Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. L) Terhadap PENETASAN TELUR IKAN GURAMI (Osphronemus Gouramy. Lac)
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. L) Terhadap PENETASAN TELUR IKAN GURAMI (Osphronemus Gouramy. Lac)
1 Tahun 2014
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 37
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 38
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
(O. gouramy) adalah 0-800m dpl (Sitanggang, panjang dari pada kuning telur dan telah
2007). berbentuk sirip perut, maka telur akan segera
Pembenihan dan Pemijahan menetas. Sebelum embrio menetas, embrio akan
Kegiatan pembenihan diawali dengan sering merubah posisi karena kekurangan ruang
kegiatan pemeliharaan induk, pemijahan, gerak didalam cangkang telur. Selanjutnya
penetasan telur, dan perawatan larva hingga cangkang telur akan menjadi lunak dan akhirnya
berukuran 0,5 - 1 cm yang dilanjutkan dengan cangkang akan pecah. Pada bagian cangkang
perawatan benih hingga berukuran siap deder yang pecah ujung ekor embrionya akan
(10 ± 50 gram/ekor) (Khairuman dan Amri dikeluarkan lebih dahulu sambil digerakkan,
dalam Dalimunthe, 2010). sedangkan bagian kepalanya akan dikeluarkan
Pemijahan induk gurami (O. gouramy) dari pada bagian akhir, karena bagian ini paling
masa kemasa mengalami perubahan dan besar dibandingkan dengan bagian tubuh
perbedaan di berbagai daerah, tetapi pada lainnya.
prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan benih Parameter Kualitas Air
ikan gurami dalam jumlah dan mutu. Perubahan Faktor luar yang berpengaruh terhadap
dan perbedaan itu terletak pada penggunaan penetasan telur ikan adalah oksigen, pH, suhu
kolam pemijahan yaitu ukurannya, jumlah dan intensitas cahaya. Proses penetasan
pasangan induk, perlengkapan dan pemasangan umumnya berlangsung lebih cepat pada suhu
kerangka sarang serta cara penetasan telur. yang lebih tinggi karena pada suhu yang tinggi
Pemijahan ikan gurami dapat dilakukan tiga proses metabolisme berjalan lebih cepat
cara yaitu pemijahan di kolam campuran, sehingga perkembangan embrio akan lebih
pemijahan massal dan di kolam khusus secara cepat juga. Hal ini akan mempengaruhi
berpasangan (Khairuman dan Amri dalam pergerakan embrio dalam cangkang menjadi
Dalimunthe, 2010). lebih intensif (Gusrina, 2008).
Perkembangan Embrio Tabel 1. Parameter Kualitas Air
Telur merupakan cikal bakal bagi suatu No Parameter Kualitas Air Kisaran
makhluk hidup baru. Kecepatan perkembangan 1 Oksigen 4-7 ppm
telur tergantung pada suhu. Dalam suhu rendah, 2 pH 6,5-7,5
perkembangannya lambat. Dalam suhu lebih 3 Suhu 24-30oC
tinggi, perkembangannya lebih cepat. Suhu 4 Kecerahan/warna air Jernih
yang baik dalam penetesan telur adalah 280 ±
Sirih (P. betle)
300C (Khairuman dan Amri dalam Dalimunthe,
Klasifikasi lengkap tanaman sirih menurut
2010).
Koesmiati dalam Sugianti (2009) adalah sebagai
Menurut Mandiri (2007) menyatakan,
berikut :
perkembangan embrio diawali dengan
Devisio : Spermatopyta
pembuahan oleh spermatozoa. Pembuahan
Subdevisio : Angiospermae
adalah penggabungan antara sel telur dengan
Klas : Dicotyledonae
spermatozoa sehingga dapat membentuk zygote.
Ordo : Piperales
Pada ikan umumnya terjadi pembuahan di luar
Familia : Piperaceae
tubuh. Telur yang tidak dibuahi akan mati dan
Genus : Piper
mudah dikenal karena kecerahannya hilang,
Species : Piper betle Linn.
warnanya jadi memutih dan keruh.
Spermatozoa memasuki telur lewat
mikropyle. Satu spermatozoa sudah cukup
untuk tujuan pembuahan. Setelah spermatozoa
masuk yaitu hanya kepala dan ekor saja
tertinggal diluar, cytoplasma dan chorin
meregang dan menutup micropyle untuk
menghalangi masuknya spermatozoa lainnya.
