dalam air dan
dibuahi, maka chorion akan mengeras. Gambar 2 : Daun Sirih (P. betle).
Pengerasan chorion disebabkan oleh enzym Menurut Sugianti (2009), di dalam 100
pengeras yang terdapat pada bagian dalam gram daun sirih mengandung komposisi sebagai
lapisan chorion (Mandiri, 2007). berikut : kadar air 85,4 g, protein 3,1 g, lemak
Proses pembelahan diikuti oleh 0,8 g, karbohidrat 6,1 g, serat 2,3 g, bahan
perkembangan selanjutnya yang berupa proses- mineral 2,3 g, kalsium 230 mg, fosfor 40 mg,
proses blastulasi, grastulasi, organogenesis besi 7,0 mg, besi ion 3,5 g, karoten (dalam
sampai mencapai proses penetasan. Mandiri bentuk vitamin A) 9600 IU, tiamin 70 ug,
(2007) mengemukakan bila embrio telah lebih riboflavin 30 ug, asam nikotionat 0,7 mg dan

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 39
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

vitamin C 5 mg. Hal ini juga dikatakan oleh Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini
Widarto (1990) dalam Dwiyanti (2010) bahwa adalah :
daun sirih mengandung minyak atsiri yang 1. Perlakuan 1 (P1) konsentrasi 1,25 ml/L.
bersifat menghambat pertumbuhan mikroba. 2. Perlakuan 2 (P2) konsentrasi 1,50 ml/L.
Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai 3. Perlakuan 3 (P3) konsentrasi 1,75 ml/L.
aktivitas terhadap beberapa bakteri gram positif 4. Perlakuan 4 (kontrol) konsentrasi 0 ml/L.
dan gram negatif. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Daun sirih diketahui memiliki kandungan Menyiapkan Bahan Uji
zat yang bersifat anti jamur. Hal ini dikatakan Telur gurami yang digunakan pada
oleh Widarto (1990) dalam Sugianti (2009) penelitian ini berasal dari induk ikan gurami
bahwa daun sirih mengandung minyak atsiri yang telah diseleksi kematangannya. Induk ikan
yang bersifat menghambat pertumbuhan gurami beratnya sekitar 2-3 kg diambil dari
mikroba dan jamur. Komposisi dalam minyak BBAT Sungai Gelam. Pemijahan ikan
atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol dilakukan dengan kawin massal. Jumlah telur
propenil (sampai 60%). Komponen utamanya yang digunakan pada penelitian ini yaitu
eugenol (sampai 42,5%), karvakrol chavikol, sebanyak 1200 butir. Penelitian ini
kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol asetat, menggunakan RAL yang penentuan denah
alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, penelitiannya tidak disengaja, yaitu dengan
metil eter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan mengundi, 4 perlakuan dan 3 ulangan.
senyawa seskuiterpen. Perendaman Telur Dengan Ekstrak Daun
Ciri ± ciri minyak atsiri, minyak atsiri Sirih
bersifat mudah menguap karena titik uapnya Langkah-langkah yang dilakukan dalam