Setelah telur dilepaskan ke dalam air dan
dibuahi, maka chorion akan mengeras. Gambar 2 : Daun Sirih (P. betle).
Pengerasan chorion disebabkan oleh enzym Menurut Sugianti (2009), di dalam 100
pengeras yang terdapat pada bagian dalam gram daun sirih mengandung komposisi sebagai
lapisan chorion (Mandiri, 2007). berikut : kadar air 85,4 g, protein 3,1 g, lemak
Proses pembelahan diikuti oleh 0,8 g, karbohidrat 6,1 g, serat 2,3 g, bahan
perkembangan selanjutnya yang berupa proses- mineral 2,3 g, kalsium 230 mg, fosfor 40 mg,
proses blastulasi, grastulasi, organogenesis besi 7,0 mg, besi ion 3,5 g, karoten (dalam
sampai mencapai proses penetasan. Mandiri bentuk vitamin A) 9600 IU, tiamin 70 ug,
(2007) mengemukakan bila embrio telah lebih riboflavin 30 ug, asam nikotionat 0,7 mg dan
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 39
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
vitamin C 5 mg. Hal ini juga dikatakan oleh Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini
Widarto (1990) dalam Dwiyanti (2010) bahwa adalah :
daun sirih mengandung minyak atsiri yang 1. Perlakuan 1 (P1) konsentrasi 1,25 ml/L.
bersifat menghambat pertumbuhan mikroba. 2. Perlakuan 2 (P2) konsentrasi 1,50 ml/L.
Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai 3. Perlakuan 3 (P3) konsentrasi 1,75 ml/L.
aktivitas terhadap beberapa bakteri gram positif 4. Perlakuan 4 (kontrol) konsentrasi 0 ml/L.
dan gram negatif. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Daun sirih diketahui memiliki kandungan Menyiapkan Bahan Uji
zat yang bersifat anti jamur. Hal ini dikatakan Telur gurami yang digunakan pada
oleh Widarto (1990) dalam Sugianti (2009) penelitian ini berasal dari induk ikan gurami
bahwa daun sirih mengandung minyak atsiri yang telah diseleksi kematangannya. Induk ikan
yang bersifat menghambat pertumbuhan gurami beratnya sekitar 2-3 kg diambil dari
mikroba dan jamur. Komposisi dalam minyak BBAT Sungai Gelam. Pemijahan ikan
atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol dilakukan dengan kawin massal. Jumlah telur
propenil (sampai 60%). Komponen utamanya yang digunakan pada penelitian ini yaitu
eugenol (sampai 42,5%), karvakrol chavikol, sebanyak 1200 butir. Penelitian ini
kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol asetat, menggunakan RAL yang penentuan denah
alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, penelitiannya tidak disengaja, yaitu dengan
metil eter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan mengundi, 4 perlakuan dan 3 ulangan.
senyawa seskuiterpen. Perendaman Telur Dengan Ekstrak Daun
Ciri ± ciri minyak atsiri, minyak atsiri Sirih
bersifat mudah menguap karena titik uapnya Langkah-langkah yang dilakukan dalam
rendah. Selain itu, susunan senyawa rencana pelaksanaan penelitian yaitu :
komponennya kuat mempengaruhi syaraf 1. Akuarium dan toples dicuci dan
manusia (terutama di hidung) sehingga dibersihkan.
seringkali memberikan efek psikologis tertentu 2. Menyusun akuarium dan toples diruang
(baunya kuat). Setiap senyawa penyusun penelitian.
memiliki efek tersendiri, dan campurannya 3. Aklimatisasi telur dalam air dilakukan + 15
dapat menghasilkan rasa yang berbeda. menit di akuarium yang lain.
METODOLOGI PENELITIAN 4. Perendaman telur ditoples pada 1 liter air
Tempat dan Waktu dengan konsentrasi yang berbeda selama 20
Kegiatan penelitian ini dilakukan di menit.
Laboratorium Dasar Universitas Batanghari 5. Memasukkan air ke dalam akuarium
Jambi. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 sebanyak 20 liter/wadah.
bulan, yaitu mulai September 2011 - Maret 6. Setelah perendaman telur didalam toples
2012. selama 20 menit, telur dipindahkan ke
Alat dan Bahan dalam akuarium.
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu 7. Menyetel water heater sesuai dengan suhu
: akuarium (30x30x60 cm), aerator, blender, yang diinginkan.
saringan/kain kassa, kamera digital, alat Perendaman telur ikan gurami (O.gouramy)
pengukur kualitas air, gelas ukur, water heater, dilakukan kedalam tiap-tiap wadah toples
mikroskop, spuit, sendok, preparat dan toples berukuran 1,5 liter dari masing-masing
ukuran 1,5 liter. Sedangkan bahan yang konsentrasi perlakuan yang telah berisi ekstrak
digunakan dalam penelitian yaitu: air, telur ikan daun sirih, setiap toples berisi 100 butir telur
gurami dan ekstrak daun sirih. ikan gurami/liter air dengan konsentrasi yang
Rancangan Penelitian berbeda pada setiap perlakuan. P1 = 1,25 ml
Rancangan yang digunakan dalam ekstrak daun sirih, P2 = 1,50 ml ekstrak daun
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap sirih, P3 =1,75 ekstrak daun sirih. Perlakuan
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. perendaman dilakukan selama 20 menit.
Model matematis Rancangan Acak Sebelum dilakukan perendaman, telur terlebih
Lengkap (RAL) yang digunakan adalah model dahulu di amati dengan menggunakan
rancangan Steel and Torrie (1992), yaitu ; mikroskop. Setelah 20 menit perendaman, telur
Yij = X + ai + Eij dipindahkan kedalam akuarium yang telah
Keterangan : dilengkapi dengan aerasi serta heatermya.
Yij : Pengamatan perlakuan ke i ulangan ke j Pengamatan morfologi telur dilakukan selama 1
X: Nilai rata-rata x 120 menit menggunakan mikroskop.
ai: Pengaruh perlakuan ke i Parameter Yang Diamati
Eij: Kesalahan perlakuan ke i dengan ulangan Parameter yang diamati dalam penelitian ini
ke j adalah :
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 40
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
1. Daya tetas telur (Hatching Rate) menurut Data yang diproleh selama penelitian
Gusrina (2008) dihitung dengan rumus : ditabulasikan ke dalam bentuk tabel, kemudian
Jumlah telur menetas dianalisis dengan analisis sidik ragam (anova)
HR = X 100% dan untuk mengetahui perbandingan pengaruh
Jumlah total telur perlakuan terhadap kelangsungan hidup larva
menggunakan uji Duncan (DNMRT) pada taraf
2. Kelangsungan Hidup larva (Survival Rate) 5%.
menurut Gusrina (2008) dihitung dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
rumus : Daya Tetas Telur (Hatching Rate/HR)
Hasil penelitian menyatakan bahwa setelah
Jumlah ikan mati dilakukan perendaman ekstrak sirih terhadap
SR = X 100% telur ikan gurami (O. Gouramy), ternyata rata-
Jumlah ikan hidup
rata keberhasilan penetasan telurnya dapat
3. Kualitas Air dilihat pada tabel 2.
Sebagai data pendukung diukur kualitas air Tabel 2. Rata-Rata Keberhasilan Penetasan
media penetasan yang meliputi suhu, amoniak, Telur Ikan Gurami (O. gouramy) Dengan
pH, karbondioksida dan oksigen terlarut. Perbedaan Perendaman Ekstrak Daun Sirih.
Analisis Data
Perlakuan Rata-rata keberhasilan penetasan (%)
P2 (1,50 ml/l) 84,33 a
P1 (1,25 ml/l) 71,66 b
P3 (1,75 ml/l) 63 bc
(kontrol) 60,33 c
Keterangan : Angka-Angka Yang Diikuti Oleh Huruf Kecil Yang Berbeda Pada Kolom Yang Sama
Menunjukkan Berbeda Nyata Pada Taraf 5% Menurut Uji Lanjut DMNRT (Duncan
Multiple New Range Test)
Pada tabel 2 diatas menunjukkan bahwa menyebabkan hampir 30 % telur mati terserang
dengan konsentrasi 1,50 ml/l ternyata efektif jamur Saprolegnia sp. Pada konsentrasi ini
untuk mencegah tumbuhnya jamur pada telur. menunjukkan pH 5,2.