rendah. Selain itu, susunan senyawa rencana pelaksanaan penelitian yaitu :
komponennya kuat mempengaruhi syaraf 1. Akuarium dan toples dicuci dan
manusia (terutama di hidung) sehingga dibersihkan.
seringkali memberikan efek psikologis tertentu 2. Menyusun akuarium dan toples diruang
(baunya kuat). Setiap senyawa penyusun penelitian.
memiliki efek tersendiri, dan campurannya 3. Aklimatisasi telur dalam air dilakukan + 15
dapat menghasilkan rasa yang berbeda. menit di akuarium yang lain.
METODOLOGI PENELITIAN 4. Perendaman telur ditoples pada 1 liter air
Tempat dan Waktu dengan konsentrasi yang berbeda selama 20
Kegiatan penelitian ini dilakukan di menit.
Laboratorium Dasar Universitas Batanghari 5. Memasukkan air ke dalam akuarium
Jambi. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 sebanyak 20 liter/wadah.
bulan, yaitu mulai September 2011 - Maret 6. Setelah perendaman telur didalam toples
2012. selama 20 menit, telur dipindahkan ke
Alat dan Bahan dalam akuarium.
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu 7. Menyetel water heater sesuai dengan suhu
: akuarium (30x30x60 cm), aerator, blender, yang diinginkan.
saringan/kain kassa, kamera digital, alat Perendaman telur ikan gurami (O.gouramy)
pengukur kualitas air, gelas ukur, water heater, dilakukan kedalam tiap-tiap wadah toples
mikroskop, spuit, sendok, preparat dan toples berukuran 1,5 liter dari masing-masing
ukuran 1,5 liter. Sedangkan bahan yang konsentrasi perlakuan yang telah berisi ekstrak
digunakan dalam penelitian yaitu: air, telur ikan daun sirih, setiap toples berisi 100 butir telur
gurami dan ekstrak daun sirih. ikan gurami/liter air dengan konsentrasi yang
Rancangan Penelitian berbeda pada setiap perlakuan. P1 = 1,25 ml
Rancangan yang digunakan dalam ekstrak daun sirih, P2 = 1,50 ml ekstrak daun
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap sirih, P3 =1,75 ekstrak daun sirih. Perlakuan
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. perendaman dilakukan selama 20 menit.
Model matematis Rancangan Acak Sebelum dilakukan perendaman, telur terlebih
Lengkap (RAL) yang digunakan adalah model dahulu di amati dengan menggunakan
rancangan Steel and Torrie (1992), yaitu ; mikroskop. Setelah 20 menit perendaman, telur
Yij = X + ai + Eij dipindahkan kedalam akuarium yang telah
Keterangan : dilengkapi dengan aerasi serta heatermya.
Yij : Pengamatan perlakuan ke i ulangan ke j Pengamatan morfologi telur dilakukan selama 1
X: Nilai rata-rata x 120 menit menggunakan mikroskop.
ai: Pengaruh perlakuan ke i Parameter Yang Diamati
Eij: Kesalahan perlakuan ke i dengan ulangan Parameter yang diamati dalam penelitian ini
ke j adalah :

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 40
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

1. Daya tetas telur (Hatching Rate) menurut Data yang diproleh selama penelitian
Gusrina (2008) dihitung dengan rumus : ditabulasikan ke dalam bentuk tabel, kemudian
Jumlah telur menetas dianalisis dengan analisis sidik ragam (anova)
HR = X 100% dan untuk mengetahui perbandingan pengaruh
Jumlah total telur perlakuan terhadap kelangsungan hidup larva
menggunakan uji Duncan (DNMRT) pada taraf
2. Kelangsungan Hidup larva (Survival Rate) 5%.
menurut Gusrina (2008) dihitung dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rumus : Daya Tetas Telur (Hatching Rate/HR)
Hasil penelitian menyatakan bahwa setelah
Jumlah ikan mati dilakukan perendaman ekstrak sirih terhadap
SR = X 100% telur ikan gurami (O. Gouramy), ternyata rata-
Jumlah ikan hidup
rata keberhasilan penetasan telurnya dapat
3. Kualitas Air dilihat pada tabel 2.
Sebagai data pendukung diukur kualitas air Tabel 2. Rata-Rata Keberhasilan Penetasan
media penetasan yang meliputi suhu, amoniak, Telur Ikan Gurami (O. gouramy) Dengan
pH, karbondioksida dan oksigen terlarut. Perbedaan Perendaman Ekstrak Daun Sirih.
Analisis Data
Perlakuan Rata-rata keberhasilan penetasan (%)
P2 (1,50 ml/l) 84,33 a
P1 (1,25 ml/l) 71,66 b
P3 (1,75 ml/l) 63 bc
(kontrol) 60,33 c
Keterangan : Angka-Angka Yang Diikuti Oleh Huruf Kecil Yang Berbeda Pada Kolom Yang Sama
Menunjukkan Berbeda Nyata Pada Taraf 5% Menurut Uji Lanjut DMNRT (Duncan
Multiple New Range Test)
Pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa menyebabkan hampir 30 % telur mati terserang
dengan konsentrasi 1,50 ml/l ternyata efektif jamur Saprolegnia sp. Pada konsentrasi ini
untuk mencegah tumbuhnya jamur pada telur. menunjukkan pH 5,2.
Hal ini terbukti dengan rata-rata keberhasilan Selanjutnya pada konsentrasi 1,75 ml/l (P3)
penetasan telur ikan gurami (O. gouramy) yang yaitu sebesar 63 %. Pada konsentrasi 1,75 ml
lebih tinggi (84,33%) dan telur menetas sampai ekstrak daun sirih tingkat penetasan telur hanya
17 jam. Sehingga proses perkembangan embrio 63 %. Memang jamur Saprolegnia sp. mati
dari fase pembelahan sel (morula) sampai semua, tetapi hal ini menyebabkan kinerja
pembentukan organ (organogenesis) berjalan perkembangan embrio berlangsung terlalu
dengan baik tanpa gangguan jamur Saprolegnia cepat. Efek dari perendaman dengan konsentrasi
sp. Kadar pH pada konsentrasi 1,50 ml yaitu ini yang terlalu banyak sehingga membuat
5,0. berbeda sangat nyata dengan perlakuan embrio yang muda prematur dan embrio pun
konsentrasi 1,25 ml/l, 1,75 ml/l dan tanpa tidak mampu untuk beradaptasi lebih lama dan
konsentrasi (kontrol). Sedangkan perlakuan banyak embrio yang mati terutama pada fase
dengan konsentrasi 1,25 ml/l menunjukkan siap menetas. Pada konsentrasi 1,75 ml
perbedaan nyata terhadap perlakuan dengan menunjukkan kadar pH 4,7.
konsentrasi 1,75 ml/l dan tanpa konsentrasi. Sedangkan pada konsentrasi (kontrol) 0 ml
Pada perlakuan dengan konsentrasi 1,75 ml/l tanpa pemberian ekstrak daun sirih tidak banyak
juga memberikan perbedaan yang sangat nyata memberikan tingkat kehidupan sama sekali
terhadap perlakuan tanpa konsentrasi. hampir 40 % telur mati terserang jamur dengan
Kemudian menurun pada perendaman pH 6,5. Menurut Sumantadinata (2010), apabila
dengan konsentrasi 1,25 ml/l (P1) yaitu sebesar pada proses perkembangan embrio terserang
71,66 %. Konsentrasi 1,25 ml dengan jamur, maka kemampuan telur untuk menetas
menggunakan ekstrak daun sirih memberikan akan berkurang bahkan menyebabkan kematian
tingkat kehidupan terhadap telur hampir 71 %. pada telur tersebut sehingga menyebabkan
Rasio penetasan yang hampir 71 % ini tidak keberhasilan penetasan yang rendah, telur
terlalu banyak terhadap penetasan. Hal ini menetas keseluruhan terjadi selama 19 jam.
karena pemberian konsentrasi 1,25 ml ekstrak Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
daun sirih terlalu sedikit. Sehingga peranan bahwa perendaman telur ikan gurami dengan
minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak ekstrak daun sirih berpengaruh nyata terhadap
daun sirih dalam menghambat pertumbuhan penetasan telur ikan gurami (F hitung > F tabel
jamur tidak merata ke semua telur, yang 5%). Untuk mengetahui tingkat perbedaan dari