Hal ini terbukti dengan rata-rata keberhasilan Selanjutnya pada konsentrasi 1,75 ml/l (P3)
penetasan telur ikan gurami (O. gouramy) yang yaitu sebesar 63 %. Pada konsentrasi 1,75 ml
lebih tinggi (84,33%) dan telur menetas sampai ekstrak daun sirih tingkat penetasan telur hanya
17 jam. Sehingga proses perkembangan embrio 63 %. Memang jamur Saprolegnia sp. mati
dari fase pembelahan sel (morula) sampai semua, tetapi hal ini menyebabkan kinerja
pembentukan organ (organogenesis) berjalan perkembangan embrio berlangsung terlalu
dengan baik tanpa gangguan jamur Saprolegnia cepat. Efek dari perendaman dengan konsentrasi
sp. Kadar pH pada konsentrasi 1,50 ml yaitu ini yang terlalu banyak sehingga membuat
5,0. berbeda sangat nyata dengan perlakuan embrio yang muda prematur dan embrio pun
konsentrasi 1,25 ml/l, 1,75 ml/l dan tanpa tidak mampu untuk beradaptasi lebih lama dan
konsentrasi (kontrol). Sedangkan perlakuan banyak embrio yang mati terutama pada fase
dengan konsentrasi 1,25 ml/l menunjukkan siap menetas. Pada konsentrasi 1,75 ml
perbedaan nyata terhadap perlakuan dengan menunjukkan kadar pH 4,7.
konsentrasi 1,75 ml/l dan tanpa konsentrasi. Sedangkan pada konsentrasi (kontrol) 0 ml
Pada perlakuan dengan konsentrasi 1,75 ml/l tanpa pemberian ekstrak daun sirih tidak banyak
juga memberikan perbedaan yang sangat nyata memberikan tingkat kehidupan sama sekali
terhadap perlakuan tanpa konsentrasi. hampir 40 % telur mati terserang jamur dengan
Kemudian menurun pada perendaman pH 6,5. Menurut Sumantadinata (2010), apabila
dengan konsentrasi 1,25 ml/l (P1) yaitu sebesar pada proses perkembangan embrio terserang
71,66 %. Konsentrasi 1,25 ml dengan jamur, maka kemampuan telur untuk menetas
menggunakan ekstrak daun sirih memberikan akan berkurang bahkan menyebabkan kematian
tingkat kehidupan terhadap telur hampir 71 %. pada telur tersebut sehingga menyebabkan
Rasio penetasan yang hampir 71 % ini tidak keberhasilan penetasan yang rendah, telur
terlalu banyak terhadap penetasan. Hal ini menetas keseluruhan terjadi selama 19 jam.
karena pemberian konsentrasi 1,25 ml ekstrak Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
daun sirih terlalu sedikit. Sehingga peranan bahwa perendaman telur ikan gurami dengan
minyak atsiri yang terkandung dalam ekstrak ekstrak daun sirih berpengaruh nyata terhadap
daun sirih dalam menghambat pertumbuhan penetasan telur ikan gurami (F hitung > F tabel
jamur tidak merata ke semua telur, yang 5%). Untuk mengetahui tingkat perbedaan dari
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 41
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
masing-masing perlakuan dilakukan uji cangkang telur yang lembek akan pecah
DMNRT pada taraf 5% (lampiran) sehingga embrio akan keluar dari cangkangnya.
Hasil dari penelitian tentang pemanfaatan Jamur akan menyerang telur ikan pada
ekstrak daun sirih sebagai obat alami untuk kondisi lingkungan yang tidak baik. Kemudian
mencegah serangan jamur yang biasa telur ikan tersebut akan terserang jamur yang
menyerang telur ikan gurami (O. gouramy), ditandai dengan ditumbuhi oleh benang-benang
memberikan pengaruh yang positif yaitu halus seperti kapas pada permukaan telur. Pada
menghambat serangan jamur. awalnya jamur ini tidak berbahaya tapi bila
Hasil penelitian Herawati dalam Sugianti serangannya tidak dihentikan jamur akan
(2009) menyatakan bahwa pengobatan dengan menyebar pada telur yang lain dan telur akan
cara perendaman menggunakan bahan alami mati. Penanggulangan terhadap jamur yang baik
daun sirih efektif untuk menghambat untuk telur yaitu menggunakan dengan
perkembangbiakan jamur Saprolegnia sp. perendaman ekstrak daun sirih. Mandiri (2007)
Dengan konsentrasi ekstrak daun sirih 0 ml, 20 menyebutkan bahwa Saprolegnia sp. merupakan
ml, 40 ml, 60 ml, dan 80 ml ekstrak daun salah satu jamur yang sering menyerang telur
sirih/20 liter air (komposisi 200 gr daun sirih). dan larva ikan air tawar. Jamur akan menyerang
Pada konsentrasi 40 ml/20 liter, tingkat telur ikan pada kondisi lingkungan yang tidak
mortalitas Saprolegnia sp mencapai 99,4%. baik. Kemudian telur ikan tersebut akan
Perendaman dengan menggunakan ekstrak terserang jamur yang ditandai dengan ditumbuhi
daun sirih membuat pH menjadi asam. Sifat anti oleh benang-benang halus seperti kapas pada
jamur pada ekstrak daun sirih menunjukkan permukaan telur. Pada awalnya jamur ini tidak
kadap pH dibawah 6. Berdasarkan hasil berbahaya tapi bila serangannya tidak
penelitian pH asam mempunyai pengaruh dihentikan jamur akan menyebar pada telur
terhadap perkembangan embrio lebih cepat. yang lain dan telur akan mati.