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 41
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

masing-masing perlakuan dilakukan uji cangkang telur yang lembek akan pecah
DMNRT pada taraf 5% (lampiran) sehingga embrio akan keluar dari cangkangnya.
Hasil dari penelitian tentang pemanfaatan Jamur akan menyerang telur ikan pada
ekstrak daun sirih sebagai obat alami untuk kondisi lingkungan yang tidak baik. Kemudian
mencegah serangan jamur yang biasa telur ikan tersebut akan terserang jamur yang
menyerang telur ikan gurami (O. gouramy), ditandai dengan ditumbuhi oleh benang-benang
memberikan pengaruh yang positif yaitu halus seperti kapas pada permukaan telur. Pada
menghambat serangan jamur. awalnya jamur ini tidak berbahaya tapi bila
Hasil penelitian Herawati dalam Sugianti serangannya tidak dihentikan jamur akan
(2009) menyatakan bahwa pengobatan dengan menyebar pada telur yang lain dan telur akan
cara perendaman menggunakan bahan alami mati. Penanggulangan terhadap jamur yang baik
daun sirih efektif untuk menghambat untuk telur yaitu menggunakan dengan
perkembangbiakan jamur Saprolegnia sp. perendaman ekstrak daun sirih. Mandiri (2007)
Dengan konsentrasi ekstrak daun sirih 0 ml, 20 menyebutkan bahwa Saprolegnia sp. merupakan
ml, 40 ml, 60 ml, dan 80 ml ekstrak daun salah satu jamur yang sering menyerang telur
sirih/20 liter air (komposisi 200 gr daun sirih). dan larva ikan air tawar. Jamur akan menyerang
Pada konsentrasi 40 ml/20 liter, tingkat telur ikan pada kondisi lingkungan yang tidak
mortalitas Saprolegnia sp mencapai 99,4%. baik. Kemudian telur ikan tersebut akan
Perendaman dengan menggunakan ekstrak terserang jamur yang ditandai dengan ditumbuhi
daun sirih membuat pH menjadi asam. Sifat anti oleh benang-benang halus seperti kapas pada
jamur pada ekstrak daun sirih menunjukkan permukaan telur. Pada awalnya jamur ini tidak
kadap pH dibawah 6. Berdasarkan hasil berbahaya tapi bila serangannya tidak
penelitian pH asam mempunyai pengaruh dihentikan jamur akan menyebar pada telur
terhadap perkembangan embrio lebih cepat. yang lain dan telur akan mati.
Tapi pada konsentrasi 1,75 menunjukkan pH Tingkat Kelangsungan Hidup Larva
pada angka 4,7. pH ini membuat telur jadi Hasil akhir penelitian terhadap
prematur. Perendaman telur dengan ekstrak kelangsungan hidup larva sampai pada hari ke-
daun sirih yang terlalu terlalu banyak 15 diperoleh perbedaan kelangsungan hidup
menyebabkan semakin banyak cairan yang larva. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
masuk kedalam telur sehingga embrio semakin tabel 3.
aktif bergerak dan akhirnya telur menjadi cepat Jumlah larva yang hidup dibagi dengan
menetas sebelum waktunya. Hal ini terjadi faktor awal kepadatan jumlah telur penelitian,
karena proses kerja mekanik dari embrio itu maka didapat rata-rata persentase kelangsungan
sendiri. Menurut Mandiri (2007) penetasan hidup larva. Pada tabel 3, rata-rata
terjadi karena adanya kerja mekanik. Kerja kelangsungan hidup larva diperoleh: P2 sebesar
mekanik terjadi karena embrio sering mengubah 83,67 %, kemudian P1 sebesar 70,67 %, P3
posisinya karena kekurangan ruang dalam sebesar 61,67 %, dan kontrol sebesar 58,33 %.
cangkangnya, atau karena embrio lebih panjang Tabel 3. Rata-Rata Kelangsungan Hidup Larva
dari lingkungan dalam cangkangnya. Dengan Ikan Gurami (O. gouramy).
pergerakan ± pergerakan tersebut bagian
Perlakuan Rata-rata Kelangsungan Hidup Larva Hari 15
P2 70,67 a
P1 83,67 b
P3 61,67 bc
Kontrol 58,33 c
Keterangan : Angka-Angka Yang Diikuti Oleh Huruf Kecil Yang Berbeda Pada Kolom Yang Sama
Menunjukkan Berbeda Nyata Pada Taraf 5% Menurut Uji Lanjut DMNRT (Duncan
Multiple New Range Test)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
kelangsungan hidup larva ikan gurami (O. perendaman telur ikan gurami dengan ekstrak
gouramy) yang lebih tinggi adalah P2 dan daun sirih berpengaruh nyata terhadap
berbeda sangat nyata dengan P1, P3 dan penetasan telur ikan gurami (F hitung > F tabel
Kontrol. Sedangkan P1 menunjukkan perbedaan 5%). Untuk mengetahui tingkat perbedaan
nyata terhadap P3 dan Kontrol. Pada P3 juga masing-masing keberhasilan dilakukan uji
memberikan perbedaan yang sangat nyata DNMRT pada taraf 5%.
terhadap Kontrol. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirih

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 42
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

terhadap telur ikan gurami berpengaruh Kelangsungan hidup larva yang baik dalam
terhadap kelangsungan hidup larva, karena pada pemeliharaan larva yaitu dengan pemberian
P1, P2, dan P3 tingkat kelansungan hidup larva aerasi, kemudian suhu yang dipertahankan
lebih baik daripada kontrol yang tanpa dengan menggunakan water heater. Apabila
pemberian ekstrak daun sirih. Ekstrak etanol kualitas air tidak baik yang mana tanpa aerasi
pada daun sirih mengandung senyawa flavonoid dan suhu yang tidak stabil maka kelangsungan
yang berpotensi bekerja sebagai imunostimulan hidup larva ikan gurami tidak akan baik
dan bekerja terhadap limfokin yang dihasilkan (Gusrina, 2008).
oleh sel sehingga akan merangsang sel-sel Kualitas Air
fagosit untuk melakukan respon fagositosis Didalam pelaksanaan penelitian yang
dalam pembentukan sistem imun kekebalan dilaksanakan, ada beberapa parameter kualitas
tubuh terhadap larva ikan gurami (O. gouramy). air yang diamati selama penelitian yaitu, suhu,
Menurut Mandiri (2007) menyatakan pH, DO, CO2 dan Amoniak. Hasil dari
bahwa embrio yang sudah menetas akan pengukuran parameter kualitas air dari BBAT
terapung dengan bagian perut berada pada selama penelitian dari awal sampai terakhir
sebelah bagian atas. Pada tahap awal, larva- dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.
larva ini akan hidup dari persediaan kuning telur Tabel 4 . Data Hasil Pengukuran Kualitas Air
(yolk) yang masih tersisa. Kuning telur yang Selama Penelitian Yang Dilakukan
masih tersisa ini akan diserapnya selama Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami
beberapa hari sambil menunggu proses (O. gouramy) Dengan Perendaman
penyempurnaan alat pencernaan. Ekstrak Daun Sirih.
Hasil Pengujian
No Parameter Satuan Spesifikasi Metode
1 2 3 4
1 pH - 5.2 5.0 4.7 6.5 pH-Metri
2 Amonia Mg/l 0.07 0.10 0.05 0.20 SNI 06-2479-1991
3 CO2 Mg/l 5.0 6.0 8.0 7.0 SNI 06-4139-1996
Keterangan :
(1) : Sampel A, (2) : Sampel B, (3) : Sampel C, (4) : Sampel D.
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian Yang Dilakukan Terhadap Kelangsungan
Hidup Larva ikan Gurami (O. gouramy) Pada Akhir Penelitian.
Hasil Pengujian
No Parameter Satuan Spesifikasi Metode
1 2 3 4
1 pH - 6.5 6.6 6.5 6.5 pH-Metri
2 Amonia Mg/l 1.27 0.99 1.11 1.56 SNI 06-2479-1991
3 CO2 Mg/l 4.0 5.0 4.0 4.0 SNI 06-4139-1996
4 DO Mg/l 7.3 7.0 8.1 8.1 SNI 06-2424-1991
Keterangan :
(1) : Sampel A, (2) : Sampel B, (3) : Sampel C, (4) : Sampel D
Suhu selama penetasan dipertahankan lain adalah suhu dan pH.
dengan suhu adalah 30 0C. Derajat keasaman Derajat keasaman (pH) selama penelitian
(pH) selama penelitian adalah berkisar 4,7 - 6,5 berkisar antara 4.7 ± 6.5 kisaran ini masih
kandungan oksigen terlarut selama penelitian berada pada kisaran yang cocok untuk
adalah berkisar antara 7,0 ± 8,1 ppm, sedangkan penetasan ikan . Mandiri (2007) menyatakan
kandungan karbondioksida bebas selama bahwa untuk kegiatan penetasan ikan yang baik
penelitian adalah berkisar antara 4,0 ± 5,0 ppm harus mempunyai nilai pH dibawah 6,0. Karena
dan Amoniak selama penelitian berkisar antara sifat asam akan mempengaruhi penetasan telur
0,99 ± 1,56 ppm. yang lebih cepat.
Didalam pelaksanaan penelitian ini Kandungan oksigen terlarut selama
digunakan pemanas (heater) untuk menghindari penelitian berkisar antara 7,0 ± 8,1 ppm, kisaran
terjadinya fluktuasi suhu terutama pada malam ini masih berada dalam kisaran yang
hari. Suhu air selama penelitian adalah 300C, mendukung untuk kehidupan ikan. Dardiani dan
suhu tersebut merupakan suhu yang terbaik Intan (2010) dalam Dalimunthe (2010)
untuk penetasan telur ikan gurami (O. menjelaskan bahwa telur membutuhkan oksigen
gouramy). Mandiri (2007) faktor lingkungan yang cukup. Oksigen tersebut masuk kedalam
yang mempengaruhi perkembangan sel telur telur secara difusi melaui lapisan permukaan
sejak pembuahan sampai telur menetas antara cangkang telur. Dalam penetasan telur oksigen