Tapi pada konsentrasi 1,75 menunjukkan pH Tingkat Kelangsungan Hidup Larva
pada angka 4,7. pH ini membuat telur jadi Hasil akhir penelitian terhadap
prematur. Perendaman telur dengan ekstrak kelangsungan hidup larva sampai pada hari ke-
daun sirih yang terlalu terlalu banyak 15 diperoleh perbedaan kelangsungan hidup
menyebabkan semakin banyak cairan yang larva. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
masuk kedalam telur sehingga embrio semakin tabel 3.
aktif bergerak dan akhirnya telur menjadi cepat Jumlah larva yang hidup dibagi dengan
menetas sebelum waktunya. Hal ini terjadi faktor awal kepadatan jumlah telur penelitian,
karena proses kerja mekanik dari embrio itu maka didapat rata-rata persentase kelangsungan
sendiri. Menurut Mandiri (2007) penetasan hidup larva. Pada tabel 3, rata-rata
terjadi karena adanya kerja mekanik. Kerja kelangsungan hidup larva diperoleh: P2 sebesar
mekanik terjadi karena embrio sering mengubah 83,67 %, kemudian P1 sebesar 70,67 %, P3
posisinya karena kekurangan ruang dalam sebesar 61,67 %, dan kontrol sebesar 58,33 %.
cangkangnya, atau karena embrio lebih panjang Tabel 3. Rata-Rata Kelangsungan Hidup Larva
dari lingkungan dalam cangkangnya. Dengan Ikan Gurami (O. gouramy).
pergerakan ± pergerakan tersebut bagian
Perlakuan Rata-rata Kelangsungan Hidup Larva Hari 15
P2 70,67 a
P1 83,67 b
P3 61,67 bc
Kontrol 58,33 c
Keterangan : Angka-Angka Yang Diikuti Oleh Huruf Kecil Yang Berbeda Pada Kolom Yang Sama
Menunjukkan Berbeda Nyata Pada Taraf 5% Menurut Uji Lanjut DMNRT (Duncan
Multiple New Range Test)
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
kelangsungan hidup larva ikan gurami (O. perendaman telur ikan gurami dengan ekstrak
gouramy) yang lebih tinggi adalah P2 dan daun sirih berpengaruh nyata terhadap
berbeda sangat nyata dengan P1, P3 dan penetasan telur ikan gurami (F hitung > F tabel
Kontrol. Sedangkan P1 menunjukkan perbedaan 5%). Untuk mengetahui tingkat perbedaan
nyata terhadap P3 dan Kontrol. Pada P3 juga masing-masing keberhasilan dilakukan uji
memberikan perbedaan yang sangat nyata DNMRT pada taraf 5%.
terhadap Kontrol. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirih
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 42
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
terhadap telur ikan gurami berpengaruh Kelangsungan hidup larva yang baik dalam
terhadap kelangsungan hidup larva, karena pada pemeliharaan larva yaitu dengan pemberian
P1, P2, dan P3 tingkat kelansungan hidup larva aerasi, kemudian suhu yang dipertahankan
lebih baik daripada kontrol yang tanpa dengan menggunakan water heater. Apabila
pemberian ekstrak daun sirih. Ekstrak etanol kualitas air tidak baik yang mana tanpa aerasi
pada daun sirih mengandung senyawa flavonoid dan suhu yang tidak stabil maka kelangsungan
yang berpotensi bekerja sebagai imunostimulan hidup larva ikan gurami tidak akan baik
dan bekerja terhadap limfokin yang dihasilkan (Gusrina, 2008).