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 43
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

dibutuhkan tetapi oksigen dikatakan sangat Gurami (Osphronemus gouramy, Lac).


penting bagi pernafasan dan merupakan Skripsi S1 tidak dipublikasikan,
komponen utama (pembakaran dalam tubuh) Jurusan Budidaya Perairan, Universitas
yaitu metabolisme. Keperluan oksigen ikan Batanghari Jambi.
tergantung pada jenis, umur dan aktifitasnya. Dwiyanti, R. R. 2010. Pemanfaatan Tumbuhan
Nilai korbondioksida bebas selama penelitian Obat Tradisional Dalam Pengendalian
berkisar antara 4,0 ± 5,0 ppm. Kisaran Penyakit Ikan. Skripsi. Fakultas
karbondioksida bebas ini masih dalam kisaran yang Teknologi Pertanian IPB Bogor. 78
layak untuk kehidupan ikan. Konsentrasi hal.
karbondioksida bebas kurang dari 10 ppm masih
mendukung kehidupan ikan, sedangkan lebih dari 10
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 3 Untuk
ppm dapat beracun bagi ikan, karena keberadaannya sekolah Menengah Kejurua.
dalam darah dapat menghambat pengikatan oksigen Departemen Pendidikan Nasional.
oleh hemoglobin. Karbondioksida yang terdapat Jakarta.
didalam air merupakan hasil proses difusi CO2 dari Kamaludin, I. 2011. Efektivitas Ekstrak Lidah
udara dan hasil proses respirasi organisme perairan. Buaya Aloe Vera Untuk Pengobatan
Pada dasar perairan, CO2 dihasilkan dari proses Infeksi Aeromonas Hydrophila Pada
dekomposisi bahan organik. Kandungan CO2 sebesar Ikan Lele Dumbo Clarias Sp. Melalui
10 ppm ikan masih dapat bertahan bila kandungan Pakan. Skripsi S1 tidak dipublikasikan,
oksigen terlarut masih dalam batas optimal (7-9
ppm).
fakultas Biologi Unsued, Purwokerto.
Konsentrasi amoniak selama penelitian berkisar Mandiri, T. W. 2007. Penetasan Telur Ikan
antara 0,99 ± 1,56 ppm, kisaran ini masih berada Gurami (Osphronemus gouramy. Lac)
dalam konsentrasi yang bisa ditolerir oleh ikan. menggunakan Larutan Yodium.
Konsentrasi amoniak total sampai 10 mg/l, larva ikan Laporan Skripsi. Universitas Jenderal
gurami (O. gouramy) masih dapat hidup dan tumbuh soedirman. Purwokero.
karena ikan gurami (O. gouramy) ini mempunyai Riski, M.H. 2012. Usaha Pembenihan Gurami
daya tahan tinggi terhadap amoniak. Amoniak akan (O. gourami, Lac). Penebar Swadaya,