oleh sel sehingga akan merangsang sel-sel Kualitas Air
fagosit untuk melakukan respon fagositosis Didalam pelaksanaan penelitian yang
dalam pembentukan sistem imun kekebalan dilaksanakan, ada beberapa parameter kualitas
tubuh terhadap larva ikan gurami (O. gouramy). air yang diamati selama penelitian yaitu, suhu,
Menurut Mandiri (2007) menyatakan pH, DO, CO2 dan Amoniak. Hasil dari
bahwa embrio yang sudah menetas akan pengukuran parameter kualitas air dari BBAT
terapung dengan bagian perut berada pada selama penelitian dari awal sampai terakhir
sebelah bagian atas. Pada tahap awal, larva- dapat dilihat pada tabel 4 dan 5.
larva ini akan hidup dari persediaan kuning telur Tabel 4 . Data Hasil Pengukuran Kualitas Air
(yolk) yang masih tersisa. Kuning telur yang Selama Penelitian Yang Dilakukan
masih tersisa ini akan diserapnya selama Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami
beberapa hari sambil menunggu proses (O. gouramy) Dengan Perendaman
penyempurnaan alat pencernaan. Ekstrak Daun Sirih.
Hasil Pengujian
No Parameter Satuan Spesifikasi Metode
1 2 3 4
1 pH - 5.2 5.0 4.7 6.5 pH-Metri
2 Amonia Mg/l 0.07 0.10 0.05 0.20 SNI 06-2479-1991
3 CO2 Mg/l 5.0 6.0 8.0 7.0 SNI 06-4139-1996
Keterangan :
(1) : Sampel A, (2) : Sampel B, (3) : Sampel C, (4) : Sampel D.
Tabel 5. Data Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian Yang Dilakukan Terhadap Kelangsungan
Hidup Larva ikan Gurami (O. gouramy) Pada Akhir Penelitian.
Hasil Pengujian
No Parameter Satuan Spesifikasi Metode
1 2 3 4
1 pH - 6.5 6.6 6.5 6.5 pH-Metri
2 Amonia Mg/l 1.27 0.99 1.11 1.56 SNI 06-2479-1991
3 CO2 Mg/l 4.0 5.0 4.0 4.0 SNI 06-4139-1996
4 DO Mg/l 7.3 7.0 8.1 8.1 SNI 06-2424-1991
Keterangan :
(1) : Sampel A, (2) : Sampel B, (3) : Sampel C, (4) : Sampel D
Suhu selama penetasan dipertahankan lain adalah suhu dan pH.
dengan suhu adalah 30 0C. Derajat keasaman Derajat keasaman (pH) selama penelitian
(pH) selama penelitian adalah berkisar 4,7 - 6,5 berkisar antara 4.7 ± 6.5 kisaran ini masih
kandungan oksigen terlarut selama penelitian berada pada kisaran yang cocok untuk
adalah berkisar antara 7,0 ± 8,1 ppm, sedangkan penetasan ikan . Mandiri (2007) menyatakan
kandungan karbondioksida bebas selama bahwa untuk kegiatan penetasan ikan yang baik
penelitian adalah berkisar antara 4,0 ± 5,0 ppm harus mempunyai nilai pH dibawah 6,0. Karena
dan Amoniak selama penelitian berkisar antara sifat asam akan mempengaruhi penetasan telur
0,99 ± 1,56 ppm. yang lebih cepat.
Didalam pelaksanaan penelitian ini Kandungan oksigen terlarut selama
digunakan pemanas (heater) untuk menghindari penelitian berkisar antara 7,0 ± 8,1 ppm, kisaran
terjadinya fluktuasi suhu terutama pada malam ini masih berada dalam kisaran yang
hari. Suhu air selama penelitian adalah 300C, mendukung untuk kehidupan ikan. Dardiani dan
suhu tersebut merupakan suhu yang terbaik Intan (2010) dalam Dalimunthe (2010)
untuk penetasan telur ikan gurami (O. menjelaskan bahwa telur membutuhkan oksigen
gouramy). Mandiri (2007) faktor lingkungan yang cukup. Oksigen tersebut masuk kedalam
yang mempengaruhi perkembangan sel telur telur secara difusi melaui lapisan permukaan
sejak pembuahan sampai telur menetas antara cangkang telur. Dalam penetasan telur oksigen
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 43
(Osphronemus Gouramy. Lac)
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014
Efektifitas Pemberian Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle. l) Terhadap Penetasan Telur Ikan Gurami 44
(Osphronemus Gouramy. Lac)