bersifat racun bila pH tinggi, karbondioksida tinggi Jakarta.
serta kandungan oksigen terlarut rendah. Mandiri
(2007) menjelaskan bahwa konsentrasi amoniak yang
Sitanggang, M. 2007. Budidaya Gurame.
ideal bagi ikan tidak lebih dari 1 ppm. Amoniak Jakarta: Penerbit Swadaya
merupakan hasil metabolisme ikan yang berupa Sitanggang, M. dan Sarwono, B. 2002.
ekskresi/kotoran ikan dan pembusukan senyawa Pembesaran Lele Dumbo di Kolam
organik terutama dari sisa pakan ikan. Terpal. Agro Media Pustaka. Jakarta
KESIMPULAN DAN SARAN Steel R.G.D and Torrie J.H. 1992. Prinsip Dan
Kesimpulan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan
Berdasarkan penelitian yang telah Biometrik. PT. Gramedia Pustaka
dilakukan ternyata efektifitas pemberian ekstrak Utama. Jakarta.
daun sirih terhadap penetasan telur ikan gurami Sugianti, B. 2009. Pemanfaatan Tumbuhan
(O. gouramy), memberikan pengaruh yang Obat Tradisional Dalam Pengendalian
sangat nyata terhadap keberhasilan penetasan Penyakit Ikan (Makalah Pribadi
telur ikan gurami (O. gouramy) dengan Falsafat Sains). Sekolah Pasca Sarjana
konsentrasi optimal 1.50 ml/l dan derajat Institut Pertanian Bogor.
keberhasilan penetasan telur adalah sebesar http://www,rudyct.com/PPS702-
84,33 %. ipb/10245/budi_sugianti.pdf. [04
Saran April 2010].
Disarankan untuk melakukan penelitian Suhenda, N, A. Hardjamulia, F. Sukadi, E,
lanjutan tentang lama waktu perendaman. Setiadi, R, Utami, D. Sadili dan M.
DAFTAR PUSTAKA Sulhi.2010. Penelitian Pengaruh
Bachtiar, Yusuf. 2010. Buku Pintar Budidaya Besaran Ransum Harian dan Padat
Dan Bisnis Gurami / Ir. Yusuf Bachtiar Tebar Terhadap Pertumbuhan Ikan
: Penyunting, Tinton. Cet. 1. Jakarta : Jambal Siam Dalam Keramba Jaring
Agromedia Pustaka, 2010 Vi = 194 Apung. Buletin Penelitian Perikanan
hlm; 19 x 24 cm. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Budiman, 2010. Budidaya Ikan air Tawar Perikanan Jambi.
Dengan Sistem Keramba Jaring Apung Sumantadinata, K. 2010. Pengembangbiakan
(KJA) . Sumatera Selatan. Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia.
Dalimunthe. 2010. Pengaruh Perbedaan Suhu Sastra Hudaya.
Terhadap Penetasan Telur Ikan

Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 44
(Osphronemus Gouramy. Lac)

Anda mungkin juga menyukai